Pengembangan Kelembagaan Peningkatan Pendapatan

61 Pada masa pembangunan jalanjembatan, pembangunan tempat pelelangan ikan dan pembuatan drainase dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat sekitar ikut dilibatkan dengan diberi upah dan kontraktor berasal dari pengusaha setempat. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Bapak Edison Sanggele bahwa “Pembuatan drainase dilakukan secara manual oleh tenaga manusia, bertepatan pada saat itu Pemerintah sedang menjalankan Program Jaring Pengaman Sosial. Masyarakat Kuala Tanjung dan Kuala Indah bergilir mengerjakan pembuatan drainase dan diberi upah Rp.15.000,- perhari”.

4.5.2 Pengembangan Kelembagaan

PT. Inalum selalu melibatkan BPD Badan Permusyawaratan Desa, Aparat Desa, Kelompok TaniPeternak, Kelompok Nelayan, dan Tokoh Masyarakat dalam setiap kegiatan Community Development. Pada saat pembangunan jalanjembatan, bahwa dari 100 orang responden, 84 orang mengetahui bahwa PT. Inalum pernah membangun jalan dan jembatan, sisanya 16 orang tidak mengetahui. Dari 84 orang responden menyatakan bahwa pembangunan jalanjembatan tersebut 35,71 30 orang merupakan usul sebagian masyarakat; 33,33 28 orang usul dari tokoh masyarakat dan BPD; 23,81 20 orang usul dari semua masyarakat; dan 7,14 6 orang merupakan inisiatif PT. Inalum. Lihat Gambar 4.5 berikut: Universitas Sumatera Utara 62 23.81 35.71 33.33 7.14 Usul dari semua masyarakat Usul sebagian masyarakat Usul Tokoh masyarakat, BPD Sepenuhnya PT. Inalum Gambar 4.5 Diagram UsulInisiatif Pembangunan JalanJembatan Pada pembangunan Tempat Pelelangan Ikan TPI di dusun IV Pantai Desa Kuala Indah, dari 100 orang responden hanya 10 yang mengetahui bahwa PT. Inalum yang membangunnya. Dari 10 orang responden, 8 orang yang menyatakan bahwa pembangunan jalanjembatan tersebut merupakan usul tokoh masyarakat dan BPD, dan 2 orang lagi menyatakan usul dari sebagian masyarakat. Pada pembangunan drainase, bahwa dari 100 orang responden, 62 orang mengetahui bahwa PT. Inalum pernah membuat drainase, sisanya 38 orang tidak mengetahui. Dari 62 orang responden; 43,55 27 orang menyatakan bahwa pembuatan drainase itu merupakan usul dari sebagian masyarakat; 32,26 20 orang usul dari semua masyarakat; 17,74 11 orang usul dari tokoh masyarakat dan BPD; dan 6,45 4 orang merupakan inisiatif PT. Inalum, dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut: Universitas Sumatera Utara 63 32.26 43.55 17.74 6.45 Usul dari semua masyarakat Usul sebagian masyarakat Usul Tokoh masyarakat, BPD Sepenuhnya PT. Inalum Gambar 4.6 Diagram UsulInisiatif Pembuatan Drainase

4.5.3 Peningkatan Pendapatan

Dari 100 responden, ada sekitar 15 orang yang pernah memperoleh pelatihan menjahit dan salon, namun setelah itu mereka tidak membuka usaha menjahit sehingga pendapatan mereka tidak berubah. Begitu juga dengan 3 orang pelatihan pembuatan pupuk kompos dan pertanian, dan 1 orang memperoleh pelatihan pembuatan sapu, mereka tidak dapat berbuat banyak karena bukan berasal dari kebutuhan masyarakat setempat dan tidak ada tindak lanjut dari pelatihan tersebut dan ini didukung oleh hasil wawancara dengan Bapak Edison Sanggele bahwa “PT. Inalum memang sering mengadakan pelatihan-pelatihan baik itu menjahit, salon, pembuatan pupuk kompos dan pembuatan sapu, namun tidak bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan. Pelatihan tersebut tidak ada tindak lanjutnya”. Kemudian dari kelompok peternak yang memperoleh bantuan sapi bergulir sekitar Bulan Maret 2007, di Desa Kuala Tanjung hanya satu kelompok memperoleh Universitas Sumatera Utara 64 dua ekor sapi betina, begitu juga di Desa Kuala Indah. Pada saat penelitian di lapangan sapi-sapi tersebut belum berkembang biak. Lain halnya dengan bantuan kambing pada tahun 2004 di Desa Kuala Tanjung hanya satu kelompok memperoleh dua ekor sapi betina, begitu juga di Desa Kuala Indah dimana setiap kelompok peternak memperoleh sebanyak lima ekor, satu ekor jantan dan empat ekor betina. Pada saat penelitian, kelompok peternak sudah mampu menggulirkan sebanyak 5 ekor kepada kelompok peternak lainnya. Namun mereka belum memperoleh manfaat secara ekonomis. Namun secara psikologis masyarakat sekitar kelompok tersebut mulai tertarik untuk beternak kambing.

4.5.4 Pembangunan Infrastruktur