48
3.10. Metode Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan tabel frekuensi yan telah dibuat berdasarkan kategori seperti pada lembar koding kemudianh
dipresentase dengan jumlah keseluruhan data. Hasil presentase ini kemudian diintrepretasikan guna memperoleh jawaban dari permasalahan
yang telah ditetapkan agar lebih mendalam dan berbobot. Tabel frekuensi untuk kategorisasi penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.1 Frekuensi Kategorisasi
No Kategorisasi Frekuensi
Prosentase
1. 2.
3. 4
5 6
7 Perang, Pertahanan dan Diplomasi
Politik dan Pertahanan Kegiatan Ekonomi
Kejahatan Kesehatan dan Kesejahteraan
Masyarakat Ilmu dan Penemuan Human
Interest A
B C
D E
F G
A ∑U100=F
B ∑U100=F
C ∑U100=F
D ∑U100=F
E ∑U100=F
F ∑U100=F
G ∑U100=F
Jumlah ∑U = ∑A+B+C+D 100
3.11. Uji Keterhandalan
Sebelum melakukan penelitian, sebelumnya akan dibuat uji reliabilitas untuk kategorisasi yang akan digunakan agar mendapatkan
kategorisasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Uji reliabilitas dilakukan dengan cara membandingkan penempatan unit-unit penelitian
kedalam kategori-kategori yang ditetapkan. Pengukuran tersebut menggunakan rumus R. Holsty yaitu :
49
2 1
2 .
N N
M R
C
Keterangan : C.R
= Coeficient Reliability M
= Jumlah pertanyaan yang disetujui oleh 2 pengkode Peneliti dan Hakim
N1, N2 = Jumlah pertanyaan yang diberi kode oleh pengkode dan peneliti Dari hasil yang diperoleh akan ditentukan observed agreement
yang diperoleh dari penelitian nantinya. Penyempurnaan untuk memperkuat hasil reliabilitas, digunakan rumus Scott, yaitu :
Pi = Observed agreement - Expected agreement
1 - expected agreement Keterangan :
- Pi : Nilai keterhandalan
- Observed Agreement
:Persetujuan yang diperoleh dari peneliti -
Expected agreement :Persetujuan yang diharapkan, didapat dari
pengkuadratan proporsi seluruh point yang dijumlahkan. Meski belum ada standart realibilitas yang mutlak, namun menurut
Wimmer dan Dominick ambang penerimaan yang sering digunakan adalah 0.75 untuk menggunakan Pi. Jika kesesuaian antar penyusun kode tidak
mencapai 0.75 maka kategorisasi operasional perlu dibuat lebih spesifik lagi.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Kompas atau Kompas adalah nama surat kabar Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Kompas adalah bagian dari Kelompok Kompas
Gramedia. Untuk memudahkan akses bagi pembaca di seluruh dunia, Kompas juga menerbitkan edisi daring bernama Kompas Cyber Media, berisi
berita-berita yang diperbarui secara aktual. Kompas adalah satu-satunya koran di Indonesia yang diaudit oleh Audit Bureau of Circulations ABC.
Ide awal penerbitan harian ini datang dari Jenderal Ahmad Yani, yang mengutarakan keinginannya kepada Frans Seda untuk menerbitkan surat
kabar yang berimbang, kredibel, dan independen. Frans kemudian mengemukakan keinginan itu kepada dua teman baiknya, P.K. Ojong 1920-
1980 dan Jakob Oetama. Ojong langsung menyetujui ide itu dan menjadikan Jakob Oetama sebagai editor in-chief pertamanya. Awalnya harian ini
diterbitkan dengan nama Bentara Rakyat. Atas usul Presiden Sukarno, namanya diubah menjadi Kompas, sebagai media pencari fakta dari segala
penjuru. Kompas mulai terbit pada tanggal 28 Juni 1965 berkantor di Jakarta
Pusat dengan tiras 4.800 eksemplar. Sejak tahun 1969, Kompas merajai penjualan surat kabar secara nasional. Pada tahun 2004, tiras hariannya
mencapai 530.000 eksemplar, khusus untuk edisi Minggunya malah
50