yang berjumlah 27 orang memperoleh nilai rata-rata posttest 42,51dengan standar deviasi 29,08.
Berdasarkan hasil analisis statistik uji-t independen untuk nilai posttest dengan menggunakan SPSS dari table diatas diperoleh nilai t =
0,471 dan p = 0,640 . Dengan nilai α yang digunakan adalah 0,05. Dari
hasil analisis p dan α di atas dapat dilihat bahwa nilai p lebih besar dari pada nilai α yaitu 0,460 0,05 yang berarti tidak signifikan. Oleh karena
itu dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar antara kelas riset dan kelas kontrol. Dalam hal ini metode pembelajaran dengan
menggunakan program simulasi PhET dapat dikatakan tidak lebih baik dari pada metode ceramah aktif.
2. Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik
Selain melihat peningkatan hasil belajar peserta didik didalam kelas dengan menggunakan metode simulasi PhET, peneliti juga melihat
keaktifan belajar peserta didik didalam kelas, baik itu kelas riset maupun kelas kontrol dengan menggunakan lembar observasi. Hasil dari lembar
observasi ini menjadi data tambahan dalam penelitian. Adapun hasil klasifikasi lembar observasi baik kelas riset maupun kelas kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4. 9 Hasil observasi keaktifan peserta didik kelas riset dan kelas kontrol
No. pernyataan
Kelas riset Rata-
rata riset
Kelas kontrol Rata-
rata kontrol
Skor observer1
Skor observer2
Skor observer1
Skor observer2
1 5
3 4
3 2
2.5 2
4 3
3.5 3
3 3
3 5
4 4.5
2 3
2.5 4
5 5
5 3
4 3.5
5 4
5 4.5
4 4
4 6
4 5
4.5 3
4 3.5
7 5
5 5
3 4
3.5 8
4 3
3.5 3
4 3.5
9 3
4 3.5
3 5
4 10
4 4
4 3
4 3.5
rata-rata akhir 4.2
3.35
Dari hasil observasi yang telah dilakukan selama pelajaran berlangsung, keaktifan peserta didik SMP Kanisius Wonogiri keals VIII
baik itu kelas riset maupun kelas kontrol, memiliki perbedaan. Dapat dilihat pada tabel 4.9 diatas, untuk kelas riset memiliki jumlah rata-rata
nilai 4,2 dan kelas kontrol, memiliki jumlah rata-rata nilai 3,35. Untuk mengetahui apakah peserta didik aktif selama proses pembelajaran
berlangsung, dapat dilihat pada tabel klasifikasi berikut ini:
Tabel 4. 10 Klasifikasi keaktifan peserta didik kelas riset dan kelas kontrol.
Interval klasifikasi
Skor rata-rata kelas riset
Skor rata-rata kelas kontrol
4.1 - 5.0 Sangat aktif
4.2 3.1 - 4.0
Aktif 3.35
2.1 - 3.0 Tidak aktif
1.0 - 2.0 Sangat tidak aktif
Dari hasil klasifikasi di atas dapat dilihat bahwa peserta didik kelas kontro termasuk aktif ketika pembelajaran dan untuk peserta didik kelas
riset tergolong sangat aktif ketika menerima pelajaran didalam kelas.
C. Pembahasan
1. Peningkatan hasil belajar peserta didik
Penelitian yang dilakukan di SMP Kanisius Wonogiri ini bertujuan untuk melihat apakah ada peningkatan hasil belajar peserta
didik SMP Kanisius Wonogiri kelas VIII dengan menggunakan metode pembelajaran simulasi PhET pada pokok bahasan energi
potensial, energi kinetik dan energi mekanik. Dalam hal ini untuk melihat peningkatan hasil belajar peserta didik di dalam kelas, peneliti
memberikan tes sebelum diberi perlakuan pretest dan sesudah diberi perlakukan posttest untuk pokok bahasan energi potensial, energi
kinetik dan energi mekanik kepada peserta didik. Hasil dari pretest dan posttest ini akan dianalisis menggunakan program SPSS untuk melihat
apakah ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode simulasi PhET.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dapat dilihat adanya perbedaan hasil pretest dan
posttest yang telah dilakukan baik itu kelas riset maupun kelas kontrol. Diperoleh nilai rata-rata pretest untuk kelas riset adalah 20,64 dengan
standar deviasi 11,05 dan untuk kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata