2.1.5. Analisis Isi
Menurut Wazer dan Wiener 1978 analisis isi dalam Bulaeng
2004 adalah suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. Sedangkan menurut Altheide 1996 dalam
Kriyantono 2007:247 mendefinisikan analisis isi adalah perpaduan analisis isi objektif dengan observasi partisipan.
Dalam definisi Kerlinger ada tiga konsep yang tercakup didalamnya. Pertama, analisis isi bersifat sistematis. Hal ini berarti isi
yang akan dianalisa dipilih menurut aturan-aturan yang ditetapkan secara implisit misalnya: cara penentuan sample. kedua, analisis isi
bersifat obyektif. Ketiga, analisis isi bersifat kuantitatif
Bulaeng,2004:171 Ada 10 tahap dalam analisis isi menurut Bulaeng 2004 yaitu :
a. merumuskan pertanyaan penelitian atau hipotesis
b. mendefinisikan populasi yang diteliti
c. memilih sampel yang sesuai dari populasi
d. memilih dan menentukan unit analisis isi
e. menyusun kategori-kategori isi yang dianalisis
f. membuat sistem hitungan
g. melatih para pengkode dan melakukan studi percobaan
h. mengkode isi menurut definisi yang telah ditentukan
i. menganalisis data yang sudah dikumpulkan
j. menarik kesimpulan-kesimpulan dan mencari indikasi
Sedangkan tujuan analisis isi ada lima 5 yaitu : a.
menggambarkan isi komunikasi b.
menguji hipotesis karakteristik-karakteristik suatu pesan c.
membandingkan isi media dengan dunia nyata d.
melalui image suatu kelompok tertentu dan masyarakat e.
Menciptakan titik awal terhadap studi efek media
2.1.6. Teori Penjagaan Gerbang
Gatekeeper bisa juga menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka “pintu gerbang” gate bagi keluarnya informasi yang lain.
Gatekeeper sangat menentukan berkualitas tidaknya informasi yang akan disebarkan baik buruknya dampak pesan yang disebarkannya pun
tergantung pada fungsi pentapisan informasi atau pemalang pintu ini Nurudin, 2003 : 110.
Menurut Fishman, ada kecenderungan studi bagaimana proses produksi berita dilihat, salah satunya adalah pandangan seleksi berita.
Pandangan seleksi berita selectivity of news seringkali melahirkan teori seperti gatekeeper. Intinya, proses produksi berita adalah proses seleksi.
Seleksi ini dari wartawan di lapangan yang akan memilih mana yang penting dan mana yang tidak, mana peristiwa yang diberitakan dan mana
yang tidak. Setelah berita itu masuk ke tangan redaktur, akan diseleksi
lagi dan disunting dengan menekankan bagian mana yang perlu dikurangi dan bagian mana yang perlu ditambah. Pandangan ini
mengandaikan seolah-olah ada realitas yang benar-benar riil yang ada di luar diri wartawan. Realitas yang riil itulah yang akan diseleksi oleh
wartawan untuk kemudian dibentuk dalam sebuah berita Eriyanto, 2004 : 100.
Peranan penjaga gawang atau gatekeeper menurut John R Bittner dalam buku Nurudin 2004 : 115 adalah:
1 Menyiarkan informasi pada kita; 2 Untuk membatasi informasi yang kita terima dengan mengedit informasi ini sebelum disebarkan
pada kita; 3 Untuk memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan lain; dan 4 Untuk
menginterpretasikan informasi. Terlepas dari konsep gatekeeping, isi berita yang ada di media
mungkin saja diperoleh dengan cara dicari, dipesan sebelumnya, atau penemuannya direncanakan secara sistematis. Kadang-kadang berita
harus diolah atau dibentuk oleh redaksi. Pembentukan berita semacam itu seperti halnya penyeleksian berita, tidak dilakukan secara acak dan
bersifat subjektif. Pembuatannya disesuaikan dengan pola interpretasi dan relevansinya dengan berbagai institusi birokratis yang menjadi
sumber berita atau yang menangani peristiwa tersebut. Menurut Fishman 1982 dalam McQuail, apa yang diketahui atau dapat diketahui oleh
media tergantung pada kemampuan mengumpulkan informasi dan sumber-sumber informasi dari agen-agen pencari berita media tersebut
McQuail,1994:163. Gatekeeper keberadaannya sama pentingnya dengan peralatan
mekanisme yang harus dipunyai media dalam komunikasi massa. Oleh karena itu, gatekeeper menjadi keniscayaan keberadaannya dalam
media massa dan menjadi salah satu cirinya Nurudin, 2004 : 30. 2.2
Kerangka Berfikir
Media massa adalah salah satu aspek komunikasi yang penting, terutama pada masa sekarang ini. Manusia merupakan khalayak sasaran
media massa, sehingga keberadaan media massa senantiasa dituntut untuk mengikuti gerak dan dinamika individu sebagai kesatuan dalam
masyarakat, namun kehadiran media massa akan dinilai berbeda-beda oleh setiap individu. Surat kabar merupakan salah satu jenis media cetak
yang dinilai lebih up to date dalam menyajikan berita-berita yang akan disampaikan kepada khalayak.
Pada saat ini surat kabar bukan hanya sekedar untuk mengetahui suatu peristiwa, mengetahui kejadian yang sedang terjadi, memberikan
informasi yang akurat mengenai perkembangan suatu pengetahuan bahkan bukan hanya penyampai pesan searah, tetapi surat kabar juga
menampung aspirasi atau opini balikan dari pembacanya. Ruangan atau tempat khusus yang berisi opini pembaca bagi masyarakat luas biasa
disebut dengan rubrik opini. Rubrik opini merupakan suatu tempat atau wadah yang sengaja disediakan oleh lembaga penerbitan surat kabar,
sebagai tempat penampungan aspirasi masyarakat dalam mengeluarkan pendapatnya tentang berbagai hal kepada pihak lain yang dituju.
Rubrik Opini Periode Oktober 2009 sampai Desember 2009 pada harian Kompas dipilih dengan alasan bahwa rubrik pada bulan tersebut
masih mengangkat peritiwa-peristiwa atau permasalahan-permasalahan yang baru dialami oleh masyarakat, sehingga banyak dimanfaatkan oleh
pembaca sebagai sarana berkomunikasi secara terbuka, diantara penyampai kritik dan sebagai tempat penyampai rasa ketidakpuasan
terhadap sesuatu yang menjadi sasaran tujuannya. Seperti keluhan mengenai pelayanan umum, kebijakan pemerintah sampai keluhan
konsumen terhadap suatu produk. Berikut adalah kerangka berpikirnya:
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian
Tema : a.
Perang, Pertahanan, Dan
Diplomasi b.
Politik Dan Pertahanan
c. Kegiatan Ekonomi
d. Kejahatan
e. Kesehatan Dan
Kesejahteraan Masyarakat
f. Human Interest
g.
Bencana
h.
Pendidikan
Sumber: Stempel, Holsty dan Neuman
dalam Flournoy, 1989
A N
A L
I S
I S
I S
I
Arah Opini: a.
Positif b.
Negatif c.
Netral
K E
S I
M P
U L
A N
I S
I
Jenis Opini: 1.
Argumentasi 2.
Informatif 3.
Aneka Rupa Rubrik
Opini Surat
Kabar Harian
Kompas
BAB III METODE PENELITIAN