Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Berpikir

10

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Analisis Resepsi Pengguna Hukum Terhadap Citra Kepolisian Tentang Kasus Markus Pasca Pemberitaan Mantan Kabareskrim Susno Duadji di Media Televisi?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis resepsi pengguna hukum di Surabaya, mengenai citra Kepolisian setelah adanya pengakuan dari Mantan Kabareskrim Susni Duadji, megenai makelar kasus yang sudah lama terjadi dalam tubuh Polri di Media Massa Televisi.

1.4 Kegunaan Penelitian

a. Teoritis Menjadikan bahan informasi untuk dimanfaatkan dan dipertimbangkan dalam penelitian lebih lanjut b. Praktisi - Menambah khasanah referensi bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur. - Menambah wawasan bagi masyarakat pengguna hukum di Surabaya, untuk kritis dalam mendapatkan informasi yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat. BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Reception Analysis

Reception Analysis merupakan pendekatan baru dalam meneliti khalayak media New Audience Research. Menurut Fiske dan de Certeu, dalam reception analysis khalayak merupakan pihak yang berupaya mencari makna pesan teks media. Khalayak tidak pasif dan berdiam diri saat menerima terpaan media dari segala penjuru. Para perintis studi resepsi atau studi konsumsi menyatakan bahwa apapun yang dilakukan analisis makna tekstual sebagai kritik masih jauh dari kepastian tentang makna yang teridentifikasi yang akan diaktifkan oleh audience. Yang dimaksudkan adalah bahwa audience merupakan pencipta aktif makna dalam kaitannya tentang teks. Sebelumnya mereka membawa kompetensi budaya yang telah mereka dapatkan untuk dikemukakan dalam teks sehingga audience yang terbentuk dengan cara yang berbeda akan mengerjakan makna yang berlainan Barker, 2006:34. Pada dataran teoritis dua wilayah studi terbukti memiliki pengaruh tertentu: model encoding-decoding yang di kemukakan Hall 1981 dan studi resepsi literer.hall menyatakan bahwa produksi makna tidak menjamin konsumsi makna sebagaimana yang dimaksudkan pengode karena pesan-pesan dalam televisi, yang dikonstruksi sebagai sistem 11 12 tanda dengan komponen multi-accentuated, bersifat polisemis, jadi mereka memiliki lebih dari sekedar serangkaian makna potensial. Ketika audience berpartisipasi dalam kerangka kerja kultural dengan produser, maka decoding audience dan encoding tekstual akan serupa. Namun, ketika anggota audience ditempatkan pada posisi sosial yang berbeda dari pengode yang memiliki sumber daya kultural yang sama sekali berbeda, mereka akan mampu menkode program secara alternative. Barker, 2006:34 Reception analysis merupakan studi modern dari cultural studies. Karakteristiknya adalah : - The media has to be ”read” through the perception of its audience, which construct meaning and pleasure from the media text and these are never fixel or predictable - The very process of media use and the way in which it unfold in a particular context are central objects of interest - Media use a tipycalli situation-specific and oriented to social takes that evolve out of participation in ”interpretatives communities” - Audience for particural media genres often comprise separate ”interpretative communities” that share much the same form of discourse and framework for making sense of media - Audience are never passive, not are all their member aquel, since some will be more experienced or more active fans than other - Method have to be ”qualitative and deep, even etnographic, taking account of content, act of reception and the context together ” Lindlof dalam Mc Quail, 1991:19 Dalam hal ini karakteristik dari Reception Analisis adalah : - Media yang ”dibaca” melalui persepsi pengertian dari audiens, dimana telah membangun arti dan sebuah kesenangan dari teks media dan ini tidak pernah dapat dipastikan atau diprediksikan. 13 - Setiap proses media yang digunakan dan cara yang ditempuh dengan membentangkan konteks tertentu dengan pusat objek yang menarik. - Media menggunakan situasi yang pasti dan diorientasikan ke sosial untuk menarik partisipan ke dalam ”pernyataan masyarakat” - Audiens untuk gaya media particural sering terpisah yang meliputi interpretative masyarakat dengan berbagi format kerangka dan ungkapan yang hampir sama untuk membuat pengertian media. - Audiens tidak pernah pasif, tidak semua dari mereka mampu memandang semenjak beberapa dari mereka menemukan pengalaman lebih atau lebih dari mereka. - Memiliki metode ”kualitatif dan mendalam, termasuk gaya penulisan, memperhatikan isi, rindakan dari resepsi dan konteks bersama” Lindlof dalam Mc Quail, 1991:19 Reception Analysis menekankan pada penggunaan media sebagai refleksi dari konteks sosial budaya dan sebagai proses dari pemberian makna melalui persepsi khalayak atas pengalaman dan produksi Mc Quail, 1997:21 Jensen 2003 mengatakan salah satu pikiran utama dalam reception analysis adalah para informan dari penelitian itu sendiri, untuk membangun sebuah laporan penelitian yang valid dari resepsi tersebut, penggunaan, dan pengaruh kuat dari media, harus menjadi analisa yang menanalisis baik informan maupun isi dari penelitian yang dilakukan. Reception analysis mengumpulkan data-data tersebut dan penerimanya 14 adalah elemen pelengkap dari satu wilayah penyelidikan yang ditujukan untuk aspek-aspek yang saling tidak berhubungan maupun aspek-aspek komunikasi sosial. Pada intinya,”Reception analysis berpendapat bahwa tidak akan pernah ada pengaruh tanpa makna.”Jensen, 2003:135 ”Reception analysis adalah metode yang merujuk pada sebuah komparasi antara analisis tekstual wacana media dan wacana khalayak, yang hasil interpretasinya merujuk pada konteks, seperti cultural setting dan context atas isi media lain”. ”Khalayak dilihat sebagai bagian dari interpretive communitive yang selalu aktif dalam mempersepsi pesan dan memproduksi makna, tidak hanya sekedar menjadi individu pasif yang hanya menerima saja makna yang diproduksi oleh media massa” McQuail, 1997:19, dalam Priyana Hadi, 2007:16. Sejarah dari munculnya Reception analysis ini menurut Achmad 2008 berakar pada tradisi studi media yang berbeda dari premis yang mendasari pendekatan Uses and Gratification. Analisis Resepsi khususnya dikembangkan dari teori kritis, semiologi, dan analisis diskursus. Analisis resepsi mempertanyakan metodologi penelitian sosial ilmiah empiris dan juga studi humanistik isi media karena keduanya tidak mampu atau tidak mengindahkan kemampuan khalayak dalam memberikan makna pada pesan pesan media. Inti dari pendekatan resepsi ini terletak pada atribusi dan konstruksi makna yang didapat dari media oleh khalayak. Pesan media senantiasa polisemik dan harus ditafsirkan. 15 Tradisi study khalayak dalam komunikasi massa mempunya dua pandangan arus besar mainstream, pertama khalayak sebagai audience yang pasif. Sebagai audience yang pasif orang hanya bereaksi pada apa yang mereka lihat dan dengar dalam media. Khlayak tidak diambil bagian dalam diskusi-diskusi public. Khalaak merupakan sasaran media masa. Sementara pandangan kedua khalayak merupakan partisipan aktif dalam public. Public merupakan kelompok orang yang terbentuk atas isu tertentu dan aktif mengambil bagian dalam diskusi atas isu-isu yang mengenuka Mc Quail, 1997:33 Model ini menjelmakan beberapa prinsip yaitu keragaman beberapa prinsip yaitu keragaman pemaknaan, keberadaan interpretive community komunitas penafsir, keutamaan penerima dalam menentukan makna. Analisis resepsi terutama dikembangkan untuk memberikan suatu pesan dan menyuarakan kepentingan ” receiver ” untuk menyatakan pendapatnya Morley, 1980 dalam Achmad, 2008 Jensen 2003 mengatakan munculnya Reception analysis dikelompokkan sesuai dengan konteks bentuk lain dari para informan penelitian tersebut, dan beberapa permulaan biasanya dimulai dengan mencoba untuk menemukan solusi dari masalah yang diajukan , untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul akibat dari gaya berbicara yang berbeda-beda dari informan, juga harus dilaporkan. 16 Disamping beberapa paparan peneliti tentang reception analysis, ternyata model ini juga memiliki beberapa kelemahan seperti yang disampaikan Achmad 2008, antara lain : 1. Teori resepsi seringkali didasarkan pada interpretasi subjektif dari laporan khalayak atau individu. Teori resepsi terlalu berorientasi pada level mikro. 2. Tidak dapat memberikan arahan tentang kehadiran atau ketidakhadiranefek media 3. Metode riset kualitatif mencegah atau tidak memungkinkan preclude penjelasan sebab akibat. 4. Analisis resepsi menghasilkan temuan-temuan yang kaya secara kualitatif, tetapi temuan-temuan tersebut tidak terlalu mudah untuk diteliti ulang replicable dan jarang dapat digeneralisir diluar kelompok kecil individu individu yang secara khusus diteliti. 5. Analisis resepsi juga dikatakan tidak jelas baik relevan secara sosial, socially relevan atau banyak berguna bagi praktisioner, or much use to practitioners. Jensen and Rosengren, 1990 dalam Achmad, 2008:46

2.1.2 Pengertian Suap

Akhir-akhir ini masalah suap semakin sering diperbincangkan seiring semakin bertambahnya kasus suap yang terjadi. Dalam praktik sehari-hari, suap-menyuap sudah begitu menyebar ke berbagai sendi 17 kehidupan. Suap-menyuap tidak hanya dilakukan rakyat kepada pejabat negara pegawai negeri dan para penegak hukum, tetapi juga terjadi sebaliknya. Pihak penguasa atau calon penguasa tidak jarang melakukan sedekah politik suap kepada tokoh-tokoh masyarakat dan rakyat agar memilihnya, mendukung keputusan politik, dan kebijakan-kebijakannya. Suap, disebut juga dengan sogok atau memberi uang pelicin. Adapun dalam bahasa syariat disebut dengan risywah. Secara istilah adalah memberi uang dan sebagainya kepada petugas pegawai, dengan harapan mendapatkan kemudahan dalam suatu urusan. Dalam buku saku memahami tindak pidana korupsi “Memahami untuk Membasmi” yang dikeluarkan Komisi Pemberantasan Korupsi KPK dijelaskan bahwa cakupan suap adalah 1 setiap orang, 2 memberi sesuatu, 3 kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara, 4 karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya. Dalam Undang-Undang No. 11 Th. 1980 tentang tindak pidana suap dijelaskan bahwa tindak pidana suap memiliki dua pengertian, yaitu: 1. Memberi atau menjanjikan sesuatu dengan maksud membujuk agar seseorang berlawanan dengan kewenangankewajibannya yang menyangkut kepentingan umum. 2. Menerima sesuatu atau janji yang diketahui dimaksudkan agar si penerima melawan kewenangankewajibannya yang menyangkut kepentingan umum 18 Adapun pemberian suap ini dilakukan melalui tiga cara, yaitu : 1. Uang dibayar setelah selesai keperluan dengan sempurna, dengan hati senang, tanpa penundaan pemalsuan, penambahan atau pengurangan, atau pengutamaan seseorang atas yang lainnya. 2. Uang dibayar melalui permintaan, baik langsung maupun dengan isyarat atau dengan berbagai macam cara lainnya yang dapat dipahami bahwa si pemberi menginginkan sesuatu. 3. Uang dibayar sebagai hasil dari selesainya pekerjaan resmi yang ditentukan si pemberi uang.

2.1.3 Pengertian Markus

Makelar, seperti halnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, berarti: perantara perdagangan antara pembeli dan penjual. Orang yang menjualkan barang dan mencarikan pembeli; pialang. Sedangkan, menurut Kamus Bahasa Indonesia, susunan WJS Poerwadarminta, makelar adalah: pengantara perdagangan orang yang menjualkan barang atau mencarikan pembeli Makelar kasus markus merupakan sebuah istilah yang berasal dari dua kata yang digabungkan menjadi satu, yaitu kata makelar dan kasus. Dari pengertian kata makelar sendiri berarti merupakan perantara antara penjual dan pembeli. Makelar yang sudah mengenal baik si penjual dan si pembeli, maka keberhasilan akan terjadinya sebuah transaksi akan semakin besar. 19 http:www.infogue.comviewstory20091122pengertian_makelar_kasu s_atau_markus?url=http:karodalnet.blogspot.com200911makelar- kasus-atau-markus.html Bagi masyarakat umum, perantara lebih dikenal dengan istilah calo. Calo, dalam beberapa kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai orang yang menjadi perantara dan memberikan jasanya berdasarkan upah, tidak ada bedanya dengan makelar. Calo lebih dikenal dalam pekerjaan yang lebih sederhana, seperti calo tiket pesawat terbang, kapal laut, dan bus. Calo juga berkeliaran di tempat pelayanan publik, dengan birokrasinya yang dikenal berbelit, seperti urusan di pemda, kepolisian, imigrasi dan yang lainnya. Untuk mempermudah dan memperlancar berbagai urusan di kantor publik banyak warga menggunakan jasa calo. Sebab itu muncul istilah uang sogok, uang pelicin, sampai uang pengertian. Baik makelar maupun calo, selain mendapatkan komisi dan upah, sering berusaha untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak dengan cara menaikkan harga atau melakukan mark up. http:www.suarapembaruan.comNews20091204Editoredit01.htm Dengan pengertian diatas, dalam praktek yang dapat dijumpai di lapangan, salah satunya adalah kepengurusan surat-surat kendaraan dikenal dengan praktek pencaloan juga. Markus juga dapat diartikan sebagai kegiatan pencaloan untuk memperlancar suatu urusan yang tidak menyulitkan pihak pengguna jasa calo tersebut. Dalam skala ini markus yang berkaitan dengan pemberitaan di media televisi, adalah kegiatan 20 pencaloan suatu kasus dalam taraf besar. Yang mampu melibatkan pejabat hukum yang ada di tubuh kepolisian.

2.1.4 Komunikasi Massa

Mulyana menyatakan bahwa, komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak surat kabar, majalah atau elektronik radio, televisi yang dikelola suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. 2001; 75 Menurut Tan and Wright dalam Liliweri 1991, komunikasi massa merupakan komunikasi yang menggunakan saluran media dalam menghubungkan komunikator dan komunikas secara massal, berjumlah banyak, bertempat tingal yang jauh terpercaya sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. 2004:3 Sedangkan menurut Garbner 1967, “Mass Communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most boodly shared continuous how of message in industrial societies”. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang continue serta paling luas dimiliki orang dalam masyaralat industry. Menurut Wright, dalam Severin dan Tankard, bahwa komunikasi massa dapat didefinisikan dalam tiga ciri yaitu: 21 1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim. 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum sering dijadualkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara. 3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar 2005: 4 Pada dasarnya media massa merupakan suatu alat untuk menyampaikan informasi kepada khalayak. Berikut adalah beberapa ciri komunikasi massa menurut Effendy : 1. Sifat komunikatornya yang melembaga dan terorganisasi 2. Sifat media massanya yang serempak cepat, maksudnya pesan yang disampaikan kepada masyarakat dapat dilakukan dalam waktu yang cepat dan bersamaan 3. Sifat pesannya yang umum public, maksudnya pesan yang disampaikan oleh media massa dapat diakses oleh siapapun. 4. Sifat komunikannya, ditujukan kepada khalayak yang jumlahnya relatif besar, heterogen dan anonim. 5. Sifat efek dari komunikasi massa yang timbul pada komunikan bergantung pada tujuan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator. 22 Apakah tujuannya agar komunikan hanya tahu saja, atau agar komunikan berubah sikapnya dan pandangannya 2002; 51 Komunikasi memiliki fungsi dan menurut Dominick fungsi komunikasi massa adalah 1. Surveillace Pengawasan Sebagai salah satu media untuk mengawasi bentuk pemberitaan yang di beritakan. 2. Interpretation Penafsiran Penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antar pesona atau kelompok. Sehingga dapat memberikan komentar atau opini yang ditujukan kepada khalayak pembaca serta dilengkapi perspektif sudut pandang terhadap berita yang disajikan. 3. Linkage Pertalian Media massa dapat menyatukan masyarakat yang beragam sehingga membentuk literage berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of Values Penyebaran Nilai-Nilai Fungsi ini disebut juga sosialisasi. Sosialisai mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. 23 5. Entertainment Hiburan Selain itu fungsi dari media massa adalah memberikan hiburan kepada masyarakat, sehingga tidak terlalu jenuh dengan informasi-informasi yang telah diberitakan secara berat. 2001:15

2.1.5 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Kehadiran teknologi televisi serta merta tidak lepas dari dampak yang ditimbulkannya terhadap pandangan yang terbentuk oleh manusia atau masyarakat sebagai khalayaknya. Dengan televisi semata-mata tidak ada batasan dalam pemberian suatu informasi dan tidak ada batas terhadap satu negara dengan negara yang lain, yang dapat menimbulkan globalisasi dibidang informasi. Segala peristiwa yang terjadi dibelahan dunia pada saat yang sama dapat diketahui melalui televisi. Televisi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata tele yang berarti jauh dan visi yang berarti penglihatan. Jadi televisi diartikan ”melihat jauh” atau dipahami sebagai melihat gambar dan mendengar suara yang diproduksi di suatu tempat yang jauh studio televisi melalui sebuah perangkat penerima televisi set. Wahyudi, 1986:149 Menurut Sastro 1992:23, bahwa dari beberapa media massa yang ada, televisi merupakan media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya. Meskipun demikian televisi dinilai sebagai media massa yang paling efektif saat ini dan banyak menarik simpatik kalangan 24 masyarakat luas karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat audio visual-nya yang tidak lain penayangannya mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas. Menurut Effendy, televisi adalah perpaduan antara unsur radio broadcast dan unsur-unsur film moving picture. Televisi mempunyai daya tarik yang disebabkan adanya unsur-unsur kata, musik, sound effect dan juga unsur visual berupa gambar. 2000:177 Sedangkan siaran televisi adalah siaran-siaran dalam bentuk suara dan gambar yang dapat ditangkap oleh umum baik dengan sistem pemancaran dalam elektromagnetik maupun kabel-kabel Kuswandi, 1996:13 Televisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siaran Televisi Broadcast yang merupakan media elektronik dan memiliki ciri-ciri yang berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen Effendy, 1993:17 Dari berbagai macam media massa yang ada, televisi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Televisi bersifat audio visual, yakni dapat didengar dan dilihat sekaligus melalui panca indera. Televisi memberikan pengalaman yang langsung dan konkrit serta merangsang tumbuhnya minat-minat baru, keadaan-keadaan baru di sekeliling. 25 2. Menonton televisi sifatnya kolektif, sehingga tayangan televisi dapat mempersatukan suatu pikiran dan perbuatan. Lagi pula menangkap pesan dalam televisi menimbulkan keserempakan. 3. Televisi mampu menembus batas-batas geografis, ruang dan waktu sehingga dapat menjadikan informasi mudah menyebar dan sampai kepada khalayaknya. 4. Televisi dapat menimbulkan keinginan-keinginan masyarakat, dan mempercepat proses mencari perhatian terhadap berbagai keinginan Wahyudi, 1986:7

2.1.6 Pengertian Berita

Berita berasal dari bahasa sansekerta, ”Vrit”, yang dalam bahasa inggris disebut ”Vrite”. Arti sebenarnya adalah ”ada” atau ”terjadi”. Ada juga yang menyebut dengan ”Vritta”, artinya ”kejadian atau yang telah terjadi”. Vritta dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi ”berita atau warta”. Dalam kamus bahasa Indonesia karya W. J. S Poerdaminata, berita berarti kabar atau warta. 1984 : 128 Dean M. Lyle Spencer dalam bukunya yang berjuddul News Writings, yang kemudian dikutip oleh Georgr Fox Mott News Survey Journalism, menyatakan bahwa, berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca. 26 Dja’far H. Assegaff dalam bukunya Jurnalistik Massa Kini, mendefinisaikan berita dalam arti jurnalistik sebagai berikut: ”Berita adalah sebagai laporan tentang fakta atau ide yang termasa dan terpilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang kemudian dapat menarik pembaca. Entah karena uar biasa; karena penting atau akibatnya; karena mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan” 1982:24 Namun pengertian berita bisa diperjelas menjadi ”laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”. Jadi berita dapat dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi. Djuroto, 2000 : 46 DeFleur dan Dennis menyatakan bahwa definisi berita sebagai laporan yang menyajikan rincian data tentang isu, peristiwa atau proses yang dapat menarik minat khalayak dan informasi. Yang disajikan dalam berita harus memiliki nilai yang lebih signifikan, aktual, luar biasa dan seterusnya yang dapat menambah dan mempertegas pengetahuan khalayak 1989 : 604. Kemudian menurut Mitchel V. Charnley dalam Effendy, definisi berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas Muda, 2003:22. Sedangkan menurut Fred Wibowo, berita adalah suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang mempunyai nilai berita dan disiarkan melalui media massa secara periodik 1997 : 85. 27 Cakupan tersebut dapat dicatat bahwa kata-kata seperti fakta, akurat, ide, tepat waktu, menarik, penting, opini dan sejumlah pembaca merupakan hal-hal yang peru mendapatkan perhatian. Dengan demikian disimpulkan bahwa berita adalah suatu fakta, ide atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar, penonton. Muda, 2003:22 Lain dari pada itu, Paul de Massenner dalam buku Here’s Thee News : Unesco Associated menyatakan, news atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik serta menarik minat khalayak. Sedangkan Charnley James M. Neal menuturkan berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting, mnarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak Errol jonathans dalam Mirza, 2000 : 68- 69. Doug Newsom James A. Wallert, mengemukakan dalam definisi sederhana, berita adalah apa saja yang ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat. Dengan melaporkan berita, media massa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai apa saja yang mereka butuhkan 1985 : 11. Definisi lain yang dikumpulkan Assegaff, diharapkan bisa memberikan pengertian dan pemahaman yang lebih luas lagi mengenai berita 1983 : 23-24. 28 Sebuah berita menjadi menarik untuk dibaca, didengar atau ditonton, jika berita tersebutmemilikini nilai atau bobot yangberbeda antarasatu dan yang lainnya. Nilai berita tersebut sangat tergantung pada pertimbangan seperti berikut: a. Timeliness Berarti waktu yang tepa. Artinya emiliki berita yang akan disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat pemirsa atau pembaca. b. Proximity Proximity artinya kedekatan. Kedekatan disini yakni dapat berarti dekat dilihat dari segi lokasi, pertalian, ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan maupun kepentingan terkait yang lainnya. c. Prominence Prominence artinya adalah orang yang terkemuka. Semakin orang itu terkenal maka akan semakin menadi bahan yang menarik pula. d. Consequence Consequence artinya konsekuensi atau akibat. Pengertiannya yaitu segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain-lain yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak merupakan bahan berita yang menarik. 29 e. Conflict Conflict konflik memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena konflik adalah bagian dalam kehdupan. Di sisi lain berita adalah sangat berhubungan dengan peristiwa kehidupan. f. Development Development pembangunan merupakan materi berita yang cukup menarik apabila reporter yang bersangkutan mampu mengulasnya dengan baik. g. Weather Weather cuaca di Indonesia atau di negara-negara yang beradadi sepanjang garis khatulistiwa memang tidak banyak terganggu. h. Sport Berita olah raga sudah lama jadi daya tariknya i. Human Interest Kisah-kisah yang dapat membangkitkan emosi manusia seperti lucu, sedih,dramatis, aneh dan ironis merupakan peristiwa dari segi human interest.

2.1.7 Jenis Berita

Berita pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu hard news berita berat, soft news berita ringan dan investigative report laporan penyelidikan. Ketiga kategori tersebut akan dapat mewadahi apa yang telah diuraikan diatas tentang cara memilih materi 30 berita. Pembedaan terhadap tiga kategori tersebut didasarkan pada jenis peristiwa dan cara penggalian data. Muda, 2005:40-42 1. Hard News Hard news adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Berita tersebut misalknya tentang diberlakukanya suatu kebijakan baru pemerintah. Ini tentu saja akan menyangkut hajat orang banyak sehingga orang ingin mengetahuinya, karena itu harus segera diberitakan. Reporter yang pandai seringkali menginformasikan berita tersebut lebih awal sebelum kebijakan diturunkan. Tentu dengan mengetengahkan sumber-sumber yang dapat meyakinkan pemirsa. Misalnya tentang adanya isu pergantian pejabat atau adanya kenaikan harga. Hard news juga termasuk kejadian interasional, keadaan masyarakat, masalah ekonomi, kriminal, kerusakan lingkungan, maupn berita tentang ilmu pengetahuan. 2. Soft News Soft news juga sering disebut sebagai feature yaitu berita yang tidak terikat dengan aktualitas, namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita-berita semacam ini sering kali lebih menitik beratkan pada hal-hal yang dapat menakjubkan atau mengherankan pemirsa. Ia juga dapat menimbulkan kekhawatiran bahkan ketakutan atau mungkin juga menimbulkan simpati. Objeknya bisa manusia, 31 hewan, benda, tempat atau apa saja yang dapat menarik perhatian pemirsa. Misalnya tentang lahirnya hewan langka di kebun binatang, anjing menggigit majikannya, atau masyarakat kecil mendapatkan lotere milyaran rupiah. Bagi televisi, berita ringan ini sangat diperlukan dalam setiap penyajian buletin berita. Hal ini karena berita ringan juga dapat berfungsi sebagai selingan antara berita-berita berat yang disiarkan pada awal sajian. Secara psikologis, pemirsa yang mendapat sajian berita berat dari awal sampai akhir akan merasa tegang terus karena itu perlu interval. Iklan di dalam berita sesungguhnya juga punya fungsi yang sama selain fungsi promosi produk. 3. Investigative News Investigative report disebut juga laporan penyelidikan investigasi adalah jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh di permukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. Sehingga penyajian berita seperti ini membutuhkan waktu yang lama dan tentu akan menghabiskan energi reporternya. Berita penyelidikan ini sangat menarik, karena cara mengungkapkannya pun tidak mudah. Seseorang reporter untuk dapat melakukan tugas ini harus memiliki banyak sumber orang-orang dalam mendapatkan jaminan untuk tidak terekspos karena keselamatan diri mereka. 32 Berita penyelidikan untuk media televisi akan lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan berita yang sama untuk media cetak. Televisi membutuhkan gambar, bahkan wajah orang yang diwawancarai. Namun teknologi elektronika kini memungkinkan untuk dapat mengaburkan wajah orang yang akan diwawancarai, agar dapat terhindar dari kemungkinan bahaya atas apa yang ia sampaikan dalam wawancara televisi.

2.1.8 Pengguna Hukum di Surabaya Sebagai Pemirsa Televisi

Sasaran peneliti sebagai koresponden adalah usia 21 – 45 tahun, yang berada dalam lingkungan masyarakat di Surabaya. Dalam undang- undang menentukan bahwa untuk dapat bertindak dalam hukum seseorang telah dewasa, arti dewasa dalam hukum berbeda-beda. Menurut pasal 330 KUH Perdata, seorang dikatakan dewasa apabila telah berusia 21 tahun keatas atau telah kawin sebelum mencapai umur tersebut dan jika terjadi pembubaran perwakilan sebelum mereka berusia 21 tahun mereka tepat diakui dewasa. Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televisi. Komunikasi dapat efektif, bila pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik minatnya, mengerti dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator. Pada dasarnya pemirsa televisi dapat dibedakan menjadi empat hal, yaitu : 33 1. Heterogen aneka ragam Yaitu pemirsa televisi adalah massa, sejumlah orang yang sangat banyak, yang sifatnya heterogen beraneka ragam, terpencar-pencar di berbagai tempat. Selain itum pemirsa televisi dapat dibedakan pula menurut jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan taraf kehidupan dan kebudayaan. 2. Pribadi Yaitu untuk diterima dan dimengerti oleh pemirsa, maka isi pesan yang disampaikan melalui televisi bersifat peribadi dalam arti sesuai dengan situasi pemirsa saat itu. 3. Aktif Yaitu pemirsa bersifat aktif, seperti apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun televisi, mereka aktif berfikir untuk melakukan interpretasi. Mereka bertanya pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar televisi benar atau tidak. 4. Selektif Yaitu pemirsa bersifat selektif dalam memilih program televisi yang disukainya. Effendy, 1990:84 34

2.1.9 Culural Studies

2.1.9.1 Pengaruh Budaya dalam Proses Pemaknaan Teks

Cultural Studies lahir sebagai alternatif baru dalam kajian terhadap khalayak. Pada tahun 1960-an dibentuknya Centre for Contemporary Cultural Syudies di Universitas Brimingham Inggris sebagai bentuk praktisi cultural studies dan telah memperluas basis intelektual dan cakupan geografisnya. Beberapa definisi cultural studies menurut Barnett 1998: 1. Cultural Studies adalah suatu arena interdisipliner dimana perspektif dari disiplin yang berlainan secara selektif dapat diambil dalam rangka menguji hubungan antara kebudayaan dan kekuasaan. 2. Cultural studies terkait dengan semua praktik, institusi dan system klasifikasi yang tertanam dalam nilai-nilai, kepercayaan, kompetensi, rutinitas kehidupan dan bentuk-bentuk kebiasaan perilaku suatu masyarakat. 3. Bentuk-bentuk kekuasaan yang dieksplorasi oleh cultural studies beragam, termasuk gender, ras, kelas, kolonialisme, dll. Cultural studies berusaha mengeksplorasi hubungan antara bentuk-bentuk kekuasaan ini dan kekuasaan yang dapat dimanfaatkan oleh sejumlah agen dalam upayanya melakukan perubahan. Barnett dalam Barker, 2006:7 Cultural Studies merupakan suatu bangunan diskursif, yaitu ’jejak- jejak’ pemikiran, citra dan praktis, yang menyediakan cara-cara untuk 35 berbicara, bentuk-bentuk pengetahuan dan tindakan yang terkait dengannya, tentang topik, aktivitas sosial tertentu atau arena institusional dalam masyarakat. Hall, dalam Barker, 2006:6 Jika dihubungkan dengan media, pengertian khalayak dibedakan menjadi dua yaitu mass society dan community. Di sini pengertian khalayak diartikan sebagai suatu comunityi. Lebih lanjut Littlejohn membahas bahwa khalayak terdiri dari ragam komunitas yang berbeda- beda. Dimana masing-masing memiliki gagasan, nilai dan kepentingan sendiri-sendiri. Kemudian isi media diinterpretasikan oleh anggota komunitas yang ada sesuai makna sosial yang berlaku didalamnya. Individu-individu yang ada dalam komunitas tersebut lebih dipengaruhi oleh peers daripada oleh media. Littlejohn, 1999:335 Menurut Litllejohn 1999, ketika memahami makna isi media, komunitas-khalayak lebih mengacu pada makna sosial yang berlaku disekitarnya dari pada makna teks meida itu sendiri. Dengan demikian, makna terhadap isi media berbeda pada tiap individu dan erat kaitannya dengan budaya yang melingkupinya. Gerard Schoening dan James Anderson mengemukakan bahwa khalayak akan memahami dan menginterpretasikan apa yang ada dalam isi media dengan cara yang berbeda satu sama lain. Khalayak mencari media sesuai dengan kebutuhannya sehingga ia akan memaknai isi media yang dipilihnya sesuai keinginannya sendiri. Ia merupakan khalayak yang aktif. Ia akan cenderung memilih media dan memaknainya secaraindividual dari hasil 36 interaksinya dengan lingkungan sosial. Memaknai isi media pun menjadi suatu hal uang kompleks. Khalayak hidup dan berinteraksi dalam dunia sosial mereka sehingga makna diperoleh dari budaya. Budaya timbul dari hasil interaksi antar individu yang terlibat didalamnya. Selanjutnya terbentuklah makna komunal atau makna bersama. Isi media pada akhirnya akan dimaknai bedasarkan makna individual khalayak dan makna bersama sebagai hasil dari komunikasi dan interaksi. Littlejohn, 1999:336 Thompson bersama Williams, mengonsepsikan kebudayaan sebagai sesuatu yang biasa dan dijalani, meskipun dia juga menaruh perhatian pada apa yang dilihatnya sebagai sesuatu yang kultural namun sosio-ekonomis. Bagi Thompson, kelas adalah fenomena ahistoris yang dibentik dan diciptakan oleh masyarakat: ia bukan ’benda’, melainkan serangkaian relasi sosial dan pengalaman. Barker, 2006: 41

2.2 Kerangka Berpikir

Kepuasan diperoleh individu setelah kebutuhan dapat tercapai. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu pasti memiliki kebutuhan dan kebutuhan itu harus dipenuhi agar individu dapat meraih kepuasan dalam hidupnya. Kebutuhan individu tersebut beraneka ragam, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan akan informasi mengenai hal-hal dan 37 fenomena yang terjadi disekelilingnya. Kebutuhan akan informasi dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi media cetak ataupun elektronik. Televisi sebagai salah satu komunikasi massa adalah media massa yang penyampaian isi pesannya seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan lewat televisi akan muda dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual. Suwandi, 1997:7. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan reception analysis. Pendekatan ini memandang khalayak sebagai active producer of meaning dan bukan hanya sebagai konsumen media. Penerimaan tersebut tidak dapat diprediksi sebelumnya, karena masing-masing individu memaknainya berdasarkan field of experience dan frame of reference yang dipunyai oleh masing-masing individu. Untuk mendukung data penelitian, peneliti akan melakukan wawancara mendalam Dept Interview. Dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan terbuka mengenai citra kepolisian pasca pemberitaan markus yang diungkap oleh Mantan Kabareskrim Susno Duadji. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian