menggerakkan  mesin.  Parameter  ini  menjadi  indikasi  yang  jelas  akan  efisiensi  mesin  untuk mengubah  energi  panas  menjadi  kerja  mekanik.  Semakin  tinggi  efisiensi  thermal  maka
kinerja  performansi  dinyatakan  semakin  baik  karena  proses  pembakaran  yang  terjadi didalam ruang bakar semakin efisien. dari hasil pengujian didapat bahwa bahan bakar metil
ester jarak pagar dan dimetil ester rantai bercabang DMEB memiliki efisiensi yang rendah. Hubungan  effisiensi  termal  dengan  bahan  bakar  metil  ester  dapat  dilihat  pada  Grafik  4.4.
dibawah ini.
Grafik 4.4. Hubungan efisiensi thermal  dengan Putaran mesin rpm
Dari  Grafik  4.4.  terlihat  bahwa  terjadi  penurun  efisiensi  thermal  pada  setiap penambahan konsentrasi metil ester jarak pagar dan dimetil ester turunan oleat, minsalnya di
putaran  1600  rpm,  pada  B55  metil  ester  5,19,  B10  10  metil  ester,  2,43,  dan B10mix 10 metil ester dan 1 dimetil ester rantai bercabang 1,78. Sedangkan pada B0
0 metil ester 100 Solar pertadex  efisiensi thermal yang dihasilkan lebih tinggi 7,20. Hal  ini  disebabkan  karena  keterkaitannya  dengan  nilai  daya,  SFC,  dan  nilai  kalor  yang
dihasilkan ketika menggunakan bahan bakar metil ester minyak jarak pagar dan dimetil ester rantai cabang DMEB mengalami penurunan sehingga mempengaruhi efisiensi thermal yang
dihasilkan mesin diesel. Menurunnya nilai kalor dari bahan bakar metil ester minyak jarak pagar maka jumlah
panas atau energi yang dihasilkan dari proses pembakaran menurun. sehingga menyebabkan nilai  efisiensi  thermalnya  digunakan  untuk  menggerakkan  mesin  akan  menurun,  hal  sama
juga  dilaporkan  bahwa  terjadi  penurunan  efisiensi  thermal  pada  biodiesel  minyak  goreng curah dibandingkan dengan solar.                    Bambang, S. dan Zulkarnaen. 2008.
7.20 11.72
14.39 15.42
16.04 17.48
5.19 5.61
6.02 6.23
6.44 6.64
2.43 3.31
3.97 4.41
4.63 4.74
1.78 2.22
2.45 2.67
2.00 1.11
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00 18.00
20.00
1600 1800
2000 2200
2400 2600
E fi
si e
n si
T h
e rm
a l
Putaran mesin rpm
Efisiensi Termal
Pertadex Efisiensi
Termal B5
Efisiensi Termal
B10
Universitas Sumatera Utara
Dari  hasil  pengujian  kinerja  performansi  mesin  diesel  yang  dilakukan  bahwa  efek metil ester minyak jarak dengan dimetil ester minyak jarak mengalami penurun dibandingkan
B0  solar  pertadex,  hal  ini  disebabkan  nilai  kalor  dari  metile  ester  minyak  jarak,  yang mempengaruhi nilai torsi, dan nilai torsi sangat mempengaruhi daya  yang dihasilkan mesin,
akibat daya yang dihasilkan berkurang maka konsumsi bahan bakar akan semakin meningkat dan effiiensi thermalnya menurun.
4.3. Uji emisi gas buang mesin diesel
Emisi  gas  buang  adalah  sisa  hasil  pembakaran  bahan  bakar  didalam  mesin,  yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Pembakaran yang dihasilkan akan terbang ke
atmosfer  sehingga  mempengaruhi  pencemaran  udara  dan  lingkungan.  Emisi  hasil pembakaran  seperti  CO,  CO
2,
HC,  O
2
,  dan  NOx,  dari  data  hasil  pengujian emisi gas  buang dihasilkan  didapat  emisi  hasil  gas  buang  bahan  bakar  metil  ester  dan  dimetil  ester  rantai
bercabang  DMEB  dapat  diturunkan  pada  putaran  1600  rpm,  1800  rpm,  2000  rpm,  2200 rpm, 2400 rpm, dan 2600 rpm, seperti terlihat pada lampiran D.
Dari  lampiran  D  terlihat  bahwa  terjadi  penurunan  penurun  emisi  gas  buang  hasil pembakaran  dengan  menggunakan  bahan  bakar  metil  ester,  hal  ini  disebabkan  karena  pada
pertadex  terdapat  zat  aromatics,  zat  aromatics  ini  merupakan  zat  yang  mempunyai  energi lebih besar per volumenya yang dapat menghasilkan emisi yang lebih besar, sedangkan pada
metil ester tidak mengandung  aromatics dan mempunyai kadar emisi  yang rendah sehingga bisa dikatakan terdapat efek metil ester minyak jarak pagar dengan dimetil ester turunan oleat
terhadap emisi gas buang hasil pembakaran mesin diesel.
4.3.1. Emisi karbon monoksida CO
Karbon  monoksida  COmerupakan  hasil  pembakaran  tidak  sempurna  dari  bahan bakar  yang  mengandung  hidrokarbon.  Gas  ini  sifatnya  beracun  dan  merupakan  salah  satu
polutan  yang  sering  dijumpai  sebagai  emisi  hasil  pembakaran  minyak  pada  mesin.  Data penelitian  uji emisi  yang  telah  dilakukan  menunjukkan  kandungan  metil  ester  minyak  jarak
maupun  DMEB  memberi  efek  pada    emisi  karbon  monoksida.  Efek  ini  dapat  dilihat  pada Grafik 4.5 dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.5. Hubungan karbon monoksida  dengan putaran mesin rpm Dari  Grafik  4.5  terlihat  efek  metil  ester  minyak  jarak    terhadap  emisi  karbon
monoksida CO menurun, minsalnya pada putaran 1600 rpm, campuran metil ester dengan dimetil  ester  rantai  bercabang  B5  5  metil  ester  1,74,  B10  10  metil  ester,  1,56
B10mix  10  metil  ester  dan  1  dimetil  ester  rantai  bercabang  1,54  dibandingkan dengan  B0  0  metil  ester  atau  100  solar  pertadex  3,42.  Hal  ini  disebabkan  karena
pengaruh oksigen terikat pada metil ester menyebabkan pembakaran lebih sempurna. Dengan bahan bakar  metil ester B5, B10, B10mix terlihat penurunan emisi karbon monoksida CO
lebih rendah dari B0 0 metil ester atau 100 solar pertadex, pada komposisi kimia dari pertadex dan metil ester berbeda dalam kandungan oksigen,
B0  Solar  pertadex  terdiri  dari  hidrokarbon  rantai  lurus  dan  sebagian  rantai bercabang, sedangkan pada metil ester mengikat dua atom oksigen, semakin banyak oksigen
rongga campuran yang ada, maka oksigen akan masuk kedalam rongga sehingga pembakaran semakin  sempurna,  sehingga  menghasilkan  karbon  monoksida  yang  rendah.  hal  yang  sama
dilaporkan  bahwa  terjadi  penurunan  emisi  karbon  monoksida  CO  dengan  menggunakan bahan bakar biodiesel 0,086 Bangun, N. 2010.
4.3.2. Emisi hidrokarbon HC
Hidrokarbon terbentuk akibat bahan bakar didalam ruang bakar tidak terbakar secara keseluruhan atau sempurna. Gas buang HC juga terbentuk karena dua faktor yaitu : 1 Bahan
3.42
1.32 3.90
3.52
2.34
1.46 1.74
1.13 1.26
1.68 2.32
1.30 1.56
1.19 1.67
1.13 2.23
1.21 1.54
1.29 1.62
1.13 1.50
1.07
- 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00 4.50
1600 1800
2000 2200
2400 2600
K a
rb on
m on
oksi d
a
Putaran Mesin rpm
CO  Pertadex CO  B5
CO  B10 CO  B10mix
Universitas Sumatera Utara
bakar  yang  tidak  terbakar  dan  keluar  menjadi  gas  2  Bahan  bakar  terpecah  karena  reaksi panas berubah menjadi gugusan hidrokarbon HC yang lain, yang keluar bersama gas buang.
Sebab utama timbulnya  gas buang hidrokarbon adalah karena sekitar dinding-dinding ruang bakar  memiliki  temperatur  rendah  dimana  pada  temperatur  itu  pembakaran  tidak  mampu
dilakukan
.
Penambahan  persentase  metil  ester  minyak  jarak  dengan  dimetil  ester  rantai bercabang DMEB dapat merendahkan emisi hidrokarbon HC seperti terlihat pada Grafik
4.6 berikut ini.
Grafik 4.6. Hubungan hidrokarbon ppm dengan putaran mesin rpm Dari Grafik 4.6. menunjukkan bahwa metil ester minyak jarak  dan dimetil ester rantai
bercabang  DMEB  mempunyai  efek  terhadap  penurunan  kadar  hidokarbon,  minsalnya  di putaran  1600  rpm,  pada  B5  5  metil  ester  185  ppm,  B10  10  metil  ester  184  ppm,
B10mix  10  metil  ester  dan  1  dimetil  ester  rantai  bercabang  175  ppm,  dibandingkan dengan  B0  0  metil  ester  atau  100  solar  pertadex  175  ppm.  Berkurangnya  senyawa
hidrokarbon  ini  disebabkan  karena  jumlah  O
2
terikat  bonded  oxygen  yang  terkandung didalam  metil  ester minyak  jarak  dengan  dimetil ester  rantai  bercabang  DMEB  terdapat  4
atom  oksigen  yakni  RCOOH
3
dan  COOCH
3
yang  terikat  sehingga  terjadi  pembakaran  yang lebih baik .
Pada metil ester jarak pagar selain O
2
dari udara, O
2
pada metil ester akan turut serta dalam  proses  pembakaran,  sehingga  pembakaran  menjadi  lebih  baik.  Selain  itu  gas  buang
185 192
184 188
188
178 185
191
175 181
185
173 184
185
175 176
183
172 175
185 186
187 185
172
160 165
170 175
180 185
190 195
1600 1800
2000 2200
2400 2600
H id
ro ka
rb o
n p
p m
Putaran Mesin rpm
HC ppm Pertadex HC ppm B5
HC ppm B10 HC ppm B10mix
Universitas Sumatera Utara
hidrokarbon  dipanaskan  kembali  ketika  emisi  keluar  dari  ujung  knalpot,  sehingga  gugus hidrokarbon  berubah  menjadi  unsur  H
2
dan  C.  Kemungkinan  terbesar  yang  terjadi  adalah unsur    H
2
bersenyawa  dengan  unsur  O
2
menjadi  H
2
O,  karena  banyaknya  massa  H
2
O  yang menetes  keluar  sehingga  menurunkan  hidrokarbon.  Hal  yang  sama  telah  dilaporkan  bahwa
terjadi  penurunan  hidrokarbon  HC  dengan  menggunakan  bahan  bakar  biodiesel  minyak jarak pagar Sumarsono, M. 2008.
4.3.3. Emisi karbon dioksida CO
2
karbon  dioksida  CO
2
merupakan  senyawa  yang  tidak  berwarna  dan  beracun  hasil pembakaran  minyak  diesel  dari  mesin  diesel,  efek  dari  CO
2
ini  adalah  membawa  dampak terhadap  efek  rumah  kaca  atau  pemanasan  global.  Dari  data  pengujian  yang  dilakukan
Karbon  dioksida  CO
2
yang  terkandung  dalam  emisi  gas  buang  dpat  diturunkan  dengan makin  besarnya  persentase  dari  metil  ester  dan  dimetil  ester  turunan  oleat  atu  dimetil  ester
rantai bercabang DMEB  yang dicampukan pada solar pertadex seperti terlihat pada Grafik 4.7 berikut ini.
Grafik 4.7. Hubungan karbon dioksida  dengan putaran mesin rpm Dari  Grafik  4.7.  terlihat  bahwa  efek  metil  ester  minyak  jarak  pagar  dengan  dimetil
ester  rantai  bercabang  DMEB  sangat  mempengaruhi  penurunan  emisi  karbon  dioksida,  di putaran 1600 rpm, pada  B5 5 metil ester 5,92, B10 10 metil ester 5,38,  B10mix
10  metil  ester  dan  1  dimetil  ester  rantai  bercabang  5,26,  dibandingkan  dengan  B0 0  metil  ester  atau  100  solar  pertadex  5,96.  Seperti  telah  diketahui  bahwa  karbon
5.96 5.85
5.65 5.52
4.97 6.28
5.92 5.57
5.53 5.47
5.39 4.77
5.38 6.94
4.51 5.11
5.23 4.52
5.26 5.08
5.48 5.46
4.74 4.16
1 2
3 4
5 6
7 8
1600 1800
2000 2200
2400 2600
K a
rb on
d ioksi
d a
Putaran Mesin rpm
CO2 Pertadex
CO2   B5 CO2   B10
CO2 B10mix
Universitas Sumatera Utara
monoksida  CO  merupakan    gas  yang  cukup  banyak  terdapat  di  udara,  dimana  gas  ini terbentuk akibat adanya suatu pembakaran yang tidak sempurna.
Metil  ester  jarak  pagar  dengan  dimetil  ester  rantai  cabang  DMEB  tersebut  mampu bekerja  untuk  mengurangi  emisi  gas  buang  CO  dan  CO
2
,  sesuai  dengan  reaksi  kimia  yang telah  disampaikan  bahwa  hal  ini  didukung  oleh  meningkatnya  kandungan  oksigen  yang
dihasilkan,  berarti  bahwa  pengurangan  senyawa  CO  bukanlah  karena  berubah  menjadi senyawa CO
2
, tetapi lebih cenderung karena terurai menjadi unsur C dan O
2
. Bila karbon di dalam  bahan  bakar  metil  ester  minyak  jarak  terbakar  habis  dengan  sempurna  maka  terjadi
reaksi berikut:
C + O
2
CO
2
Dalam proses ini yang terjadi adalah CO
2
. Apabila unsur-unsur oksigen udara tidak cukup,  akan  terjadi  proses  pembakaran  tidak  sempurna,  sehingga  karbon  di  dalam  bahan
bakar terbakar dalam suatu proses sebagai berikut: C + ½ O
2
CO Hal  yang  sama  telah  dilaporkan  bahwa  terjadi  penurunan  emisi  karbon  monoksida
CO
2
dengan menggunakan bahan bakar biodiesel sebesar 4,1 Bangun, N.2010.
4.3.4. Emisi oksigen O
2
Pada dasarnya bahan bakar mesin diesel membutuhkan oksigen O
2
atau pemakaian udara  yang  lebih  besar  untuk  proses  pembakaran,  sehingga  mengakibatkan  terdapatnya
oksigen  yang  terkandung  pada  udara  emisi  gas  buang  yang  dihasilkan.dari  data  hasil pengujian  yang  telah  dilakukan  dengan  bahan  bakar  metil  ester  engan  dimetil  ester  rantai
bercabang DMEB didapat nilai emisi oksigen O
2
masing-masing bahan bakar seperti pada Grafik 4.8 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.8. Hubungan oksigen  dengan putaran mesin rpm Dari Grafik 4.8. menunjukkan bahwa, minsalnya diputaran 1600 rpm metil ester jarak
pada  B55  metil  ester  mengalami  penurunan  yakni  2,42  ,  artinya  adanya  oksigen  dari udara  yang  terikat  dengan  oksigen  pada  bahan  bakar  metil  ester  yang  dicampurkan  pada
pertadex yang membuat pembakaran sempurna, dimana oksigen O
2
metil ester jarak pagar diikat  oleh  dua  atom  oksigen  dan  tiga  atom  hidrogen  yakni  RCOOH
3,
dan  terikat  dengan oksigen  dari  udara  sehingga  emisi  oksigen  yang  dihasilkan  metil  ester  dapat  direndahkan
sementara pada B10 10 metil ester 3,94, B10mix 10 metil ester dan 1 dimetil ester rantai bercabang 3,94 dan B0 0 metil ester atau 100 solar pertadex 3,39.
4.3.5. Emisi nitogen oksida NOx
Nitroge  oksida  NOx  Merupakan  senyawa  gas  beracun  yang  terbentuk  akibat pembakaran  yang  tidak  sempurna  dalam  proses  kerja  mesin.  Nitrogen  oksida  NOx    juga
merupakan  senyawa  gas  beracun  yang  ditimbulkan  dari  proses  pembakaran  yang  terbentuk karena  temperatur  pemabakaran  didalam  ruang  bakar,  dan  sangat  mudah  bereaksi  dengan
oksigen O
2
dan  diudara  dapat  mudah  menyatau  dengan  zat  asam,  oleh  karena  itu  metil ester jarak pagar  dan dimetil ester rantai bercabang DMEB diharapkan dapat menurunkkan
emisi nitogen oksida NOx, dari data hasil pengujian didapatkan emisi nitogen oksida NOx seperti terlihat pada Grafik 4.9 berikut ini.
3.39
1.93 2.88
3.6
1.98 1.51
2.42 3.44
3.03
1.36 3.31
3.56 3.94
3.97 3.29
2.14 1.98
1.26 3
2.72 3.98