Indikator Utama Daya Saing Daerah Perekonomian Daerah

9 Kata “daya saing” menjadi kehilangan maknanya pada suatu perekonomian yang tertutup. Berdasarkan keterangan-keterangan yang telah di jelaskan diatas, daya saing daerah yang menjadi acuan dalam penelitian ini di definisikan sebagai “kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional“ Abdullah, 2002.

2.2 Indikator Utama Daya Saing Daerah

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Paidi Hidayat 2012 yang mengukur daya saing ekonomi kota Medan, dengan menggunakan 5 faktor pembentuk yang di gunakan adalah perekonomian daerah, infrastruktur, sistem keuangan, kelembagaan dan sosial politik. Selain itu, menurut penelitian KPPOD, 2005 yang tentang daya tarik investasi kabupaten kota di Indonesia dengan menggunakan indicator-indikator seperti : kelembagaan, sosial politik, ekonomi daerah, tenaga kerja dan produktivitas serta infrastruktur fisik. Penelitian yang dilakukan oleh Ira irawati dkk 2005 yang mengukur tingkat daya saing di wilayah provinsi Sulawesi Tenggara dengan menggunakan indikator perekonomian daerah, infrastruktur, sumber daya manusia dan sumber daya alam. Penelitian yang dilakukan Abdullah, dkk 2002 : 15 menyebutkan indikator-indikator utama yang dianggap menentukan daya saing daerah adalah 1 Perekonomian daerah, 2 Keterbukaan, 3 Sistem Keuangan, 4 Infrastruktur dan sumber daya alam, 5 Ilmu pengetahuan dan teknologi, 6 Sumber daya manusia, 7 Kelembagaan, 8 Universitas Sumatera Utara 10 Governance dan Kebijakan pemerintah, dan 9 Manajemen dan ekonomi mikro. Masing-masing indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perekonomian Daerah

Perekonomian daerah merupakan ukuran kinerja secara umum dari perekonomian makro daerah yang meliputi penciptaan nilai tambah, akumulasi kapital, tingkat konsumsi, kinerja sektoral perekonomian, serta tingkat biaya hidup. Indikator kinerja ekonomi makro mempengaruhi daya saing daerah melalui prinsip-prinsip sebagai berikut: 1 Nilai tambah merefleksikan produktivitas perekonomian setidaknya dalam jangka pendek. 2 Akumulasi modal mutlak diperlukan untuk meningkatkan daya saing dalam jangka panjang. 3 Kemakmuran suatu daerah mencerminkan kinerja ekonomi di masa lalu. 4 Kompetisi yang di dorong mekanisme pasar akan meningkatkan kinerja ekonomi suatu daerah. Semakin ketat kompetisi pada suatu perekonomian daerah, maka akan semakin kompetitif perusahaan-perusahaan yang akan bersaing secara internasional maupun domestik.

b. Keterbukaan