3.3. rosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kendar
6
H
12
dengan
Berpori untuk Uji Gas Buang Kendaraan
P
aan dengan bahan bakar bensin C prosedur sebagai berikut :
Bahan
Batu Apung Sebagai Agregat Semen
Pasir
Ganbar 3.1. Skema Pembuatan Bata Dicampur dengan
vari osisi
Dimixer 45 menit
Dicetak Pengeringan selama 28 hari
Penimbangan : untuk mengetahui massa kering Pengukuran : untuk mengetahui volume sampel
Perendaman selama 2 hari asi komp
Pengujian
Uji Absorbsi
Gas Analyzer
Uji Mekanik
uat Te Kekerasan, Kuat Impak, K
kan
Tanpa Filter : Absorbsi CO, O
2
, HC, CO
2
Dengan Filter : Absorbsi CO, O
2
, HC, CO
2
Uji Fisis
Densitas, Serapan Air
Penimbangan : untuk mengetahui massa basah Air
Universitas Sumatera Utara
3.4. ter Penelitian
a
Pada penelitian ini yang menjadi variabel tetap adalah persentase gas buang yang disaring di filter oleh bahan agregat bata berpori, sedangkan
variabel bebas adalah komposisi bahan pasir dan agregat batu apung pada
Parameter adalah ukuran data yang akan diperoleh dari hasil penelitian.
menjadi parameter dalam penelitian ini adalah :
rinell, Vickers
gas buang kendaraan dengan gas analizer
Alat pengumpul data adalah instrumen yang digunakan seperti Neraca,
Ayakan, Jangka sorong dan lainnya yang berhubungan dengan karakterisasi.
Variabel dan Parame
.Variabel Penelitian
komposisi yang berbeda.
b. Parameter Penelitian
Adapun yang
1. Densitas
2. Serapan Air
3. Kekerasan B
4. Kuat Tekan
5. Kuat Impak
6. Absorpsi bata berpori terhadap
3.5. Alat Pengumpul Data Penelitian
Universitas Sumatera Utara
3.6. Pembua
Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam pembuatan sampel sebagai berikut :
1.
Seluruh bahan baku awalnya masih dalam bentuk bongkahan batuan lampiran G. 1 . Kemudian dihancurkan dengan menggunakan mortal,
digiling dengan mesin penggiling lampiran I. 4 batuan sehingga menghasilkan serbuk halus dengan ukuran serbuk 100 mesh lampiran G. 1
. Penggilingan ini di lakukan di Balai Riset dan Standardisasi Industri dan – Tj. Morawa Km 9,3 Medan.
2.
Ayakan digunakan untuk menyaring bahan baku agar diperoleh besar butiran yang seragam. Ayakan yang digunakan adalah 100 mesh dengan jenis
Retsch Test Sieve A Stmell 250 micron lampiran I. 5 . Hasil pengayakan menjadi bahan baku berupa serbuk halus yang dapat melewati ayakan
Bahan sampel yang telah dicampur kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca Ohauss lampiran I. 1 sesuai komposisi yang
dibutuhkan. Semen ditimbang sebanyak 20 sampai sembilan sampel. Kemudian pasir dan batu apung ditimbang dari komposisi 1 sampai
komposisi 9. Komposisi 1, 0 batu apung dan 80 pasir, komposisi 2, 10
tan Sampel
pada penelitian ini adalah
Penggilingan Bahan
Medan Jl. Me
Pengayakan
tersebut.
3. Penimbangan
Universitas Sumatera Utara
batu apung dan 70 pasir, komposisi 3, 20 batu apung dan 60 pasir, komposisi 4, 30 batu apung dan 50 pasir, komposisi 5, 40 batu
apung dan 40 pasir dan begitu seterusnya sampai pada komposisi 9.
4. Pencampuran mixed
10 , 0 dan setiap komposisi sampel dicampur semen sebanyak 20 .
5. Pembentukan sampel
pencetak sehingga diperoleh sampel bata berpori setinggi 20 cm. Kemudian Semua bahan – bahan bata berpori tersebut dicampur dengan menambahkan
media air lalu diaduk dengan menggunakan mixer lampiran I. 6 sesuai dengan komposisi 1 sampai pada komposisi 9. Pencampuran dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh suatu bahan yang merata homogen agar bahan tidak berkelompok pada satu bagian bahan. Pengadukanpencampuran
ini dilakukan ± 45 menit. Persentase komposisi campuran yang digunakan adalah batu apung 0 , 10 , 20 , 30 , 40 , 50 , 60 , 70 , 80
dan pasir 80 , 70 , 60 , 50 , 40 , 30 , 20 ,
Bahan yang telah dicampur dituang kedalam cetakan berbentuk selinder. Cetakan ini terdiri dari dua selinder. Selinder pertama berdiameter lebih
besar dengan diameter 4,5 cm dan selinder kedua berdiameter lebih kecil dengan diameter 2,2 cm dan tinggi keduanya masing – masing 20 cm.
Selinder kecil diletakkan di sebelah dalam dari selinder yang lebih besar lampiran I. 3a . Bahan campuran bata berpori yang berbentuk serbuk basah
dituang kedalam catakan ruang antara selinder besar dan selinder kecil , kemudian dipres sampai tekanan 24,03 MPa dengan menggunakan alat
Universitas Sumatera Utara
sampel aplikasi ini dibuka dari cetakan selama 7 hari dan dikeringkan
selama 28 hari. lampiran H. 1
Untuk pengukuran kuat impak, dibuat sampel berbentuk balok pelet yang panjangnya 12,20 cm, lebar 3,10 cm, dan tinggi 2,70 cm lampiran H. 3 .
Untuk pengukuran densitas, serapan air, kekerasan dan kuat tekan dibuat sampel berbentuk selinder koin dengan diameter 5,10 cm dan tinggi 4,9 cm
lampiran H. 2 . Sampel dicetak dan dipres dengan alat pencetak lampiran I. 2 sampai tekanan 24,03 MPa. Setelah itu sampel dibuka dari cetakan
lampiran I. 3b dan dibiarkan diruang terbuka untuk dikeringkan selama 28 hari.
6. Pengeringan sampel
Pengeringan dilakukan diruangan dengan suhu kamar 27 C dan terhindar
dari sinar matahari karena penguapan rendah maka kelembabannyapun rendah sehingga dapat mengurangi kecepatan menguapnya air dari
permukaan. Kecepatan pengeringan akan mengakibatkan sampel retak. Pengeringan dilakukan selama 28 hari. Setelah pengeringan sampel selama
28 hari, sampel tersebut ditimbang untuk mengetahui massa keringnya dengan neraca Ohauss, sambil diukur diameter dan tebal sampel dengan
menggunakan jangka sorong untuk sampel yang berbentuk selinder koin, sehingga diperoleh masing – masing volume sampel tersebut. Sedangkan
sampel yang berbentuk balok tadi hanya diukur lebar, dan tingginya saja, agar diperoleh masing-masing luas sampel tersebut.
7. Perendaman sampel
Universitas Sumatera Utara
Perendaman dilakukan secara perlahan – lahan, dengan membiarkan sembilan sampel yang berbentuk selinder koin tetap didalam wadah yang
berisi air sampai sampel berada pada posisi didasar wadah selama 2 hari, Setelah itu sampel dikeluarkan dari wadah untuk ditimbang massa basahnya.
Tahap selanjutnya dilakukan pengukuran – pengukuran.
Gambar 3.2. Perendaman Sampel
3.7. Pengukuran Densitas