Pengaruh Obat Kumur Ekstrak Kayu Manis Terhadap Akumulasi Plak

(1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Loomer PM. Microbiology of periodontal disease. In: Perry DA, Beemsterboer PL.

Perodontology dental hygienist. 3rd ed., Missouri: Saunders, 2007:63,66-71.

2. Teughels W, Quirynen M, Jakubovics N. Periodontal microbiology. In: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s clinical periodontology. 11th ed., Missouri: Saunders, 2012:239-244,251.

3. Eley BM, Soory M, Manson JD. Periodontic. 6th ed., Missouri:Saunders, 2010: 19-21, 152-8, 227-9.

4. Perry DA. Plaque control for the periodontal patient. In: Newman MG, Takei HH, Klokkevlod PR, Carranza’s clinical periodontology. 11th ed., Missouri: Saunders, 2012: 452-53.

5. Perry DA, Beemsterboer PL. Plaque and disease control for the periodontal patient. In: Perry DA, Beemsterboer PL. Periodontology dental hygienist. 3rd ed., Missouri: Saunders, 2007: 236-51.

6. Alnayaty FH, AlKoubaisi AH, Ali NAW, Abdulla MA. Effect of mouth wash from Salfadora persica (Miswak) on dental plaque formation: Aclinical trail. J of Med Plant Res 2010; 4(14):1446-54.

7. Asadorian J. CDHA position paper on commercially available over-the-counter oral rinsing products. CJDH 2006; 40: 1-13.

8. Rismunandar, Paimin FB. Kayu manis budi daya & Pengolahan. Jakarta: Penebar Swadaya, 2001; 14.

9. Inna M, Atmania N, Prismasari S. Potential Use of Cinnamomum burmanii Essential Oil-based Chewing Gum as Oral Antibiofilm Agent. Journal of Dentistry Indonesia. 2010; 17: 80-6

10. Rashad JM. Effect of Water Cinnamon Extract on Mutans Streptococci , in Comparison to Chlorhexidine Gluconate and Zac (In Vitro and In Vivo Study).

11. Shan B, Yi ZC, Brooks JD, Corke H. Antibacterial Properties and Major Bioactive Components of Cinnamon Stick (Cinnamomum burmannii): Activity against Foodborne Pathogenic Bacteria. J. Agric. Food Chem. 2007; 55: 5484−90

12. Maheshwari RK, Chauhan AK, Gupta A, Sharma S. Cinnamon: An Imperarive Spice For Human Comfort. IJPRBS. 2013; 2(5):133-145


(2)

13. Venkataramaiah PD, Biradar B. Plaque Biofilm. Impression Dental Care & Implant Center India. 2011:23-36

14. Daswir. Profil Tanaman Kayu Manis Di Indonesia (Cinnamomum spp.). Bogor: Balai Penelitian tanaman Obat dan Aromatik, 2006; 46-54

15. Pery DA, Beemsterboer PL. Plaque and disease control of the periodontal patient. In. Periodontology of the dental hygienist. China: Elsevier, 2001;236-39

16. Walsh LJ. Dental plaque fermentation and its role in caries risk assessment. Int Dent SA; 2010: 8(2): 42.

17. Al-Duboni G, dkk. Antimicrobial activity of aqueous extracts of cinnamon and ginger on two oral pathogens causing dental caries. Research J of pharmaceutical, biological and chemical sciences; 2013: 4(3): 957-965.

18. Gede YI, Pandelaki K, Mariati NW. Hubungan Pengetahuan Kebersihan Gigi dan Mulut Dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Siswa SMA Negeri 9 Manado. Jurnal e-GiGi (eG). 2013; 1: 84-8


(3)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental ulang atau pre-posttest control group design.

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah double blind study.

Perlakuan : H0XH1XH2XH3 Kontrol : H0YH1YH2YH3 Keterangan :

X : Obat kumur ekstrak kayu manis Y : Plasebo

H0 : Pengukuran indeks plak awal (sebelum perlakuan) H1 : Pengukuran Indeks plak hari ke-1 setelah perlakuan H2 : Pengukuran Indeks plak hari ke-4 setelah perlakuan H3 : Pengukuran Indeks plak hari ke-7 setelah perlakuan

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.3.1 Tempat Penelitian

a. Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan

b. Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Waktu Penelitian November 2013 – Maret 2014

3.4 Populasi, Sampel, dan Besar Sampel 3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan angkatan 2013


(4)

3.4.2 Sampel

Sampel penelitian ini dipilih dari angkatan 2013 yang memiliki kriteria inklusi dan eksklusi

Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa berstatus aktif angkatan 2013 FKG USU 2. Usia 17-20 tahun

3. Jumlah gigi permanen lebih dari 20

4. Kooperatif dan bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani

informed consent

Kriteria eksklusi

1. Dijumpai periodontitis

2. Mengkonsumsi antibiotik sejak 3 bulan sebelum pemeriksaan 3. Sedang memakai gigi tiruan

4. Sedang memakai pesawat ortodonti cekat atau lepasan 5. Penderita penyakit sistemik

6. Sedang menggunakan obat kumur antiseptik 7. Crowded anterior

8. Perokok

3.4.3 Besar Sampel

Untuk mendapatkan besar sampel yang akan diambil pada penelitian ini, dihitung menggunakan rumus Federer seperti berikut :

( n – 1) ( r – 1 ) ≥ 15 Keterangan : (n – 1 ) ( 2 – 1 ) ≥ 15 n = besar sampel

n – 1 ≥ 15 r = jumlah kelompok n ≥ 16

Besar sampel minimum yang diperlukan adalah 16 orang. Namun, untuk mencegah adanya kesalahan selama penelitian, ditetapkan besar sampel sebanyak 20 orang tiap kelompok sehingga jumlah keseluruhan sampel sebanyak 40 orang.


(5)

3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas

Obat kumur ekstrak kayu manis 10 ml

3.5.2 Variabel Terikat

Persentase indeks plak selama 7 hari

3.5.3 Variabel Terkendali

a. Volume obat kumur yang digunakan b. Lama penggunaan obat kumur c. Waktu dan frekuensi menyikat gigi d. Metode menyikat gigi

3.4.5 Variabel Tidak Terkendali

a.Jenis sikat gigi dan pasta gigi b. Cara berkumur sampel c.Diet

3.6 Definisi Operasional

a. Obat kumur ekstrak kayu manis adalah sediaan obat kumur yang mengandung 1% ekstrak kulit kayu manis, sorbitol, spearmint oil, air, carboxy methyl cellulose (suspending agent) sebanyak 10 ml.

b. Indeks plak Löe-Silness adalah indeks yang didasarkan pada penumpukan plaknya dimana pengukuran dilakukan pada empat sisi yaitu distovestibular, vestibular, mesiovestibular, dan oral. Plak diperiksa sebelum dan sesudah berkumur lalu diberi skor sesuai kriteria dibawah ini:


(6)

Tabel 1. Indeks plak Löe dan Silness

Skor Kriteria Löe dan Silness

0 Tidak ada plak

1 Ada plak tipis di sekitar tepi gingiva bebas dan permukaan. Plak terlihat dengan menggesekkan sonde sepanjang permukaan gigi

2 Terdapat penumpukan plak yang sedang pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas tepi gingiva bebas yang dapat terlihat dengan mata

3 Terdapat penumpukan plak yang banyak pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas gingiva bebas, tumpukan ini sudah dapat dilihat dari jauh.

Skor plak untuk satu gigi = Jumlah seloruh skor dari empat permukaan 4

Skor Plak untuk keseluruhan gigi (individu) = Jumlah seluruh skor gigi Jumlah gigi yang diperiksa

Kriteria penilaian indeks plak Löe dan Silness adalah : a) Baik : 0 - 0,9

b) Sedang : 1 - 1,9 c) Buruk : 2 – 3

3.7 Alat dan Bahan 3.7.1 Alat

Alat yang digunakan dalam prosedur pengekstrakan kayu manis adalah: 1. Timbangan

2. Tampah

3. Kertas perkamen 3 kajang 4. Perkolator


(7)

6. Aluminium foil 1 gulung 7. Blender

8. Kertas saring 9. Vacuum rotavapor

10. Freeze dryer

11. Waterbath

Alat yang digunakan dalam preparasi obat kumur ekstrak kayu manis adalah:

1. Spatula 2. Gelas ukur 3. Lumping

4. Timbangan digital 5. Sudip

6. Botol kosong untuk obat kumur 7. Spidol

Alat yang digunakan dalam prosedur pengumpulan data adalah: 1. Kaca mulut

2. Probe 3. Kapas

4. Sarung tangan 5. Masker 6. Kertas tisu 7. Alat tulis

8. Lembar pemeriksaan

3.7.2 Bahan

1. Ekstrak kayu manis 2. Akuades

3. Carboxy methyl cellulose 4. Etanol 70%


(8)

5. Sorbitol 5% 6. Peppermint oil 1%

3.8 Prosedur Penelitian 3.8.1 Prosedur Ekstraksi

1. Kayu manis diseleksi dan dicuci bersih dengan air mengalir dan ditiriskan. 2. Kayu manis yang telah dicuci lalu ditimbang dengan alat penimbang dan

dicatat berat basahnya.

3. Kayu manis dipreparasi dan dipotong 1,5 – 2 cm dan dibelah 2.

4. Kayu manis dikeringkan dalam lemari pengering sampai kering dengan suhu 40oC (simplisia).

5. Kayu manis kemudian ditumbuk dengan mortal dan diblender sampai menjadi serbuk.

6. Serbuk ditimbang 400 gram kemudian dimasukkan dalam wadah bertutup. 7. Tambahkan etanol 70% untuk perendaman sampai seluruh simplisia terendam

lalu disimpan dalam wadah bertutup dan di rendam selama 1 jam pada suhu 25oC.

8. Masa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator yang sudah diberi kapas kertas saring pada dasarnya.

9. Tambahkan etanol 70% sampai batas perkolator, kemudian ditutup dengan

aluminium foil dibiarkan selama 24 jam.

10. Keran perkulator dibuka, cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 20 tetes/menit, perkolat ditampung, etanol ditambahkan berulang-ulang secukupnya sampai cairan yang keluar tidak berwarna.

11. Ekstrak cair diuapkan dengan rotavapor pada suhu 40oC. 12. Setelah itu dipekatkan dengan menggunakan water bath.


(9)

3.8.2 Peracikan Obat Kumur

1.Ektrak kental diukur ditimbang sebanyak 1% dari total larutan obat kumur dan dimasukkan ke dalam mortal

2.Tambahkan larutan CMC 2% ke dalam mortal dan digerus sampai homogen 3.Tambahkan bahan pemberi aroma dan rasa (peppermint oil dan sorbitol)

secukupnya kedalam mortal lalu sampai homogen

4.Tambahkan akuades sampai diperoleh volume larutan obat kumur ekstrak kayu manis 1%

5.Untuk obat kumur plasebo, hanya diberikan peppermint oil dan larutan sorbitol

3.8.3 Pemeriksaan Awal

1. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan pengisian kuisioner dan pemeriksaan langsung, semua sampel akan di lakukan skrining terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan

2. Subjek yang terpilih kemudian diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian dan diminta untuk mengisi lembaran Informed consent

3. Pada hari pertama, subjek penelitian di periksa pagi hari, sebelumnya subjek penelitian diinstruksikan untuk tidak menyikat gigi setelah sarapan dan dilakukan pemeriksaan indeks plak dengan menggunakan indeks plak Löe-Silness

4. Pada tiap bagian di beri skor 0-3 sesuai dengan kriteria Löe dan Silness.

5. Skor plak tiap gigi ditentukan dengan rumus:

6. Hasil pemeriksaan dicatat pada lembar pemeriksaan

7. Indeks plak di peroleh dengan menjumlahkan skor plak tiap gigi kemudian dibagi jumlah gigi yang di periksa

Skor plak = Jumlah total skor plak empat permukaan gigi yang di periksa 4

Indeks plak = Jumlah total skor plak yang diperiksa Jumlah total gigi yang di periksa


(10)

8. Masing- masing sampel diberikan obat kumur sebanyak 1 botol

9. Subjek penelitian diinstruksikan untuk menyikat gigi setelah sarapan dan malam sebelum tidur

10. Setelah itu, subjek penelitian diinstruksikan berkumur dengan obat kumur yang diberikan sebanyak 10 ml selama 30 detik setelah sikat gigi pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur sampai hari ke-7

3.8.4 Pemeriksaan Hari 1, 4, dan 7

1. Pemeriksaan dilakukan pada hari ke – 1, ,4 dan 7

2. Pasien diinstruksikan menyikat gigi dan berkumur-kumur. Kemudian dilakukan pemeriksaan indeks plak


(11)

Skema Prosedur Penelitian

a. Pra penelitian

b. Penelitian

c. Analisis data

Peracikan obat kumur

Populasi

Sample (Random dan Skrining sesuai kriteria inklusi dan

eksklusi)

Ethical clearance

Informed consent

Pemeriksaan indeks plak pra perlakuan

Pemeriksaan indeks plak paska sikat gigi + Obat kumur (hari 1, 4, dan 7)

Analisis data dengan program komputer


(12)

3.9 Pengolahan dan Analisis data 3.9.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dan tabulasi dilakukan dengan menggunakan program komputer.

3.9.2 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi.

Untuk melihat perbandingan penurunan akumulasi plak sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur ekstrak kayu manis dan obat kumur plasebo dengan menggunakan uji t berpasangan (t-test paried). Sedangkan untuk melihat perbedaan penurunan akumulasi plak antara obat kumur ekstrak kayu manis dan obat kumur plasebo menggunakan uji t tidak berpasangan (t-test unpaired).


(13)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian mengenai manfaat ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) sebagai obat kumur dalam menghambat pertumbuhan plak pada mahasiswa FKG USU angkatan 2013. Sampel kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok perlakuan sebanyak 20 orang dan kelompok kontrol sebanyak 20 orang. Semua subjek penelitian berhasil mengikuti penelitian sampai selesai.

Hasil penelitian mengenai manfaat ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) sebagai obat kumur dalam menghambat pertumbuhan plak pada mahasiswa FKG USU angkatan 2013 akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 2. Data demografi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Variabel Kelompok Kategori Jumlah (n) Persentase (%)

Umur Perlakuan 17

18 19 3 11 6 15% 55% 30%

Total 20 100%

Kontrol 17 18 19 2 15 3 10% 75% 15%

Total 20 100%

JenisKelamin Perlakuan Laki-laki Perempuan

4 16

20% 80%

Total 20 100%

Kontrol Laki-laki Perempuan

1 19

5% 95%


(14)

Tabel 2 menunjukkan data demografi responden berdasarkan umur dan jenis kelamin. Pada kelompok perlakuan, jumlah responden yang paling dominan pada umur 18 tahun yaitu 11 orang 55%, sama dengan kelompok kontrol yang berjumlah 15 orang 75%. Tabel ini juga menunjukkan bahwa jumlah kelompok perlakuan yang paling dominan adalah sampel perempuan berjumlah 16 orang 80%, sama dengan kelompok kontrol berjumlah 19 orang 95%.

Tabel 3. Rerata indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur ekstrak kayu manis pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol selama 1, 4, 7 hari.

Hari Kelompok N Indeks Plak Awal

Rerata Indeks Plak Setelah Perlakuan

t p (Sig)

1 Perlakuan 20 0 0,429 ± 0,102 -2,491 0,017*

Kontrol 20 0 0,531 ± 0.149

4 Perlakuan 20 0 0,293 ± 0,142 -5,207 0,001*

Kontrol 20 0 0,505 ± 0,114

7 Perlakuan 20 0 0,279 ± 0,194 -3,423 0,001*

Kontrol 20 0 0,456 ± 0,126

Uji t-tidak berpasangan ; p < 0.05

(*)terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0.05)

Tabel 3 dapat dilihat rerata skor indek plak dan standar deviasi skor indeks plak pada kelompok perlakuan dan kontrol. Terjadi kenaikan skor indeks plak dari sebelum diberikan perlakuan ke hari pertama pemakaian obat kumur. Penurunan rerata skor indeks plak pada kelompok perlakuan terjadi sejak hari pertama pemakaian obat kumur sampai hari ke-7. Pada kelompok perlakuan dilakukan skeling untuk menyamakan skor indeks plak menjadi 0 sehingga seluruh sampel mengalami kenaikan setelah pemberian perlakuan pada hari pertama yaitu sebesar 0,429 menjadi 0,429 ± 0,102. Rerata skor indeks plak pada hari ke-4 mengalami penurunan di bandingkan hari pertama perlakuan sebesar 0,137 menjadi 0,292 ± 0,142. Pada hari ke-7 terjadi penurunan indeks plak sebesar 0,013 di bandingkan hari ke 4 menjadi 0,279 ± 0,193. Pada kelompok kontrol, terjadi kenaikan skor


(15)

indeks plak dari hari ke-0 ke hari pertama. Rerata skor plak setelah dilakukan skeling pada sampel adalah sebesar 0. Kenaikan rerata indeks plak pada hari pertama setelah penggunaan obat kumur plasebo sebesar 0,531 ± 0,150. Pada hari ke-4, terjadi penurunan rerata skor indeks plak dibandingkan hari pertama sebesar 0,026 menjadi 0,505 ± 0,114. Pada hari ke-7 terjadi peningkatan rerata skor indeks plak dibandingkan hari ke-4 sebesar 0,05 menjadi 0,455 ± 0,125. Perbedaan indeks plak antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari ke-1, hari ke-4 dan hari ke-7 bermakna secara statistik (p<0.05).

Gambar 2. Rerata skor indeks plak subjek penelitian yang menggunakan obat kumur ekstrak kayu manis dan obat kumur plasebo

Gambar 2 menunjukkan perbandingan rerata skor indeks plak pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Terlihat penurunan rerata skor indeks plak di ke-2 kelompok pada hari pertama perlakuan. Pada hari ke-4 dan ke-7 terjadi peningkatan rerata skor indeks plak pada kelompok kontrol sedangkan pada kelompok perlakuan terjadi penurunan.

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

hari ke-1 hari ke-4 hari ke-7

perlakuan kontrol INDEKS PLAK


(16)

Tabel 4. Data distribusi rerata indeks plak pada kelompok perlakuan hari ke-0, hari ke-1,hari ke-4 dan hari ke-7.

Hari Kelompok Perlakuan p (Sig.)

N Rerata indeks plak

1 20 0.429 0.017*

4 20 0.293 0,001*

7 20 0.279 0,001*

Uji Anova ; p < 0.05

(*)terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0.05)

Tabel 4 menunjukkan terlihat perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0.05) antara indeks plak kelompok perlakuan pada hari ke-1, hari ke-4 dan hari ke-7.

Tabel 5. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok perlakuan hari ke-0, hari ke-1,hari ke-4 dan hari ke-7.

Perbandingan p (Sig.)

Hari-0 dan hari-1 0.000* Hari-0 dan hari-4 0.000* Hari 0 dan hari-7 0.000* Hari-1 dan hari-4 0.001* Hari-1 dan hari-7 0.000*

Hari-4 dan hari-7 0.735

Uji LSD ; p < 0.05

(*)terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0.05)

Tabel 5 menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik terjadi antara hari ke-0 dan hari ke-1, hari ke-0 dan hari ke-4, hari ke-0 dan hari ke-7, hari ke-1 dan hari ke-4, serta hari ke-1 dan hari ke-7. Sedangkan, perbedaan indeks plak antara hari ke-4 dan hari ke-7 tidak bermakna secara statistik.


(17)

Tabel 6. Data distribusi rerata indeks plak pada kelompok kontrol hari ke-0, hari ke-1, hari ke-4 dan hari ke-7.

Hari Kelompok Kontrol p (Sig.)

N Rerata indeks plak

0 20 0 0.000*

0,017* 0,001* 0,001*

1 20 0.531

4 20 0.505

7 20 0.456

Uji Anova ; p < 0.05

(*)terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0.05)

Tabel 6 menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p>0.05) antara indeks plak kelompok kontrol pada hari ke-1, hari ke-4 dan hari ke-7.

Tabel 7. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok kontrol hari ke-0, hari ke-1, hari ke-4 dan hari ke-7.

Perbandingan p (Sig.)

Hari-0 dan hari-1 0.000* Hari-0 dan hari-4 0.000* Hari 0 dan hari-7 0.000*

Hari-1 dan hari-4 0.478

Hari-1 dan hari-7 0.039*

Hari-4 dan hari-7 0.169

Uji LSD ; p < 0.05

(*)terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0.05)

Tabel 7 menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara indeks plak pada hari ke-0 dan hari ke-1, hari ke-0 dan hari ke-4, hari ke-0 dan hari ke-7, hari ke-1 dan hari ke-7. Sedangkan, pada hari ke-1 dan hari ke-4, hari ke-4 dan hari ke-7 tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik.


(18)

BAB 5 PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa rerata indeks plak pada kelompok perlakuan lebih rendah dibanding kelompok kontrol. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mutma Inna dkk yang menyatakan bahwa ekstrak kayu manis dapat menjadi senyawa yang memiliki efek anti bakteri.9

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara penggunaan obat kumur yang mengandung ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmanii) 1% terhadap penurunan akumulasi plak. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak kayu manis efektif dalam menghambat pertumbuhan plak pada hari ke-7 secara bermakna dibandingkan pemakaian selama hari ke-1. Hal ini sesuai dengan penelitian in vitro yang dilakukan Jinan R dkk untuk melihat efektifitas ekstrak kayu manis dalam mengurangi jumlah bakteri. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ekstrak kayu manis memiliki senyawa yang mempunyai aktifitas anti bakteri.10

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak kayu manis 1% efektif menghambat pertumbuhan plak. Dari hasil penelitian yang dilakukan selama 7 hari, didapatkan hasil bahwa pada hari ke-7 terjadi penurunan rerata indeks plak yang lebih efektif dibanding dengan hari ke-4.

Pada kelompok plasebo menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik dimana terjadi penurunan akumulasi plak pada hari ke-1 dan hari ke-4 serta pada penggunaan hari ke-7 terlihat penurunan akumulasi plak yang bermakna secara statistik.

Hasil kuisioner dibagikan kepada mahasiswa terlihat responden lebih dominan pada umur 18 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Semakin bertambahnya umur maka semakin peduli terhadap kesehatan rongga mulut. Responden yang berjenis kelamin perempuan lebih peduli terhadap kesehatan rongga mulut dibandingkan responden yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian Karel Pandelaki dkk pada tahun 2013, siswa berjenis kelamin perempuan lebih memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya dibandingkan dengan siswa berjenis kelamin laki-laki karena pada siswa


(19)

perempuan memiliki kecenderungan untuk lebih menjaga penampilannya termasuk kebersihan gigi dan mulutnya sedangkan pada sebagian siswa laki-laki yang diteliti rata-rata memiliki kebiasaan merokok yang sudah jelas akan berpengaruh pada derajat kebersihan gigi dan mulut.18

Penambahan sorbitol pada obat kumur dilakukan untuk menambah rasa manis pada ekstrak kayu manis. Sorbitol merupakan pemanis golongan polyol (hexitol) yang bersifat hipoasidogenik, berdaya kariogenik rendah, digunakan untuk pengganti sukrosa, yang biasanya ditemukan pada produk-produk kesehatan bebas gula, seperti pasta gigi, permen, sirup, dan obat-obatan.16 Penambahan

peppermint oil dan sorbitol pada obat kumur dilakukan untuk menghilangkan aroma khas ekstrak kayu manis dan menyamakan aroma dengan obat kumur plasebo. Walaupun demikian, subjek penelitian mengeluhkan rasa pedar dan sepat pada penggunaan obat kumur ekstrak kayu manis.

Tidak ada efek samping yang terjadi pada penelitian ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Ghada Al-Duboni dkk. Penelitian mengenai toksisitas kayu manis ini dilakukan pada manusia, menyimpulkan bahwa: batang dan kulit kayu manis aman tanpa efek samping.17


(20)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Obat kumur ekstrak kayu manis memiliki pengaruh terhadap penurunan akumulasi plak selama 7 hari

2. Obat kumur ekstrak kayu manis berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak dibandingkan dengan obat kumur plasebo terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik dalam mengurangi akumulasi plak sejak pemakaian obat kumur hari pertama (p < 0,05)

6.2 Saran

1. Penelitian ini hanya meneliti satu jenis konsentrasi ekstrak, oleh karena itu penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti konsentrasi optimal dari ekstrak kayu manis terhadap penurunan akumulasi plak dengan cara membagi perlakuan ke dalam beberapa konsentrasi ekstrak

2. Pada penelitian ini jenis kelamin tidak dikendalikan, oleh karena itu penelitian selanjutnya disarankan untuk mengendalikan jenis kelamin subjek penelitian 3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti penambahan bahan-bahan lain

untuk mengoptimalkan aktivitas anti plak dari obat kumur ekstrak kayu manis dan mengurangi sensasi kurang menyenangkan dari obat kumur ekstrak kayu manis

4. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melihat pengaruh obat kumur ekstrak kayu manis terhadap mikroorganisme di dalam plak


(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Dental

Plak dental merupakan faktor etiologi utama dalam tahap awal dan perkembangan penyakit periodontal.1 Penelitian Löe dkk menunjukkan hubungan sebab-akibat antara akumulasi plak dengan perkembangan gingivitis pada orang dewasa dalam 21 hari.1 Beberapa faktor lokal dan sistemik, dapat memengaruhi akumulasi plak atau mengubah respon gingiva terhadap plak. Hal ini dapat dianggap sebagai faktor etiologi sekunder.3

Infeksi periodontal disebabkan oleh bakteri yang berkolonisasi pada permukaan gigi dan jaringan di sekitar gingiva untuk membentuk plak dental. Plak dental merupakan biofilim polimikrobial yang kompleks. Pengertian dari biofilim telah digunakan untuk menjelaskan komunitas mikroba yang terstruktur dengan baik yang menempel pada benda hidup atau benda mati. Pertumbuhan bakteri pada biofilim yang menempel di permukaan padat dimana mereka bertambah banyak dan membentuk mikrokoloni yang terpendam didalam matriks polimeri ekstraselular, termasuk di dalamnya air dan nutrisi.13

Plak dental tersusun dari mikroorganisme. Satu gram plak (berat basah) berisi 1011 bakteri. Hampir 70-80% plak terdiri dari mikroba dan sisanya merupakan matriks interseluler.3 Penggunaan teknik identifikasi molekuler bersensitifitas tinggi, diperkirakan ada lebih dari 500 filotipe mikroba yang terdapat pada plak dental.2 Plak dental memiliki struktur yang heterogen, dengan bukti yang jelas terdiri dari saluran terbuka berisi cairan yang mengalir sepanjang masa plak.2 Nutrisi berkontak dengan mikrokoloni dengan cara difusi dari saluran ke mikrokoloni, bukan dari matriks.2 Bakteri hidup dan berpoliferasi dalam matriks intraseluler. Matriks memberikan lingkungan khusus yang membedakan bakteri yang hidup dalam biofilim secara bebas (planktonik) dalam cairan saliva atau cairan sulkular. Fungsi matriks biofili adalah sebagai pertahanan. Substansi yang di hasilkan oleh bakteri dalam biofilim dipertahankan dan terkonsentrasi


(22)

pada matriks ekstraseluler, meningkatkan interaksi metabolisme antara bakteri yang berbeda.2

Plak secara umum dapat di klasifikasikan sebagai plak supragingiva dan subgingiva. Plak supragingiva terdapat di atas margin gingiva dan dapat berkontak langsung dengan margin gingiva. Plak subgingiva terdapat dibawah margin gingiva, antara permukaan gigi dengan sulkus gingiva.1 Jenis-jenis bakteri penyusun plak supragingiva dan subgingiva memiliki sedikit perbedaan. Lingkungan mikroflora pada plak subgingiva umumnya lebih anaerob, lebih bergerak aktif (motil) dan lebih asakarolitik (penggunaan protein sebagai nutrisi lebih sering dibandingkan karbohidrat).1

Ada beberapa hipotesis plak sehubungan dengan penyakit periodontal. Hipotesis plak non spesifik, menyatakan bahwa penyakit periodontal dihasilkan dari kolaborasi produk-produk noxious oleh seluruh flora plak. Sesuai dengan hal ini, ketika plak hanya dalam jumlah kecil, produk-produk noxious di netralisasi oleh penjamu. Plak dalam jumlah besar akan menghasilkan sejumlah besar produk berbahaya yang pada dasarnya akan merusak pertahanan penjamu.2 Hipotesis plak spesifiknya menyatakan bahwa hanya plak tertentu yang bersifat patogen, dan patogenitasnya tergantung dari kehadiran atau peningkatan dari mikroorganisme spesifiknya.2 Pada tahun 1990, March dkk mengembangkan hipotesis ekologi plak sebagai sebuuah usaha untuk menyatukan teori dari peran plak gigi dalam penyakit periodontal.2 Menurut hipotesis ekologi plak, antara jumlah plak dan komposisi spesifik plak keduanya mungkin berkontribusi dalam perubahan dari sehat ke sakit.2

2.1.1 Proses Pembentukan Plak

Pembentukan plak merupakan proses yang kompleks dan dinamis. Proses ini dapat dijelaskan ke dalam tahap berikut:1-3

1. Pembentukan pelikel 2. Perlekatan awal bakteri

3. Kolonisasi dan pematangan plak

Pelikel terbentuknya hanya dalam beberapa detik setelah pembersihan gigi berupa lapisan tipis dari protein saliva; sebagian besar glikoprotein, yang terdeposit pada permukaan gigi atau permukaan keras lain di rongga mulut. Sifat


(23)

pelikel adalah tipis (0,5 μm), licin tidak berwarna (transparan) dan bebas bakteri. Pelikel mempengaruhi kolonisasi bakteri pada permukaan gigi.1

Perlekatan pelikel pada permukaan gigi diperkirakan akibat interaksi ionik antara ion kalsium dan ion posphat pada gugus hidroksiapatit dengan kelompok bermuatan yang berbeda pada glikoprotein saliva. Jenis glikoprotein yang terdapat pada saliva dan beberapa diantaranya kaya akan asam amino-proline. Proline

merupakan asam glikoprotein yang meningkatkan kemampuan pada mikroorganisme spesifik, seperti Actinomyces species, untuk berikatan dengan permukaan gigi. Pelikel terbentuk hanya dari glikoprotein saliva yang berikatan secara selektif pada gigi, dan tidak semua bakteri dapat berikatan dengan pelikel.3

Hanya beberapa menit setelah pembentukan pelikel ditemukan populasi bakteri. Sel-sel bakteri secara berkelanjutan ditransport menuju lapisan pelikel yang menyelubungi gigi melalui saliva, berhubungan dengan diet, atau kontak lain dengan lingkungan luar.1

Dalam beberapa jam pertama, bakteri yang berikatan pada pelikel adalah dari spesies Streptococus dan Actinomyces. Formasi pelikel dari bakteri awal ini merupakan formasi awal plak. Fase ini berlanjut selama 2 hari. Plak supragingiva dibentuk oleh bakteri yang memiliki kemampuan membentuk polisakarida ekstraselular yang memungkinkannya untuk berikatan dengan gigi yang satu dengan yang lainnya seperti Streptococcus mutans, S. sanguis, Actinomyces viscosus dan A. naeslundii.3

Bakteri-bakteri lain masuk ke dalam plak melalui bakteri pembentuk plak primer dan mengambil keuntungan dari perubahan lingkungan yang terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan metabolisme plak primer. Proses pembentukan polisakarida ekstraselular oleh bakteri-bakteri tertentu juga dapat menjadi nutrisi bagi bakteri-bakteri lain pembentuk plak. Pada fase ini telah terdapat bakteri gram negatif seperti spesies Neisseria dan Veillonella.1

Kematangan plak supragingiva disertai oleh perubahan inflamatori gingiva. Terjadi pembentukan plak ke arah apikal ke dalam sulkus gingiva dan terbentuknya plak subgingiva. Pada keadaan ini bakteri dengan kebutuhan metabolik berbeda masuk ke dalam plak termasuk bakteri gram negatif lain


(24)

seperti spesies Prevotella, Porphyromonas, Capnocytophaga, Fusobacterium dan

Bacteroides. Fase ini berlangsung selama 4 sampai 7 hari.3

2.2 Kontrol Plak

Kontrol plak adalah pembuangan plak mikroba secara teratur dan pencegahan akumulasi plak pada gigi dan sekitar permukaan gingiva. Kontrol plak mikroba merupakan cara yang efektif untuk merawat dan mencegah gingivitis dan merupakan bagian penting dari seluruh prosedur termasuk perawatan dan pencegahan penyakit periodontal.4

Untuk memelihara kesehatan jaringan periodontal, dibutuhkan partisipasi aktif dan sikap koperatif pasien dalam melakukan penyingkiran plak supragingiva. Lingkungan oral dapat bebas dari inflamasi karena kontrol plak yang baik. Kontrol plak dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu secara mekanis dan kemis.5

Pengertian dari kontrol plak telah berubah dari sebagai fungsi estetik menjadi upaya pencegahan penyakit. Kontrol plak secara mekanis merupakan metode pencegahan yang paling diterima dalam bidang periodonsia, baik dilakukan oleh personal maupun professional. Kontrol plak secara mekanis dapat berupa tindakan penyikatan gigi, dan pembersihan interdental.5

Kontrol plak secara kemis umumnya dilakukan sebagai tambahan setelah dilakukan kontrol plak secara mekanis untuk mengoptimalkan penyingkiran plak. Penggunaan obat kumur merupakan bentuk kontrol plak secara kemis.5

2.3 Obat Kumur

Peningkatan penggunaan obat kumur menjadi sebuah kunci penting dalam pencegahan dan perawatan penyakit periodontal. Obat kumur diindikasikan untuk dipakai sebagai tambahan setelah menyikat gigi agar tercapai penyingkiran plak yang lebih optimal. Obat kumur dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu: antiseptik, antibiotik, enzim, modifying agent, dan anti adhesive. Penggunaan obat kumur biasanya dipakai adalah kategori antiseptik karena tidak menyebabkan toksisitas sistemik atau resistensi mikroba, dan merupakan agen antimikroba yang berspektrum luas. Beberapa jenis obat kumur yang termasuk kategori antiseptik


(25)

adalah: golongan fenol, campuran quaternanry ammonium, agen oksigenasi, ekstrak herbal, bis-biguanida, germisida, dan halogen.7

2.4 Ekstrak Herbal

Banyak penelitian klinis telah menunjukan efek dari penggunaan ekstrak obat kumur herbal, seperti Cinnamon, Myrtus communis, Sanguinarina, Quereucus infectoria, Capparis spinosa dan lain-lain, dalam mencegah akumulasi plak dental dan menurunkan inflamasi gingiva. Salah satu bahan aktif herbal yang telah lama dikenal dan digunakan sebagai obat kumur adalah sanguinarine. Sanguinarina diperoleh melalui pengekstrakan tanaman bloodroot (Sanguinaria canadensis) dengan konsentrasi penggunaan 0,03%. Penggunaan tanaman tertentu pada obat kumur dilakukan karena efektifitas anti bakterinya yang telah terbukti (secara in vitro atau in vivo) serta beberapa alasan lain, misalnya aroma dan rasa.7

2.5 Kayu Manis

Pohon kayu manis merupakan tumbuhan asli Asia Selatan, Asia Tenggara dan daratan Cina. Cinnamomum burmanii merupakan jenis kayu manis yang berasal dari Indonesia. Tanaman ini umumnya diusahakan oleh masyarakat dan daerah penghasil utamanya adalah Sumatera Barat, Jambi, dan Sumatera Utara. Selain digunakan sebagai bahan masakan, kayu manis juga memiliki keuntungan terhadap kesehatan.9

Tanaman kayu manis dapat tumbuh pada dataran rendah, sedang sampai dataran tinggi, tanaman kayu manis selain menghasilkan kulit dari ranting, yang tidak dapat digunakan serta daun yang terbuang dapat diproses menjadi minyak kayu manis atau cinamon oil. Jenis kayu manis yang ditanam di Indonesia adalah

cinammomum burmanii, cinammomum zeylanikum dan cinammomum cassia. Saat ini yang umum diperdagangkan hanyalah jenis cinammomum burmanii yang tumbuh pada daerah dataran tinggi, dan diperdangkan dalam bentuk kulit. Di Indonesia lebih dikenal dengan cassia vera Indonesia.14

Beberapa penelitian menemukan bahwa kayu manis memiliki efek antibakteri dan anti jamur. Namun masih sedikit penelitian yang menjelaskan


(26)

bahwa kayu manis memiliki efek untuk melawan bakteri kariogenik khususnya

Streptococcus mutans.11

Gambar 1. Kayu Manis12

Taksonomi dari pohon Kayu Manis :9 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Laurales

Famili

Genus

Spesies : Cinnamomum burmannii

Kayu manis merupakan salah satu tumbuhan yang dapat di gunakan untuk perawatan karies dental. Karakteristik rasa dan aroma kayu manis dalam suatu komponen minyak esensial di kenal sebagai cinnamonaldehyde.9

2.5.1 Aktifitas Antibakterial

Komponen-komponen pada ekstrak kayu manis yang memiliki aksi anti bakteri adalah: kamfer, safrol, sinamal aldehid, sinamal asetat, terpen sineol, sitral, sitronela, polifenol dan benzaldehid. Komponen terbesar adalah


(27)

sinamaldehid 55%-65% dan eugenol 4%-8%, beberapa jenis aldehida, benzil benzoat dan felandren yang terdapat dalam kulit batangnya.9

Penelitian Mutma Inna dkk (2010) menyatakan bahwa minyak atsiri kayu manis memiliki dua senyawa aktif anti bakteri yaitu fenolik dan sinamaldehid. Kemampuan anti bakteri dari senyawa tersebut adalah dengan merusak protein sel bakteri sehingga merusak membran sel atau membuat enzim-enzim tertentu menjadi tidak aktif. Penghambatan biofilim yang berhubungan dengan kemampuan senyawa-senyawa fenolik dan aldehid untuk membuat enzim bakteri menjadi tidak aktif, sehingga menyebabkan aktifiktas enzim glukosiltransferase yang di gunakan S. mutans untuk mensintesis sukrosa dalam media menjadi glukan. Akibatnya pembentukan biofilim dapat menjadi terhambat karena jumlah glukosa, sebagai media perlekatan bakteri, sedikit atau terbatas. Hal ini mengindikasikan minyak atsiri kayu manis memiliki aktifitas anti quorum sensing

dalam menghambat pembentukan biofilm.9

Selain senyawa golongan fenilpropanoid seperti eugenol dan sinamaldehid, minyak atsiri kayu manis juga mengandung senyawa golongan terpenoid. Senyawa tersebut adalah hidrokarbon seperti α-pinena dan limonene. Senyawa hidrokarbon dapat terakumulasi dalam jaringan lipid membran bakteri, dan menyebabkan terganggunya struktur dan fungsi membran sel yang disebabkan oleh penambahan volume sel dan perubahan premeabilitas membran sel bakteri.9

Eugenol dalam bidang pengobatan digunakan sebagai antiseptik dan anestesi. Eugenol termasuk senyawa fenol, akan bereaksi dengan alkali hidroksida membentuk senyawa fenolat yang meningkat kelarutannya dalam air. Prinsip ini dipakai untuk memisahkan eugenol dari senyawa lainnya. Fenol adalah senyawa alkohol, dimana gugus alkilnya berupa aril atau sikloalkil. Kandungan eugenol memiliki potensi sebagai antibakteri dan antibiofilm. Menurut penelitian Raaz K dkk (2013) minyak atsiri pada kayu manis memiliki efek antifungal dan antibakteri, jika digunakan dalam jangka waktu panjang dapat merawat Candida albicans.12 Mekanisme penghambatan bakteri oleh minyak atsiri melibatkan beberapa aksi dan hal ini di mungkinkan karena sifat hidrofobisitasnya. Kandungan minyak atsiri dapat memengaruhi lapisan lipid bilayer membrane sel sehingga menjadikannya lebih permeabel, sehingga menyebabkan kerusakan sel


(28)

vital. Penurunan aktifitas enzim bakteri juga merupakan mekanisme aksi penghambat bakteri oleh minyak atsiri.9


(29)

2.5 Kerangka Teori

Obat Kumur Ekstrak Kayu Manis

Sinamaldehid dan Fenolik Terpenoid Minyak Atsiri

Merusak protein sel bakteri sehingga mengacaukan membran sel atau membuat enzim-enzim tertentu menjadi tidak aktif sehingga kayu

manis memiliki aktifitas

anti quorumsensing

dalam menghambat pembentukan biofilim

Terakumulasi dalam jaringan lipid membran bakteri dan

menyebabkan terganggunya struktur

dan fungsi membran sel disebabkan oleh penambahan volume

sel dan perubahan permeabilitas membran sel bakteri

Memiliki potensi sebagai antibakteri dan

antibiofilim

Mengurangi kapasitas perlekatan bakteri ke dalam pelikel dan mengurangi hidrofobitas permukaan sel bakteri yang dibutuhkan dalam

proses perlekatan bakteri lainnya

Menghambat perlekatan bakteri utama pembentuk plak pada fase kolonisasi awal bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri

Penurunan akumulasi plak


(30)

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Bebas :

Obat Kumur Ekstrak Kayu Manis

Variabel Terikat :

Indeks plak Löe & Silness

Variabel Terkendali :

1. Volume obat kumur yang

digunakan

2. Lama penggunaan obat kumur

3. Waktu dan frekuensi menyikat gigi 4. Metode menyikat gigi

Variabel tak terkendali:

1. Jenis pasta gigi dan sikat gigi 2. Diet

3. Cara berkumur


(31)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biofilm plak merupakan agen utama penyebab penyakit periodontal.1 Biofilim terdiri dari sel-sel mikroba terbungkus dalam matriks polimer ekstraselular seperti polisakarida, protein, dan asam nukleat.2 Populasi mikroba pada permukaan gigi (plak dental) adalah contoh yang sangat baik dari komunitas biofilm.2 Beberapa faktor lain, lokal dan sistemik dapat memengaruhi akumulasi plak atau mengubah respon gingiva terhadap plak. Hal ini dapat dianggap sebagai faktor etiologi sekunder.3 Penelitian-penelitian epidemiologik telah menunjukkan korelasi negatif antara kebersihan rongga mulut dengan prevalensi dan keparahan penyakit periodontal. Oleh karena itu, dengan peningkatan praktek kebersihan mulut terjadi penurunan plak sehingga mengurangi inflamasi dan penyakit gingiva.1

Kontrol plak merupakan cara yang efektif dalam merawat dan mencegah gingivitis dan merupakan bagian kritis dari seluruh prosedur termasuk perawatan dan mencegah penyakit periodontal.4 Kontrol plak dapat dilakukan melalui cara mekanis dan kemis. Kontrol plak secara mekanis dapat berupa menyikat gigi, dan pembersihan interdental, sedangkan secara kemis dapat berupa penggunaan pasta gigi dan obat kumur.3 Bahan kimia yang menghambat pertumbuhan plak dan kalkulus turut memegang peran penting dalam mengontrol plak mikroba. Banyak produk jenis kemis yang tersedia sebagai agen penunjang teknik mekanis.4

Banyak jenis agen-agen kimia yang memiliki aksi antiseptik atau antimikroba yang telah digunakan, dengan tingkat kesuksesan yang bervariasi untuk menghambat pertumbuhan plak supragingiva dan perkembangan gingivitis. Beberapa diantaranya adalah Phenolic compound, Bis-biguanida, Pyrimidine, Quaternary ammonium compound, Oxygenationg agents, Halogens,dan Heavy metal salts. Klorheksidin (CHX) merupakan antiseptik paling efektif dalam menghambat pembentukan plak dan mencegah gingivitis.4 Klorheksidin (CHX) sebagai agen antimikroba, efektif dalam melawan bakteri gram positif dan negatif secara in-vitro, jamur dan hifa, serta fakultatif aerob dan anaerob.3


(32)

Dalam mengatasi efek samping tersebut, World Health Organization

(WHO) menganjurkan para peneliti untuk meneliti kemungkinan penggunaan produk-produk alami seperti herbal dan ekstrak tanaman. Banyak penelitian klinis telah menunjukkan efek dari penggunaan ekstrak obat kumur herbal, seperti :

Sanguinarina, Myrtus communis, Quereucus infectoria, Capparis spinosa, Cinnamon dan lain-lain, dalam mencegah akumulasi plak dental dan menurunkan inflamasi gingiva.6

Kayu manis (Cinnamomun) merupakan beberapa spesies dari genus

Cinnamomum. Genus ini merupakan anggota dari family Lauraceae yang meliputi tumbuhan berkayu dengan daun tunggal, ordo Polycarpicae (Ranales atau Ranunculales), anak kelas Dialypetalae, dan kelas Dicotyledoneae.8 Kayu manis secara tradisional telah digunakan untuk meredakan sakit gigi dan menghilangkan bau mulut.12 Tanaman ini telah dikenal mempunyai sifat antibakteri dan antibiofilm yang dimiliki oleh minyak atsiri yang terkandung di dalamnya. Hasil penelitian yang dilakukan Mutma Inna dkk pada tahun 2010, menunjukan bahwa minyak atsiri kayu manis (Cinnamomum burmanni) mengandung zat aktif sinamaldehid dan eugenol yang dapat menghambat biofilm oral secara alami. Adanya sifat antibiofilm ini kemungkinan membuat minyak atsiri kayu manis menjadi zat aktif yang dimasukkan ke dalam permen karet, sehingga dapat digunakan sebagai bahan antibiofilm. Namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut dalam hal uji sitotoksisitas, sehingga penggunaannya secara klinis dapat dipertanggungjawabkan.9 Penelitian Jinan R dkk pada tahun 2008, menunjukkan ekstrak kayu manis memiliki efektifitas yang lebih sedikit apabila dibandingkan dengan klorheksidin sebagai obat kumur, namun ekstrak kayu manis dapat digunakan untuk menghindari karies.10

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti efektifitas obat kumur ekstrak kayu manis dalam menghambat pembentukan plak, sehingga penggunaan obat kumur ekstrak kayu manis dapat dijadikan alternatif pengganti obat kumur kimia sintetis yang beredar di pasaran.


(33)

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh obat kumur yang mengandung ekstrak kayu manis terhadap akumulasi plak ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh obat kumur ekstrak kayu manis terhadap akumulasi plak.

1.4 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh obat kumur ekstrak kayu manis terhadap akumulasi plak.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi informasi kepada masyarakat luas mengenai penggunaan obat kumur herbal dan diharapkan dapat digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.

1.5.2 Manfaat Praktis

Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut pada masa yang akan datang sehingga dapat dikembangkan untuk digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.


(34)

Faculty of Dentistry

Departement of Periodontology Year 2014

Brian Merchantara Winato

Effect of cinnamon extract mouthwash on plaque accumulation X + 32 page

Oral hygiene have a negative correlation with the prevalence and severity of periodontal disease. To improve oral hygiene adequate plaque control is necessary. The use of chemicals is done to optimize plaque removal. In dealing with side effects that occurs in the use of synthetic chemicals, World Health Organization (WHO) recommends research towards natural products, such as herbs and plant extracts. Cinnamon tree is a native plant of South Asia, Southeast Asia and China. Cinnamomum burmanii is a type of cinnamon that is originated in Indonesia. These plants are generally cultivated by the community and the main producing area of this plants are West Sumatra, Jambi and North Sumatra. Other than being used as a cooking ingredient, cinnamon also has advantageous effects to health. Cinnamon contains phenolic compounds and aldehydes that can inhibit the formation of biofilm. The purpose of this study is to determine the effect of cinnamon extract mouthwash on plaque accumulation. This research was conducted for 7 days with students from Dentistry Faculty on University of North Sumatra class 2013 as the research subject. Forty subjects were selected based on inclusion and exclusion criteria and divided into two groups at random. Initial examination was performed in both groups. The treatment group was given a mouthwash cinnamon extract and the control group was given a placebo mouthwash. Both groups were instructed to use the mouthwash 2 times a day after brushing their teeth. Loe-Silness plaque index is used to measure the plaque score. The examination was conducted on the first day, the 4th and 7th after using the mouthwash . The results obtained in this study show that the mean plaque index in the treatment group was lower than the control group but shown significantly


(35)

starting from the first day of treatment with the plaque index mean ± standard deviation 0,429 ± 0,102 in the treatment group and 0,531 ± 0.149 in the control group ( p = 0.017 ) . There were no side effects in this study, but the research subjects complained that there was a weird smell and bad after taste when finished using the cinnamon extract mouthwash. The cinnamon extract mouthwash has an influence in decreasing the accumulation of plaque . Research are needed to be done to find out the optimal concentration of the cinnamon extract mouthwash to decrease plaque accumulation, also for the additions of other materials to optimize the activity of anti- plaque mouthwash cinnamon extract mouthwash and on reducing the unpleasant sensation of the cinnamon extract mouthwash, also the effects of cinnamon extract mouthwash on microorganisms in the plaque .


(36)

Fakultas Kedokteran Gigi

Bagian Periodonsia

Tahun 2014

Brian Merchantara Winato

Pengaruh obat kumur ekstrak kayu manis terhadap akumulasi plak

x + 32 halaman

Kebersihan rongga mulut memiliki korelasi negatif dengan prevalensi dan

keparahan penyakit periodontal. Kontrol plak yang adekuat diperlukan untuk

meningkatkan kebersihan rongga mulut. Penggunaan bahan-bahan kimia

dilakukan untuk mengoptimalkan penyingkiran plak. Dalam mengatasi efek

samping yang terjadi pada penggunaan bahan kimia sintesis, World Health

Organization (WHO) menganjurkan penelitian ke arah produk-produk alami,

seperti bahan herbal dan ekstrak tanaman. Pohon kayu manis merupakan

tumbuhan asli Asia Selatan, Asia Tenggara dan daratan Cina. Cinnamomum

burmanii merupakan jenis kayu manis yang berasal dari Indonesia. Tanaman ini

umumnya diusahakan oleh masyarakat dan daerah penghasil utamanya adalah

Sumatera Barat, Jambi, dan Sumatera Utara. Selain digunakan sebagai bahan

masakan, kayu manis juga memiliki keuntungan terhadap kesehatan. Kayu manis

mengandung senyawa-senyawa fenolik dan aldehid yang dapat menghambat

pembentukan biofilim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

obat kumur ekstrak kayu manis terhadap akumulasi plak. Penelitian ini dilakukan


(37)

Universitas Sumatera Utara angkatan 2013. Empat puluh subjek penelitian dipilih

berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dan terbagi dalam dua kelompok secara

acak. Pemeriksaan awal dilakukan pada kedua kelompok. Kelompok perlakuan

diberi obat kumur ekstrak kayu manis dan kelompok kontrol diberi obat kumur

plasebo. Kedua kelompok diinstruksikan berkumur 2 kali sehari pada saat

menyikat gigi. Pengukuran skor plak dilakukan dengan mengukur indeks plak

Löe-Silness. Pemeriksaan dilakukan pada hari pertama, ke-4 dan ke-7 setalah

pemakaian obat kumur. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan

bahwa mean indeks plak pada kelompok perlakuan lebih rendah dibanding

kelompok kontrol dan signifikan mulai dari hari pertama perlakuan dengan mean

rerata ± standar deviasi 0,429 ± 0,102 pada kelompok perlakuan dan 0,531 ±

0.149 pada kelompok kontrol (p = 0,017). Tidak ada efek samping yang terjadi

pada penelitian ini, namun subjek penelitian mengeluhkan rasa pedar dan sepat

pada penggunaan obat kumur ekstrak kayu manis. Obat kumur ekstrak kayu

manis memiliki pengaruh terhadap penurunan akumulasi plak. Penelitian

konsentrasi optimal pada obat kumur ekstrak kayu manis terhadap penurunan

akumulasi plak perlu dilakukan dan penelitian mengenai

penambahan-penambahan bahan lain untuk mengoptimalkan aktivitas anti plak dari obat kumur

ekstrak kayu manis dan mengurangi sensasi kurang menyenangkan dari obat

kumur ekstrak kayu manis dan pengaruh obat kumur esktrak kayu manis terhadap

mikroorganisme di dalam plak.


(38)

PENGARUH OBAT KUMUR EKSTRAK KAYU

MANIS TERHADAP AKUMULASI PLAK

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

BRIAN MERCHANTARA WINATO NIM : 100600136

Pembimbing :

Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D NIP : 19540210 198303 1 002

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(39)

Faculty of Dentistry

Departement of Periodontology Year 2014

Brian Merchantara Winato

Effect of cinnamon extract mouthwash on plaque accumulation X + 32 page

Oral hygiene have a negative correlation with the prevalence and severity of periodontal disease. To improve oral hygiene adequate plaque control is necessary. The use of chemicals is done to optimize plaque removal. In dealing with side effects that occurs in the use of synthetic chemicals, World Health Organization (WHO) recommends research towards natural products, such as herbs and plant extracts. Cinnamon tree is a native plant of South Asia, Southeast Asia and China. Cinnamomum burmanii is a type of cinnamon that is originated in Indonesia. These plants are generally cultivated by the community and the main producing area of this plants are West Sumatra, Jambi and North Sumatra. Other than being used as a cooking ingredient, cinnamon also has advantageous effects to health. Cinnamon contains phenolic compounds and aldehydes that can inhibit the formation of biofilm. The purpose of this study is to determine the effect of cinnamon extract mouthwash on plaque accumulation. This research was conducted for 7 days with students from Dentistry Faculty on University of North Sumatra class 2013 as the research subject. Forty subjects were selected based on inclusion and exclusion criteria and divided into two groups at random. Initial examination was performed in both groups. The treatment group was given a mouthwash cinnamon extract and the control group was given a placebo mouthwash. Both groups were instructed to use the mouthwash 2 times a day after brushing their teeth. Loe-Silness plaque index is used to measure the plaque score. The examination was conducted on the first day, the 4th and 7th after using the mouthwash . The results obtained in this study show that the mean plaque index in the treatment group was lower than the control group but shown significantly


(40)

starting from the first day of treatment with the plaque index mean ± standard deviation 0,429 ± 0,102 in the treatment group and 0,531 ± 0.149 in the control group ( p = 0.017 ) . There were no side effects in this study, but the research subjects complained that there was a weird smell and bad after taste when finished using the cinnamon extract mouthwash. The cinnamon extract mouthwash has an influence in decreasing the accumulation of plaque . Research are needed to be done to find out the optimal concentration of the cinnamon extract mouthwash to decrease plaque accumulation, also for the additions of other materials to optimize the activity of anti- plaque mouthwash cinnamon extract mouthwash and on reducing the unpleasant sensation of the cinnamon extract mouthwash, also the effects of cinnamon extract mouthwash on microorganisms in the plaque .


(41)

Fakultas Kedokteran Gigi

Bagian Periodonsia

Tahun 2014

Brian Merchantara Winato

Pengaruh obat kumur ekstrak kayu manis terhadap akumulasi plak

x + 32 halaman

Kebersihan rongga mulut memiliki korelasi negatif dengan prevalensi dan

keparahan penyakit periodontal. Kontrol plak yang adekuat diperlukan untuk

meningkatkan kebersihan rongga mulut. Penggunaan bahan-bahan kimia

dilakukan untuk mengoptimalkan penyingkiran plak. Dalam mengatasi efek

samping yang terjadi pada penggunaan bahan kimia sintesis, World Health

Organization (WHO) menganjurkan penelitian ke arah produk-produk alami,

seperti bahan herbal dan ekstrak tanaman. Pohon kayu manis merupakan

tumbuhan asli Asia Selatan, Asia Tenggara dan daratan Cina. Cinnamomum

burmanii merupakan jenis kayu manis yang berasal dari Indonesia. Tanaman ini

umumnya diusahakan oleh masyarakat dan daerah penghasil utamanya adalah

Sumatera Barat, Jambi, dan Sumatera Utara. Selain digunakan sebagai bahan

masakan, kayu manis juga memiliki keuntungan terhadap kesehatan. Kayu manis

mengandung senyawa-senyawa fenolik dan aldehid yang dapat menghambat

pembentukan biofilim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

obat kumur ekstrak kayu manis terhadap akumulasi plak. Penelitian ini dilakukan


(42)

Universitas Sumatera Utara angkatan 2013. Empat puluh subjek penelitian dipilih

berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dan terbagi dalam dua kelompok secara

acak. Pemeriksaan awal dilakukan pada kedua kelompok. Kelompok perlakuan

diberi obat kumur ekstrak kayu manis dan kelompok kontrol diberi obat kumur

plasebo. Kedua kelompok diinstruksikan berkumur 2 kali sehari pada saat

menyikat gigi. Pengukuran skor plak dilakukan dengan mengukur indeks plak

Löe-Silness. Pemeriksaan dilakukan pada hari pertama, ke-4 dan ke-7 setalah

pemakaian obat kumur. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan

bahwa mean indeks plak pada kelompok perlakuan lebih rendah dibanding

kelompok kontrol dan signifikan mulai dari hari pertama perlakuan dengan mean

rerata ± standar deviasi 0,429 ± 0,102 pada kelompok perlakuan dan 0,531 ±

0.149 pada kelompok kontrol (p = 0,017). Tidak ada efek samping yang terjadi

pada penelitian ini, namun subjek penelitian mengeluhkan rasa pedar dan sepat

pada penggunaan obat kumur ekstrak kayu manis. Obat kumur ekstrak kayu

manis memiliki pengaruh terhadap penurunan akumulasi plak. Penelitian

konsentrasi optimal pada obat kumur ekstrak kayu manis terhadap penurunan

akumulasi plak perlu dilakukan dan penelitian mengenai

penambahan-penambahan bahan lain untuk mengoptimalkan aktivitas anti plak dari obat kumur

ekstrak kayu manis dan mengurangi sensasi kurang menyenangkan dari obat

kumur ekstrak kayu manis dan pengaruh obat kumur esktrak kayu manis terhadap

mikroorganisme di dalam plak.


(43)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi Pada tanggal 11 Maret 2014

TIM PENGUJI

KETUA : Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ……… ANGGOTA : 1. Aini Hariyani Nasution, drg., Sp.Perio ……… 2. Pitu Wulandari, drg., S.Psi, Sp.Perio ………

Mengetahui, KETUA DEPARTEMEN

Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ………


(44)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 11 Maret 2014

Pembimbing : TandaTangan

1. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D


(45)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ayahanda Dr. Sadikun Winato, M.M. dan ibunda Dr. Yeni S. Winato atas segala doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis hingga saat ini. 2. Prof. Nazruddin drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

3. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D, selaku dosen pembimbing dan ketua Departemen Periodonsia Fakultas kedokteran gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan dan arahan, motivasi, nasihat dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

4. Dosen pembembing akademik, Rusfian, drg., M.Kes., yang telah membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis sejak awal kuliah di FKG USU

5. Seluruh staf pengajar di Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak masukan, saran dan tunjuk ajar kepada penulis selama melakukan penelitian.

6. Drs. Awaluddin, M.Si., Apt, Selaku ketua Departemen Obat Tradisional Farmasi USU yang telah membantu dalam pembuatan obat kumur dalam skripsi ini.

7. Ibu

Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakak dan adik saya : Karina Yenadia Winato, S.E., M.M. dan Brigad M. Winato yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini


(46)

9. Keluarga besar BMB dan Malavita Elemento yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Senior, Teman-teman dan adik-adik: Masbudi Harianto Gurning, Tri Rizky A., Andi Lestari, Aulia, Dimas, Mike, Ma Jupiter, Cindy Yuwanda, Silvia, Rizky Annisa, Ivan Poltak, Vincent, Joseph Dede, Jessica Forsythia, Afla, Vicky, Wanda, Thawafany, Vika, Aidil, Tommy, Martini, Izza Alena, Shelly, Arisma, Hazwani, Widianto, Nastiti, Jones, Aldrian Raharja, M. Fathurahman, Affan, Akhdan Rifky, George Calvin, Rifky Halim, Astrid, Andy, Immanuel dan seluruh teman-teman yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dan senentiasa memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyedari kelemahan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki menjadikan skripsi ini kurang sempurna, tetapi penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang beruna bagi perkembangan disiplin ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi, khususnya di Departemen Periodonsia.

Medan, 11 Maret 2014 Penulis,

Brian Merchantara Winato NIM: 100600136


(47)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ……… HALAMAN PERSETUJUAN ……….

DAFTAR ISI ………... iv

DAFTAR TABEL ……… vi

DAFTAR GAMBAR ……… vii

DAFTAR LAMPIRAN ………. viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Rumusan Masalah ……….. 3

1.3 Tujuan Penelitian .………... 3

1.4 Hipotesis Penelitian ………... 3

1.5 Manfaat Penelitian ……….. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……… 4

2.1Plak Dental ……… 4

2.1.1 Proses Pembentukan Plak ……….. 5

2.2 Kontrol Plak………... 7

2.3 Obat Kumur ………... 7

2.3.1 Ekstrak Herbal ……… 8

2.4 Kayu Manis ……… 8

2.4.1 Aktifitas Antibakterial ……… 9

2.5 Kerangka Teori ………... 12

2.6 Kerangka Konsep ………... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ……… 14

3.1 Jenis Penelitian ………...………... 14

3.2 Rancangan Penelitian ……….……… 14

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ……… 14

3.2.1 Tempat Penelitian ………... 14


(48)

3.4 Populasi, Sampel dan Besar Sampel ……….. 14

3.4.1 Populasi Penelitian ………... 14

3.4.2 Sampel ……… 15

3.4.3 Besar Sampel ……….. 15

3.5 Variabel Penelitian ………. 16

3.5.1 Variabel Pengaruh………... 16

3.5.2 Variabel Terpengaruh ……… 16

3.5.3 Variabel Terkendali ……… 16

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali ………. 16

3.6 Definisi Operasional ..……… 16

3.7 Alat dan Bahan Penelitian ………. 17

3.7.1 Alat Penelitian ……… 17

3.7.2 Bahan Penelitian………. 18

3.8 Prosedur Penelitian ……… 19

3.8.1 Prosedur Ekstraksi ……….. 19

3.8.2 Peracikan Obat Kumur ………... 20

3.8.3 Pemeriksaan Awal ……….. 20

3.8.4 Pemeriksaan Hari 1,4, dan 7 ……….. 21

3.9 Pengolahan dan Analisa Data ……… 23

3.9.1 Pengolahan Data ………... 23

3.9.2 Analisa Data ………... 23

BAB 4 HASIL PENELITIAN ………. 24

BAB 5 PEMBAHASAN ……….. 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ………... 31

6.1 Kesimpulan ………... 31

6.2 Saran ………. 31

DAFTAR PUSTAKA ………. 32


(49)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Indeks Plak Loe dan Silness ………... 17 2. Data demografi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol………... 24 3. Rerata indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur

ekstrak kayu manis pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol 25 4. Data distribusi rerata indeks plak pada kelompok perlakuan hari ke-0,

hari ke-1,hari ke-4 dan hari ke-7 ………... 27 5. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok perlakuan hari ke-0,

hari ke-1,hari ke-4 dan hari ke-7………... 27 6. Data distribusi rerata indeks plak pada kelompok kontrol hari ke-0,

hari ke-1, hari ke-4 dan hari ke-7……… 28 7. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok kontrol hari ke-0, hari


(50)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kayu Manis ………. 9

2. Grafik Rerata skor indeks plak subjek penelitian yang

menggunakan obat kumur ekstrak kayu manis dan obat kumur


(51)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik

2. Surat izin penelitian di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU

3. Lembar Penjelasan Bagi Subjek Penelitian 4. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan 5. Lembar formulir/ kuisioner pasien 6. Form Isian Hasil Pemeriksaan Klinis 7. Hasil Analisis Data


(1)

9. Keluarga besar BMB dan Malavita Elemento yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Senior, Teman-teman dan adik-adik: Masbudi Harianto Gurning, Tri Rizky A., Andi Lestari, Aulia, Dimas, Mike, Ma Jupiter, Cindy Yuwanda, Silvia, Rizky Annisa, Ivan Poltak, Vincent, Joseph Dede, Jessica Forsythia, Afla, Vicky, Wanda, Thawafany, Vika, Aidil, Tommy, Martini, Izza Alena, Shelly, Arisma, Hazwani, Widianto, Nastiti, Jones, Aldrian Raharja, M. Fathurahman, Affan, Akhdan Rifky, George Calvin, Rifky Halim, Astrid, Andy, Immanuel dan seluruh teman-teman yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dan senentiasa memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyedari kelemahan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki menjadikan skripsi ini kurang sempurna, tetapi penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang beruna bagi perkembangan disiplin ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi, khususnya di Departemen Periodonsia.

Medan, 11 Maret 2014 Penulis,

Brian Merchantara Winato NIM: 100600136


(2)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ……… HALAMAN PERSETUJUAN ……….

DAFTAR ISI ………... iv

DAFTAR TABEL ……… vi

DAFTAR GAMBAR ……… vii

DAFTAR LAMPIRAN ………. viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Rumusan Masalah ……….. 3

1.3 Tujuan Penelitian .………... 3

1.4 Hipotesis Penelitian ………... 3

1.5 Manfaat Penelitian ……….. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……… 4

2.1Plak Dental ……… 4

2.1.1 Proses Pembentukan Plak ……….. 5

2.2 Kontrol Plak………... 7

2.3 Obat Kumur ………... 7

2.3.1 Ekstrak Herbal ……… 8

2.4 Kayu Manis ……… 8

2.4.1 Aktifitas Antibakterial ……… 9

2.5 Kerangka Teori ………... 12

2.6 Kerangka Konsep ………... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ……… 14

3.1 Jenis Penelitian ………...………... 14

3.2 Rancangan Penelitian ……….……… 14


(3)

3.4 Populasi, Sampel dan Besar Sampel ……….. 14

3.4.1 Populasi Penelitian ………... 14

3.4.2 Sampel ……… 15

3.4.3 Besar Sampel ……….. 15

3.5 Variabel Penelitian ………. 16

3.5.1 Variabel Pengaruh………... 16

3.5.2 Variabel Terpengaruh ……… 16

3.5.3 Variabel Terkendali ……… 16

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali ………. 16

3.6 Definisi Operasional ..……… 16

3.7 Alat dan Bahan Penelitian ………. 17

3.7.1 Alat Penelitian ……… 17

3.7.2 Bahan Penelitian………. 18

3.8 Prosedur Penelitian ……… 19

3.8.1 Prosedur Ekstraksi ……….. 19

3.8.2 Peracikan Obat Kumur ………... 20

3.8.3 Pemeriksaan Awal ……….. 20

3.8.4 Pemeriksaan Hari 1,4, dan 7 ……….. 21

3.9 Pengolahan dan Analisa Data ……… 23

3.9.1 Pengolahan Data ………... 23

3.9.2 Analisa Data ………... 23

BAB 4 HASIL PENELITIAN ………. 24

BAB 5 PEMBAHASAN ……….. 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ………... 31

6.1 Kesimpulan ………... 31

6.2 Saran ………. 31

DAFTAR PUSTAKA ………. 32 LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Indeks Plak Loe dan Silness ………... 17

2. Data demografi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol………... 24

3. Rerata indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur

ekstrak kayu manis pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol 25 4. Data distribusi rerata indeks plak pada kelompok perlakuan hari ke-0,

hari ke-1,hari ke-4 dan hari ke-7 ………... 27 5. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok perlakuan hari ke-0,

hari ke-1,hari ke-4 dan hari ke-7………... 27 6. Data distribusi rerata indeks plak pada kelompok kontrol hari ke-0,

hari ke-1, hari ke-4 dan hari ke-7……… 28 7. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok kontrol hari ke-0, hari


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kayu Manis ………. 9 2. Grafik Rerata skor indeks plak subjek penelitian yang

menggunakan obat kumur ekstrak kayu manis dan obat kumur


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik

2. Surat izin penelitian di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU

3. Lembar Penjelasan Bagi Subjek Penelitian 4. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan 5. Lembar formulir/ kuisioner pasien 6. Form Isian Hasil Pemeriksaan Klinis 7. Hasil Analisis Data