Deskripsi Data PELAKSANAAN PENELITIAN, DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA,

Tengah Semester UTS, sehingga tes hasil belajar dilakukan setelah siswa selesai mengikuti UTS. Jumlah soal dalam tes hasil belajar ini sama seperti tes kemampuan awal yaitu terdiri dari 4 soal uraian yang berkaitan dengan materi keliling dan luas lingkaran. Waktu mengerjakan tes hasil belajar adalah 60 menit. Seluruh siswa kelas VIIIA mengikuti tes hasil belajar ini. Secara keseluruhan kegiatan tes hasil belajar ini berjalan lancar meskipun di luar pembelajaran dan dilakukan di siang hari. 3. Sesudah Penelitian Setelah enam kali pertemuan, peneliti melakukan wawancara kepada 5 siswa yang dipilih berdasarkan hasil dari pengerjaan soal tes yang diberikan dan pengamatan selama proses pembelajaran berbasis masalah. Wawancara dilaksanakan pada hari jumat, 10 Maret 2017 pada pukul 11.00 – 12.30. Tujuan wawancara ini adalah untuk memberikan penguatan atas data yang telah diambil, mengetahui cara yang dilakukan siswa untuk menyelesaikan permasalahan, dan melihat tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah.

B. Deskripsi Data

1. Data Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah Berdasarkan hasil pengamatan oleh observer, dapat dilihat data keterlaksanaan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan siswa dan kegiatan guru. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan 4.7 di bawah ini. a. Kegiatan Guru Selama Pembelajaran Tabel 4.6 Distribusi Kegiatan Guru selama Pembelajaran Berbasis Masalah Kegiatan Guru Pertemuan Kedua Pertemuan Ketiga Pertemuan Keempat Pertemuan Kelima Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 - - - - 20 21 Keterangan : 1 Kegiatan guru nomor 1-3 berturut-turut terdiri dari memberikan salam pembuka, melakukan presensi kehadiran, dan melakukan kegiatan apersepsi termasuk dalam kegiatan pendahuluan. 2 Kegiatan guru nomor 4-17 berturut-turut terdiri dari menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi kepada siswa, membagi siswa dalam kelompok, memberikan permasalahan dalam LKS, bertanya tentang informasi yang terdapat dalam LKS, bertanya tentang bagaimana cara menyelesaikan permasalahan, mengarahkan siswa mengemukakan ide, mendorong siswa menemukan informasi pendukung, mengkondisikan siswa berdiskusi, membimbing dan mengamati siswa, mendorong siswa menyajikan hasil, membantu siswa mengkaji ulang proses atau hasil pemecahan masalah, memungkinkan kelompok lain memberikan penyelesaian masalah yang berbeda, dan memberikan penguatan pada jawaban siswa termasuk dalam kegiatan inti. 3 Kegiatan guru nomor 18-21 berturut-turut terdiri dari guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan, meminta siswa mengerjakan kuis, memberikan tugas, dan memberikan salam penutup termasuk dalam kegiatan penutup. 4 Guru memberikan kuis hanya pada pertemuan ketiga dan kelima b. Kegiatan Siswa Selama Pembelajaran Tabel 4.7 Distribusi Kegiatan Siswa Selama Pembelajaran Berbasis Masalah Kegiatan Siswa Pertemuan Kedua Pertemuan Ketiga Pertemuan Keempat Pertemuan Kelima Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kegiatan Siswa Pertemuan Kedua Pertemuan Ketiga Pertemuan Keempat Pertemuan Kelima Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 - - - - 20 21 Keterangan : 1 Kegiatan siswa nomor 1-3 berturut-turut terdiri dari menjawab salam guru, menjawab presensi guru, dan menanggapi penjelasan guru termasuk dalam kegiatan pendahuluan. 2 Kegiatan siswa nomor 4-17 berturut-turut terdiri dari memperhatikan penjelasan guru, bersemangat dalam menanggapi motivasi guru, berkumpul dalam kelompok, mencermati permasalahan pada LKS, menjawab pertanyaan guru tentang informasi yang ada pada LKS dan cara penyelesaian masalah, memberikan tanggapan terhadap permasalahan, mengumpulkan informasi pendukung, berdiskusi dengan teman kelompok, menyelesaikan permasalahan dan menyimpulkan hasil, mempresentasikan hasil diskusi, menanggapi hasil diskusi, memperhatikan saat guru memberi penguatan atas jawaban siswa termasuk dalam kegiatan inti. 3 Kegiatan siswa nomor 18-21 berturut-turut terdiri dari bersama dengan guru membuat kesimpulan, mengerjakan kuis, mendengarkan informasi guru tentang tugas, dan menjawab salam guru termasuk dalam kegiatan penutup. 4 Siswa mengerjakan kuis hanya pada pertemuan ketiga dan kelima Secara umum kegiatan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah adalah siswa menyelesaikan permasalahan yang disajikan oleh peneliti pada LKS bersama dengan kelompok. Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa diajak untuk belajar mandiri agar terciptanya pemikiran yang kritis, kreatif, dan inovatif serta dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. 2. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa di dalam Kelompok Berdasarkan hasil pengamatan oleh observer, dapat dilihat data aktivitas siswa di dalam kelompok pada saat mengerjakan Lembar Kerja Siswa LKS yang telah disediakan oleh peneliti pada materi keliling dan luas lingkaran. Pengamatan hanya dilakukan kepada 1 kelompok dari 9 kelompok yang ada di kelas. 1 kelompok yang dilihat aktivitasnya adalah kelompok 5 yang terdiri dari S.2, S.4, S.12, dan S.21. Data aktivitas kelompok fokus dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini. Tabel 4.8 Jumlah Siswa yang Melakukan Aktivitas di dalam Kelompok pada Pembelajaran Berbasis Masalah Jenis Aktivitas Siswa yang Aktif Pertemuan Kedua Pertemuan Ketiga Pertemuan Keempat Pertemuan Kelima Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah 1 1 25 4 100 4 100 3 100 2 4 100 4 100 4 100 3 100 3 4 100 3 75 3 75 3 100 4 4 100 3 75 4 100 3 100 5 4 100 3 75 4 100 3 100 6 4 100 3 100 7 4 100 4 100 1 25 3 100 8 4 100 2 50 3 75 3 100 9 3 75 4 100 4 100 3 100 10 4 100 3 75 3 75 2 66,7 11 2 50 3 75 3 100 12 1 25 4 100 3 75 3 100 13 1 25 4 100 3 75 3 100 Rata-Rata 65,4 84,6 75 97,4 Keterangan : 1 Jenis aktivitas nomor 1 sampai 13 mengacu pada Tabel 3.2 2 Pada pertemuan kelima, hanya ada 3 anggota kelompok karena 1 anggota kelompok sakit dan tidak berangkat ke sekolah. Secara umum aktivitas siswa di dalam kelompok, antara lain : Setelah siswa berkumpul di dalam kelompoknya, peneliti memberikan permasalahan yang disajikan dalam LKS kepada masing- masing kelompok. Siswa bersama teman kelompok diminta mencermati permasalahan yang ada di LKS dan mencari tahu tentang informasi yang terdapat pada permasalahan yang diberikan. Secara keseluruhan siswa saling mengemukakan ide untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Siswa yang dianggap lebih tahu dan mampu tentu akan lebih banyak memberikan ide sedangkan yang lainnya akan bertanya. Namun semua anggota kelompok selalu mendengarkan jika ada yang memberikan ide. Jika permasalahan tetap tidak bisa diselesaikan, siswa tidak mencari dan membaca referensi yang ada seperti buku catatan dan buku paket tetapi siswa cenderung langsung bertanya kepada peneliti. Ketika ada pertanyaan seperti ini, peneliti memberikan informasi yang mungkin dibutuhkan siswa untuk memecahkan masalah yang ada dan memberikan motivasi kepada siswa untuk berdiskusi bersama teman satu kelompok. Selama proses diskusi kelompok, peneliti berkeliling untuk membimbing atau mengamati siswa dalam menyelesaikan permasalahan. Saat diskusi berlangsung, suasana kelas cukup kondusif, meskipun terkadang suasana menjadi ramai ketika beberapa kelompok secara bersamaan akan bertanya kepada peneliti. Setelah waktu pengerjaan LKS selesai, peneliti menunjuk satu kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Jika kelompok lain memiliki cara pengerjaan dan hasil yang berbeda, peneliti memberikan kesempatan kepada kelompok tersebut untuk mempresentasikan jawabannya juga di depan kelas. Saat siswa selesai mempresentasikan jawabannya, peneliti bersama-sama dengan siswa menganalisa dan mengevaluasi proses ataupun hasil pemecahan masalah yang telah di presentasikan. 3. Data Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar diambil dari skor tiap item tes kemampuan awal dan skor tiap item tes hasil belajar yang diperoleh oleh masing-masing siswa. Skor tiap item tes kemampuan awal adalah nilai tes tentang kemampuan pemecahan masalah pada materi keling dan luas lingkaran yang telah dipelajari siswa di kelas VI SD sebelum menerapkan model pembelajaran berbasis masalah. Skor tiap item tes hasil belajar adalah nilai tes siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah tentang materi keliling dan luas lingkaran. Berikut ini disajikan Tabel 4.9 tentang nilai tes kemampuan awal siswa Tabel 4.9 Nilai Tes Kemampuan Awal Siswa Nama Siswa No Soal Jumlah 1 2 3 4 Kriteria Penskoran 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Skor Maksimal 4 6 9 3 4 6 9 3 4 6 9 3 4 13 14 3 S.1 4 4 5 4 17 S.2 4 5 4 5 4 22 S.3 4 4 5 6 1 4 6 1 4 35 S.4 4 5 1 4 5 2 1 4 2 1 29 S.5 3 2 4 6 4 2 3 1 25 S.6 4 2 6 4 1 4 2 23 S.7 4 6 9 4 6 3 4 3 4 7 50 S.8 4 6 9 3 3 6 3 4 3 1 3 6 1 52 S.9 4 2 1 4 6 2 4 2 25 S.10 4 6 1 4 6 3 1 4 6 9 3 4 2 2 55 S.11 3 2 3 5 4 2 1 2 22 S.12 4 5 5 1 4 4 23 S.13 2 6 4 12 S.14 4 4 1 4 5 3 4 25 S.15 4 2 1 4 6 3 1 4 25 Nama Siswa No Soal Jumlah 1 2 3 4 Kriteria Penskoran 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Skor Maksimal 4 6 9 3 4 6 9 3 4 6 9 3 4 13 14 3 S.16 4 3 3 1 4 6 9 3 4 3 3 1 4 8 8 1 65 S.17 4 4 6 4 4 22 S.18 4 2 1 4 6 2 1 4 2 4 2 1 33 S.19 4 6 2 4 6 2 1 4 2 1 4 4 1 41 S.20 3 2 1 4 5 4 2 1 2 24 S.21 4 6 3 5 3 1 4 6 9 3 44 S.22 4 3 4 3 14 S.23 4 1 4 5 3 17 S.24 3 2 4 1 10 S.25 4 2 3 1 4 6 9 3 4 3 4 43 S.26 4 2 1 4 6 3 1 4 3 1 3 6 1 39 S.27 4 5 2 1 6 1 1 4 4 8 2 38 S.28 3 2 6 3 14 S.29 4 1 6 6 4 6 8 35 S.30 3 2 4 6 4 2 4 1 1 27 S.31 4 2 5 4 1 4 20 S.32 4 2 1 4 6 9 3 29 S.34 4 2 2 5 2 15 S.35 4 1 1 2 5 9 4 3 2 4 35 S.36 4 4 8 Keterangan : a. Kriteria penskoran pada masing-masing soal mengacu pada pedoman penskoran tes kemampuan awal di lampiran F.3. b. Untuk soal no.4 terjadi perbedaan penilaian untuk langkah 2 yaitu merencanakan penyelesaian dan langkah 3 yaitu menyelesaikan rencana penyelesaian karena pada soal no.4 terdapat soal a dan b sehingga dibutuhkan langkah pengerjaan yang lebih banyak dibandingkan dengan soal no.1, no.2, maupun no.3. Nilai tes hasil belajar disajikan dalam Tabel 4.10 berikut ini Tabel 4.10 Nilai Tes Hasil Belajar Nama Siswa No Soal Jumlah 1 2 3 4 Kriteria Penskoran 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Skor Maksimal 4 6 9 3 4 6 9 3 4 6 9 3 4 13 14 3 S.1 4 3 4 3 4 4 22 S.2 4 2 4 2 4 2 18 S.3 3 3 2 4 3 2 2 4 5 3 3 12 2 2 50 S.4 4 6 1 3 3 4 2 3 6 9 3 4 11 3 2 64 S.5 3 3 2 4 3 4 19 S.6 4 6 9 3 4 6 9 3 4 5 6 3 3 13 3 2 83 S.7 4 6 9 3 4 3 4 2 4 5 3 2 4 11 13 77 S.8 4 6 6 2 4 6 9 3 4 6 6 3 4 12 12 2 89 S.9 4 6 8 2 4 6 9 3 4 5 6 3 4 13 9 2 88 S.10 4 6 8 2 4 4 4 2 4 6 9 3 4 13 12 2 87 S.11 3 3 2 4 3 2 4 3 2 2 5 2 35 S.12 4 2 2 4 3 2 2 4 5 6 3 3 12 5 2 59 S.13 4 2 4 2 4 4 20 S.14 4 5 3 2 4 2 2 2 4 5 4 3 40 S.15 4 6 6 2 4 6 9 3 4 8 3 4 12 10 2 83 S.16 4 6 9 3 4 6 9 3 4 6 8 3 3 13 12 3 96 S.17 4 2 1 4 2 4 2 1 4 2 2 2 30 S.18 3 6 8 2 4 3 4 2 4 2 2 2 4 11 5 2 64 S.19 4 2 3 2 4 2 2 4 2 2 4 11 7 2 51 S.20 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 13 2 2 48 S.21 4 5 8 2 4 3 4 6 9 3 4 12 4 68 S.22 4 6 9 3 4 6 9 3 4 5 6 3 3 2 1 68 S.23 4 6 8 2 4 3 4 2 4 2 2 2 4 11 5 2 65 S.24 4 5 4 3 4 4 24 S.25 4 6 6 2 4 3 4 2 3 6 3 2 4 13 14 3 79 S.26 4 6 9 3 4 3 2 4 6 2 4 13 2 2 64 S.27 4 6 7 3 4 6 9 3 4 6 9 3 4 13 14 3 98 S.28 4 6 9 3 4 6 9 3 3 6 6 3 4 13 12 2 93 S.29 3 6 3 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 2 40 S.30 4 6 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 2 38 S.31 4 2 1 4 6 9 3 4 5 6 3 3 2 1 53 S.32 4 2 4 2 4 6 1 2 4 13 2 2 46 S.33 4 5 4 2 2 4 2 2 4 2 2 2 35 Nama Siswa No Soal Jumlah 1 2 3 4 Kriteria Penskoran 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Skor Maksimal 4 6 9 3 4 6 9 3 4 6 9 3 4 13 14 3 S.34 2 2 2 1 7 S.35 4 6 9 3 4 3 4 2 4 6 3 2 4 11 8 2 75 S.36 4 6 9 3 4 6 9 3 3 2 49 Keterangan : a. Kriteria penskoran pada masing-masing soal tes hasil belajar mengacu pada pedoman penskoran di lampiran F.7. b. Untuk soal no.4 terjadi perbedaan penilaian untuk langkah 2 yaitu merencanakan penyelesaian dan langkah 3 yaitu menyelesaikan rencana penyelesaian karena pada soal no.4 terdapat soal a dan b sehingga dibutuhkan langkah pengerjaan yang lebih banyak dibandingkan dengan soal no.1, no.2, maupun no.3. 4. Data Hasil Wawancara Wawancara dilakukan kepada 5 siswa yaitu S.4, S.12, S.27, S.28, dan S.34. Siswa S.4 dan S.12 dipilih karena merupakan sampel dari kelompok fokus. Selain itu S.4 merupakan siswi di kelompok fokus yang mengalami peningkatan aktivitas di dalam kelompok dan sekaligus mengalami peningkatan nilai tes hasil belajar. Siswa S.12 adalah siswa dari kelompok fokus yang aktif dalam diskusi kelompok dan juga mengalami peningkatan pada nilai tes hasil belajar. Siswa S.27 dan S.28 dipilih karena mengalami peningkatan nilai hasil belajar. S.27 mendapatkan nilai tes kemampuan awal sebesar 38 dan mendapatkan nilai tes hasil belajar 98 sedangkan S.28 mendapatkan nilai tes kemampuan awal sebesar 14 dan mendapatkan nilai tes hasil belajar sebesar 93. Siswa S.34 dipilih karena mengalami penurunan nilai hasil belajar yang awalnya mendapatkan nilai tes kemampuan awal sebesar 15 dan mendapatkan nilai tes hasil belajar sebesar 7. Berikut ini data hasil wawancara kelima siswa tersebut. a. Siswa S.4 merasa senang selama mengikuti pembelajaran matematika dengan model pembelajaran berbasis masalah karena dapat memecahkan masalah bersama-sama dengan teman. Selain itu, siswa merasa semangat dalam mengikuti pembelajaran karena bisa mendapat ilmu yang baru sebab pembelajarannya berbeda dengan yang biasa dilakukan oleh guru. Siswa juga mengungkapkan bahwa lebih mudah memahami materi keliling dan luas lingkaran dengan pembelajaran berbasis masalah karena ada penggunaan alat peraga untuk mempelajari materi. Meskipun ketika diberikan soal pemecahan masalah, siswa perlu berulangkali membaca soal untuk memahami soal dan siswa merasa ada soal yang bisa dikerjakan dan ada juga soal yang tidak bisa dikerjakan. Langkah-langkah yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan permasalahan adalah memahami soal kemudian menuliskan hal-hal yang diketahui, dengan alasan agar lebih mudah dalam pengerjaannya dan memahaminya. Ketika tidak menemukan penyelesaian dari permasalahan, siswa mendalami lagi masalahnya dan mencoba sampai menemukan penyelesaiannya. Saat diskusi kelompok, siswa merasa dapat bekerja sama dengan anggota kelompoknya karena saling membantu dan mau diajak bekerjasama. Siswa juga mengungkapkan kadang-kadang memberikan ide atau pendapatnya ketika siswa bisa memecahkan permasalahan yang diberikan, namun jika siswa tidak bisa memecahkan masalah yang diberikan siswa memahami secara berulang-ulang dan bertanya kepada teman. Namun, terkadang siswa tidak meneliti lagi hasil pengerjaannya karena merasa sudah benar dalam mengerjakan, alasan yang lain adalah karena tidak cukup waktu. Setelah selesai melakukan pembelajaran berbasis masalah, siswa masih merasa kesulitan memahami materi luas lingkaran dibandingkan dengan materi keliling lingkaran karena menurut siswa materi luas lingkaran sulit untuk dipahami. Siswa juga berpendapat dan merasa bahwa pembelajaran berbasis masalah sudah berjalan dengan baik. b. Siswa S.12 merasa semangat mengikuti pembelajaran namun siswa merasa bingung saat memecahkan permasalahan di dalam kelompok karena siswa merasa hanya sendirian dalam menyelesaikan permasalahan. Hal ini dikarenakan siswa merasa paling banyak bekerja dan sudah meminta untuk dibantu akan tetapi teman kelompoknya kurang bersedia dan siswa lebih banyak menyampaikan ide atau pendapatnya. Siswa mengungkapkan bahwa dengan banyak latihan soal dan praktek, siswa lebih mudah memahami materi keliling dan luas lingkaran meskipun siswa perlu membaca berulang- ulang untuk memahami permasalahan yang diberikan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan permasalahan adalah menuliskan diketahui dan ditanyakan karena memudahkan siswa memecahkan masalah. Lebih lanjut siswa menyampaikan bahwa siswa lebih suka memahami rumus dibandingkan menghafal rumus. Setelah siswa selesai menyelesaikan semua permasalahan, siswa mengecek kembali semua pekerjaanya dengan alasan menghemat waktu dibandingkan selalu mengecek tiap soal. Namun, jika siswa tidak mendapatkan penyelesaian maka siswa mencari cara lain agar diusahakan jawaban tidak kosong. Kendala yang dihadapi siswa selama pembelajaran berbasis masalah selain teman satu kelompok tidak bisa diajak bekerjasama adalah suasana kelas yang rame dan menyebabkan kurangnya konsentrasi sehingga siswa berpendapat agar dilakukan perbaikan dalam hal pengajarannya dalam artian suasana lebih kondusif. c. Siswa S.27 merasa awalnya pusing karena tidak memahami materi. Namun siswa merasa senang dan lancar dalam mengerjakan permasalahan-permasalahan yang diberikan setelah memahami materi berkat adanya diskusi kelompok dan penjelasan dari peneliti. Meskipun sebenarnya siswa tidak begitu suka memecahkan masalah karena kesulitan dalam pemahaman dan penggunaan rumus. Awalnya siswa juga tidak bersemangat mengikuti pembelajaran karena materi keliling dan luas lingkaran sedikit membosankan dan sulit. Namun lama-kelamaan siswa juga merasa semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siswa mengungkapkan bahwa dengan pembelajaran berbasis masalah, siswa merasa lebih terbantu dalam memahami materi contohnya menentukan nilai pi. Langkah- langkah yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan permasalahan dimulai dengan membaca soal, dimana biasanya siswa membaca sebanyak 1-3 kali untuk memahami soal, kemudian siswa menuliskan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan, melakukan penyelesaian, dan menuliskan kesimpulan. Saat diskusi kelompok, siswa mengungkapkan bahwa siswa berusaha menyelesaikan permasalahan di dalam kelompok secara individu namun siswa tetap akan mengajari temannya yang kesulitan dalam mengerjakan permasalahan yang diberikan. Siswa juga mengungkapkan bahwa jika siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan, maka siswa meminta bantuan dari teman dalam kelompoknya meskipun siswa merasa dirinya lebih banyak menyampaikan pendapat dibandingkan siswa lain. Siswa menyampaikan bahwa siswa melakukan pengecekan kembali hasil pengerjaannya setelah semua pekerjaanya selesai dengan alasan menghemat waktu dibandingkan selalu mengecek tiap soal. Sedangkan ketika tidak menemukan solusi dari permasalahan, jika waktunya masih lama maka siswa akan mencoba terus sampai menemukan peneyelesaian, namun jika waktunya sedikit siswa akan melanjutkan ke soal berikutnya. Adapun kendala yang dialami siswa selama mengikuti pembelajaran adalah jika ada teman yang tidak bisa dan terlalu tidak paham maka siswa malah merasa bingung sendiri dalam mengajari temannya tersebut. Kendala yang lain adalah karena suasana kelas yang terlalu gaduh. Siswa berpendapat bahwa pembelajaran berbasis masalah awalnya membosankan namun lama kelamaan menarik, siswa berpendapat juga bahwa seharusnya guru langsung saja menjelaskan agar jika ada siswa yang tidak bisa maka bisa langsung bertanya kepada guru. Jadi tidak bertanya kepada temannya saat diskusi kelompok. d. Siswa S.28 merasa senang dan kadang sedih selama mengikuti pembelajaran berbasis masalah. Siswa merasa sedih disaat siswa tidak bisa mengerjakan soal-soal pemecahan masalah sedangkan siswa merasa senang ketika bisa menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan. Siswa menyampaikan bahwa siswa selalu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran karena tujuan sekolah adalah untuk belajar. Siswa juga menyampaikan bahwa dengan pembelajaran berbasis masalah bisa mempermudah siswa dalam mempelajari materi karena masalah yang diberikan berkaitan dengan materi sehingga mengakibatkan siswa lebih mahir. Lebih lanjut siswa menyampaikan bahwa jika banyak latihan soal akan membuat siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan permasalahan adalah memahami soal yang biasanya perlu membaca soal secara berulang-ulang karena siswa merasa ada soal yang mudah untuk dipahami tetapi juga ada soal yang sulit untuk dipahami. Langkah yang dilakukan siswa selanjutnya adalah mencari apa yang diketahui, menulis apa yang ditanyakan kemudian baru menyelesaikannya. Saat diskusi kelompok, siswa merasa bisa bekerja dalam kelompoknya karena adanya pembagian tugas. Selain itu, siswa menyampaikan bahwa jika ada teman di dalam kelompoknya yang tidak bisa maka harus saling membantu agar bisa menyelesaikan permasalahan dengan mudah dan cepat. Saat diskusi, siswa juga merasa sering menyampaikan ide atau pendapatnya dan memberikan kesempatan kepada siswa lain yang memiliki pendapat yang berbeda untuk menyampaikan, kemudian dari pendapat tersebut dikolaborasikan agar dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Siswa mengungkapkan bahwa dirinya biasanya langsung mengumpulkan hasil pengerjaannya tanpa menelitinya kembali, namun jika siswa benar-benar ragu barulah siswa meneliti lagi hasil pengerjaannya agar jawaban lebih tepat. Sedangkan saat siswa tidak menemukan penyelesaian dari permasalahan, siswa akan mencoba terus sampai menemukan penyelesaian yang tepat, namun jika sudah terlalu lama dan tidak menemukan penyelesaiannya barulah siswa mengerjakan permasalahan yang lain. Lebih lanjut siswa menyampaikan bahwa siswa mengalami kendala saat peneliti menerangkan namun banyak siswa yang rame sehingga siswa memberikan masukan supaya suasana kelas lebih kondusif dan siswa menyarankan agar sebelum ada tes kemampuan awal dilandasi materi dulu agar siswa tidak terlalu kebingungan dalam menentukan penyelesaian. e. Siswa S.34 merasa senang saat mengikuti pembelajaran berbasis masalah karena bisa menerapkan materi yang telah dipelajari melalui latihan-latihan soal. Siswa juga merasa semangat karena pembelajaran menarik dan ada prakteknya. Dalam hal pemahaman materi, dengan pembelajaran berbasis masalah siswa dapat lebih memahami materi dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. Siswa mengungkapkan bahwa mengalami penurunan nilai karena tidak belajar sebelum tes dan siswa mengungkapkan bahwa memang siswa tidak pernah belajar sebelum ada tes dengan alasan karena ketika di rumah membantu pekerjaan orang tua. Adapun langkah-langkah yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan permasalahan yaitu menuliskan diketahui, ditanyakan dan jawab, akan tetapi siswa tidak menuliskan jadi atau kesimpulan. Alasannya adalah karena siswa merasa sedikit bingung menuliskan kesimpulan dan siswa sudah terbiasa dari SD sampai dengan kelas VII tidak menuliskan kesimpulan. Siswa juga mengungkapkan bahwa ketika membaca soal, siswa harus berulang kali untuk memahami soal yang diberikan. Saat diskusi kelompok, siswa merasa bisa bekerjasama dengan kelompoknya, karena saling membantu dan jika siswa tidak bisa maka ada teman lain yang mengajari. Siswa juga merasa terkadang memberikan ide atau pendapatnya saat diskusi. Siswa mengungkapkan bahwa setelah siswa menyelesaikan penyelesaian permasalahan, siswa kadang-kang tidak meneliti kembali dikarenakan terburu-buru dan jika tidak menemukan penyelesaian, maka siswa akan melewati soal tersebut. Lebih lanjut siswa menyampaikan bahwa saat pembelajaran, kesulitan siswa adalah saat praktek menghitung keliling lingkaran dengan menggunakan benang dan kendalanya adalah lupa rumus dan suasana kelas kurang kondusif. Namun, menurut siswa pembelajaran berbasis masalah sudah berjalan dengan baik karena menyenangkan.

C. Analisis Data