Karbonilasi asam oleat menjadi anhidrid Prosedur pengujian nilai kalor bahan bakar

3.3. Pembuatan dimetil ester rantai bercabang DMEB Pembuatan DMEB telah dibuat melalui karbonilasi asam oleat. Secara umum reaksi dilakukan dengan autoclave bervolume 100 ml dilengkapi dengan pengukur tekanan. Bangun, N dan Siahaan 2007 3.3.1. Prosedur reaksi karbonilasi Kedalam Autoclave dimasukkan campuran asam oleat 0,354 mol, katalis PdCl 2 0,00354 mol, kokatalis CuCl 2 0,0106 mol, asam formiat 0,0106 mol, Aerosil SiO 2 200 mg dan THF 500 ml, kemudian dimasukkan O 2 50 psi dan CO 50 psi. Kemudian reaksi dibiarkan pada suhu kamar sambil diaduk dengan stir atau pengaduk magnet. Setelah 3 jam reaksi diberhentikan, larutan campuran reaksi diuapkan pelarut THF. Kedalam residu dimasukkan 20 ml dietel eter kemudian diekstraksi dan disaring. Larutan pekat hasil reaksi yang diperoleh diekstraksi dengan n- heksan 20 ml kemudian dilewatkan melalui penyaring silika gel . larutan yang dihasilkan dikumpulkan kemudian diuapkan maka diperoleh cairan kental, cairan ini di esterifikasi dengan metanol.

3.3.2. Karbonilasi asam oleat menjadi anhidrid

Kedalam reaktor karbonilasi berkapasitas 2 liter, dimasukkan campuran 100 gr asam oleat bersama 0,627 gr katalis PdCl 2 , 1,810 CuCl 2 gr, 0,487 gr asam formiat, 200 mg SiO 2 dan 500 ml THF kering. Tekanan Gas CO dan O 2 dipertahankan 50 sampai 100 psi. Setelah penyerapan gas terhenti, maka campuran reaksi didistilasi untuk memisahkan THF dan cairan kental yang diperoleh diekstraksi dengan n-heksan, dicuci dengan aquadest. Fraksi n-heksan kemudian ditambahkan natrium sulfat anhidrat selanjutnya disaring dan didistilasi. Hasil residu itu cairan kental kemudian didestilasi vakum 170 C menghasilkan cairan. Cairan ini selanjutnya ditambahkan asam sulfat H 2 SO 4 dan metanol CH 3 OH menghasilkan ester rantai cabang DMEB. 3.4. Pembuatan bahan bakar biosolar dari minyak jarak pagar Untuk menguji kemampuan bahan aditif ini maka disediakan 4 jenis bahan bakar masing- masing 3 liter sebagai berikut: Pembuatan B0 : 100 solar pertadex Pembuatan B5 : Dicampurkan 150 ml minyak jarak 5 dengan 2850 ml solar pertamina dex 95, kemudian campuran ini diaduk homogen. Universitas Sumatera Utara Pembuatan B10 : Dicampurkan 300 ml minyak jarak 10 dengan 2700 ml solar pertamina dex 90, kemudian campuran ini diaduk homogen. Pembuatan B10mix : dicampurkan 300 ml minyak jarak 10 dicampurkan 2674 ml solar pertamina dex89 dan 26 ml aditif DMEB 1 kemudian campuran ini diaduk homogen. 3.5. Uji performansi mesin dan emisi gas buang Pengujian ini dilakukan di Fakultas Teknik mesin menggunakan mesin diesel TD110- TD115 test bed and instrumentation for Small Engines. Parameter performansi mesin yang diuji adalah putaran maksimum, torsi maksimum, daya maksimum, konsumsi bahan bakar spesifik dan efesiensi thermal, dan parameter uji emisi gas buang adalah CO 2 , CO, HC, O 2 dan NO x diperoleh data pada lampiran.

3.5.1. Prosedur pengujian nilai kalor bahan bakar

Untuk menentukan besarnya nilai kalor dari bahan bakar maka digunakan alat uji berupa ―Bom Kalorimeter‖. Peralatan yang digunakan meliputi: o Kalorimeter sebagai tempat air pendingin dan tabung bom o Tabung bom sebagai tempat pembakaran bahan bakar yang diuji o Tabung gas oksigen o Alat ukur tekanan gas oksigen manometer untuk mengukur jumlah oksigen yang dimasukkan kedalam tabung bom o Termometer dengan akurasi pembacaan skala hingga 0,01 C o Elektromotor yang dilengkapi pengaduk untuk mengaduk air pendingin o Spit untuk menentukan jumlah volume dari bahan bakar o Pengatur penyalaan saklar untuk menghubungkanmemutuskan aliran listrik ke tangkai penyala pada tabung bom o Kawat penyala busur nyala untuk menyalakan bahan bakar yang diuji o Cawan untuk tempat bahan bakar di dalam tabung bom o Pinset untuk memasang busur nyala pada tangkai penyala dan cawan pada dudukan. Tahapan-tahapan pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Mengisi cawan bahan bakar dengan bahan bakar yang akan diuji sebanyak 0,2 ml dengan mempergunakan spit, menggulung dan memasang kawat penyala pada tangkai penyala yang ada pada penutup bom dan menempatkan cawan yang telah berisi bahan bakar pada ujung tangkai penyala, serta mengatur posisi kawat penyala agar berada tepat diatas permukaan bahan bakar yang berada didalam cawan dengan menggunakan pinset. Setelah ban bakar berada di dalam cawan kemudian meletakkan tutup bom yang telah dipasangi kawat penyala dan cawan berisi bahan bakar pada tabungan serta dikunci dengan “ring-O” sampai rapat. kemudian melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Mengisi bom dengan Oksigen tekanan 30 bar. 2. Mengisi tabung kalometer dengan air pendingin sebanyak 1250 ml. 3. Menempatkan bom yang telah terpasang kedalam tabung kalorimeter. 4. Menghubungkan tangkai penyala pada tutup bom ke kabel sumber air listrik. 5. Menutup kalorimeter dengan penutupnya yang dilengkapi alat pengaduk. 6. Menghubungkan dan mengatur posisi pengaduk pada elektromotor. 7. Menempatkan termometer pada kalorimeter melalui lubang pada tutup kalorimeter. 8. Menghidupkan elektromotor selama 5 lima menit kemudian membaca dan mencatat temperatur air pendingin pada termometer. 9. Menyalakan kawat penyala dengan menekan saklar. 10. Memastikan kawat penyala telah menyala dan putus dengan memperhatikan lampu indikator sementara elektromotor pengaduk terus bekerja. 11. Membaca dan mencatat kembali temperatur air pendingin setelah 5 lima menit dari penyalaan berlangsung. 12. Mematikan elektromotor pengaduk dan mempersiapkan peralatan untuk pengujian berikutnya. 13. Mengulang pengujian sebanyak 5 lima kali berturut-turut untuk satu jenis bahan bakar. Universitas Sumatera Utara Gambar.3.2. Diagram alir pengujian nilai kalor bahan Mulai HHV Rata - rata = 5 5 1 i i HHV Jkg Melakukan pengadukan terhadap air pendingin selama 5 menit Mencatat temperatur air pendingin T 1 O C Menyalakan bahan bakar Selesai Melanjutkan pengadukan terhadap air pendingin selama 5 menit Mencatat kembali temperatur air pendingin T 2 O C Menghitung HHV bahan bakar : HHV = T2 – T1 – Tkp x Cv x 1000 Jkg o Berat sampel bahan bakar 0,20 gram o Volume air pendingin: 1250 ml Tekanan oksigen 30 Bar Pengujian = 5 kali Universitas Sumatera Utara

3.5.2. Prosedur pengujian performansi motor diesel