14
3 Aktivitas perekonomian suatu daerah tidak akan dapat berjalan secara
optimal tanpa didukung oleh situasi keamanan yang kondusif.
h. Governance dan Kebijakan Pemerintah
Indikator Governance dan kebijakan pemerintah dimaksudkan sebagai ukuran dari kualitas administrasi pemerintah daerah, khususnya dalam rangka
menyediakan infrastruktur fisik dan peraturan-peraturan daerah. Secara umum pengaruh faktor Governance dan kebijakan pemerintah bagi daya saing daerah
dapat didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1
Dengan tujuan menciptakan ilkim persaingan yang sehat intervensi pemerintah dalam perekonomian sebaiknya diminimalkan.
2 Pemerintah daerah berperan dalam menciptakan kondisi sosial yang
terprediksi serta berperan pula dalam meminimalkan resiko bisnis. 3
Efektivitas administrasi pemerintahan daerah dalam menyediakan infrastruktur dan aturan-aturan berpengaruh terhadap daya saing ekonomi
suatu daerah. 4
Efektivitas pemerintah daerah dalam melakukan koordinasi dan menyediakan informasi tertentu pada sektor swasta mendukung daya
saing ekonomi suatu daerah. 5
Fleksibilitas pemerintah daerah dalam menyesuaikan kebijakan ekonomi merupakan faktor yang kondusif dalam mendukung daya saing daerah.
i. Manajemen dan Ekonomi Mikro
Dalam indikator manajemen dan ekonomi mikro pengukuran yang dilakukan dengan pernyataan seberapa jauh perusahaan di daerah dikelola dengan
Universitas Sumatera Utara
15
cara yang inovatif, menguntungkan dan bertanggung jawab. Prinsip-prinsip yang relevan terhadap daya saing daerah di antaranya adalah:
1 Rasio hargakualitas yang kompetitif dari suatu produk mencerminkan
kemampuan manajerial perusahaan-perusahaan yang berada di suatu daerah.
2 Orientasi jangka panjang manajemen perusahaan akan meningkatkan daya
saing daerah dimana perusahaan tersebut berada. 3
Efisiensi dalam aktivitas perekonomian ditambah dengan kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan adalah keharusan bagi perusahaan
yang kompetitif. 4
Kewirausahaan sangat krusial bagi aktivitas ekonomi pada masa-masa awal.
5 Dalam usaha yang sudah mapan, manajemen perusahaan memerlukan
keahlian dalam mengintegrasikan serta membedakan kegiatan-kegiatan usaha.
2.3 Penelitian Terdahulu
Paidi Hidayat 2012 dengan penelitiannya yang berjudul “Analisis Daya Saing Ekonomi Kota Medan”.Dengan menggunakan metode AHP dapat diambil
kesimpulan bahwa faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan daya saing adalah faktor infrastruktur dengan nilai bobot 0,252, diikuti faktor
perekonomian daerah dan selanjutnya faktor sistem keuangan yang masing- masing bobot nilainya 0,243 dan 0,219. Skala prioritas untuk faktor
infrastruktur adalah ketersediaan infrastruktur dan kualitasnya,seperti kualitas
Universitas Sumatera Utara
16
pelabuhan laut dan udara serta kualitas jalan. Selain itu, skala prioritas perekonomian daerah adalah tingkat daya beli maasyarakat.Sementara, untuk
skala prioritas sistem keuangan dalah kinerja lembaga keuangan. Millah 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Daya Saing
Daerah di Jawa Tengah” memberikan hasil penelitian yaitu hasil tingkat daya saing daerah kota di Jawa Tengah antara lain Kota Semarang menduduki
peringkat pertama pada tingkat daya saing daerah kota di Jawa Tengah dari tahun 2009 sampai tahun 2011. Sedangkan Kota Tegal menduduki peringkat terendah
pada tahun 2009 dan tahun 2011, dan Kota Magelang menduduki peringkat terendah pada tahun 2010. Potensi Kota Semarang unggul pada hampir seluruh
indikator daya saing. Semakin unggul potensi yang dimiliki suatu daerah maka semakin tinggi pula tingkat daya saing daerah kota tersebut.
KKPOD 2005 dengan judul penelitiannya “Analisis daya tarik investasi 214 kabupatenkota di Indonesia” dalam penelitian ini KPPOD menyatakan bahwa
beberapa kabupatenkota di Indonesia hanya mengedepankan upaya-upaya meningkatkan PAD dan relatif mengabaikan aspek-aspek yang mampu menarik
investasi. Ira Irawati, dkk 2008 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengukuran
Tingkat Daya Saing Daerah Berdasarkan Variabel Perekonomian Daerah, Variabel Infrastruktur dan Sumber Daya Alam serta Variabel Sumber Daya
Manusia di Wilayah provinsi Sulawesi Tenggara” dengan menggunakan metode AHP , maka dapat diambil kesimpulan peringkat daya saing terbaik berdasarkan
variabel perekonomian daerah, infrastruktur, sumber daya alam dan sumber daya
Universitas Sumatera Utara
17
manusia pada kabupatenkota di Provinsi Sulawesi Tenggara turut mendukung kabupatenkota tersebut menjadi peringkat terbaik secara umum.
Kuncoro 2005 dalam penelitiannya yang berjudul “Daya Tarik Investasi dan Pungli di DIY” menyebutkan bahwa menurut persepsi pelaku usaha di DIY,
faktor kelembagaan memiliki bobot terbesar dalam menentukan daya tarik investasi kegiatan berusaha di DIY.Kemudian diikuti oleh faktor infrastruktur
fisik, yang ketiga adalah faktor sosial politik.
2.4 Kerangka Konseptual