1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke lima belas. Pada awal abad ke lima belas jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris. Meskipun
pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang pesat baru terjadi pada abad 21 Jusup, 2001: 8. Perkembangan di
Indonesia berawal pada masa penjajahan Belanda yang hanya terdapat pada perusahaan-perusahaan milik Belanda. Tonggak penting perkembangan
terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan Akuntan Indonesia IAI menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia PAI dan Norma
Pemeriksaan Akuntan NPA. Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan tersebut hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit
yang berlaku di Amerika Serikat Jusup, 2001: 9. Perkembangan auditor internal berkembang sangat pesat sehingga
banyak organisasi atau perusahaan membutuhkan jasa auditor. Setiap organisasi atau perusahaan mengharapkan tercapainya sebuah tujuan yang
telah direncanakan oleh pimpinan perusahaan. Agar setiap tujuan tersebut dapat terwujud maka organisasi memerlukan adanya pengendalian dan
pengawasan secara menyeluruh. Seorang manajer tidak mampu jika melakukan pengendalian dan pengawasan secara menyeluruh, salah satu
langkah yang dilakukan untuk menjalankan pengendalian yaitu melalui proses
evaluasi atas efektifitas organisasi, yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang yang kompeten dan independen. Salah satu proses yang
dilakukan adalah melalui kegiatan yang disebut auditing. Setiap organisasi akan sangat terbantu dengan adanya kehadiran auditor guna memperbaiki
kelemahan dan kekurangan yang dimiliki setiap organisasi dan meningkatkan kualitas kinerja karyawan sehingga akan membantu tugas manajemen dalam
menjalankan tugasnya. Audit internal merupakan suatu aktivitas konsultasi yang dikelola
secara independen dan objektif, yang dirancang sebagai penambah nilai untuk meningkatkan kegiatan operasional perusahaan. Secara efektif, auditor
internal menyediakan
informasi yang
dibutuhkan manajer
dalam melaksanakan tanggung jawab. Sawyer et al. 2005: 7, Penilaian secara
independen dilakukan auditor internal pada suatu perusahaan untuk menilai kegiatan operasional dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol
serta efektivitas dan efisiensi dari kinerja perusahaan dan berperan penting dalam pengelolaan perusahaan beserta risiko-risiko yang terkait dalam
melaksanakan usahanya. Audit internal sebelumnya dikenal sebagai pendekatan berbasis pada
sistem, kemudian beralih menjadi audit internal berbasis proses. Awalnya auditor internal lebih berperan sebagai pengawas atau mata dan telinga
manajemen karena manajemen membutuhkan kepastian terkait dengan
pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan untuk menghindari tindakan yang menyimpang Tampubolon, 2005: 1. Seiring berjalannya waktu auditor
internal mengalami pergeseran peran dari pengawas menjadi konsultan. Semakin banyaknya perkembangan, peran pengawas dan konsultan belum
cukup guna memenuhi tujuan suatu organisasi atau perusahaan, lalu peran auditor internal berkembang menjadi katalisator.
Peran internal auditor sebagai pengawas watchdog telah berlangsung lama sekitar tahun 1940-an, sedangkan peran sebagai konsultan baru muncul
sekitar tahun 1970-an. Adapun peran internal auditor sebagai katalisator baru berkembang sekitar tahun 1990-an. Terdapat pergeseran filosofi internal
auditing dari paradigma lama menuju paradigma baru, yang ditandai dengan
perubahan orientasi dan peran profesi internal auditor Effendi, 2007. Persepsi karyawan terhadap peran auditor internal sebagai pengawas,
konsultan, dan katalisator kerap menimbulkan persepsi yang berbeda-beda, mulai dari persepsi yang menilai auditor internal secara baik hingga
munculnya persepsi yang menilai auditor internal secara buruk. Ada beberapa persepsi dari karyawan yang menganggap auditor internal sebagai kawan
karena dengan keberadaan auditor internal sebagai konsultan dan katalisator dapat memberikan kontribusi berupa saran atau masukan dalam pencapaian
tujuan di perusahaan dan ada juga persepsi bahwa auditor internal sebagai lawan karena melihat peran sebagai pengawas yang dijalankan auditor internal
seperti layaknya polisi yang mencari kesalahan. Tentunya persepsi tentang
auditor internal sebagai lawan dan kawan akan memberikan dampak pada kegiatan operasional dari setiap organisasi.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya oleh Tjahyono 2012 dengan
judul “Analisis Peran Auditor Internal di Perguruan Tinggi Swasta” Studi Kasus di Universitas Sanata Dharma. Tjahyono 2012
menyatakan bahwa hasil dari peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan dan katalisator dinyatakan setuju oleh responden namun peran
auditor internal yang paling dominan adalah konsultan. Sedangkan peran auditor sebagai pengawas terdapat diperingkat kedua yang paling dominan
dan katalisator diperingkat ketiga. Hasil analisis ini dibuktikan dengan total skor dan peringkat nilai rata-rata rank mean. Perbedaan antara penelitian ini
dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini dilakukan di bidang wisata pada Gembira Loka Zoo Yogyakarta sedangkan penelitian terdahulu
dilakukan di bidang pendidikan pada Universitas Sanata Dharma. Gembira Loka Zoo merupakan tempat wisata ternama dan terkenal di
Yogyakarta. Namun pada tahun 2006 akibat gempa Gembira Loka Zoo mengalami keterpurukan. Gembira Loka Zoo terkesan kotor, bau, kumuh dan
gersang. Pada masa itu Gembira Loka Zoo hanya dikunjungi kurang lebih 354 ribu pengunjung. Namun pada tahun 2011 Gembira Loka Zoo mulai membaik
dan terus berkembang sampai saat ini hingga mencapai 1,2 juta pengunjung. Dalam memperbaiki keadaan terpuruk manajer membutuhkan pengendalian
yang sangat ekstra terutama di bagian marketing dan pengembangan, dimana
manajer harus bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat agar bisa berkunjung kembali di Gembira Loka Zoo. Peran auditor internal merupakan
pihak yang dipercayai oleh Gembira Loka Zoo untuk melakukan evaluasi pada pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sebagai tindakan atau upaya dalam
membantu pencapaian tujuan. Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan judul penelitian
yaitu “Analisis Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal” Studi Kasus di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka
Yogyakarta. B.
Rumusan Masalah
Audit internal memiliki peran yang penting dalam setiap pencapaian tujuan organisasi, didalam peran tersebut terdapat 3 jenis peran auditor
internal yang berbeda yaitu sebagai pengawas, konsultan, dan katalisator. Setiap karyawan memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap peranan
auditor internal, sehingga peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana persepsi karyawan terhadap peran auditor internal sebagai
pengawas, konsultan dan katalisator di Gembira Loka Zoo?
C. Tujuan Penelitian