Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Tingkat Pendidikan Anak (Studi Kasus Pada Keluarga Buruh Tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara)

(1)

Lampiran 1

ANGKET PENELITIAN

Judul:

“Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Tingkat Pendidikan

Anak (Studi Kasus Pada Keluarga Buruh Tani di Desa Empat Lima

Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara)”.

I. Identitas Responden

No. Responden : (diisi peneliti)

Nama :

Umur :

Tempat Tinggal :

II. Ketentuan Menjawab

1. Mohon anda memberikan tanda (X) pada salah satu alternatif jawaban yang anda anggap paling sesuai dan isilah titik tersebut sesuai dengan pendapat anda pada lembar instrumen ini.

2. Apabila terjadi kekeliruan dalam menjawab dan anda ingin membenarkan, maka berilah tanda dua garis bawah pada jawaban yang dianggap salah kemudian silanglah jawaban yang semestinya menurut anda benar.

Contoh : Pilihan semula a b c d

Pembetulannya a b c d


(2)

III. Daftar Pertanyaan

A. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua

1. Apa Pendidikan formal terakhir yang suami tempuh?

a. SMA c. SD

b. SMP d. Tidak Sekolah

2. Apa Pendidikan formal terakhir yang istri tempuh?

a. SMA c. SD

b. SMP d. Tidak Sekolah

B. Umur Orang Tua

3. Berapa umur suami sekarang . . . . a. Lebih dari 64 tahun……sebutkan b. Antara 55-64 tahun…….sebutkan c. Antara 45-54 tahun…….sebutkan d. Kurang dari 45 tahun…..sebutkan 4. Berapa umur istri sekarang . . . .

a. Lebih dari 64 tahun ……sebutkan b. Antara 55-64 tahun…….sebutkan c. Antara 45-54 tahun…….sebutkan d. Kurang dari 45 tahun …..sebutkan

C. Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga

5. Berapakah pendapatan pokok dan sampingan anda per bulan?

No Jenis Pendapatan Nilai Rupiah

Pendapatan Pokok


(3)

2 Pendapatan pokok istri Rp... 3 Pendapatan pokok anak (yang sudah bekerja) Rp...

Pendapatan sampingan

1 Pendapatan sampingan kepala keluarga Rp... 2 Pendapatan sampingan istri Rp... 3 Pendapatan sampingan anak Rp...

Jumlah Rp...

6. Pengeluaran keluarga selama 1 bulan yang lalu yang berasal dari pembelian yang berupa makanan dan bukan makanan.

a. Berupa manakan

No Jenis barang Jumlah

1 Berupa makana 2 Bukan makanan

Jumlah

D. Pemilik Kekayaan

7. Bagaimana status rumah yang ditempati bapak/ibu . . . . a. Rumah sendiri c. Menumpang orang lain b. Menyewa d. Menumpang pada saudara

8. Apa jenis/sifat rumah yang ditempati bapak/ibu . . . . a. Permanen

b. Semi permanen c. Kayu/papan d. Bambu


(4)

9. Apa jenis lantai dasar rumah yang ditempati bapak/ibu . . . . a. keramik

b. Ubin c. Plester d. Tanah

10. Tipe/ukuran berapakah rumah yang ditempati bapak/ibu . . . . a. Lebih dari 149 m²……..sebutkan

b. 100 –149 m²……..sebutkan c. 50 –99 m²……..sebutkan d. Kurang dari 50 m²

11. Berapakah uang yang keluarga anda sisihkan untuk ditabung dalam satu bulan?

a. Lebih dari Rp. 300.000

b. Antara Rp. 200.000 - Rp. 299.000 c. Antara Rp. 100.000 - Rp. 199.000

d. Tidak menabung-kurang dari Rp. 100.000

E. Tingkat pendidikan anak

12. Apakah tingkat pendidikan formal terakhir anak anda?

a. SD c. SMA

b. SMP d. Perguruan Tinggi


(5)

Lampiran 2

DAFTAR RESPONDEN

No Nama Responden Alamat Jenis

kelamin

Umur Pendidikan terakhir

1 Haris Fadillah Desa Empat Lima L 56 SMP

2 Reni Desa Empat Lima P 35 SMA

3 Nurhayati Desa Empat Lima P 38 SMA

4 Unet Desa Empat Lima P 42 SMA

5 Nurdin Sibayang Desa Empat Lima L 65 Tidak Sekolah

6 Jhon Keneddy Sibayang Desa Empat Lima L 31 SMA

7 Julpian Papilaya Desa Empat Lima L 46 SMP

8 Ratna Sari Dewi Desa Empat Lima P 36 SMP

9 Ramini Desa Empat Lima P 50 SMP

10 Gunawan Desa Empat Lima L 35 SMA

11 Nur Anisah Desa Empat Lima P 30 SMA

12 Samin Desa Empat Lima L 50 SMP

13 Ridam Desa Empat Lima L 32 SMP

14 Lukmasyah Desa Empat Lima L 52 SMA

15 Cut Mutia Desa Empat Lima P 40 SMP

16 Syaharuddin Desa Empat Lima P 43 SMP

17 Satumin Desa Empat Lima P 56 SD

18 Salbiatun Desa Empat Lima P 35 SMP

19 Maimunah Desa Empat Lima P 45 SMA

20 Rosmawati Desa Empat Lima P 50 SMP

21 Amir Husni Desa Empat Lima L 62 SMA

22 Karim Desa Empat Lima L 61 SD

23 Santa Alasta Desa Empat Lima L 40 SMA

24 Zainuddin Desa Empat Lima L 42 SD

25 Agustinus Jawa Desa Empat Lima L 27 SMA

26 T. Ardiasyah Putra Desa Empat Lima L 28 SMA

27 Itun Desa Empat Lima L 58 SMA

28 Agusyandi Desa Empat Lima L 31 SMP

29 Rusli Desa Empat Lima L 42 SMA

30 Permata Sari Desa Empat Lima P 23 SMP

31 Tunem Desa Empat Lima P 90 Tidak Sekolah

32 Eka Marlina Desa Empat Lima P 25 SMA

33 Salabiah Desa Empat Lima P 37 SD

34 Sugianto Desa Empat Lima L 42 SMP

35 Jhon Desa Empat Lima L 30 SMA

36 Reno Agara Desa Empat Lima L 56 SMP

37 Amiruddin Desa Empat Lima L 55 SD


(6)

39 Supardi Manik Desa Empat Lima L 33 SD

40 Sanali Desa Empat Lima L 58 SD

41 Kabul Ramli Desa Empat Lima L 40 SMP

42 M.yasin Arsyad Desa Empat Lima L 32 SMA

43 Hadine Desa Empat Lima P 50 SMP

44 Zulham Efendi Desa Empat Lima L 37 SMA

45 Midrawati Desa Empat Lima P 35 SMA

46 Ponirin Desa Empat Lima L 57 SD

47 Salamiah Desa Empat Lima P 50 SMA

48 Asyrah Desa Empat Lima P 55 SD

49 Timah Desa Empat Lima P 52 Tidak Sekolah

50 Sabariah Desa Empat Lima P 50 Tidak Sekolah

51 Sahebol Desa Empat Lima L 45 SMP

52 Basiruddin Desa Empat Lima L 44 SMP

53 M.Yunaji Desa Empat Lima L 55 SMP

54 Ridwan Desa Empat Lima L 34 SMA

55 Siti Desa Empat Lima P 40 SMP

56 Riniati Desa Empat Lima P 32 SMA

57 Ratna Dewi Desa Empat Lima P 35 SMA

58 Amir Desa Empat Lima L 51 SMP

59 Yusriadi Desa Empat Lima L 38 SMA


(7)

Lampiran 3

HASIL TABULASI DAN ANALISIS DATA

HASIL SPSS KARAKTERISTIK RESPONDEN Pendidikan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 27 45,0 45,0 45,0

2 19 31,7 31,7 76,7

3 11 18,3 18,3 95,0

4 3 5,0 5,0 100,0

Total 60 100,0 100,0

Pendidikan Istri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 21 35,0 35,0 35,0

2 20 33,3 33,3 68,3

3 13 21,7 21,7 90,0

4 6 10,0 10,0 100,0

Total 60 100,0 100,0

Umur orang tua

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 3 5,0 5,0 5,0

2 15 25,0 25,0 30,0

3 8 13,3 13,3 43,3

4 34 56,7 56,7 100,0


(8)

Umur Istri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1,7 1,7 1,7

2 5 8,3 8,3 10,0

3 18 30,0 30,0 40,0

4 36 60,0 60,0 100,0

Total 60 100,0 100,0

Pendapatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 3,3 3,3 3,3

2 6 10,0 10,0 13,3

3 21 35,0 35,0 48,3

4 31 51,7 51,7 100,0

Total 60 100,0 100,0

Pengeluaran

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 3,3 3,3 3,3

2 6 10,0 10,0 13,3

3 20 33,3 33,3 46,7

4 32 53,3 53,3 100,0

Total 60 100,0 100,0

Rumah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 34 56,7 56,7 56,7


(9)

3 1 1,7 1,7 75,0

4 15 25,0 25,0 100,0

Total 60 100,0 100,0

Jenis Rumah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 3,3 3,3 3,3

2 14 23,3 23,3 26,7

3 43 71,7 71,7 98,3

4 1 1,7 1,7 100,0

Total 60 100,0 100,0

Lantai Rumah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1,7 1,7 1,7

2 2 3,3 3,3 5,0

3 49 81,7 81,7 86,7

4 8 13,3 13,3 100,0

Total 60 100,0 100,0

Tipe rumah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 2 3,3 3,3 3,3

3 6 10,0 10,0 13,3

4 52 86,7 86,7 100,0

Total 60 100,0 100,0

Tabungan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(10)

2 2 3,3 3,3 10,0

3 5 8,3 8,3 18,3

4 49 81,7 81,7 100,0

Total 60 100,0 100,0

pendidikan anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 9 15,0 15,0 15,0

2 22 36,7 36,7 51,7

3 13 21,7 21,7 73,3

4 16 26,7 26,7 100,0

Total 60 100,0 100,0

UJI KOLERASI TAU KENDALL

Correlations Variabel Sosial (X1) Ekonomi (X2) pendidikan anak (Y) Kendall's tau_b Variabel Sosial (X1) Correlation Coefficient

1,000 ,111 ,082

Sig. (2-tailed) . ,280 ,004

N 61 61 60

Ekonomi (X2) Correlation Coefficient

,111 1,000 ,310

Sig. (2-tailed) ,280 . ,006

N 61 61 60

pendidikan anak (Y)

Correlation Coefficient

,082 ,310 1,000

Sig. (2-tailed) ,004 ,006 .

N 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

UJI REGRESI BERGANDA

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized


(11)

Uji F

ANOVA Sum of Squares df

Mean

Square F Sig. Variabel Sosial (X1) Between

Groups

,056 3 ,019 16,193 ,000

Within Groups

57,672 55 1,049

Total 57,729 58 Variabel Ekonomi (X2) Between

Groups

1,530 3 ,510 29,758 ,000

Within Groups

35,690 55 ,649

Total 37,220 58 c. Predictors : (Constant), X2, X1

d. Dependent Variabel: Y

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,054 ,133 ,411 ,683

Variabel Sosial (X1)

,246 ,090 ,495 2,727 ,008

Ekonomi (X2) ,315 ,038 ,504 2,772 ,008 a. Dependent Variable: pendidikan anak (Y)


(12)

(13)

Lampiran 5

DOKUMENTASI

Gambar kondisi tempat tinggal buruh tani di Desa Empat Lima


(14)

Gambar situasi buruh tani sedang menanam padi disawah


(15)

Gambar buruh tani sedang mengutip jagung


(16)

Gambar buruh Tani sedang menjemur hasil cetakan batu bata


(17)

Gambar buruh Tani sedang membakar hasil cetakan batu bata

Gambar buruh Tani sedang mengambil batu bata yang sudah jadi untuk dijual


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 1994. Sosiologi: Sistematika, Teori Dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmad,A, 1990. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Alhusin, S. 2003. Aplikasi Statistik dengan Menggunakan SPSS 10 for Windows.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Arifin, Z. 2002. Kondisi Sosial Ekonomi Petani Tebu di Desa Negara Batik Sungkai. Bandar Lampung: UNILA.

Arikunto, Suharmi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan dan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Daerah Kabupaten Aceh Tenggara 2014.

Aceh Tenggara: BPS.

Badan Pusat Statistik. Kecamatan Bukit Tusam Dalam Angka 2014. Aceh Tenggara.

---. 2011. Pedoman Pencacahan SPDT12-K: BPS

Cahyawati. 2013. Analisis Pendapatan Petani Kelapa Sawit Dalam Meningkatkan Pendidikan Anak di Desa Air Putih. Jurnal.Universitas Tanjungpura

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Dewantara, Ki hadjar.1994. Karya Ki Hadjar Dewantara. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa

Elisabeth, B. Hurlock. 1996. Psikologi Perkembangan-Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Erlangga

Fathoni, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Rineka Hamalik,O.2001. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid Hasan. 2008. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: PT Bumi Aksara

Jumain. 2010. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Motivasi Orang Tua Terhadap Motivasi belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Al-Islam 1 Surakarta 2009-2010, Skripsi: FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/165541048201133278.


(19)

Khairuddin. 1997.Sosiologi Keluarga, Yogyakarta: Liberty.

Maftukhah. 2007. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP N 1 Radudonkal Kabupaten Pemalang Tahun 2006/2007. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.

Mulyanto,Sunardi, M. dan H.D. Evers. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok.

Jakarta: CV.Rajawali.

Narwoko,D dan Suyanto,B. 2004. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan.

Jakarta: Prenanda Media

Nasirotun,Siti. (2013). Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi dan Pendidikan Orang Tua Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa. Jurnal. Universitas Veteran Semarang.

Oktama, R.Z. 2013. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Pendidikan Anak Keluarga Nelayan di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun 2013. Skripsi.

Universitas Negeri Semarang.

Purwaanto,N.2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Redja Mudyaharjo. 2001. Pengantar pendidikan (Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia). Jakarta: PT Grafindo Persada.

Sajogyo. 1995. Sosiologi Pedesaan.Yogyakarta: Gadjah Mada Press. Sugioyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta

Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta.

Samuelson, Nordhaus. 2004. Ilmu Ekonomi Makro. Jakarta: PT. Media Global Edukasi .

Soerjono Soekanto. 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. Soleman, Munandar. 1986. ILMU SOSIAL DASAR Teori dan Konsep Ilmu

Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Jakarta: Pustaka Widyatama.

Wakhid, A. 2008. Pendidikan Versus Kemiskinan. Jurnal Nadwa, Vol.2, No.1, 100-109.


(20)

Widayati,Irin. 2014. Pengaruh Sosial Ekonomi Orang Tua, Pendidikan, Pengeloalan Keuangan Keluarga, dan Pembelajaran di Perguruan Tinggi Terhadap Literasi Finansial Mahasiswa. Jurnal. Universitas Negeri Malang.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini merupakan penelitian Asosiatif dengan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2006:11), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

lebih.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Empat Lima, Kec. Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara. Tempo waktu penelitian direncanakan selama tiga bulan. Untuk dua bulan pertama digunakan untuk menyusun proposal penelitian dan proses seminar, dan satu bulan berikutnya digunakan untuk melakukan penelitian di lapangan sampai kepada penulisan akhir skripsi.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006;90).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga buruh tani yang terdiri dari 114 rumah tangga di Desa Empat Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara. (Kecamatan Bukit Tusam Dalam Angka,2014).

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006;91).


(22)

Penarikan sampel yang digunakan adalah “Simple Random Sampling dimana teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Berdasarkan hal tersebut ditarik sampel berjumlah 60 orang buruh tani.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan berupa data primer dengan jenis data cross section yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti yaitu Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data secara teknik menunjukkan bagaimana cara mendapatkan atau mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian yang dimaksud. Metode pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat dan terpercaya, adapun metode yang digunakan adalah:

a. Metode Angket

Metode angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang responden ketahui (Arikunto, Suharmi, 2006:151). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data atau keterangan dari responden dengan memberikan daftar pertanyaan secara tertulis.

b. Metode Wawancara

Metode ini dilakukan untuk melengkapi angket atau kusionner, yaitu jika responden tidak dapat menjawab angket atau kuisioner secara langsung karena


(23)

keterbatasan kemampuan dalam memahami angket atau kusioner, maka keadaan seperti ini wawancara perlu digunakan dengan pedoman pada pernyataan yang terdapat dalam kuisioner.

3.6 Batasan Operasional

Dalam Penelitian ini batasan yang akan diteliti peneliti mencakup permasalahan kondisi sosial, kondisi ekonomi dan Tingkat pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima. Permasalahan dalam penelitian ini, peneliti akan melihat apakah kondisi sosial dan ekonomi akan berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak yang ada di Desa Empat Lima khususnya keluarga buruh tani.

3.7 Definisi Operasional

Dalam definisi operasional ini akan dijabarkan pengertian dari tiga topik inti yang diangkat penulis sebagai judul penelitian, yaitu:

1. Kondisi sosial, dalam penelitian ini kondisi sosial yang akan diteliti adalah bagaimana latar belakang pendidikan dan usia orang tua apakah berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak. Orang tua dengan latar belakang pendidikan yang baik tentunya mampu memberikan arahan kepada anaknya tentang pentingnya pendidikan dan begitu pula orang tua yang usia nya lebih tua atau dewasa akan lebih baik dalam mendidik anak dikarenakan sudah memiliki pengalam hidup.

2. Kondisi ekonomi, yang berupa kemampuan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Kondisi ekonomi dapat diukur dengan 4 indikator yaitu pendapatan, pengeluaran, tempat tinggal, dan tabungan yang dimiliki keluarga.


(24)

Pendapatan yang diperoleh keluarga yang biasanya berasal dari pendapatan pokok, pendapatan sampingan, dan pendapatan lain-lain. Selain itu, pengeluaran keluarga juga bisa dilihat dari pengeluaran berupa makanan dan bukan makanan. Disamping itu, tempat tinggal dan tabungan juga dapat dijadikan penilaian terhadap kondisi ekonomi suatu keluarga. Tempat tinggal biasanya dinilai dengan melihat status, jenis, dan ukuran rumah yang ditempati. 3. Tingkat pendidikan anak, dalam penelitian ini tingkat pendidikan anak yang diteliti yaitu pendidikan yang bersifat formal. Pendidikan yang formal merupakan pendidikan yang berstruktur mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi.

3.8 Variabel penelitian

Menurut Suharmi Arikunto (2006:118), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah gejala atau faktor yang mempengaruhi gejala atau unsur lain, yang selanjutnya disebut dengan variabel X. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah kondisi sosial dan ekonomi keluarga buruh tani, yaitu:

a) Kondisi Sosial keluarga (X1)


(25)

 Usia orang Tua

b) Kondisi Ekonomi Keluarga (X2) 1. Pendapatan dan pengeluaran pokok o Pendapatan pokok

o Pengeluaran Keluarga 2. Pemilik kekayaan o Tempat Tinggal o Tabungan Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel sebagai akibat dari variabel bebas, yang termasuk variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan anak (Y1) yaitu pendidikan Dasar (SD/MI) atau (SMP/MTS), pendidikan menengahh (SMA/sederajat), dan pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi).

3.9 Instrumen Penelitian 3.9.1 Validitas

Pengujian Validitas bertujuan agar data yang diambil benar-benar valid, yakni benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Kemudian, instrumen itu harus reliable,artinya “konstan” dalam pengambilan data (Syahri,2003;335). 3.9.2 Reliablitas

Pengujian Reliablitas adalah berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap alat test (instrument). Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi jika hasil pengujian test/instrumen menunjukkan hasil yang tetap (Syahri,2003;341).


(26)

3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Uji Kolerasi Tau kendall

Pengujian Kolerasi Tau Kendall adalah pembuatan rangking dari pengamatan terhadap objek dengan pengamatan yang berbeda untuk mengetahui kesesuaian objek yang diamati.

Model yang digunakan dalam analisis Tau Kendall sekaligus digunakan sebagai statistik uji yaitu:

= S n (n – 1 )/2 dimana :

= Koefisien Korelasi Tau Kendall S = Selisish jumlah rank X dan Y N = banyaknya Populasi

Hipotesis yang digunakan untuk melakukan analisis kolerasi Tau Kendall adalah: Untuk uji dua arah:

: τ=0 : τ≠0

Dengan kata lain :

: X dan Y saling Bebas atau independen : X dan Y tidak Saling Bebas

Untuk uji satu arah

: τ=0 (1)

: τ>0


(27)

: τ=0 (2)

: τ<0

3.10.2 Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara Kondisi Sosial (X1) dan Kondisi Ekonomi (X2) terhadap Tingkat Pendidikan Anak (Y) di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara. Untuk menghitung koefisien regresi linier menmggunakan persamaan sebagai berikut:

y = a + b1x1 + b2x2

Keterangan :

y : Variabel Terikat (Tingkat Pendidikan Anak)

x1 : Variabel Bebas (Kondisi Sosial)

o Pendidikan orang tua o Usia orang tua

x2 : Variabel Bebas (Kondisi Ekonomi)

o Pendapatan pokok o Pengeluaran keluarga o Pemilik kekayaan

b1 : Koefisien peubah bebas X1 terhadap Y


(28)

3.10.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Pengujian hipotesis yang kedua yaitu regresi secara parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel teikat. Dengan rumus hipotesis: Ho: artinya variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Ha: variabel bebas secara parsial mempunya pengaruh signifikan terhadap variabel terikat, pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung masing-masing variabel dengan t tabel signifikan 5%.

Kriteria uji t adalah:

Jika > : maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika < : maka Ho diterima dan Ha ditolak

3.10.4 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Pengujian hipotesis pertama yaitu regresi simultan (Uji F) digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (pendidikan orang tua, usia orang tua, pendapatan pokok, pengeluaran keluarga, jumlah anggota keluarga, pemilik kekayaan ) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (tingkat pendidikan anak), F hitung dibandingkan dengan F table dengan menggunakan derajat signifikan 5% dengan:

Jika > , maka Ho ditolak dan Ha diterima

Jika < , maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Analisis dengan menggunakan bantuan komputer yaitu dengan Statistik Product and Service Solution (SPSS) versi 18.0


(29)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Desa Empat Lima

Desa Empat Lima terletak di Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara. Desa Empat Lima merupakan salah satu desa dengan tingkat pendidikan masyarakat yang rendah dan penduduk bermata pencarian sebagai petani atau buruh tani di Kabupaten Aceh tenggara. Berikut paparan gambaran umum tentang Desa Empat Lima mengenai letak dan luas wilayah serta kondisi penduduknya.

4.1.1 Batas dan Luas Wilayah Desa Empat Lima

Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara merupakan salah satu Desa dari 23 Desa di wilayah Kecamatan Bukit Tusam. Berdasarkan letak dan batas Desa Empat Lima, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1.

Batas Wilayah Desa Empat Lima

No Batas Wilayah Batasan Dengan Desa Batas Lain

1 Sebelah Utara Pejuang 2 Sebelah Timur Sebudi Jaya 3 Sebelah Barat Pegunungan 4 Sebelah Selatan Lawe Dua

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kute (RPJMK) Empat Lima Tahun 2015-2020.

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa untuk sebelah utara, Desa Empat Lima berbatasan dengan Desa Pejuang, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sebudi Jaya, sebelah barat berbatasan dengan pegunungan, dan sebelah


(30)

selatan berbatasan dengan Desa Lawe Dua. Selanjutnya untuk luas wilayah Desa Empat Lima dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2

Luas Wilayah Dirinci Per Desa Kecamatan Bukit Tusam Tahun 2013

No Desa Luas Desa

1 Maha Singkil 1,61

2 Tenembak Bintang 1,14

3 Alur Buluh 2,25

4 Tuanlang Baru 2,89

5 Kuta Lengat Pagan 1,07

6 Kuta Lengat Selian 1,4

7 Kuta Lingga 1,4

8 Rema 2,19

9 Lawe Dua Gab 2,25

10 Kerukunan 1,41

11 Rikitbur 3,59

12 Amaliah 2,69

13 Gumpang 1,07

14 Pejuang 2,47

15 Sebudi Jaya 2,82

16 Bambel Baru 3,35

17 Darussalam 1,11

18 Kute Gekhat 1,86

19 Mbak Sako 2,63

20 Paye Rambung 0,51

21 Darul Imami 0,91

22 Rikit Bur II 3,08

23 Empat Lima 2,9

Jumlah 46,4

Sumber : Kecamatan Bukit Tusam Dalam Angka 2014

Desa Empat Lima berlokasi di Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara dengan cakupan luas 2,9 . Penelitian ini difokuskan pada Desa Empat Lima karena Desa ini merupakan salah satu Kasawan pertanian yang terbesar di Kecamatan Bukit Tusam diantara kawasan pertanian yang lain.


(31)

4.1.2 Kondisi Penduduk

4.1.2.1 Jumlah dan Komposisi Penduduk

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Kecamatan Bukit Tusam dalam angka tahun 2014, jumlah penduduk Desa Empat Lima secara keseluruhan sebanyak 456 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 219 dan perempuan sebanyak 237 jiwa, terdiri dari 114 KK. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Dirinci Per Desa Dalam Kecamatan Bukit Tusam Tahun 2013.

No Desa Laki-laki Perempuan Sex Ratio

1 Maha Singkil 196 206 95,1

2 Tenembak Bintang 201 205 98,0

3 Alur Buluh 89 93 95,7

4 Tuanlang Baru 138 150 92,0

5 Kuta Lengat Pagan 170 189 89,9

6 Kuta Lengat Selian 145 160 90,6

7 Kuta Lingga 173 165 104,8

8 Rema 272 288 94,4

9 Lawe Dua Gab 459 483 95,0

10 Kerukunan 184 176 104,5

11 Rikitbur 265 260 101,9

12 Amaliah 192 162 118,5

13 Gumpang 105 104 101,0

14 Pejuang 166 178 93,3

15 Sebudi Jaya 293 322 91,0

16 Bambel Baru 319 320 99,7

17 Darussalam 224 224 100,0

18 Kute Gekhat 113 117 96,6

19 Mbak Sako 162 192 84,4

20 Paye Rambung 70 68 102,9

21 Darul Imami 134 130 103,1

22 Rikit Bur II 459 426 107,7

23 Empat Lima 219 237 92,4

Jumlah 4.748 4.855 97,8


(32)

4.1.2.2 Mata Pencaharian

Data mengenai mata pencaharian penduduk bisa mengambarkan karakteristik suatu daerah, berikut ini adalah komposisi penduduk menurut mata pencaharian di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara disajikan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.4.

Jumlah Rumah Tangga Menurut Pekerjaan Utama Kepala keluarga Dirinci Per Desa Dalam Kecamatan Bukit Tusam Tahun 2013

No Mata Pencaharian Jiwa

1 Pertanian 111

2 Pertambangan 4

3 Industri 12

4 Kontruksi 4

5 Perdagangan 8

6 Jasa 2

7 Lainnya 4

Sumber : Kecamatan Bukit Tusam Dalam Angka 2014.

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian di Desa Empat Lima didominasi oleh pertanian sebesar (97,37%), karena wilayah Desa Empat Lima sebagian besar merupakan daerah pertanian.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 60 responden di Desa Empat Lima yang dianalisis secara regresi dan uji statistik untuk membuktikan hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Variabel yang diteliti adalah kondisi sosial dan kondisi ekonomi keluarga sebagai variabel bebas dan tingkat pendidikan anak sebagai variabel terikatnya. Lebih rinci hasil penelitian terhadap ketiga variabel akan dipaparkan dibawah ini.


(33)

Ketika responden mengisi angket, responden tersebut didampingi oleh peneliti supaya ketika responden ingin bertanya dan ada yang kurang jelas terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam angket yang telah disediakan, responden dapat bertanya kepada peneliti dan sebaliknya peneliti dapat tanya jawab dengan responden. Proses penelitian berlangsung selama 5 hari dengan menggunakan bantuan 2 orang ketika terjun kelapangan. Satu hari mendapatkan 5-10 responden. Responden dalam mengisi angket membutuhkan waktu sekitar kurang lebih 10 menit.

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan Suami

Gambaran tentang pendidikan suami berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Suami

No Pendidikan Frekuensi Persen

1 SMA 27 45

2 SMP 19 31,7

3 SD 11 18,3

4 Tidak Sekolah 3 5,0

Jumlah 60 100

Sumber: Diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui tingkat pendidikan suami buruh tani di Desa Empat Lima. Terlihat bahwa, responden yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 27 orang responden atau sebesar 45% hal tersebut yang mendominasi pendidikan suami buruh tani yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMA). Selanjutnya, Suami yang berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 19 orang responden atau sebesar 31,7%. Diikuti dengan suami yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 11 orang


(34)

responden atau sebesar 18,3% dan responden suami buruh tani yang tidak sekolah atau tidak tamat SD sebanyak 3 orang responden atau sebesar 5%.

4.2.1.2 Karakeristik Responden Berdasarkan Pendidikan Istri

Gambaran tentang pendidikan istri berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan Istri

No Pendidikan Frekuensi Persen

1 SMA 21 35

2 SMP 20 33,3

3 SD 13 21,7

4 Tidak Sekolah 6 10

Jumlah 60 100

Sumber: Diolah oleh Penulis

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui tingkat pendidikan istri buruh tani di Desa Empat Lima. Terlihat bahwa, responden yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 21 orang responden atau sebesar 35% hal tersebut yang mendominasi pendidikan istri buruh tani yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMA). Selanjutnya, istri yang berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 20 orang responden atau sebesar 33,3%. Diikuti dengan istri yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 13 orang responden atau sebesar 21,7% dan responden istri buruh tani yang tidak sekolah atau tidak tamat SD sebanyak 6 orang responden atau sebesar 10%.

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Suami

Usia responden yang menjadi responden dalam penelitian ini berkisar antara < 45 sampai >64 tahun. Adapun usia dari suami buruh tani yang ada di Desa Empat Lima. Berdasarkan hasil wawancara peneliti adalah sebagai berikut:


(35)

Tabel 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Suami

No Usia (Tahun) Frekuensi Persen

1 > 64 3 5

2 55-64 15 25

3 45-54 8 13,3

4 < 45 34 56,7

Jumlah 60 100

Sumber: Diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat diketahui 60 orang responden, usia suami buruh tani yang paling dominan adalah antara <45 tahun sebanyak 34 orang responden atau sebesar 56,7%, untuk usia 45-54 tahun sebanyak 8 orang responden atau sebesar 13,3%, begitu juga dengan usia 55-64 tahun sebanyak 15 orang responden atau sebesar 25%. Selanjutnya untuk usia >64 tahun sebanyak 3 orang responden atau sebesar 5%.

4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Istri

Gambaran tentang usia istri berdasarkan hasil observasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Istri

No Usia (Tahun) Frekuensi Persen

1 >64 1 1,7

2 55-64 5 8,3

3 46-54 18 30

4 <45 36 60

Jumlah 60 100

Sumber: Diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat diketahui 60 orang responden, usia istri buruh tani yang paling dominan adalah antara <45 tahun sebanyak 36 orang responden atau sebesar 60%, untuk usia 46-54 tahun sebanyak 18 orang responden atau sebesar 30%, begitu juga dengan usia 55-64 tahun sebanyak 5


(36)

orang responden atau sebesar 8,3%. Selanjutnya untuk usia >64tahun sebanyak 1 orang responden atau sebesar 1,7%.

4.2.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Gambaran tentang pendapatan keluarga buruh tani di Desa Empat Lima berdasarkan hasil observasi sebagai berikut:

Tabel 4.9

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

No Kriteria Frekuensi Persentase

1 2.400.000 - 3.000.000 2 3,3

2 1.700.000 - 2.399.000 6 10

3 1.000.000 - 1.699.000 21 35

4 < 1.000.000 31 51,7

Jumlah 60 100

Sumber: Diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat diketahui dari 60 responden diperoleh keterangan tentang tingkat pendapatan keluarga buruh tani sebagai berikut: 2 keluarga (3,3%) memiliki tingkat pendapatan keluarga antara Rp. 2.400.000-3.000.000 dalam satu bulan, 6 keluarga (10%) memiliki tingkat pendapatan antara Rp. 1.700.000-Rp. 2.399.000 dalam satu bulan, 21 keluarga (35%) memiliki pendapatan antara Rp. 1.000.000-Rp. 1.699.000 dan 31 keluarga (51,7%) memiliki tingkat pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000.

4.2.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran

Gambaran tentang pengeluaran keluarga buruh tani di Desa Empat Lima berdasarkan hasil observasi sebagai berikut


(37)

Tabel 4.10

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran

No Kriteria Frekuensi Persentase

1 2.400.000 - 3.000.000 2 3,3

2 1.700.000 - 2.399.000 6 10

3 1.000.000 - 1.699.000 20 33,3

4 < 1.000.000 32 53,3

Jumlah 60 100

Sumber: Diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diketahui dari 60 responden maka diperoleh hasil yaitu 2 orang responden atau sebesar 3,3% memiliki tingkat pengeluaran antara Rp. 2.400.000-Rp. 3.000.000, selanjutnya 6 orang responden atau sebesar 10% memiliki tingkat pengeluaran antara Rp. 1.700.000-Rp. 2.399.000, 20 orang atau sebesar 33,3% memiliki tingkat pengeluaran antara Rp. 1.000.000-Rp 1.699.000 dan 32 orang responden atau sebesar 53,3% memiliki tingkat pendapatan < Rp. 1.000.000

4.2.1.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Rumah

Keluarga buruh tani mayoritas memiliki rumah dengan status menyewa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.11

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Rumah

No Status Rumah Frekuensi Persen

1 Rumah Sendiri 10 16,7

2 Menyewa 34 56,7

3 Menumpang Pada Orang Laim 1 1,7

4 Menumpang Pada saudara 15 25

Jumlah 60 100

Sumber: Diolah Oleh Penulis

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat dijelaskan bahwa persentase tertinggi status rumah yang dimiliki keluarga buruh tani di Desa Empat Lima sebesar


(38)

56,7% mereka menyewa rumah yang ditempati, sedangkan persentase terendah sebanyak 1,7% yaitu dengan status menumpang pada orang lain.

4.2.1.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Rumah

keluarga buruh tani mayoritas memiliki rumah dengan jenis kayu atau papan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.12

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Rumah

No Jenis Rumah Frekuensi Persen

1 Permanen 2 3,3

2 Semi Permanen 14 23,3

3 Kayu/Papan 43 71,7

4 Bambu 1 1,7

Jumlah 60 100

Sumber: Diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel di atas, persentase tertinggi jenis rumah yang ditempati keluarga buruh tani sebesar 71,7% yaitu dari kayu atau papan, persentase terendah sebesar 1,7% yaitu dengan jenis rumah bambu.

4.2.1.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Lantai Dasar Rumah

Keluarga buruh tani mayoritas memiliki rumah dengan lantai dasar plaster, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.13

Karakteristik Responden Berdasarkan Lantai Dasar Rumah

No Lantai Dasar Frekuensi Persen

1 Keramik 1 1,7

2 Ubin 2 3,3

3 Plaster 49 81,7

4 Tanah 8 13,3

Jumlah 60 100

Sumber: Diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, bahwa persentase tertinggi dari lantai dasar rumah yang dimiliki keluarga buruh tani sebesar 81,7% yaitu dari plaster,


(39)

sedangkan persentase terendah sebesar 1,7% yaitu dengan jenis lantai dasar keramik.

4.2.1.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Ukuran Rumah

Keluarga buruh tani mayoritas memiliki rumah dengan tipe atau ukuran kurang dari 50 , untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.14

Karakteristik Responden Berdasarkan Ukuran Rumah

No Tipe/Ukuran Rumah Frekuensi Persentase

1 >149 0 0

2 100-149 2 3,3

3 50-99 6 10

4 <50 52 86,7

Jumlah 60 100

Sumber: Diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel 4.14 di atas, bahwa persentase tertinggi tipe atau ukuran rumah yang dimiliki keluarga buruh tani sebesar 86,7% yaitu dengan tipe atau ukuran <50 , persentase terendah sebesar 0% yaitu dengan tipe atau ukuran >149 .

4.2.1.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Tabungan

Keluarga buruh tani mayoritas menabung dalam satu bulan kurang dari 100.000 rupiah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.15

Karakteristik Responden berdasarkan Tabungan

No Tabungan Dalam 1 bulan Frekuensi Persen

1 >300.000 4 6,7

2 200.000-300.000 2 3,3

3 100.000-199.000 5 8,3

4 <100.000 49 81,7

Jumlah 60 100


(40)

Berdasarkan tabel 4.15 di atas, dapat dijelaskan bahwa persentase tertinggi untuk tabungan yang dimiliki sebesar 81,7 mereka menyisihkan uangnya untuk ditabung kurang dari Rp. 100.000 dalam satu bulan. Sedangkan persentase terendag adalah sebesar 3,3% mereka menyisihkan uangnya untuk ditabung antara Rp. 200.000-Rp. 300.00 dalam satu bulan.

4.2.1.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Anak

Pada karakteristik responden tingkat pendidikan anaknya, penilaian dilakukan dengan tingkat pendidikan yang tertinggi yang telah ditempu atau masih di tempuh oleh salah satu anak dari suatu keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.16

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Anaknya

No Kriteria Frekuensi Persen

1 Perguruan Tinggi 9 15

2 SMA 22 36,7

3 SMP 13 21,7

4 SD 16 26,7

Jumlah 60 100

Sumber: Diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel 4.16 di atas, dapat diketahui dari 60 responden diperoleh tentang tingkat pendidikan anak sebagai berikut: 9 keluarga (15%) memiliki tingkat pendidikan anak sampai perguruan tinggi, 22 keluarga (36,7%) memiliki tingkat pendidikan anak sampai SMA, 13 keluarga (21,7%) memiliki tingkat pendidikan anak sampai SMP, 16 keluarga (26,7%) memiliki tingkat pendidikan anak hanya pada jenjang SD.


(41)

4.2.2 Analisis Korelasi Tau Kendall

Analisis Korelasi Tau Kendall bertujuan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis terhadap variabel-variabel penelitian, yaitu kondisi sosial, kondisi ekonomi terhadap tingkat pendidikan anak. Pada analisis korelasi tau kendall, penilaian dilakukan dengan 2 indikator, diantaranya adalah Variabel kondisi sosial dan Kondisi Ekonomi Keluarga. Berikut adalah hasil analisis korelasi tau kendall berdasarkan pada hasil penelitian mengenai kondisi sosial dan Ekonomi keluarga.

Tabel 4.17

Hasil Korelasi Tau Kendall Correlations Variabel Sosial (X1) Ekonomi (X2) pendidikan anak (Y) Kendall's tau_b Variabel Sosial (X1) Correlation Coefficient

1,000 ,111 ,082

Sig. (2-tailed) . ,280 ,004

N 61 61 60

Ekonomi (X2) Correlation Coefficient

,111 1,000 ,310

Sig. (2-tailed) ,280 . ,006

N 61 61 60

pendidikan anak (Y)

Correlation Coefficient

,082 ,310 1,000

Sig. (2-tailed) ,004 ,006 .

N 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

a. Analisis: 1. Hipotesis

a. H0: Tidak ada pengaruh antara kondisi sosial terhada tingkat pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.


(42)

Ha: Ada pengaruh antara kondisi sosial terhadap tingkat pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

b. H0: Tidak ada pengaruh antara kondisi ekonomi terhadap tingkat pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

Ha: Ada pengaruh antara kondisi ekonomi terhadap tingkat pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

2. Dasar penarik Kesimpulan

 Jika probabilitas (P-value/Sig.) > ɑ (0,05%), maka H0 diterima

 Jika probabilitas (P-value/sig.) < ɑ (0,05%), maka H0 ditolak 3. Kesimpulan

Dari uraian dan perhitungan diatas didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Koefisien korelasi tau kendall untuk variabel kondisi sosial (X1) τ = 0,082 bahwa koefisien korelasi variabel kondisi sosial (X1) dengan tingkat pendidikan anak (Y) memiliki korelasi yang kuat dan nilai Probabilitas sebesar 0,004 jauh lebih kecil dari pada 0,05 atau pengaruh variabel tersebut signifikan yang berarti H0 ditolak dengan demikian, Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh antara kondisi sosial terhadap tingkat pendidikan anak di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.


(43)

2. Koefisien korelasi tau kendall untuk variabel kondisi ekonomi (X2) τ = 0,31 bahwa koefisien korelasi variabel kondisi ekonomi (X2) dengan tingkat pendidikan anak (Y) memiliki korelasi yang kuat dan nilai probabilitas sebesar 0,006 jauh lebih kecil dari pada 0,05 dan pengaruh variabel tersebut signifikan yang berarti H0 ditolak dengan demikian, Ha diterima. Jadi, terdapat pengaruh antara kondisi ekonomi terhadap tingkat pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

4.2.3 Analisis Regresi Berganda

Analisis Regresi Berganda bertujuan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui variabel independen atau variabel prediktor. Penilaian yang dilakukan pada analisis regresi berganda yaitu 2 indikator diantaranya variabel kondisi sosial, dan variabel kondisi ekonomi keluarga. Berikut adalah hasil analisis pada variabel kondisi sosial dan kondisi ekonomi keluarga.

Tabel 4.18

Hasil Analisis Regresi Berganda

Model regresi untuk persamaan ini dapat dilihat dari tabel coefficients pada kolom B, yaitu:

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,054 ,133 ,411 ,683 Variabel Sosial (X1) ,246 ,090 ,495 2,727 ,008 Ekonomi (X2) ,315 ,038 ,504 2,772 ,008 a. Dependent Variable: pendidikan anak (Y)


(44)

Y = 0,54 + 0,246 + 0,315 Dimana :

Y = Tingkat pendidikan anak X1 = Kondisi sosial keluarga X2 = Kondisi Ekonomi Keluarga

Persamaan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 0,054 menyatakan bahwa jika tidak ada faktor kondisi sosial dan kondisi ekonomi keluarga maka tingkat pendidikan anak tetap ada 0,054.

2. Koefisien regresi sebesar 0,246 menyatakan setiap peningkatan variabel kondisi sosial keluarga, akan meningkatkan tingkat pendidikan anak sebesar 0,246. Ini menunjukkan berbanding lurus antara kondisi sosial keluarga dengan tingkat pendidikan anak (pola hubungan Positif). 3. Koefisien regresi sebesar 0,315 menyatakan setiap peningkatan

variabel kondisi ekonomi keluarga, akan meningkatkan tingkat pendidikan anak sebesar 0,315. Ini menunjukkan berbanding lurus antara kondisi ekonomi keluarga dengan tingkat pendidikan anak (pola hubungan positif).

4.2.4 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Uji T untuk mengetahui apakah secara individual (parsial) kondisi sosial ekonomi mempengaruhi tingkat pendidikan anak secara signifikan atau tidak. Berdasarkan pada tabel 4.18 Hasil Analisis regresi berganda, didapat variabel


(45)

kondisi sosial (X1) dengan sebesar 2,727, selanjutnya untuk variabel kondisi ekonomi (X2) dengan 2,772.

. Hipotesis :

1. H0: Tidak ada pengaruh antara kondisi sosial terhadap tingkat pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

Ha: Ada pengaruh anatara kondisi sosial terhadap tingkat pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh tenggara.

2. H0: Tidak ada pengaruh antara kondisi ekonomi terhadap tingkat pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

Ha: Ada pengaruh antara kondisi ekonomi terhadap tingkat pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

Kriteria pengambil keputusan:

Maka dengan tingkat kepercayaan = 95% atau (ɑ) = 0,05. Derajat kebebasan (df)= n-k-1 = 60-3-1 = 56, serta pengujian dua sisi diperoleh dari nilai

= 2.003.

Jika > ; maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika < ; maka Ho dierima dan Ha ditolak

Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel (Kondisi Sosial ) diperoleh nilai = 2.727 > 2.003= , jadi Ho ditolak. Dengan demikian,


(46)

Ha diterima yang berarti ada pengaruh antara kondisi sosial terhadap tingkat pendidikan anak di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

Pada variabel ( Kondisi Ekonomi) diperoleh nilai = 2.772 >2.003 = , jadi Ho ditolak. Dengan demikian, Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh antara kondisi ekonomi terhadap tingkat pendidikan anak di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

4.2.5 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk melihat keberartian pengaruh kondisi sosial dan ekonomi secara simultan terhadap tingkat pendidikan anak atau sering disebut uji kelinieran persamaan regresi.

Hipotesis :

1. H0: Kondisi sosial secara simultan tidak berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

Ha: Kondisi sosial secara simultan berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

2. H0: Kondisi ekonomi secara simultan tidak berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.


(47)

Ha: Kondisi ekonomi secara simultan berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak keluarga buruh tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

Pengambil keputusan

Ho diterima jika Ha diterima jika ≥

Untuk melakukan uji F dapat dilihat pada tabel anova dibawah ini :

Tabel 4.19

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVA

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Variabel Sosial (X1) Between

Groups

,056 3 ,019 8,577 1,003

Within Groups

57,672 55 1,049

Total 57,729 58 Variabel Ekonomi (X2) Between

Groups

1,530 3 ,510 8.534 2.246

Within Groups

35,690 55 ,649

Total 37,220 58 a. Predictors : (Constant), X2, X1

b. Dependent Variabel: Y

Menentukan F tabel :

Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df 1 ( jumlah variabel -1) = 3-1 = 2 dan df 2 = ( n-k) = 60 - 3 = 57 dan hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 3,17.

Keputusan :

Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel (Kondisi Sosial ) diperoleh nilai = 8,577 > 3,17= , jadi Ho ditolak. Dengan demikian, Ha diterima yang berarti ada pengaruh antara kondisi sosial terhadap tingkat


(48)

pendidikan anak di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.

Pada variabel ( Kondisi Ekonomi) diperoleh nilai = 8.534>3,17 = , jadi Ho ditolak.. Dengan demikian, Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh antara kondisi ekonomi terhadap tingkat pendidikan anak di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi sosial keluarga terhadap tingkat pendidikan anak buruh tani sebesar 8,2%, artinya variabel kondisi sosial mampu menjelaskan variabel tingkat pendidikan anak sebesar 8,2%. Maka semakin tinggi kondisi sosial keluarga akan semakin tinggi pula tingkat pendidikan anaknya.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi ekonomi keluarga terhadap tingkat pendidikan anak buruh tani sebesar 31%, artinya variabel kondisi ekonomi mampu menjelaskan variabel tingkat pendidikan anak sebesar 31%. Maka semakin tinggi kondisi ekonomi keluarga akan semakin tinggi pula tingkat pendidikan anaknya.

3. Kondisi sosial ekonomi berpengaruh sebesar 39,2%, artinya kondisi sosial ekonomi secara bersama-sama berpengaruh sebesar 39,2% terhadap tingkat pendidikan anak di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara sedangkan sisanya 60,8% merupakan faktor lain seperti aksesbilitas, motivasi, lingkungan dan masih banyak lagi yang tidak masuk dalam penelitian ini.


(50)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis memberi saran-saran sebagai berikut:

1. Orang tua memegang peranan yang penting terhadap tingkat pendidikan anak, jadi sebagai orang tua harus membimbing, mendukung dan memperhatikan pentingnya pendidikan anak. Orang tua tidak boleh memaksakan kehendaknya untuk menyuruh anak bekerja setelah tamat dari pendidikan dasar dan menengah, diutamakan anak dapat sekolah minimal sampai ke tingkat pendidikan menengah atas karena dengan pendidikanlah anak akan lebih membantu orang tua.

2. Orang tua sebaiknya meningkatkan pendapatannya dengan cara bekerja lebih giat lagi dan mencari pekerjaan tambahan/atau sampingan, melalui pelatihan-pelatihan yang ada atau pendidikan informal agar pendapatannya bisa bertambah untuk mencukupi kebutuhan.

3. Untuk meningkatkan tingkat pendidikan di lokasi penelitian, perlu diadakan program penyuluhan pendidikan dari pemerintah daerah setempat melalui program wajib belajar pendidikan dasar, serta baik pemerintah daerah maupun masyarakat setempat dapat memberikan bantuan bagi mereka yang benar-benar tidak mampu khususnya buruh tani agar dapat menyekolahkan anaknya sampai pendidikan menengah atas.


(51)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sosial Ekonomi

2.1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Sosial Ekonomi

Kata sosial berasal dari „‟socious’’ yang artinya kawan atau teman. Dalam hal ini arti kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman sekelas, teman sekampung dan sebagainnya. Maksud kawan disini adalah mereka (orang-orang) yang ada disekitar kita, yakni yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat saling mempengaruhi (Wahyuni,1986:60).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2002;1454.), kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Sedangkan kata sosial menurut departemen sosial adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan dalam berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komuniti, sebagai acuan berarti sosial bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol yang berkaitan dengan pemahaman terhadap lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur tindakan-tindakan yang dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota suatu masyarakat sehingga dengan demikian, sosial harus lah mencakup lebih dari seorang individu yang terkait pada kesatuan interaksi, karena lebih dari seorang individu yang saling berfungsi satu dengan yang lainnya.

Sedangkan istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani “oikos” yang artinya rumah tangga dan “nomos” yang artinya mengatur. Jadi secara harfiah ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat, maka pengertian ekonomi juga sudah


(52)

menjadi lebih luas. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari (Hamid Hasan,2008:336)).

Menurut istilah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2002:379), ekonomi berarti segala sesuatu tentang azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti perdagangan, hal keuangan, dan perindustrian).

Keadaan sosial ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan sosial ekonomi nya tinggi, sedang, dan rendah. Sosial ekonomi menurut abdulsyani (1994) adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, usia, jenis rumah tinggal, dan kekayaan yang dimiliki.

Menurut Soerjono (2001) sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubungannya dengan sumberdaya.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi diartikan sebagai sesuatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan memantapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

Kehidupan ekonomi seharusnya dipandang sebagai sistem sosial, yaitu keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam satu


(53)

kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan manusia yang hidup dalam suatu pergaulan (Soleman,1986:9). Oleh karena itu kehidupan sosial pada dasarnya ditandai dengan:

1. Adanya kehidupan bersama yang pada ukuran minimalnya berjumlah dua atau lebih.

2. Manusia tersebut bergaul (berhubungan) dan hidup bersama dalam waktu yang cukup lama dan hidup bersama, maka akan terjadi adaptasi dan pengorganisasian prilaku serta munculnya suatu perasaan sebagai kesatuan (kelompok).

3. Adanya kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan. 4. Suatu kehidupan sistem bersama.

2.1.2 Indikator Sosial Ekonomi

Merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Lorenzia (2003), diketahui bahwa proporsi pendapatan, persepsi pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif terhadap tingkat pendidikan anak, maka dalam kajian penelitian ini akan dibatasi enam faktor yang melatar belakangi kondisi sosial ekonomi keluarga buruh tani yang berpengaruh terhadap tingkat pendidikan anak yaitu latar belakang pendidikan orang tua, Usia/umur orang tua, pendapatan pokok, pengeluaran keluarga, tempat tinggal, tabungan.

1. Kondisi Sosial Keluarga

a. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan


(54)

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No.20 Tahun 2003 pasal 1).

b. Usia orang tua

Umur adalah individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat pematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja, dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Lebih lanjut menurut Weliono dalam Fandi (2012), umur atau usia adalah waktu yang mengukur waktu berdasarkan satu benda atau makhluk hidup maupun mati, misalnya umur manusia dikatakan 15 tahun diukur sejak dia lahir sehingga waktu umur itu dihitung, oleh karena itu umur itu diukur dari mulai dia lahir sampai sekarang ini.

2. Kondisi Ekonomi Keluarga a. Pendapatan Keluarga

Tingkat pendapatan adalah jumlah penerimaan berupa uang atau barang yang dihasilkan oleh segenap orang yang merupakan balas jasa untuk faktor -faktor produksi (BPS, 2006 ). Ada 3 sumber penerimaan rumah tangga yaitu:

1. Pendapatan dari gaji dan upah yaitu balas jasa terhadap kesediaan orang menjadi tenaga kerja

2. Pendapatan dari dari aset produktif yaitu aset yang memberikan pemasukan atas balas jasa penggunaanya.


(55)

3. Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer adalah pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atau input yang diberikan

Pendapatan dibedakan menjadi tiga yaitu: 1) Pendapatan pokok

Pendapatan pokok yaitu pendapatan yang tiap bulan yang diharapkan diterima, pendapatan ini diperoleh dari pekerjaan utama yang bersifat rutin.

2) Pendapatan sampingan

Pendapatan sampingan yaitu pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan di luar pekerjaan pokok, maka tidak semua orang mempunyai pekerjaan sampingan.

3) Pendapatan lain- lain

Pendapatan lain-lain yaitu pendapatan yang berasal dari pemberian pihak lain, baik bentuk barang maupun uang, pendapatan bukan dari usaha.

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa barang maupun uang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri dengan jalan dinilai dengan sejumlah uang atau harga yang berlaku saat itu. Uang atau barang tidak langsung kita terima sebagai pendapatan tanpa kita melakukan suatu pekerjaan baik itu barupa jasa ataupun produksi. Pendapatan ini digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari demi kelangsungan hidup. Oleh karena itu, setiap orang harus bekerja demi kelangsungan hidupnya dan tanggung jawabnya seperti istri dan anaknya (Sunardi dan Evers, 982:20)


(56)

b. Pengeluaran Pokok

Pengeluaram konsumsi rumah tangga dibedakan menjadi 2 yaitu pengeluaran berupa makanan dan bukan makanan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga yang dimaksud dalam penelitian ini antara lain:

1) Pengeluaran rumah tangga untuk bahan makanan, seperti: padi-padian, umbi-umbian, daging, ikan laut, ikan tawar/tambak, kacang-kacangan, bumbu-bumbuan, lemak dan miyak.

2) Pengeluaran rumah tangga untuk makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau seperti makanan jadi, bahan minuman/minuman tidak berakohol, tembakau dan minuman berakohol.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga bukan makanan yang dimaksud dalam penelitian ini antara lain:

1) Pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar seperti: sewa rumah, kontrak rumah, semen, cat, air minuman atau PAM, listrik, kipas angin, gas elpiji, sabun cuci, dan lain-lain.

2) Pengeluaran sandang, seperti: kemeja, celana, pembalut wanita, emas perhiasan yang sifatnya bukan investasi.

3) Pengeluaran konsumsi kesehatan, seperti: obat batuk, biaya dokter, pasta gigi, sabun mandi, sampo, biaya gunting rambut, dan lain-lain.

4) Pengeluaran konsumsi pendidikan, rekreasi, dan olahraga seperti: uang sekolah, buku tulis, penggaris, koran, majalah, bioskop, sepeda anak, TV, dan lain-lain.


(57)

5) Pengeluaran konsumsi transportasi dan komunikasi, seperti sepeda motor, mobil, bensin, solar, ban, Handpohone, dan lain-lain (BPS, pedoman Pencacahan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani 2012)

c. Pemilik Kekayaan

Menurut Maftukhah (2007), untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dari rumahnya dapat dilihat dari:

a. Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain.

b. Kondisi fisik bangunan dapat berupa rumah permanen, kayu dan bambu. c. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada

umumnya semakin tinggi tingkat ekonomi. d. Tabungan

Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan.

2.2 Keluarga

2.2.1 Pengertian keluarga

Pengertian keluarga berdasarkan asal usul yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara (1994:30), bahwa keluarga berasal dari bahasa jawa yang terbentuk dari dua kata yaitu kawula dan warga. Di dalam bahasa jawa kuno


(58)

kawula berarti hamba dan warga Artinya anggota. Secara bebas dapat diartikan bahwa keluarga adalah anggota hamba atau warga saya. Artinya setiap anggota dari kawula merasakan sebagai kesatuan yang utuh sebagai bagian dari dirinya dan dirinya juga merupakan bagian dari warga lainnya secara keseluruhan.

Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan sebagainya. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang belum menikah disebut keluarga batih. (Soerjono, 2004:).

Keluarga merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Walaupun sulit untuk menentukan atau mencari persamaan-persamaan dan ciri-ciri pada semua keluarga, paling tidak kita dapat menentukan ciri-ciri keluarga secara umum dan khusus, yang akan terdapat pada keluarga dalam bentuk dan tipe apapun (Kahiruddin, 1997:5).

Untuk itu, ciri-ciri keluarga dapat digolongkan yaitu sebagai berikut. a. Ciri-ciri Umum

Ciri-ciri umum keluarga antara lain seperti yang dikemukakan oleh Mac Iver dan Page dalam Khairuddin,1997:6 yaitu:

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

2. Bentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.


(59)

3. Suatu sistem tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan. 4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota

kelompok mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.

5. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimanapun, tidak mungkin terjadi terpisah terhadap kelompok keluarga.

b. Ciri-ciri Khusus

Disamping memiliki ciri-ciri umum sebagai suatu organisasi lazimnya, keluarga juga memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut:

1. Kebersamaan.

2. Dasar-dasar emosional. 3. Pengaruh perkembangan. 4. Ukuran yang terbatas.

5. Posisi inti dalam struktur sosial. 6. Mempunyai tipe masyarakat patriakal. 7. Tanggung jawab para anggota

8. Aturan masyarakat


(60)

2.2.2 Tipe-tipe Keluarga

Dwi dan Bagong,(2004;211), memberikan tipe-tipe keluarga yaitu sebagai berikut:

1) Conjugal Family, didasarkan atas ikatan perkawinan dan terdiri dari seorang suami, seorang istri, dan anak-anak mereka yang belum kawin. 2) Consanguine Familiy, hubungan kerabat sedarah atau tidak didasarkan

pada pertalian kehidupan suami-istri, melainkan pada pertalian darah atau ikatan keturunan dari sejumlah orang kerabat. Keluarga kerabat terdiri dari hubungan darah dari beberapa generasi yang mungkin berdiam pada suatu rumah atau mungkin pula berdiam pada tempat lain yang berjauhan.

2.2.3 Fungsi Keluarga

a. Fungsi Pengaturan Keturunan

Dalam masyarakat orang telah terbiasa dengan fakta bahwa kebutuhan seks dapat dipuasakan tanpa adanya prekreasi (mendapatkan anak) dengan berbagai cara, misalnya kontrasepsi, abortus dan teknik lainnya. Meskipun sebagian masyarakat tidak membatasi kehidupan seks pada situasi perkawinan, tetapi semua masyarakat setuju bahwa keluarga akan menjamin reproduksi karena fungsi reproduksi ini merupakan hakikat untuk kelangsungan hidup manusia dan sebagai dasar kehidupan sosial manusia bukan hanya sekedar kebutuhan biologis saja.

b. Fungsi Sosialisasi atau Pendidikan

Fungsi ini adalah untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk personality-nya. Anak-anak itu lahir tanpa


(61)

bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka harus disosialisasikan oleh orang tuanya tentang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

c. Fungsi Ekonomi dan Unit Produksi

Urusan-urusan pokok untuk mendapatkan suatu kehidupan dilaksanakan keluarga sebagai unit-unit produksi yang sering kali dengan mengadakan pembagian kerja di antara anggota-anggotanya.

d. Fungsi pelindung

Fungsi ini adalah melindungi seluruh anggota keluarga dari berbagai bahaya yang dialami oleh suatu keluarga. Dengan adanya negara, maka fungsi ini banyak diambil alih oleh instansi negara.

e. Fungsi Penentuan Status

Jika dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang besar, maka keluarga akan mewariskan statusnya pada tiap-tiap anggota atau individu sehingga tiap-tiap anggota keluarga mempunyai hak-hak istimewa.

f. Fungsi Pemeliharaan

Keluarga pada dasarnya berkewajiban untuk memelihara anggota-anggota yang sakit, menderita, atau tua. fungsi pemeliharan ini pada setiap masyarakat berbeda-beda, akan tetapi sebagian masyarakat membebani keluarga dengan pertanggungjawaban khusus terhadap anggotanya bila mereka bergantung pada masyarakat.

g. Fungsi Afeksi

Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan kasih sayang atau rasa dicintai. Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa kenakalan yang


(62)

serius adalah satu ciri khas dari anak yang sama sekali tidak pernah mendapatkan perhatian atau rasa kasih sayang (Dwi dan Bagong,2004;214).

2.2.4 Faktor-Faktor Keluarga Terhadap Perkembangan Anak

Menurut Abu Ahmad, (1990;247), terdapat 5 (lima) faktor keluarga terhadap perkembangan anak yaitu:

1. Perimbangan Perhatian

Disini yang dimaksud ialah perimbangan perhatian orang tua atas tugas-tugasnya, terhadap tugas-tugas ini pun harus menyeluruh. Masing-masing tugas menuntut perhatian yang penuh sesuai dengan porsinya.

2. Kebutuhan Keluarga

Keluarga yang utuh adalah keluarga yang dilengkapi dengan anggota-anggota keluarga ialah: ayah, ibu dan anak-anak. Sebaliknya keluarga yang pecah atau Broken Home terjadi dimana tidak hadirnya salah satu orang tua karena kematian atau perceraian, atau tidak hadirnya kedua-keduanya. Keluarga yang utuh dan yang pecah mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap perkembangan anak. Keluarga yang utuh tidak sekedar utuh dalam arti berkumpulnya ayah dan ibu tetapi utuh dalam arti yang sebenar-benarnya yaitu disamping utuh dalam fisik juga utuh dalam psikologis.

3. Status Sosial

Status sosial orang tua mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku dan pengalaman anak-anaknya. Yang dimaksud dengan status sosial ialah kedudukan orang dalam kelompoknya.


(63)

4. Besar Kecilnya Keluarga

Besar kecilnya keluarga mempengaruhi perkembangan sosial anak, keluarga yang besar memiliki beberapa anak, sedangkan keluarga kecil, anggota keluarganya juga sedikit.

5. Keluarga Kaya/Miskin

Keluarga yang kaya mampu menyediakan keperluan materil bagi anak-anaknya. Keperluan materil ini diperlukan oleh anak dari alat permainan sampai ke alat-alat sekolah dan pakaian yang mahal-mahal. Sebaliknya anak yang lahir dalam keluarga yang miskin. Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat tidak materil tidak terpenuhi kalaupun terpenuhi hanya secara minimal.

2.3 Buruh

2.3.1 Pengertian Buruh

Buruh menurut kamus kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapatkan upah. Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 pasal 1 pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau masyarakat. Sedangkan pemberi kerja adalah perorangan, pengusaha badan hukum atau badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.


(64)

1. Bentuk-bentuk buruh

Buruh merupakan orang yang bekerja untuk orang lain yang mempunyai suatu usaha kemudian mendapatkan upah atau imbalan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Upah biasanya diberikan secara harian maupun bulanan tergantung dari kesepakatan yang disetujui.

Buruh terdiri dari berbagai macam, yaitu:

a. Buruh harian, buruh yang menerima upah berdasarkan hari masuk kerja. b. Buruh kasar, buruh yang menggunakan fisiknya karena tidak mempunyai

keahlian dibidang tertentu.

c. Buruh musiman, buruh yang hanya bekerja pada musim-musim tertentu (misalnya buruh tebang tebu dll).

d. Buruh pabrik, buruh yang bekerja dipabrik.

e. Buruh tambang, buruh yang bekerja dipertambangan.

f. Buruh tani, buruh yag menerima upah dengan bekerja dikebun atau disawah orang lain.

Kalangan buruh itu terdiri dari dua jenis:

1. Pekerja merdeka, yaitu orang-orang yang bekerja dengan bayaran khusus. Mereka itu seperti pengelola industri kerajinan yang memiliki tempat khusus, juga pemilik bisnis atau profesi yang memiliki kantor sendiri. 2. Para pekerja sekunder (lapisan Kedua), yaitu orang-orang yang bekerja

untuk memperoleh upah atau gaji tertentu, seperti para buruh dilahan pertanian, perindustrian, sektor perdagangan, serta berbagai layanan


(65)

lainnya, apakah pekerjaan itu untuk pribadi-pribadi tertentu atau untuk Negara.

2.3.2 Buruh Harian Lepas (BHL)

Buruh harian lepas adalah buruh yang diikat dengan hubungan kerja dari hari-kehari dan menerima penerimaan upah sesuai dengan banyaknya hari kerja, atau jam kerja atau banyak barang atau jenis pekerjaan yang disediakan. Disebut buruh harian lepas karena (BHL) karena buruh yang bersangkutan tidak ada kewajiban untuk masuk kerja dan tidak mempunyai hak yang sama seperti buruh tetap. Umumnya buruh harian lepas (BHL) adalah buruh yang mempekerjakan pekerjaan yang sifatnya tidak terus menerus tetapi bersifat musiman.

Dalam penelitian ini buruh harian lepas yang dimaksud adalah pekerja lepas dibidang pertanian karena mereka hanya bekerja disektor pertanian. Sehingga mereka lebih tepat dikatakan buruh tani. Buruh tani dalam pengertian yang sesungguhnya memperoleh penghasilan terutama dari bekerja yang mengambil upah untuk para pemilik tanah atau para petani penyewa tanah. Sebagian besar dari mereka atas dasar jangka pendek, dipekerjakan dan lepas dari hari ke hari. Disamping itu melakukan pekerjaan yang diupah, buruh harian itu juga melakukan perdagangan kecil-kecilan, menjual pisang, rokok dan hasil pertanian secara kecil-kecilan, menjualnya berdasarkan komisi dan kadang-kadang ada juga dari mereka yang menanami sebidang tanah kehutanan dengan perajinan (Sajoyo, 1995:112).

Sajoyo memberikan ciri-ciri buruh tani yang bekerja dengan upah harian lepas sebagai berikut:


(66)

Kegiatan Ekonomi

a. Buruh tani biasanya dipekerjakan oleh tuan tanah besar dengan digaji sebagai pekerja harian.

b. Setelah hasil pertanian dipungut, buruh tani diperbolehkan menanami tanah-tanah itu selama masa sekitar enam bulan sebelum tanah ditanami oleh para pemilik lahan atau tuan tanah.

c. Diwaktu mereka tidak dipekerjakan sebagai buruh, para buruh tani melakukan perdagangan kecil-kecilan yang menghasilkan laba kira-kira sama besarnya dengan gaji mereka.

Kedudukan Sosial

1. Para buruh tani berada ditingkat terendah dalam lapisan masyarakat. Mereka tidak mungkin jatuh lebih rendah lagi dan mereka tidak mempunyai kedudukan yang akan dipertahankan maupun yang akan hilang.

2. Buruh tani hidup menyambung nyawa saja, karena tidak ada benda atau orang yang menjamin kehidupan mereka dimasa depan. Kenyataan ini mempunyai implikasi penting terhadap rencana-rencana pembangunan yang telah dipertimbangkan sebaik-baiknya berada diluar pengertian buruh tani.

3. Buruh tani yang sesungguhnya tidak mempunyai latar belakang kecerdasan, juga tidak mempunyai pengalaman pertanian. Mereka telah biasa bekerja sebagai buruh tani sepanjang hidup karena itu mereka tahu


(67)

sedikit mengenai pekerjaan pertanian seperti mencangkul, menanam, menyiangi, dan memanen.

4. Buruh tani sebagai kelompok sama sekali tidak terikat kepada desa mereka. Banyak dari mereka berasal dari tempat lain, dan kalau telah datang waktunya mereka berpindah ketempat yang baru dimana mereka berharap menemukan kesempatan untuk berhasil atau mendapatkan gaji yang lebih besar dan kerja yang lebih ringan (Sajoyo, 1995:113-114).

2. 4 Pendidikan

2.4.1 Pengertian Pendidikan

Menurut Hamalik (2001), pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan berbarengan.

Sementara menurut Sagala (2009), pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa.


(68)

2.4.2 Jalur, Jenis dan Jenjang/Tingkat Pendidikan

Ketentuan tentang jalur, jenis dan jenjang atau tingkatan pendidikan telah dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003, dalam Bab VI Pasal 13,14,15,dan 16.

1. Jalur Pendidikan

Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, dijelaskan jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal yang saling melengkapi dan memperkaya.

Menurut Enouch dan Jumain (2010), jalur pendidikan formal yaitu pendidikan yang berstruktur, mempunyai jenjang atau tingkatan dalam periode tertentu dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Contoh dari pendidikan formal antara lain, untuk bidang pendidikan umum, yakni: SD selama 6 tahun, SMP selama 3 tahun dan SMA/SMK selama 3 tahun, serta perguruan tinggi.

2. Jenis Pendidikan

Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, dijelaskan bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan Umum, Kejuruan, Akademik, Profesi, Vokasi, Keagamaan dan Khusus (luar biasa). Jenis pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan formal, dimana sekolah sebagai tempat berlangsungnya pendidikan formal melaksanakan tugas pendidikan yang disesuaikan dengan tahapan kemampuan anak atau peserta didik sehingga perlu adaya jenjang-jenjang pendidikan.


(1)

vi

4. Bapak Kasyful Mahalli, SE, M.Si sebagai dosem pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan, saran, dan bimbingan yang baik mulai dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak Dr. Rujiman, MA, selaku Penguji I yang telah memberikan motivasi, bimbingan dan mengarahkan penulis selama proses penyusunan skripsi.

6. Ibu Inggrita Gusti Sari NST, SE, Msi, selaku Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Paidi Hidayat, SE,Msi, selaku Dosen Wali, serta seluruh pengajar mata kuliah di FEB USU yang sudah membantu, membimbing, mengarahkan serta mendidik dan membuka wawasan penulis selama mengikuti perkuliahan. 8. Staf Adminitrasi FEB USU yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

urusan-urusan adminitrasi selama perkuliahan.

9. Seluruh teman-teman Ekonomi Pembangunan 2012 dan semua teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan ide dan masukan serta inspirasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari masih banyak hal yang kurang dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dapat meningkatkan kualitas skripsi ini.

Medan, Januari 2016 Penulis


(2)

vii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... ... i

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... ... v

DAFTAR ISI ……..... ... vii

DAFTAR TABEL... ... ix

DAFTAR GAMBAR ... ... x

DAFTAR LAMPIRAN... ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 9

1.3 Tujuan Penelitian... 10

1.4 Manfaat Penelitian... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sosial Ekonomi... 11

2.1.1 Pengertian Dan Ruang Lingkup Sosial Ekonomi ... 11

2.1.2 Indikator Sosial Ekonomi ... 13

2.2 Keluarga... ... 18

2.2.1 Pengertian Keluarga... 18

2.2.2 Tipe-tipe Keluarga... 20

2.2.3 Fungsi Keluarga... 20

2.2.4 Faktor-faktor keluarga terhadap perkembangan anak.... 22

2.3 Buruh... ... 23

2.3.1 Pengertian Buruh... 23

2.3.2 Buruh Harian lepas (BHL) ... 25

2.4 Pendidikan... ... 27

2.4.1 Pengertian Pendidikan... 27

2.4.2 Jalur, Jenis dan Jenjang/Tingkat Pendidikan... 28

2.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan Anak... 30

2.5 Penelitian Terdahulu... 31

2.6 Kerangka Konseptual... 33

2.7 Hipotesis Penelitian... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 36

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 36

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 36

3.4 Jenis dan Sumber data... 37

3.5 Metode Pengumpulan data... 37

3.6 Variabel Penelitian... ... 38

3.7 Instrumen Penelitian... 39


(3)

viii

3.7.2 Reliablitas... ... 39

3.8 Teknik Analisis Data... ... 39

3.8.1 Uji Kolerasi Tau Kendall... 39

3.8.2 Analisis Regresi Berganda... 40

3.8.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ... 41

3.8.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Desa Empat Lima... 43

4.1.1 Batas dan Luas Wilayah Desa Empat Lima... 43

4.1.2 Kondisi Penduduk... 45

4.2 Hasil Penelitian... 46

4.2.1 Analisis Korelasi Tau Kendall... 47

4.2.2 Analisis Regresi Berganda... 49

4.2.3 Analisis Uji Signifikansi Parsial (Uji T)... 50

4.2.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan... ... 54

4.2 Saran... ... ... 55

DAFTAR PUSTAKA... ... 56


(4)

ix

DAFTAR TABEL

Judul

No. Tabel Halaman

1.1 Indikator Pendidikan Aceh Tenggara... 4

1.2 Jumlah Rumah Tangga Menurut Pekerjaan Utama Kepala Keluarga Dirinci Per Kepala Desa Dalam Kecamatan Kecamatan Bukit Tusam Tahun 2013... 7

4.1 Batas Wilayah Desa Empat Lima... 45

4.2 Luas Wilayah Dirinci Per Desa Kecamatan Bukit Tusam Tahun 2013... 46

4.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Dirinci Perdesa Dalam Kecamatan Bukit Tusam Tahun 2013... 47

4.4 Jumlah Rumah Tangga Menurut Pekerjaan Utama Kepala keluarga Dirinci Per Desa Dalam Kecamatan Bukit Tusam 2013... 48

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan Suami 49 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Istri.... 50

4.7 Karakteristik Responden Berdassarkan Usia Suami... 51

4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Istri... 51

4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan... 52

4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran... 53

4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Rumah... 53

4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Rumah... 54

4.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Lantai Dasar Rumah... 54

4.14 Karakteristik Responden Berdasarkan Ukuran Rumah... 55

4.15 Karakteristik Responden Berdasarkan Tabungan... 55

4.16 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Anak... 56

4.17 Hasil Korelasi Tau Kendall... 57

4.18 Hasil Analisis Regresi Berganda... 59


(5)

x

DAFTAR GAMBAR

Judul

No. Gambar Halaman


(6)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Angket Penelitian... 70

2 Daftar Responden... 74

3 Hasil Tabulasi dan Analisis data... 76

4 Surat Penelitian... 81


Dokumen yang terkait

Kontribusi Buruh Tani (Aron) Perempuan Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Beganding Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

2 57 204

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN ANAK (STUDI PADA KELUARGA BURUH TANI DI DUSUN ALURAN NAGA KECAMATAN PANGKATAN KABUPATEN LABUHANBATU).

0 3 26

Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Tingkat Pendidikan Anak (Studi Kasus Pada Keluarga Buruh Tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara)

0 0 12

Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Tingkat Pendidikan Anak (Studi Kasus Pada Keluarga Buruh Tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara)

0 0 4

Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Tingkat Pendidikan Anak (Studi Kasus Pada Keluarga Buruh Tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara)

0 0 10

Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Tingkat Pendidikan Anak (Studi Kasus Pada Keluarga Buruh Tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara)

0 0 26

Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Tingkat Pendidikan Anak (Studi Kasus Pada Keluarga Buruh Tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara)

0 0 3

Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Tingkat Pendidikan Anak (Studi Kasus Pada Keluarga Buruh Tani di Desa Empat Lima Kecamatan Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara)

0 0 17

Kontribusi Buruh Tani (Aron) Perempuan Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Beganding Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

0 0 18

Kontribusi Buruh Tani (Aron) Perempuan Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Beganding Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

0 0 2