5.70 7.50 8.50 2.70 3.00 3.20 1.50 2.00 2.15 1.20 1.73 11.72 15.42 17.48 5.61 6.23 6.64 3.31 4.41 Efek Metil Ester Minyak Jarak Pagar Dengan Dimetil Ester Turunan Oleat Terhadap Performansi Dan Emisi Gas Buang Dari Mesin Diesel.

performansi lebih tinggi, hal ini dipengaruhi oleh nilai kalor dari masing-masing bahan bakar.

4.2.1. Torsi

Torsi adalah tenaga untuk menggerakkan, menarik atau menjalankan, jadi torsi sangat berperan dalam kinerja mesin, karena bila nilai torsi yang dihasilkan besar maka daya yang dihasilkan juga besar, dan konsumsi bahan bakar akan sedikit dan efiseiensi thermalnya akan meningkat. Nilai torsi ini didapat dengan menggunakan alat torquemeter. Dari hasil pengujian didapat nilai torsi dengan menggunakan bahan bakar metil ester minyak jarak pagar yang dicampur dengan solar pertadex yang dijalankan pada putaran 1600 rpm, 1800 rpm, 2000 rpm, 2200 rpm, 2400 rpm, dan 2600 rpm. maka kita dapat melihat hubungan torsi dengan putaran mesin sehingga kita dapat melihat efek dari bahan bakar metil ester minyak jarak pagar dengan dimetil ester turunan oleat yang ditambahkan pada B10mix, seperti terlihat pada Grafik 4.1 berikut ini. Grafik 4.1. Hubungan torsi Nm dengan putaran mesin rpm Berdasarkan Grafik 4.1. diatas dapat dilihat bahwa terjadinya penurunan nilai torsi dengan menggunakan metil ester, semakin besar konsentrasi metil ester yang dicampur pada solar pertadex maka nilai torsinya semaikn turun baik pada putaran rendah maupun putaran tinggi, minsalnya pada putaran 1600 rpm pada B5 5 metil ester 2,50 Nm, B10 10 metil ester, 1,10 Nm, dan pada campuran B10mix 10 metil ester dan 1 dimetil ester rantai

3.50 5.70

7.00 7.50

7.80 8.50

2.50 2.70

2.90 3.00

3.10 3.20

1.10 1.50

1.80 2.00

2.10 2.15

0.80 1,00

1.10 1.20

0.90 0.50

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 1600 1800 2000 2200 2400 2600 T or si Nm Putaran Mesin rpm Torsi Nm Pertadex Torsi Nm B5 Torsi Nm B10 Torsi Nm B10 Mix Universitas Sumatera Utara cabang DMEB sebesar 0,80 Nm, sementara pada B0 solar pertadex torsinya lebih tinggi yakni 3,50 Nm, Penurunan nilai torsi ini dipengaruhi nilai kalor metil ester lebih rendah dibandingkan dengan solar pertadex, sebagaimana diketahui bahwa nilai kalor sangat mempengaruhi nilai kinerja performansi dari mesin diesel. Hal ini serupa dengan laporan Dermibas, A. 2008, bahwa torsi yang dihasilkan oleh meteil ester atau biodiesel lebih rendah dibandingkan dengan solar. 4.2.2. Daya efektif Daya yang dihasilkan oleh mesin sangat dipengaruhi nilai torsi bahwa semaikin besar nilai torsi maka daya yang dihasilkan semakin baik. Nilai daya ini dihitung dengan menggunakan persamaan 2.1. dari hasil perhitungan didapat nilai daya yang dihasilkan dengan menggunakan bahan bakar metil ester minyak jarak pagar dan penambahan dimetil ester rantai cabang DMEB, sehingga dapat kita lihat efek dari metil ester terhadap daya yang dihasilkan mesin, hubungan nilai daya dengan bahan bakar B5, B10, dan B10mix dapat dilihat pada Grafik 4.2. berikut ini. Grafik. 4.2. Hubungan daya kW dengan putaran mesin rpm Dari Grafik 4.2. diatas dapat dilihat bahwa nilai daya yang dihasilkan mengalami penurunan dengan menggunakan meteil ester minyak jarak pagar dan dimetil turunan oleat atau DMEB , minsalnya pada putaran 1600 rpm, pada B5 5 metil ester 0,41 kW, B10

0.59 1.07

1.47 1.73

1.96 2.31

0.42 0.51

0.61 0.69

0.78 0.87

0.18 0.28

0.38 0.46

0.53 0.59

0.13 0.19

0.23 0.28

0.23 0.14

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 1600 1800 2000 2200 2400 2600 D a y a kW Putaran Mesin rpm Daya kW Pertadex Daya kW B5 Daya kW B10 Universitas Sumatera Utara 10 metil ester 0,18 kW, dan B10mix 10 metil ester dan 1 dimetil ester rantai bercabang 0,13 kW, sedangkan pada B0 0 metil ester 100 Solar pertadex sebagai pembanding lebih tinggi yakni 0,5 kW. Penambahan Konsentrasi metil ester minyak jarak yang dicampur pada solar pertadex mengalami penurunan terhadap daya mesin, namun semakin tinggi putaran yang diberikan nilai masing-masing bahan bakar semakin besar. Penurunan daya mesin disebabkan oleh karena tenaga dan energi untuk menggerakan mesin menggunakan bahan bakar metil ester yang masuk ke dalam silinder penetrasinya berkurang, sehingga menyebabkan putaran poros torsi menurun, rendahnya putaran poros torsi maka daya efektif yang dihasilkan akan menurun. Hal yang sama didapatkan pada penelitian yang telah dilakukan dengan bahan bakar biodiesel bahwa nilai daya yang dihasilkan berkurang sebesar 5. Dermibas, A. 2008.

4.2.3. Spesifik fuel consumsition SFC

Spesifik fuel consumsition SFC merupakan paramater penting didalam mengevaluasi kinerja performansi mesin, SFC menunjukkan perbandingan laju konsumsi bahan bakar dengan unit daya keluaran yang dihasilkan. Semakin nilai kecil nilai SFC nya, maka kinerja mesin semakin baik karena laju konsumsi bahan bakar dianggap relatif kecil, dari data hasil pengujian yang dilakukan bahwa konsumsi bahan bakar metil ester jarak pagar dan dimetil ester rantai bercabang DMEB mengalami peningkatan konsumsinya, hubungan spesifik fuel consumsition dengan metil ester dapat dilihat pada Grafik 4.3. berikut ini. Universitas Sumatera Utara Grafik 4.3. Hubungan SFC grkWh dengan putaran mesin rpm Pada Grafik. 4.3. terlihat bahwa konsumsi bahan bakar semakin meningkat dengan menggunakan bahan bakar metil ester minyak jarak pagar, minsalnya di putaran 1600 rpm, pada B5 5 metil ester 1656,06 grkWh, B1010 metil ester 3767,77 grkWh, B10mix 10 metil ester dan 1 dimetil ester rantai bercabang 5175,19 grkWh, sedangakan pada B0 0 metil ester 100 Solar pertadex sebagai pembanding 1182,90 grkWh. Hal ini disebabkan tenaga daya yang dihasilkan mesin ketika menggunakan bahan bakar metil ester minyak jarak sangat kecil, sehingga membutuhkan konsumsi bahan bakar yang banyak. Nilai SFC sangat dipengaruhi oleh nilai daya yang dihasilkan mesin, selain itu konsentrasi dari metil ester yang dicampurkan pada solar pertadex juga mempengaruhi laju konsumsi bahan bakar bakar dimana semakin besar persentase metil ester yang dicampurkan pada solar pertadex maka semakin besar spesifik fule cosumsition SFC nya. Hal yang sama telah dilaporkan pada penelitian sebelumnya pada bahan bakar biodiesel CPO, bahwa terjadi penurunan pada nilai SFC sebesar 0,15 grkWh sementara pada petodiesel 0,16 grkWh. Bangun, N. 2010.

4.2.4. Efisiensi thermal

Efisiensi thermal merupakan variabel yang menyatakan banyaknya kerja atau usaha yang terjadi dalam setiap proses pemasukan bahan bakar Kalor. Atau variabel yang menunjukkan kwantitas dari bahan bakar yang diubah menjadi daya atau energi untuk 1182.90 726.34 591.45 552.02 530.79 487.08 1656.06 1533.39 1427.64 1380.05 1335.53 1293.80 3763.78 2760.10 2300.08 2070.08 1971.50 1925.65 5175.19 4140.15 3763.78 3450.13 4600.17 8280.31 0.00 1000.00 2000.00 3000.00 4000.00 5000.00 6000.00 7000.00 8000.00 9000.00 1600 1800 2000 2200 2400 2600 S p e si fi k Fu e l C on su m si ti on S FC Putaran Mesin rpm Spesifik Fuel Consumsitio n grkWh Pertadex Spesifik Fuel Consumsitio n grkWh B5 Spesifik Fuel Consumsitio n grkWh B10 Spesifik Fuel Consumsitio n grkWh B10 Mix Universitas Sumatera Utara menggerakkan mesin. Parameter ini menjadi indikasi yang jelas akan efisiensi mesin untuk mengubah energi panas menjadi kerja mekanik. Semakin tinggi efisiensi thermal maka kinerja performansi dinyatakan semakin baik karena proses pembakaran yang terjadi didalam ruang bakar semakin efisien. dari hasil pengujian didapat bahwa bahan bakar metil ester jarak pagar dan dimetil ester rantai bercabang DMEB memiliki efisiensi yang rendah. Hubungan effisiensi termal dengan bahan bakar metil ester dapat dilihat pada Grafik 4.4. dibawah ini. Grafik 4.4. Hubungan efisiensi thermal dengan Putaran mesin rpm Dari Grafik 4.4. terlihat bahwa terjadi penurun efisiensi thermal pada setiap penambahan konsentrasi metil ester jarak pagar dan dimetil ester turunan oleat, minsalnya di putaran 1600 rpm, pada B55 metil ester 5,19, B10 10 metil ester, 2,43, dan B10mix 10 metil ester dan 1 dimetil ester rantai bercabang 1,78. Sedangkan pada B0 0 metil ester 100 Solar pertadex efisiensi thermal yang dihasilkan lebih tinggi 7,20. Hal ini disebabkan karena keterkaitannya dengan nilai daya, SFC, dan nilai kalor yang dihasilkan ketika menggunakan bahan bakar metil ester minyak jarak pagar dan dimetil ester rantai cabang DMEB mengalami penurunan sehingga mempengaruhi efisiensi thermal yang dihasilkan mesin diesel. Menurunnya nilai kalor dari bahan bakar metil ester minyak jarak pagar maka jumlah panas atau energi yang dihasilkan dari proses pembakaran menurun. sehingga menyebabkan nilai efisiensi thermalnya digunakan untuk menggerakkan mesin akan menurun, hal sama juga dilaporkan bahwa terjadi penurunan efisiensi thermal pada biodiesel minyak goreng curah dibandingkan dengan solar. Bambang, S. dan Zulkarnaen. 2008.

7.20 11.72

14.39 15.42

16.04 17.48

5.19 5.61

6.02 6.23

6.44 6.64

2.43 3.31

3.97 4.41

4.63 4.74