Pendugaan Langsung Bobot Respons Impuls Penetapan Parameter r,s,b

m= lag maksimum k r = Autokorelasi untuk lag ke-k n= N-d N = Jumlah pengamatan asli d= Pembedaan Koefisien autokorelasi deret t X yang stasioner untuk lag ke-k, dapat dihitung dengan rumus: 2 _ 1 _ _ 1 X X X X X X r t n t k t t k n i k           3.7 Keterangan: k r = Korelasi pada lag ke-k t X = Nilai pengamatan ke-t k t X  = Nilai pengamatan saat ke-t+k _ X = Rata-rata pengamatan Untuk deret t x yang telah diputihkan dinamakan deret t  seharusnya tidak terdapat beberapa autokorelasi yang signifikan, tetapi pada deret t y yang diputihkan dinamakan deret t  terdapat beberapa pola.

3.1.1.5 Pendugaan Langsung Bobot Respons Impuls

Setelah diperoleh deret input dan deret output yang telah diputihkan, kemudian menghitung korelasi silang sehingga dapat diperoleh pendugaan langsung untuk masing-masing bobot respons impuls, dengan rumus sebagai berikut:    S S k r v k  3.8 Dasar pemikiran teoritis untuk persamaan 3.8 mudah dipahami sesudah tahapan persiapan input dan output pada tahap pertama dan mengasumsikan b=0 untuk fungsi transfer ditulis: t t t n x B v y   3.9 Apabila t x ditransformasikan dengan B B x x   dan memasukkan transformasi ini ke dalam persamaan 3.9 secara keseluruhan, maka diperoleh: t x t x t x n B B x B B B v y B B         Universitas Sumatera Utara 3.10 atau t t t B v      t  adalah deret gangguan yang telah ditransformasikan yang diperkirakan tidak berhubungan dengan deret t  . Kemudian jika ke dua sisi persamaan 3.9 dikalikan dengan k t   nilai ekspektasinya, maka diperoleh: ] [ 1 1 t k t t k t t k t t k t E E v E v E                        k t C v k C k   3.11 Dengan mensubsitusikan nilai sampel pada persamaan 3.11 dan menyusun kembali suku-sukunya akan diperoleh:      S S k r S k C v k 2   3.12

3.1.1.6 Penetapan Parameter r,s,b

Dalam model fungsi transfer terdapat 3 tiga parameter kunci yaitu r,s,b, r menunjukkan derajat fungsi B  , s menunjukkan derajat fungsi B  , dan b menunjukkan keterlambatan yang dicatat pada subskrip b t X  . Pada persamaan fungsi transfer dilakukan penetapan seperti dalam persamaan 1.3, selanjutnya untuk penetapan persamaan: b t t x B B x B v     Apabila pernyataan , B v , B  dan B  koefisisen-koefisiennya dibandingkan, maka akan didapat hubungan sebagai berikut:  j v untuk b j  1 1             r j r j j v v v untuk b j  b j r j r j j v v v              1 1 untuk s b b j    ,..., 1 r j r j j v v v           1 1 untuk s b j   3.13 Universitas Sumatera Utara Arti r,s,b itu sendiri merupakan aturan yang mudah diuraikan, nilai b menyatakan bahwa y tidak dipengaruhi oleh nilai t x sampai periode t+b, sehingga nilainya menjadi: b t t t t t x x x x y           2 1  sedangkan arti s menyatakan untuk berapa lama deret output y secara terus-menerus dipengaruhi nilai baru dari deret input x , dalam keadaan t y dipengaruhi oleh: s b t b t b t x x x      ,..., , 1 Selanjutnya nilai r menunjukkan bahwa t y berkaitan dengan nilai-nilai masa lalu, sehingga nilainya menjadi: r t t t y y y    ,..., , 2 1 Dalam menentukan parameter r,s,b dapat digunakan 3 tiga prinsip untuk membantu dalam menentukan nilai yang tepat adalah sebagai berikut: 1. Sampai lag waktu ke b, korelasi silang tidak akan berbeda dari nol secara signifikan. 2. Untuk s time lag selanjutnya, korelasi silang tidak akan memperhatikan adanya pola yang jelas. 3. Untuk r time lag selanjutnya, korelasi silang akan memperlihatkan suatu pola yang jelas.

3.1.1.7 Pendugaan deret gangguan