Unit Analisis Sasaran Penelitian Teknik Analisis Data

39

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan, yaitu berupa informasi interpretasi, hasil pemikiran dan pendapat masyarakat pengguna hukum sebagai informan. Lokasi penelitian dilakukan di Kotamadya Surabaya, dengan pertimbangan sebagai salah satu pusat kota dengan heterogenitas penduduk yang cukup tinggi sehingga reliabilitas data dapat diperoleh. Selain itu Markas kepolisian terbesar kedua berada di POLDA Jatim, yang berlokasi di Surabaya. Pengguna hukum yang menjadi informan adalah yang tidak saling kenal, sehingga agar terhindar dari diskusi kecil, yang dapat merubah pemikiran satu sama lain. Dalam hal ini, peneliti mengambil pengguna hukum yang berusia 21 tahun sampai dengan 45 tahun dari seluruh kalangan pengguna hukum di Surabaya, yang mengetahui mengenai pemberitaan Susno Duadji dan pernah berkaitan dengan kasus suap dengan pihak kepolisian.

3.3 Unit Analisis

Unit analisis dari penelitian ini adalah narasi-narasi kualitatif yang didapat dari wawancara medalam, berupa informasi interpretasi, hasil pemikiran dan pendapat pengguna hukum sebagai informan. 40

3.4 Sasaran Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah pengguna hukum yang sering berkaitan dengan kepolisian, yang berlokasi di Surabaya dan menonton pemberitaan mengenai mantan Kabareskrim Susno Djuaji, tentang Makelar Kasus markus yang terjadi dalam tubuh Kepolisian. Pengguna hukum tersebut antara lain adalah ibu rumah tangga, karyawan atau karyawati dan mahasiswa. Namun dalam hal ini tidak memungkinkan pula informan berantai, dari satu informan ke informan lain yang saling kenal karena adanya pengalaman berurusan dengan kepolisian. Yang membatasi penelitian ini adalah pada faktor usia 21 - 45 tahun. Hal ini dikarenakan, menurut pasal 330 KUHPerdata, seorang dikatakan dewasa apabila telah berusia 21 tahun keatas atau telah kawin sebelum mencapai umur tersebut dan jika terjadi pembubaran perwakilan sebelum mereka berusia 21 tahun mereka tepat diakui dewasa.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Wawancara Mendalam Dept Interview

Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung tatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan lebih mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi berulang-ulang secara intensif. Selanjutnya dibedakan antara responden orang yang diwawancarai hanya sekali dengan informan orang yang ingin periset ketahui pahami dan yang akan 41 diwawancarai beberapa kali, karena itu juga disebut dengan wawancara intensif intensive interview. Biasanya menjadi alat utama pada riset kualitatif yang dikombinasikan dengan observasi partisipan. Wawancara mendalam memiliki karakteristik yang unik: 1. Digunakan untuk subjek yang sedikit atau bahkan satu atau dua orang saja. Mengenai banyaknya subjek, tidak ada ukuran pasti. Berbeda dengan riset kuantitatif yang mensyaratkan sampel harus dapat mewakili populasi. Pada wawancara mendalam periset berhenti mewawancarai hingga periset bertindak dan berfikir sebagai anggota- anggota kelompok yang sedang di riset Frei, 1992:288. Atau jika periset merasa data yang terkumpul sudah jenuh tidak ada sesuatu yang baru maka ia bisa mengakhiri wawancara. 2. Menyediakan latar belakang secara detail detailed background mengenai alasan informan memberikan jawaban tertentu. Dari wawancara ini terelaborasi beberapa elemn jawaban, yaitu opini, nilai- nilai values, motivas, pengalaman-pengalaman, maupun perasaan informan. 3. Wawancara mendalam memperhatikan bukan hanya jawaban verbal informan, tapi juga observasi yang panjang mengenai respon-respon nonverbal informan. 4. Wawancara mendalam ini biasanya dilakukan dalam waktu lama dan berkali-kali. Tidak seperti wawancara yang biasa digunakan dalam survei yang mungkin beberapa menit, sebuah wawancara mendalam 42 bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Bahkan bila perlu pewawancara sampai harus melibatkan diri secara dekat dengan hidup bersama informan guna mengetahui pola keseharian informan. 5. Memungkinkan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berbeda atas informan yang satu dengan yang lain. Susunan katandan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap informan Denzin, 1989:105. Jadi, pertanyaannya tergantung pada informasi yang ingin anda peroleh dan berdasarkan jawaban informasi yang dikembangkan oleh periset. 6. Wawancara mendalam sangat dipengaruhi oleh iklim wawancara. Semakin kondusif iklim wawancara keakraban antara periset pewawancara dengan informan, maka wawancara dapat berlangsung terus. Rakhmat, 2006:99 Wawancara mendalam Depth Interview dipakai untuk mendapatkan dan mengumpulkan data. Wawancara mendalam akan dilakukan secara per partisipan, sehingga antara individu partisipan satu dengan yang lain tidak ada hubungan untuk saling memperngaruhi dan diambil dari nernagai kalangan yang ada di masyarakat. Peneliti akan mengambil antara 10 sampai 20 partisipan sebagai informan untuk di wawancarai. Penggunaan wawancara mendalam, menuntut peneliti untuk menciptakan pertanyaan-pertanyaan seputar tema yang ditentukan peneliti dengan tujuan agar tidak melenceng dari tujuan awal. Dalam hal ini adalah 43 sikap masyarakat pengguna hukum di Surabaya setelah adanya pemberitaan mengenai Makelar kasus Markus, yang diungkap oleh salah satu Mantan Petinggi Kepolisian, Kabareskrim Susno Duadji.

3.6 Teknik Analisis Data

Pada tahap analisis data ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Kata-kata Kata-kata aktual dan maknanya sebaiknya ditentukan dengan mengelompokkan konsep yang sama. 2. Konteks Mencari stimulus pencetus, enterpretasi dan komentar yang terkandung dalam konteks setiap kata. 3. Konsisten Internal Membuat alur percakapan dan maencatat setiap perubahan dan pergantian posisi ketika berinteraksi. 4. Kekhususan Respon Respon berdasarkan pengalaman dipandang lebih berbobot dari pada respon yang tidak jelas dan impersonal. 5. Gagasan Umum Mencari gagasan umum yang menjadi benang merah dari keseluruhan hasil diskusi. Marczak, 2002: http:ag.arizona.adufcrfscyfarfocus.html 44 Analisis data haruslah mengikuti aturan tertentu agar diperoleh suatu kesimpulan yang sama oleh pihak lain melalui pengolahan dokumen atau data mentah yang ada. Selain itu, untuk mendapatkan pemahaman dan pemaksaan saat melihat situasi tertentudalam partisipan, data yang dilaporkan bias dilihat dalam tiga level berikut: 1. Data Mentah. Berupa pernyataan responden yang disusun berdasarkan tingkat alamiah atau tema yang diangkat dalam diskusi. 2. Pernyataan Deskriptif. Merupakan kesimpulan komentar responden yang didukung contoh ilustrasi dengan menggunakan data mentah. 3. Interpretasi. Mengacu pada proses pemaknaan data pernytaan deskriptif dengan memperhatikan bias-bias dalam interpretasi. Marczak, 2002: http:ag.arizona.adufcrfscyfarfocus.html Dari data yang tersedia tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan mengenai pendapat dari berbagai individu masyarakat pengguna hukum kepada cira kepolisian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian 4.1.1 Pengguna