perrjalanan wisata. Makin lama wisatawan berada di suatu tempat akan meningkatkan pengeluaran mereka dan kemungkinan menamabah dorongan makin
banyak orang akan ikut serta pada kunjungan berikutnya jika kesan yang dibawa adalah pengalaman wisata yang menarik, yang akan membangkitkan perusahaan jasa
seperti jasa transportasi, hiburan, akomodasi dan jasa lainnya yang mendukung penyelenggaraan perjalanan wisata.
2.3 Ruang Lingkup Kepariwisataan
Sebelum mengkaji lebih jauh mengenai pariwisata dan memperkirakan pengaruhnya terhadap perekonomian, lingkungan fisik dan social, maka terlebih
dahulu perlu dibuat definisi yang tepat mengenai kepariwisataan. Frechtling 1976: 59 menyatakan bahwa defenisi–definisi untuk penelitian
kepariwsataan haruslah memenuhi criteria sebagai berikut: 1.
Haruslah diskrit dan tidak meragukan serta harus sescara jelas mendefinisikan tentang suatu aktifitas atau suatu entity sebagai aktifias atau entuty yang
berbeda dengan selaurh aktifitas dan entity lainnya. Yakni harus tidak ada keraguan mengenai apa yang mencakup atau tidak tercakup dalm suatu
kategori. 2.
Mempermudah pengukuran yang konsisten dan obyektif. 3.
Pembuatan definisi harus mengacu pada penelitian–penelitian terpenting mengenai perjalanan wisata dan pengguanan bahasa sehari–hari untuk
Universitas Sumatera Utara
mempernudah perbandingan antara hasil–hasail yang dicapai dengan hasil penelitian.
Prinsip–prinsip diatas kurang dapat perhatian dalam penelitian-penelitian yang telahdilaksanakan hingga dewasia ini.
Dalam penelitian dampak-dampak yang timbul oleh kepariwisataan adalah unsure utama dari kepariwisataan itu sendiri, yakni tourist wisatawan.
Kata Tourist berasal dari kata tour yang menurut Webster Internasional
mengandung arti: Suatu perjalanan dimana pelaku perjalanan tersebuta akan kembali ke titik
start; suatu perjalanan melingkar yang biasanya dilakukan untuk bisnis, bersenang-senang, pendidikan dan selama perjalanan tesebut akan dikunjungi
beberapa tempat dan untuk melakukan perjalanan tersebut biasanya terlebih dahulu telah dibuat rencana perjalanan.
Menurut Oxford English Dictionary 1993: 190 defenisi dari tourist adalah: Orang yang melakukan perjalanan, terutama yang melakukannya untuk
rekreasi; orang yang melakukan perjalanan untuk kesenangan dan kenudayaan, orang yang mengunjungi sejumlah tempat untuk melihat-lihat
objek-objek wisata dengan pemandangan yang menarik atau hal- hal lain dengan tujuan yang sama.
Ogilvie 1993 merupakan orang pertama yang melakukan penelitian ilmu
sosial. Dia menguraikan bahwa seorang turis adalah setiap orang yang melakukan
perjalanannya memenuhi 2 kondisi, yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Orang tersebut sedang tidak berada di tempat kediamannya selam periode
waktu tertentu yang relatif singkat. 2.
Uang yang dibelanjakan selama tidak berada di tempat kediamannya adalah uang yang dibawa dari tempat kediamannya dan bukan uang yang diperoleh
di tempat tujuan yang dikunjunginya. Cohen 1974: 529 mengomentari bahwa defenisi dari Ogilvie mengenai
wisatawan tersebut diatas merupakan penerjemahan isi yang ditemukan dalam defenisi-defenisi lainny, defenisi bahwa wisatawan adalah:
“Orang yang melakukan perjalanan untuk rekreasi atau kesengangan ke dalam bentuk-bentuk ekonomi sebagai konsumen”.
Frechtlign 1976: 60 dalam analisisnya mengenai definisi-defenisi tersebut diatas tlah menyusun empat criteria dasar yang diperguanakan dalam perumusaan
defenisi tersebut yaitu: 1.
Tujuan perjalanan 2.
Moda Transportasi 3.
Lama tinggal di tempat tujuan 4.
Jarak perjalanan. The National Tourism Resources Review Commission NTRRC
mendefenisikan wisatawan sebagai berikut: “Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan dengan jarak rempuh
sekurang-kurangnya 50 mil hingga ke tempat tujuan untuk keperluan bisnis, bersenang-senang, urusan pribadi atau untuk keperluan lainnya, kecuali
Universitas Sumatera Utara
perjalanan pulang pergi untuk pekerjaan. Biro sensus Amerika Serikat juga telah membuat definisi hampir sama dengan defenisi tersebut, tetapi
memeperpanjan g jarak tempuhnya menjadi 100 mill”.
Pada tahun 1963 PBB telah mensponsori suatu konferensi nengenai travel dan pariwisata yang diadakan di Roma. Untuk keperluan statistik, istilah visitor
pengunjung menunjukkan orang yang mengunjungi suatu negara dimana dia bertempat tinggal, untuk berbagai tujuan selain dari memenuhi kesempatan yang
diberikan oleh negara yang dikunjungi. Defenisi ini mencakup: 1.
Tourist adalah para pengunjung sementara yang tinggal sekurang-kurangnya 24 jam di Negara yang dikunjingi dan tujan perjalanan dapat diklasifikasikan
dibawah salah satu dari beberapa golongan berikut:
Untuk bersenang-senang rekreasi, berlibur, kesehatan, belajar, keagamaan dan olahraga.
Bisnis, keluarga, mission, rapat
2. Excursionist adalah orang yang merupakan pengunjung sementara yang
kurang dari 24 jam di negara atau daerah yang dikunjungi para pelaku perjalanan melakukan kapal-kapal pesiar Internasitional Union of Official
Travel Organization IUOTO, 1963: 14 Menurut defenisi dari PBB tersebut diatas, wisatawan dapat dikelompokkan,
dalam peristilahan Bound Bovy, menjadi rekreasi akhir pekan dan libur singkat serta menjadi libur panjang. Orang yang melakukan rekreasi akhir pekan dan rekreasi
Universitas Sumatera Utara
suatu hari dapat dimasukkan dalam kategori wisatwan ekserkusi excercusionist. Namun demikian pembedaan ini gagal untuk memisahkan dampak-dampak dari
bentuk rekreasi lainnya karena kedua kelompok ini dapat sama-sama berpartisipasi dalam aktivitas yang sama di lokasi yang sama.
2.4 Mitologi Kepariwisataan