BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Reception Analysis
Reception Analysis merupakan pendekatan baru dalam meneliti khalayak media New Audience Research. Menurut Fiske dan de Certeu,
dalam reception analysis khalayak merupakan pihak yang berupaya mencari makna pesan teks media. Khalayak tidak pasif dan berdiam diri
saat menerima terpaan media dari segala penjuru. Para perintis studi resepsi atau studi konsumsi menyatakan bahwa
apapun yang dilakukan analisis makna tekstual sebagai kritik masih jauh dari kepastian tentang makna yang teridentifikasi yang akan diaktifkan
oleh audience. Yang dimaksudkan adalah bahwa audience merupakan pencipta aktif makna dalam kaitannya tentang teks. Sebelumnya mereka
membawa kompetensi budaya yang telah mereka dapatkan untuk dikemukakan dalam teks sehingga audience yang terbentuk dengan cara
yang berbeda akan mengerjakan makna yang berlainan Barker, 2006:34. Pada dataran teoritis dua wilayah studi terbukti memiliki pengaruh
tertentu: model encoding-decoding yang di kemukakan Hall 1981 dan studi resepsi literer.hall menyatakan bahwa produksi makna tidak
menjamin konsumsi makna sebagaimana yang dimaksudkan pengode karena pesan-pesan dalam televisi, yang dikonstruksi sebagai sistem
11
12
tanda dengan komponen multi-accentuated, bersifat polisemis, jadi mereka memiliki lebih dari sekedar serangkaian makna potensial. Ketika audience
berpartisipasi dalam kerangka kerja kultural dengan produser, maka decoding audience dan encoding tekstual akan serupa. Namun, ketika
anggota audience ditempatkan pada posisi sosial yang berbeda dari pengode yang memiliki sumber daya kultural yang sama sekali berbeda,
mereka akan mampu menkode program secara alternative. Barker, 2006:34
Reception analysis merupakan studi modern dari cultural studies. Karakteristiknya adalah :
- The media has to be ”read” through the perception of its
audience, which construct meaning and pleasure from the media text and these are never fixel or predictable
- The very process of media use and the way in which it unfold in
a particular context are central objects of interest -
Media use a tipycalli situation-specific and oriented to social takes that evolve out of participation in ”interpretatives
communities”
- Audience for particural media genres often comprise separate
”interpretative communities” that share much the same form of discourse and framework for making sense of media
- Audience are never passive, not are all their member aquel,
since some will be more experienced or more active fans than other
- Method have to be ”qualitative and deep, even etnographic,
taking account of content, act of reception and the context together ”
Lindlof dalam Mc Quail, 1991:19 Dalam hal ini karakteristik dari Reception Analisis adalah :
- Media yang ”dibaca” melalui persepsi pengertian dari audiens, dimana
telah membangun arti dan sebuah kesenangan dari teks media dan ini tidak pernah dapat dipastikan atau diprediksikan.
13
- Setiap proses media yang digunakan dan cara yang ditempuh dengan
membentangkan konteks tertentu dengan pusat objek yang menarik. -
Media menggunakan situasi yang pasti dan diorientasikan ke sosial untuk menarik partisipan ke dalam ”pernyataan masyarakat”
- Audiens untuk gaya media particural sering terpisah yang meliputi
interpretative masyarakat dengan berbagi format kerangka dan ungkapan yang hampir sama untuk membuat pengertian media.
- Audiens tidak pernah pasif, tidak semua dari mereka mampu
memandang semenjak beberapa dari mereka menemukan pengalaman lebih atau lebih dari mereka.
- Memiliki metode ”kualitatif dan mendalam, termasuk gaya penulisan,
memperhatikan isi, rindakan dari resepsi dan konteks bersama” Lindlof dalam Mc Quail, 1991:19
Reception Analysis menekankan pada penggunaan media sebagai refleksi dari konteks sosial budaya dan sebagai proses dari pemberian
makna melalui persepsi khalayak atas pengalaman dan produksi Mc Quail, 1997:21
Jensen 2003 mengatakan salah satu pikiran utama dalam reception analysis adalah para informan dari penelitian itu sendiri, untuk
membangun sebuah laporan penelitian yang valid dari resepsi tersebut, penggunaan, dan pengaruh kuat dari media, harus menjadi analisa yang
menanalisis baik informan maupun isi dari penelitian yang dilakukan. Reception analysis mengumpulkan data-data tersebut dan penerimanya
14
adalah elemen pelengkap dari satu wilayah penyelidikan yang ditujukan untuk aspek-aspek yang saling tidak berhubungan maupun aspek-aspek
komunikasi sosial. Pada intinya,”Reception analysis berpendapat bahwa tidak akan pernah ada pengaruh tanpa makna.”Jensen, 2003:135
”Reception analysis adalah metode yang merujuk pada sebuah komparasi antara analisis tekstual wacana media dan wacana khalayak,
yang hasil interpretasinya merujuk pada konteks, seperti cultural setting dan context atas isi media lain”. ”Khalayak dilihat sebagai bagian dari
interpretive communitive yang selalu aktif dalam mempersepsi pesan dan memproduksi makna, tidak hanya sekedar menjadi individu pasif yang
hanya menerima saja makna yang diproduksi oleh media massa” McQuail, 1997:19, dalam Priyana Hadi, 2007:16.
Sejarah dari munculnya Reception analysis ini menurut Achmad 2008 berakar pada tradisi studi media yang berbeda dari premis yang
mendasari pendekatan Uses and Gratification. Analisis Resepsi khususnya dikembangkan dari teori kritis, semiologi, dan analisis diskursus. Analisis
resepsi mempertanyakan metodologi penelitian sosial ilmiah empiris dan juga studi humanistik isi media karena keduanya tidak mampu atau tidak
mengindahkan kemampuan khalayak dalam memberikan makna pada pesan pesan media. Inti dari pendekatan resepsi ini terletak pada atribusi
dan konstruksi makna yang didapat dari media oleh khalayak. Pesan media senantiasa polisemik dan harus ditafsirkan.
15
Tradisi study khalayak dalam komunikasi massa mempunya dua pandangan arus besar mainstream, pertama khalayak sebagai audience
yang pasif. Sebagai audience yang pasif orang hanya bereaksi pada apa yang mereka lihat dan dengar dalam media. Khlayak tidak diambil bagian
dalam diskusi-diskusi public. Khalaak merupakan sasaran media masa. Sementara pandangan kedua khalayak merupakan partisipan aktif dalam
public. Public merupakan kelompok orang yang terbentuk atas isu tertentu dan aktif mengambil bagian dalam diskusi atas isu-isu yang mengenuka
Mc Quail, 1997:33 Model ini menjelmakan beberapa prinsip yaitu keragaman
beberapa prinsip yaitu keragaman pemaknaan, keberadaan interpretive community komunitas penafsir, keutamaan penerima dalam menentukan
makna. Analisis resepsi terutama dikembangkan untuk memberikan suatu pesan dan menyuarakan kepentingan ” receiver ” untuk menyatakan
pendapatnya Morley, 1980 dalam Achmad, 2008 Jensen 2003 mengatakan munculnya Reception analysis
dikelompokkan sesuai dengan konteks bentuk lain dari para informan penelitian tersebut, dan beberapa permulaan biasanya dimulai dengan
mencoba untuk menemukan solusi dari masalah yang diajukan , untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul akibat dari gaya berbicara
yang berbeda-beda dari informan, juga harus dilaporkan.
16
Disamping beberapa paparan peneliti tentang reception analysis, ternyata model ini juga memiliki beberapa kelemahan seperti yang
disampaikan Achmad 2008, antara lain : 1. Teori resepsi seringkali didasarkan pada interpretasi subjektif dari
laporan khalayak atau individu. Teori resepsi terlalu berorientasi pada level mikro.
2. Tidak dapat memberikan arahan tentang kehadiran atau ketidakhadiranefek media
3. Metode riset kualitatif mencegah atau tidak memungkinkan preclude penjelasan sebab akibat.
4. Analisis resepsi menghasilkan temuan-temuan yang kaya secara kualitatif, tetapi temuan-temuan tersebut tidak terlalu mudah untuk
diteliti ulang replicable dan jarang dapat digeneralisir diluar kelompok kecil individu individu yang secara khusus diteliti.
5. Analisis resepsi juga dikatakan tidak jelas baik relevan secara sosial, socially relevan atau banyak berguna bagi praktisioner, or much use to
practitioners.
Jensen and Rosengren, 1990 dalam Achmad, 2008:46
2.1.2 Pengertian Suap