1
BAB 1. PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Kita dapat belajar dimana pun kita berada, baik itu di rumah, di sekolah
maupun di lingkungan tempat kita berada. Menurut Gagne 1989 belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Oleh karena itu, selain peserta didik mendapatkan ilmu pengetahuan di sekolah, peserta didik pun
dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan yang mereka peroleh dalam belajar. Khususnya dalam belajar saat di sekolah, peserta didik
dituntut untuk mampu memahami materi ajar yang diberikan oleh guru mata pelajaran serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Saat melakukan wawancara dengan seorang guru fisika SMP Kanisius Wonogiri, beliau mengatakan bahwa peserta didik di SMP
Kanisius Wonogiri jika diberi soal fisika yang hitungan, banyak yang mengeluh karena mereka merasa pelajaran fisika merupakan pelajaran
yang sulit dengan banyak rumus yang harus dipahami dan dimengerti. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi peserta didik merasa bahwa
pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit. Salah satu faktornya ialah metode yang digunakan guru di dalam kelas. Berdasarkan observasi yang
telah saya lakukan di beberapa sekolah, metode ajar yang digunakan kurang bervariasi dan monoton, sehingga peserta didik cepat merasa bosan
saat diberi materi ajar. Akibatnya peserta didik kurang mau mendengarkan penjelasan dari guru dan materi yang disampaikan pun akan menjadi sia-
sia. Oleh karena itu peserta didik tidak akan memahami isi dari materi yang diajarkan di dalam kelas. Pada saat diberi soal latihan mereka akan
mengeluh dan tidak mau mengerjakan karena mereka tidak tahu bagaimana cara mengerjakan soal tersebut. Hasil dari latihan soal pun
akan menjadi jelek dan mempengaruhi prestasi peserta didik. Pemahaman materi ajar sangatlah penting bagi peserta didik. Jika
mereka dapat memahami materi ajar dengan baik, maka hasil pembelajaran yang diperoleh peserta didik pun akan baik pula. Oleh
karena itu, jika metode ajar yang diberikan menyenangkan dan tidak membosankan bagi peserta didik, maka peserta didik pun akan dapat
dengan mudah memahami materi ajar yang diberikan oleh guru mata pelajaran. Hampir semua peserta didik jika ditanya tentang pelajaran fisika
mengatakan bahwa fisika itu pelajaran yang sulit dipahami dan banyak rumus yang harus dihafal.
Perkembangan zaman saat ini sangat pesat, begitu juga dengan teknologi yang semakin canggih. Peserta didik tidak hanya belajar
menggunakan buku yang diberikan dari sekolah saja. Mereka juga dapat menggunakan
internet untuk
mencari referensi
belajar, serta
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dari sekolah. Oleh karena itu dalam perkembangan zaman saat ini, dalam belajar dapat digunakan
metode mengajar dengan menggunakan teknologi yang sudah semakin
canggih. Dalam belajar fisika dengan menggunakan komputer, ada program simulasi yang dapat digunakan untuk memahami materi fisika
yang unik dan menarik bagi peserta didik, yaitu dengan menggunakan metode simulasi PhET. Simulasi PhET ini berupa gambar atau animasi
yang dapat bergerak dan terdapat keterangan serta penjelasan dalam menggunakannya sehingga dapat dipahami dengan baik.
Dalam skripsi yang berjudul “PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE
SIMULASI PHET
TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP KANISIUS WONOGIRI PADA POKOK BAHASAN
ENERGI POTENSIAL, ENERGI KINETIK DAN ENERGI MEKANIK ”
ini, peneliti menggunakan metode simulasi dengan bantuan media PhET untuk melakukan pembelajaran di kelas pada pokok bahasan energi. PhET
ialah Physics Education Technology. Jadi PhET digunakan untuk menjelaskan materi dengan berbasis komputer. Simulasi berbasis
komputer inilah yang akan digunakan dalam pembelajaran fisika di kelas VIII A SMP Kanisius Wonogiri pada pokok bahasan energi. Menurut Paul
Suparno 2007 : 33 dengan menggunakan simulasi komputer siswa bebas untuk mengumpulkan data dan menganalisis serta menyimpulkan sendiri
apa yang ditemukannya. Siswa diberi kebebasan untuk aktif mengolah data.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Apakah pembelajaran dengan menggunakan simulasi PhET dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Kanisius Wonogiri pada Pokok Bahasan Energi Potensial, Energi kinetik
dan Energi Mekanik? b.
Apakah peserta didik kelas VIII aktif saat pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi PhET di Kanisius Wonogiri pada
Pokok Bahasan Energi Potensial, Energi kinetik dan Energi Mekanik?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui : a.
Peningkatan hasil belajar menggunakan simulasi PhET peserta didik SMP Kanisius Wonogiri kelas VIII pada Pokok Bahasan
Energi Potensial, Energi kinetik dan Energi Mekanik. b.
keaktifan peserta didik dalam belajar dengan menggunakan simulasi PhET di SMP Kanisius Wonogiri kelas VIII pada Pokok
Bahasan Energi Potensial, Energi kinetik dan Energi Mekanik.
D. Hipotesa
Sesuai dengan rumusan masalah sebelumnya maka peneliti merumuskan hipotesa sebagai berikut :
Pembelajaran dengan menggunakan simulasi PhET dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik kelas VIII SMP Kanisius
Wonogiri pada Pokok Bahasan Energi Potensial, Energi kinetik dan Energi Mekanik.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peserta didik
Peserta didik memiliki pengalaman belajar dengan menggunakan simulasi PhET dan dapat meningkatkan pemahaman serta keaktifan
dalam belajar fisika. 2.
Bagi dosen, guru dan calon guru Manfaat penelitian ini bagi dosen, guru dan calon guru ialah sebagai
alternatif lain yang dapat digunakan dalam menyampaikan materi fisika yang dapat meningkatkan pemahaman dan keaktifan peserta
didik
6
BAB II. LANDASAN TEORI A.