Analisis Data PELAKSANAAN PENELITIAN, DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA,

mengajari. Siswa juga merasa terkadang memberikan ide atau pendapatnya saat diskusi. Siswa mengungkapkan bahwa setelah siswa menyelesaikan penyelesaian permasalahan, siswa kadang-kang tidak meneliti kembali dikarenakan terburu-buru dan jika tidak menemukan penyelesaian, maka siswa akan melewati soal tersebut. Lebih lanjut siswa menyampaikan bahwa saat pembelajaran, kesulitan siswa adalah saat praktek menghitung keliling lingkaran dengan menggunakan benang dan kendalanya adalah lupa rumus dan suasana kelas kurang kondusif. Namun, menurut siswa pembelajaran berbasis masalah sudah berjalan dengan baik karena menyenangkan.

C. Analisis Data

1. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah Pengamatan keterlaksanaan pembelajaran berbasis masalah dilakukan oleh 1 orang observer selama proses pembelajaran di kelas VIIIA semester genap tahun ajaran 20162017 SMP Pangudi Luhur Moyudan. Perhitungan keterlaksanaan proses pelaksanaan pembelajaran dilihat pada kegiatan guru dan kegiatan siswa yang diberikan skor 1 pada pernyataan tanda cek kolom “ya” untuk kegiatan yang terlaksana dan skor 0 apabila yang diberi tanda cek kolom “tidak” untuk kegiatan yang tidak terlaksana. Selanjutnya skor seluruhnya dijumlahkan dan diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.11 Data Persentase Kegiatan Guru Kegiatan Pembelajaran Persentase Kegiatan Guru pada Pertemuan ke - 2 3 4 5 Pendahuluan 100,00 100,00 100,00 100,00 Inti 92,85 92,85 85,71 100,00 Penutup 100,00 100,00 100,00 100,00 Rata-rata 97,62 97,62 95,24 100,00 Berdasarkan data rincian keterlaksanaan kegiatan guru pada pembelajaran berbasis masalah pada Tabel 4.11 diperoleh secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Keterlaksanaan keseluruhan = = = = 97,62 Tabel 4.12 Data Persentase Kegiatan Siswa Kegiatan Pembelajaran Persentase Kegiatan Siswa pada pertemuan ke - 2 3 4 5 Pendahuluan 100,00 100,00 100,00 100,00 Inti 71,42 85,71 71,42 92,86 Penutup 66,67 100,00 100,00 75,00 Rata-rata 79,36 95,24 90,47 89,29 Berdasarkan data rincian kegiatan siswa pada pembelajaran berbasis masalah pada Tabel 4.12 diperoleh secara keseluruhan adalah sebagai berikut : Keterlaksanaan keseluruhan = = = = 88,59 Berdasarkan Tabel 4.11 dan Tabel 4.12, diperoleh hasil bahwa persentase keterlaksanaan kegiatan guru sebesar 97,62 dan persentase keterlaksanaan kegiatan siswa sebesar 88,59. 2. Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa di dalam Kelompok a. Pertemuan Kedua Tabel 4.13 Distribusi Aktivitas Tiap Siswa pada Pertemuan Kedua Nama Siswa Jenis Aktivitas Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 S.2 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 9 69,23 S.4 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 76,92 S.12 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 76,92 S.21 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11 92,3 Jumlah 1 4 4 4 4 0 4 4 3 4 1 1 Keterangan : 1 Jenis aktivitas nomor 1 sampai 13 mengacu pada Tabel 3.2 2 Kriteria pemberian skor “0” dan “1” pada masing-masing jenis aktivitas mengacu pada halaman 52 Berdasarkan Tabel 4.13, jika dilihat aktivitas siswa secara individu maka dapat dikatakan bahwa siswa yang paling aktif di dalam kelompok pada pertemuan kedua adalah siswa S.21 karena siswa tersebut mendapatkan skor 11 atau 92,3 dari total skor 13. Siswa S.4 dan S.12 mendapatkan skor 10 atau 76,92 dari total skor 13. Sedangkan siswa S.2 merupakan siswa yang kurang aktif dibandingkan dengan teman lain dalam kelompoknya karena mendapatkan skor 9 atau 69,23. Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.13, jika dilihat aktivitas siswa secara keseluruhan, aktivitas yang telah dilakukan oleh semua anggota kelompok adalah menentukan datainformasi yang diketahui dalam soal, berdiskusi dengan teman kelompok berkaitan dengan permasalahan dan penyelesaian permasalahan, mencoba melakukan penyelesaian masalah, bertanya kepada guru sebagai sumber informasi, memberikan ide, dan menanggapi pertanyaan atau pendapat dari siswa lain. Aktivitas yang belum maksimal dilaksanakan di dalam kelompok karena baru beberapa siswa yang melakukan adalah aktivitas membaca soal terlebih dahulu, mendengarkan pertanyaan atau pendapat siswa lain, mencari kemungkinan penyelesaian lain, dan mengulang-ulang proses pencarian permasalahan. Sedangkan aktivitas yang belum dilaksanakan oleh seluruh anggota kelompok pada pertemuan kedua ini adalah membaca referensibuku dan melakukan pengecekan kembali terhadap penyelesaian yang diperoleh. Berdasarkan Tabel 4.8 juga dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa di dalam kelompok untuk pertemuan kedua adalah 65,4. Jika dilihat berdasarkan proses pemecahan masalah, pada pertemuan kedua ini langkah memahami masalah telah dilakukan seluruh siswa di dalam kelompok, meskipun dari 4 siswa di dalam kelompok, hanya 1 siswa yang membaca soal. Pada langkah merencanakan penyelesaian, semua anggota kelompok dapat terlibat dan seluruh anggota memberikan ide tentang penyelesaian permasalahan. Sedangkan pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian, seluruh siswa juga sudah mencoba melakukan penyelesaian masalah dan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan masalah yang ada. Namun, pada langkah memeriksa kembali hasil yang diperoleh, tidak ada satupun siswa yang melakukan pengecekan kembali dan hanya ada 1 siswa yang mencari kemungkinan penyelesaian lain jika tidak diperoleh penyelesaian masalah dan mengulang-ulang proses pencarian penyelesaian hingga mendapatkan hasil yang tepat. b. Pertemuan Ketiga Tabel 4.14 Distribusi Aktivitas Tiap Siswa pada Pertemuan Ketiga Nama Siswa Jenis Aktivitas Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 S.2 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 7 53,84 S.4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 84,61 S.12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100 S.21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100 Jumlah 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 2 4 4 Keterangan : 1 Jenis aktivitas nomor 1 sampai 13 mengacu pada Tabel 3.2 2 Kriteria pemberian skor “0” dan “1” pada masing-masing jenis aktivitas mengacu pada halaman 52 Berdasarkan Tabel 4.14, jika dilihat aktivitas siswa secara individu maka dapat dikatakan bahwa siswa yang paling aktif di dalam kelompok pada pertemuan ketiga adalah siswa S.12 dan S.21 karena siswa tersebut mendapatkan skor 13 atau 100 dari total skor 13. Siswa S.4 mendapatkan skor 11 atau 84,61 dari total skor 13. Sedangkan siswa S.2 merupakan siswa yang kurang aktif dibandingkan dengan teman lain dalam kelompoknya karena mendapatkan skor 7 atau 53,84. Pada pertemuan ketiga ini, aktivitas siswa S.4, S.12, dan, S.21 mengalami peningkatan berdasarkan aktivitas tiap individu dibandingkan dengan pertemuan kedua, namun siswa S.2 mengalami penurunan aktivitas. Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.14, jika dilihat aktivitas siswa secara keseluruhan, aktivitas yang telah dilakukan oleh semua anggota kelompok adalah membaca soal terlebih dahulu, menentukan datainformasi yang diketahui dalam soal, membaca buku referensi, bertanya kepada guru, mendengarkan pertanyaan atau pendapat siswa lain, mencari kemungkinan penyelesaian permasalahan jika penyelesaian tidak diperoleh, dan mengulang-ulang proses mencari penyelesaian. Aktivitas yang belum maksimal dilaksanakan di dalam kelompok karena baru beberapa siswa yang melakukan adalah aktivitas berdiskusi dengan teman kelompok, mencoba melakukan penyelesaian masalah, memberikan ide tentang penyelesaian permasalahan, menanggapi pertanyaan atau pendapat teman, dan melakukan pengecekakan kembali terhadap penyelesaian yang diperoleh. Dan tidak ada aktivitas yang tidak dilaksanakan minimal satu anggota kelompok pada pertemuan ketiga ini. Berdasarkan Tabel 4.8 juga dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa di dalam kelompok untuk pertemuan ketiga adalah 84,6. Sehingga, pada pertemuan ketiga ini, aktivitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan pertemuan kedua yang hanya sebesar 65,4. Jika dilihat dari proses pemecahan masalah pada pertemuan ketiga ini langkah memahami masalah telah dilakukan seluruh siswa di dalam kelompok, karena 4 siswa di dalam kelompok membaca soal dengan cermat dan teliti. Namun, pada langkah merencanakan penyelesaian, terdapat 3 siswa yang terlibat dalam perumusan dan hanya 2 siswa yang memberikan ide tentang penyelesaian permasalahan. Sedangkan pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian, juga hanya ada 3 siswa yang mencoba melakukan penyelesaian masalah dan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan masalah yang ada. Terdapat satu siswa yang tidak mau terlibat aktif di dalam kelompok. Begitu juga pada langkah memeriksa kembali dan menarik kesimpulan, hanya terdapat 2 siswa yang melakukan pengecekan kembali dari hasil yang telah diperoleh. c. Pertemuan Keempat Tabel 4.15 Distribusi Aktivitas Tiap Siswa pada Pertemuan Keempat Nama Siswa Jenis Aktivitas Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 S.2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 6 46,15 S.4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 92,23 S.12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 92,23 S.21 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 92,23 Jumlah 4 4 3 4 4 0 1 3 4 3 3 3 3 Keterangan : 1 Jenis aktivitas nomor 1 sampai 13 mengacu pada Tabel 3.2 2 Kriteria pemberian skor “0” dan “1” pada masing-masing jenis aktivitas mengacu pada halaman 52 Berdasarkan Tabel 4.15, jika dilihat aktivitas siswa secara individu maka dapat dikatakan bahwa siswa yang aktif di dalam kelompok pada pertemuan keempat adalah siswa S.4, S.12, dan S.21 karena ketiga siswa tersebut mendapatkan skor 12 atau 92,23 dari total skor 13. Sedangkan siswa S.2 merupakan siswa yang kurang aktif dibandingkan dengan ketiga teman lain dalam kelompoknya seperti pada pertemuan kedua dan ketiga karena mendapatkan skor 6 atau 46,15. Pada pertemuan ketiga ini, aktivitas siswa S.4 mengalami peningkatan berdasarkan aktivitas tiap individu dibandingkan dengan pertemuan kedua dan ketiga, namun siswa S.12, dan S.21 mengalami penurunan aktivitas dibandingkan pertemuan kedua dan siswa S.2 mengalami penurunan aktivitas dibandingkan dengan pertemuan kedua dan ketiga. Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.15, jika dilihat aktivitas siswa secara keseluruhan, aktivitas yang telah dilakukan oleh semua anggota kelompok adalah membaca soal terlebih dahulu, menentukan datainformasi yang diketahui dalam soal, melakukan penyelesaian permasalahan, berdiskusi untuk penyelesaian permasalahan, dan mendengarkan pertanyaan atau epndapat teman. Aktivitas yang belum maksimal dilaksanakan di dalam kelompok karena baru beberapa siswa yang melakukan adalah aktivitas berdiskusi dnegan teman kelompok berkaitan dengan permasalahan yang ada, bertanya kepada guru, menanggapi pertanyaan atau pendapat teman, melakukan pengecekan kembali, mencari penyelesaian lain jika penyelesaian tidak ditemukan, dan mengulang-ulang proses mencari permasalahan. Sedangkan aktivitas yang tidak dilaksanakan minimal satu anggota kelompok pada pertemuan keempat ini adalah aktivitas membaca referensibuku. Berdasarkan Tabel 4.8 juga dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa di dalam kelompok untuk pertemuan keempat ini adalah 75. Sehingga, pada pertemuan ketiga ini, aktivitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan pertemuan kedua yang hanya sebesar 65,4 namun mengalami penurunan dibandingkan pertemuan ketiga yaitu 84,6. Jika dilihat dari proses pemecahan masalah pada pertemuan keempat ini langkah memahami masalah telah dilakukan seluruh siswa di dalam kelompok, karena 4 siswa tersebut membaca soal terlebih dahulu untuk memahami permasalahan yang diberikan. Pada langkah merencanakan penyelesaian, hanya terdapat 3 siswa yang terlibat dengan cara berdiskusi dan memberikan ide tentang penyelesaian permasalahan. Namun pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian, seluruh siswa mencoba melakukan penyelesaian masalah dan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan masalah yang ada. Sedangkan pada langkah memeriksa kembali hasil yang diperoleh dan menarik kesimpulan, hanya 3 siswa yang melakukan pengecekan kembali dan ke-3 siswa tersebut mencari kemungkinan penyelesaian lain jika tidak diperoleh penyelesaian masalah dan mengulang-ulang proses pencarian penyelesaian hingga mendapatkan hasil yang tepat. d. Pertemuan Kelima Tabel 4.16 Distribusi Aktivitas Tiap Siswa pada Pertemuan Kelima Nama Siswa Jenis Aktivitas Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 S.2 - - - - - - - - - - - - - - - S.4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 92,23 S.12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100 S.21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100 Jumlah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 Keterangan : 1 Jenis aktivitas nomor 1 sampai 13 mengacu pada Tabel 3.2 2 Kriteria pemberian skor “0” dan “1” pada masing-masing jenis aktivitas mengacu pada halaman 52 Berdasarkan Tabel 4.16, jika dilihat aktivitas siswa secara individu maka dapat dikatakan bahwa siswa yang paling aktif di dalam kelompok pada pertemuan kelima adalah siswa S.12 dan S.21 karena siswa tersebut mendapatkan skor 13 atau 100 dari total skor 13. Siswa S.4 mendapatkan skor 12 atau 92,23 dari total skor 13. Sedangkan siswa S.2 tidak hadir dikarenakan sakit. Pada pertemuan ketiga ini, aktivitas siswa S.12 dan S.21 mengalami peningkatan berdasarkan aktivitas tiap individu dibandingkan dengan pertemuan kedua dan keempat. Sedangkan siswa S.4 tidak mengalami peningkatan maupun penurunan aktivitas dibandingkan pertemuan keempat. Namun siswa S.4 selalu mengalami peningkatan mulai dari pertemuan kedua sampai pertemuan keempat. Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.16, jika dilihat aktivitas siswa secara keseluruhan, hampir semua aktivitas telah dilakukan oleh semua anggota kelompok selain menangapi pertanyaan atau pendapat teman terkait permasalahan. Dan tidak ada aktivitas yang tidak dilaksanakan minimal satu anggota kelompok pada pertemuan kelima ini. Berdasarkan Tabel 4.8 juga dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa di dalam kelompok untuk pertemuan kelima adalah 97,4. Sehingga, pada pertemuan kelima ini, aktivitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan pertemuan kedua yang hanya sebesar 65,4, dan pertemuan ketiga sebesar 84,6 maupun pertemuan keempat yang sebesar 75. Jika dilihat dari proses pemecahan masalah pada pertemuan kelima ini langkah memahami masalah telah dilakukan seluruh siswa di dalam kelompok dan ke-3 anggota kelompok yang hadir membaca soal untuk memahami permasalahan yang diberikan pada LKS. Pada langkah merencanakan penyelesaian, semua anggota kelompok dapat terlibat dan seluruh anggota memberikan ide tentang penyelesaian permasalahan. Begitu juga pada langkah melaksanakan rencana penyelesaian seluruh siswa juga sudah mencoba melakukan penyelesaian masalah dan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan masalah yang ada. Pada langkah memeriksa kembali hasil yang diperoleh dan menarik kesimpulan, ke-3 siswa melakukan pengecekan kembali dan mencari kemungkinan penyelesaian lain jika tidak diperoleh penyelesaian masalah dan mengulang-ulang proses pencarian penyelesaian hingga mendapatkan hasil yang tepat. 3. Analisis Hasil Belajar Siswa a. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Awal 1 Analisis Berdasarkan Jumlah Siswa yang Menyelesaikan Indikator Soal sesuai Langkah Pemecahan Masalah Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa dapat diukur dengan menganalisis hasil pengerjaan tes kemampuan awal berdasarkan jumlah siswa yang menyelesaikan soal sesuai langkah- langkah pemecahan masalah yang disajikan dalam Tabel 4.17 berikut ini : Tabel 4.17 Distribusi Jumlah Siswa yang Menyelesaikan Indikator Soal sesuai Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Awal No Langkah Soal No 1 Soal No 2 Soal No 3 Soal No 4 1 Memahami Masalah 28 siswa 21 siswa 30 siswa 11 siswa 2 Merencanakan Penyelesaian 5 siswa 19 siswa 4 siswa 0 siswa 3 Menyelesaikan Rencana Penyelesaian 2 siswa 4 siswa 2 siswa 0 siswa 4 Memeriksa Kembali 1 siswa 3 siswa 1 siswa 0 siswa Berdasarkan Tabel 4.17, dapat dilihat rincian data jumlah siswa yang menyelesaikan soal sesuai kemampuan pemecahan masalah sebagai berikut : a Soal nomor Satu Berikut ini adalah soal nomor satu yang dikerjakan oleh siswa pada tes kemampuan awal : Agus berangkat dari rumah ke sekolah dengan mengendarai sepeda. Jika diameter roda adalah 50 cm dan Agus sampai di sekolah setelah roda berputar sebanyak 1600 putaran. Berapa km jarak Rumah Agus ke sekolah? Dari hasil pengerjaan soal nomor satu tersebut terdapat 28 siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 7 siswa belum mampu memahami masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian, dari 28 siswa yang mampu memahami masalah, terdapat 5 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian dan hanya ada 1 siswa yang mampu melaksanakan rencana penyelesaian sampai pada langkah memeriksa kembali. Siswa tersebut adalah S.8. Kesalahan siswa terjadi karena siswa tidak bisa menggunakan konsep jarak ketika yang diketahui diameter roda dan banyak putaran yang terjadi sehingga banyak siswa yang mengkosongkan lembar jawab mereka pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian. Ada juga siswa yang tidak mengetahui jika untuk mencari jarak tempuh, maka harus mencari keliling terlebih dahulu. Hal yang dilakukan siswa justru langsung membagi banyak putaran dengan diameter, menuliskan keliling sebagai jarak tempuh, dan siswa salah dalam menghitung hasil perkalian dan menuliskan satuan. Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa : Gambar 4.1 Hasil pengerjaan S.9 Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa S.9 salah dalam menentukan jarak rumah Agus. Hal ini dikarenakan S.9 tidak mencari dahulu keliling lingkaran roda melainkan langsung membagi banyak putaran roda dengan diameter. Gambar 4.2 Hasil pengerjaan S.10 Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa S.10 salah dalam menentukan jarak rumah Agus. Hal ini dikarenakan S.10 menganggap bahwa jarak rumah agus adalah keliling dari roda. b Soal nomor Dua Berikut ini adalah soal nomor dua yang dikerjakan oleh siswa pada tes kemampuan awal : Sebuah kandang sapi dibuat di atas tanah berukuran 4 m x 4 m. Seekor sapi diikat dengan menggunakan tali sepanjang 4 m pada salah satu pojok luar kandang. Berapa luas daerah maksimum yang dapat dijelajahi oleh sapi? Buatlah sketsa untuk mendukung jawaban tersebut Dari hasil pengerjaan soal nomor dua tersebut terdapat 21 siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 14 siswa belum mampu memahami masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian, dari 21 siswa yang mampu memahami masalah, terdapat 13 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian dan hanya ada 3 siswa yang mampu menyelesaikan rencana penyelesaian sampai pada tahap mengecek kembali dan menarik kesimpulan. Ke-3 siswa tersebut adalah S.16, S.25, dan S.23. Kesalahan siswa banyak terjadi karena siswa kurang mendalami konsep dasar luas, sehingga siswa kesulitan mencari luas lingkaran berdasarkan sketsa yang telah siswa buat dan ada juga siswa yang justru mencari keliling lingkaran. Padahal hampir seluruh siswa mampu membuat sketsa dari hal-hal yang diketahui dalam soal. Ada juga yang masih salah dalam membedakan antara jari-jari dan diameter lingkaran, salah dalam melakukan perhitungan dan penulisan satuan. Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa : Gambar 4.3 Hasil Pengerjaan S.18 Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa S.18 salah dalam menentukan luas daerah maksimum karena salah dalam menuliskan rumus luas lingkaran. c Soal nomor Tiga Berikut ini adalah soal nomor tiga yang dikerjakan oleh siswa pada tes kemampuan awal : Sebuah lingkaran memiliki luas 19,625 . Berapakah keliling sebuah lingkaran tersebut? Berdasarkan hasil pengerjaan soal nomor tiga tersebut terdapat 30 siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 5 siswa belum mampu memahami masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian, dari 30 siswa yang mampu memahami masalah, terdapat 4 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian. Pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian, dari 4 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian, hanya ada 2 siswa yang mampu menyelesaikan rencana penyelesaian dan hanya ada 1 siswa sampai pada langkah memeriksa kembali. Siswa tersebut adalah S.10. Kesalahan siswa terjadi karena ada sebagian siswa tidak mengetahui jika langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari jari-jari lingkaran terlebih dahulu sehingga ada beberapa siswa yang langsung mengalikan luas lingkaran dengan untuk mencari keliling lingkaran, namun ada juga siswa yang tidak mengisi lembar jawab mereka pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian. Terdapat juga siswa yang mengetahui bahwa harus mencari jari-jari lingkaran terlebih dahulu akan tetapi siswa tersebut kesulitan melakukan perhitungan dan menemukan hasil perhitungan yang tepat. Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa : Gambar 4.4 Hasil Pengerjaan S.16 Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa S.16 salah dalam melakukan perhitungan jari-jari, padahal S.16 sudah mengetahui langkah-langkah untuk melakukan penyelesaian. d Soal nomor Empat Pak Totok memiliki kebuh berbentuk lingkaran. Tepat didalam kebun tersebut akan dibuat kolam ikan berbentuk persegi dan sisanya akan ditanami kangkung seperti pada gambar berikut : Jika kolam ikan memiliki panjang sisi 14 m. Berapakah keliling kebun dan luas kebun yang ditanami kangkung? Terdapat 11 siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 24 siswa belum mampu memahami masalah. Namun dari 11 siswa yang mampu memahami masalah, tidak ada satupun siswa yang sampai pada langkah merencanakan penyelesaian, menyelesaikan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali. Hal ini disebabkan karena banyak siswa yang kehabisan waktu untuk mengerjakan soal. Selain itu banyak siswa yang kesulitan mencari jari-jari lingkaran yang dicari menggunakan rumus Pythagoras dan ada juga siswa yang menganggap sisi persegi merupakan jari-jari lingkaran, padahal hal ini salah. Karena semua siswa tidak menemukan jari-jari lingkaran yang diminta maka semua siswa salah dalam mencari keliling dan luas kebun. Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa : Gambar 4.5 Hasil Pengerjaan S.26 Berdasarkan Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa S.26 salah dalam menentukan diameter lingkaran. S.26 menganggap bahwa sisi persegi adalah diameter lingkaran padahal hal tersebut salah karena untuk mencari diameter harus menggunakan rumus Pythagoras. Berdasarkan analisis kemampuan pemecahan masalah pada tes kemampuan awal berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah, jumlah siswa yang dapat menyelesaikan soal sesuai dengan langkah pemecahan masalah sebagai berikut : Tabel 4.18 Daftar Jumlah Siswa yang Menyelesaikan Permasalahan Tes Kemampuan Awal sesuai Langkah-langkah Pemecahan Masalah dan Indikator Soal No Soal Indikator Soal Siswa Jumlah 1 Menentukan Jarak tempuh S.8 1 2 Menentukan Luas sebuah Lingkaran S.16, S.25, S.32 3 3 Menentukan Keliling sebuah Lingkaran S.10 1 4 Menghitung Keliling dan Luas Benda yang mengandung bentuk lingkaran - Berdasarkan Tabel 4.18, dapat dilihat bahwa terdapat 1 siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan sesuai dengan langkah- langkah pemecahan masalah pada indikator soal menentukan jarak tempuh atau penggunaan konsep jarak. Pada indikator soal menentukan luas sebuah lingkaran terdapat 3 siswa yang mampu menyelesaikan menyelesaikan permasalahan sesuai dengan langkah pemecahan masalah. Pada indikator menentukan keliling sebuah lingkaran terdapat 1 siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan sesuai dengan langkah pemecahan masalah. Sedangkan pada indikator soal menghitung keliling dan luas benda yang mengandung bentuk lingkaran, tidak ada siswa mampu menyelesaikan permasalahan sesuai dengan langkah pemecahan masalah. 2 Analisis Berdasarkan Rata-Rata tiap Langkah Pemecahan Masalah Selain dengan melihat kemampuan pemecahan masalah melalui jumlah siswa yang menyelesaikan indikator soal sesuai langkah pemecahan masalah, kemampuan pemecahan masalah juga dianalisis berdasarkan rata-rata tiap langkah pemecahan masalah seperti disajikan dalam Tabel 4.19 di bawah ini : Tabel 4.19 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Tes kemampuan awal Berdasarkan Rata-rata tiap Langkah Pemecahan Masalah No Langkah Soal No 1 Soal No 2 Soal No 3 Soal No 4 Rata- Rata 1 Memahami Masalah 28 siswa 80,00 21 siswa 60,00 30 siswa 85,71 11 siswa 31,43 64,29 2 Merencanakan Penyelesaian 5 siswa 14,28 19 siswa 54,28 4 siswa 11,43 0 siswa 19,99 No Langkah Soal No 1 Soal No 2 Soal No 3 Soal No 4 Rata- Rata 3 Melaksanakan Rencana Penyelesaian 2 siswa 5,71 4 siswa 11,43 2 siswa 5,71 0 siswa 5,71 4 Memeriksa Kembali 1 siswa 2,86 3 siswa 8,57 1 siswa 2,86 0 siswa 3,57 Berdasarkan Tabel 4.19, dapat dilihat bahwa rata-rata untuk langkah memahami masalah sebesar 64,29, untuk langkah merencanakan penyelesaian sebesar 19,99, untuk langkah melaksanakan rencana penyelesaian sebesar 5,71, sedangkan untuk langkah memeriksa kembali sebesar 3,57. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa langkah yang paling sedikit dilaksanakan oleh siswa adalah mengecek kembali dan menarik kesimpulan. Namun hal ini bisa terjadi karena siswa tidak bisa menyelesaikan langkah melaksanakan rencana penyelesaian sehingga berdampak pada tidak terlaksananya langkah memeriksa kembali. Dari hasil tersebut juga bisa dilihat bahwa siswa paling menguasai dan langkah yang dilaksanakan oleh siswa adalah langkah memahami masalah. 3 Analisis Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM Tingkat kemampuan siswa dapat diukur dengan menganalisis tes kemampuan awal berdasarkan KKM, selain menggunakan jumlah siswa yang menyelesaikan permasalahan tes kemampuan awal sesuai langkah pemecahan masalah dan rata-rata tiap langkah pemecahan masalah yang telah dijelaskan di atas. Berikut ini adalah tabel nilai hasil tes kemampuan awal dengan range nilai setiap siswa 0 – 100. Dari tabel dapat dianalisis data tes kemampuan awal berdasarkan KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75, sebagai berikut : Tabel 4.20 Ketercapaian Tes Kemampuan Awal berdasarkan KKM Siswa Kemampuan Awal Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas S.1 17 S.2 22 S.3 35 S.4 29 S.5 25 S.6 23 S.7 50 S.8 52 S.9 25 S.10 55 S.11 22 S.12 23 S.13 12 S.14 25 S.15 25 S.16 65 S.17 22 S.18 33 S.19 41 S.20 24 S.21 44 S.22 14 S.23 17 S.24 10 Siswa Kemampuan Awal Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas S.25 43 S.26 39 S.27 38 S.28 14 S.29 35 S.30 27 S.31 20 S.32 29 S.33 - - - S.34 15 S.35 35 S.36 8 Rata-Rata 28,14 Berdasarkan Tabel 4.20, dapat dilihat bahwa dari 35 siswa yang mengikuti tes kemampuan awal, tidak ada satupun siswa yang mendapatkan nilai tuntas atau mendapatkan nilai lebih dari 75. Sedangkan rata-rata nilai seluruh siswa pada tes kemampuan awal ini adalah 28,14. b. Analisis Data Tes Hasil Belajar 1 Analisis Berdasarkan Jumlah Siswa yang Menyelesaikan Indikator Soal sesuai Langkah Pemecahan Masalah Tingkat perkembangan kemampuan pemecahan masalah siswa dapat diukur dengan menganalisis hasil pengerjaan tes hasil belajar berdasarkan jumlah siswa yang menyelesaikan indikator soal sesuai langkah pemecahan masalah yang disajikan dalam Tabel 4.21 berikut ini : Tabel 4.21 Distribusi Jumlah Siswa yang Menyelesaikan Indikator Soal sesuai Langkah Pemecahan Masalah Pada Tes Hasil Belajar No Langkah Pemecahan Masalah Soal No 1 Soal No 2 Soal No 3 Soal No 4 1 Memahami Masalah 30 siswa 34 siswa 31 siswa 25 siswa 2 Merencanakan Penyelesaian 18 siswa 10 siswa 11 siswa 10 siswa 3 Menyelesaikan Rencana Penyelesaian 8 siswa 10 siswa 4 siswa 2 siswa 4 Memeriksa Kembali 9 siswa 10 siswa 14 siswa 3 siswa Berdasarkan Tabel 4.21, dapat dilihat rincian data jumlah siswa yang menyelesaikan indikator soal sesuai langkah pemecahan masalah sebagai berikut : a Soal nomor Satu Berikut ini adalah soal nomor satu yang dikerjakan oleh siswa pada tes hasil belajar : Icha memiliki sebuah kolam ikan berbentuk lingkaran yang memiliki diameter 19,4 m. Karena akan ada salju yang sangat dingin maka kolam tersebut akan diberikan penutup. Direncanakan penutup tersebut memiliki lebar 30 cm lebih dari bibir kolam. Berapakah luas penutup yang diperlukan? Dari hasil pengerjaan soal nomor satu tersebut terdapat 30 siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 6 siswa belum mampu memahami. Pada langkah merencanakan penyelesaian, dari 30 siswa yang mampu memahami masalah, terdapat 18 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian. Pada langkah menyelesaian rencana penyelesaian, dari 18 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian, hanya ada 8 siswa yang mampu menyelesaikan rencana penyelesaian sampai pada langkah memeriksa kembali. Ke-8 siswa tersebut adalah S.6, S.7, S.16, S.22, S.26, S.28, S.35, dan S.36. Kesalahan siswa masih terjadi karena siswa masih kesulitan dan salah dalam menentukan jari-jari dari penutup sehingga sebagian besar siswa salah dalam menentukan luas penutup. Terdapat juga siswa yang masih kurang teliti dan salah dalam penulisan satuan. Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa: Gambar 4.6 Hasil Pengerjaan S.19 Berdasarkan Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa S.19 salah dalam menentukan jari-jari penutup kolam. Hal ini terjadi karena S.19 kurang teliti bahwa yang diketahui adalah 19,4 m bukan 19,4 cm seperti yang dituliskan S.19 dalam sktesa. b Soal nomor Dua Berikut ini adalah soal nomor dua yang dikerjakan oleh siswa pada tes hasil belajar : Alat musik bass drum memiliki penampang berbentuk lingkaran dengan luas 5024 . Berapakah keliling penampang bass drum tersebut? Dari hasil pengerjaan soal nomor dua tersebut terdapat 34 siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 2 siswa belum mampu memahami masalah. Pada langkah merencanakan penyelesaian, dari 34 siswa yang mampu memahami masalah, terdapat 10 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian. Pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian, 10 siswa tersebut mampu menyelesaikan rencana penyelesaian sampai pada langkah memeriksa kembali. Ke-10 siswa tersebut adalah S.6, S.8, S.9, S.15, S.16, S.22, S.27, S.28, S.31, dan S.36. Kesalahan siswa masih terjadi karena siswa salah dalam melakukan perhitungan, padahal sebagian besar siswa sudah mengetahui bahwa langkah pertama yang dilakukan adalah mencari jari-jari. Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa : Gambar 4.7 Hasil Pengerjaan S.7 Berdasarkan Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa S.7 salah dalam menentukan jari-jari bass drum karena kurang teliti padahal S.7 sudah mengetahui langkah-langkah penyelesaian yang tepat. c Soal nomor Tiga Berikut ini adalah soal nomor tiga yang dikerjakan oleh siswa pada tes hasil belajar : Valentino Rossi akan melakukan uji coba motornya di sirkuit Internasional Sentul yang memiliki panjang sirkuit 4,62 km. Jika diameter roda adalah 49 cm. Berapa kali putaran roda yang terjadi? Dari hasil pengerjaan soal nomor tiga tersebut terdapat 31 siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 5 siswa belum mampu memahami masalah. Pada langkah merencanakan penyelesaian, dari 31 siswa yang mampu memahami masalah, terdapat 8 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian. Pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian, dari 8 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian, hanya ada 3 siswa yang mampu melaksanakan rencana penyelesaian sampai pada langkah memeriksa kembali. Ke-3 siswa tersebut adalah S.10, S.21, dan S.27. Kesalahan siswa masih terjadi karena kurang teliti dan salah dalam perhitungan. Kesalahan siswa juga terjadi karena siswa lupa dalam menggunakan konsep jarak ketika yang diketahui jarak tempuh dan diameter roda, namun siswa tidak mengkosongkan lembar jawab mereka pada proses menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah melainkan mengerjakan sebisa mereka. Ada juga siswa yang lupa menuliskan rumusnya. Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa : Gambar 4.8 Hasil Pengerjaan S.11 Berdasarkan Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa S.11 tidak teliti dalam menggunakan hal-hal yang diketahui. S.11 menganggap diameter roda sebagai jari-jari roda, sehingga mengakibatkan S.11 salah dalam menentukan keliling lingkaran. Walaupun S.11 juga masih mengalami salah konsep karena menganggap banyak putaran dicari hanya dengan mencari keliling roda. d Soal nomor Empat Berikut ini adalah soal nomor empat yang dikerjakan oleh siswa pada tes hasil belajar : Dinas Pekerjaan umum memiliki tanah berbentuk persegi. Tepat di tengah persegi tersebut akan dibuat kolam air mancur berbentuk lingkaran dan sisanya ditanami bunga seperti pada gambar berikut ini : Jika tanah Dinas Pekerjaan Umum memiliki panjang sisi 42 m. Hitunglah : a. Keliling kolam air mancur b. Luas tanah yang ditanami bunga Dari hasil pengerjaan soal nomor empat terdapat 25 siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 10 siswa belum mampu memahami masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian, dari 25 siswa yang mampu memahami masalah, terdapat 8 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian. Pada tahap menyelesaikan rencana penyelesaian, dari 8 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian, hanya ada 2 siswa yang mampu menyelesaikan rencana penyelesaian sampai pada langkah memeriksa kembali. Ke-2 siswa tersebut adalah S.25 dan S.27. Pada soal ini siswa sudah mengetahui bahwa jari-jari lingkaran merupakan sisi dari persegi, sehingga siswa dapat menentukan keliling dan luas kolam. Kesalahan siswa yang masih terjadi adalah siswa tidak mengurangkan luas persegi dengan luas kolam, sehingga masih banyak siswa yang salah ketika mencari luas tanah yang ditanami bunga. Masih ada juga siswa yang salah dalam penulisan satuan. Berikut ini contoh hasil pengerjaan siswa: Gambar 4.9 Hasil Pengerjaan S.35 Berdasarkan Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa S.35 kurang teliti dalam menuliskan satuan padahal perhitungan dan penggunaan rumus sudah tepat. Berdasarkan analisis kemampuan pemecahan masalah pada tes hasil belajar melalui langkah pemecahan masalah, jumlah siswa yang dapat menyelesaikan soal sesuai dengan langkah pemecahan masalah dan indikator soal adalah sebagai berikut : Tabel 4.22 Daftar Jumlah Siswa yang Menyelesaikan Permasalahan Tes Hasil Belajar sesuai Langkah Pemecahan Masalah dan Indikator Soal No Soal Indikator Soal siswa Jumlah 3 Menentukan Banyak Putaran S.10, S.21, S.27 3 1 Menentukan Luas sebuah Lingkaran S.6, S.7, S.16, S.22, S.26, S.28, S.35, S.36 8 2 Menentukan Keliling sebuah Lingkaran S.6, S.8, S.9, S.15, S.16, S.22, S.27, S.28, S.31, S.36 10 4 Menghitung Keliling dan Luas Benda yang mengandung bentuk lingkaran S.25, S.27 2 Berdasarkan Tabel 4.22, dapat dilihat bahwa pada indikator soal menentukan banyak putaran atau penggunaan konsep jarak terdapat 3 siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan sesuai dengan langkah pemecahan masalah. Pada indikator soal menentukan luas sebuah lingkaran terdapat 8 siswa yang mampu menyelesaikan menyelesaikan permasalahan sesuai dengan langkah pemecahan masalah. Pada indikator menentukan keliling sebuah lingkaran terdapat 10 siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan sesuai dengan langkah pemecahan masalah. Sedangkan pada indikator soal menghitung keliling dan luas benda yang mengandung bentuk lingkaran sebanyak 2 siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan sesuai dengan langkah pemecahan masalah. 2 Analisis Berdasarkan Rata-rata tiap Langkah Pemecahan Masalah Selain dengan melihat perkembangan kemampuan pemecahan masalah melalui jumlah siswa yang menyelesaikan indikator soal sesuai langkah pemecahan masalah, perkembangan pemecahan masalah juga dianalisis berdasarkan rata-rata tiap langkah pemecahan masalah seperti disajikan dalam Tabel 4.23 di bawah ini. Tabel 4.23 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Tes Hasil Belajar Berdasarkan Rata-rata Setiap Langkah Pemecahan Masalah No Langkah Pemecahan Masalah Soal No 1 Soal No 2 Soal No 3 Soal No 4 Rata- Rata 1 Memahami Masalah 30 siswa 83,33 34 siswa 94,44 31 siswa 86,11 25 siswa 69,44 83,33 2 Merencanakan Penyelesaian 18 siswa 50,00 10 siswa 27,78 11 siswa 30,56 10 siswa 27,78 34,03 3 Menyelesaikan Rencana Penyelesaian 8 siswa 22,22 10 siswa 27,78 4 siswa 11,11 2 siswa 5,55 16,67 4 Memeriksa Kembali 9 siswa 25,00 10 siswa 27,78 14 siswa 50,40 3 siswa 8,33 27,88 Berdasarkan Tabel 4.23, dapat dilihat bahwa rata-rata untuk langkah memahami masalah sebesar 83,33, untuk langkah merencanakan penyelesaian sebasar 34,03, untuk langkah menyelesaikan rencana penyelesaian sebesar 16,67, sedangkan untuk langkah memeriksa kembali sebesar 27,88. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa langkah yang paling rendah dilaksanakan oleh siswa adalah langkah menyelesaikan rencana penyelesaian. Hal ini berbeda dengan tes kemampuan awal yang menunjukkan bahwa langkah yang paling rendah dilaksanakan oleh siswa adalah langkah memeriksa kembali. Yang mengakibatkan hal ini terjadi pada tes hasil belajar adalah siswa kurang tepat dalam melakukan langkah menyelesaikan rencana penyelesaian seperti tidak menuliskan rumus. Berdasarkan Tabel 4.23 juga bisa dilihat bahwa siswa paling banyak melakukan dan menguasai langkah memahami masalah. Pada indikator ini juga terjadi perkembangan dibandingkan tes kemampuan awal yang mulanya 64,29 menjadi 83,33. 3 Analisis Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM Tingkat kemampuan siswa dapat diukur dengan menganalisis tes hasil belajar berdasarkan KKM, selain menggunakan jumlah siswa yang menyelesaikan permasalahan tes hasil belajar sesuai langkah pemecahan masalah dan rata-rata tiap langkah pemecahan masalah yang telah dijelaskan di atas. Berikut ini adalah tabel nilai hasil tes hasil belajar dengan range nilai setiap siswa 0 – 100. Dari tabel dibawah ini dapat dianalisis data tes hasil belajar berdasarkan KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75, sebagai berikut : Tabel 4.24 Ketercapaian Tes Hasil Belajar berdasarkan KKM Siswa Kemampuan Awal Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas S.1 22 S.2 18 S.3 50 S.4 64 S.5 19 S.6 83 S.7 77 S.8 89 S.9 88 S.10 87 S.11 35 Siswa Kemampuan Awal Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas S.12 59 S.13 20 S.14 40 S.15 83 S.16 96 S.17 30 S.18 64 S.19 51 S.20 48 S.21 68 S.22 68 S.23 65 S.24 24 S.25 79 S.26 64 S.27 98 S.28 93 S.29 40 S.30 38 S.31 53 S.32 46 S.33 35 S.34 7 S.35 75 S.36 49 Rata-Rata 56,25 Berdasarkan Tabel 4.24, dapat diketahui bahwa dari 36 siswa yang mengikuti tes hasil belajar, terdapat 11 siswa yang mendapatkan nilai tuntas dan terdapat 25 siswa yang mendapatkan nilai belum tuntas dengan rata-rata nilai seluruh siswa pada tes hasil belajar ini adalah 56,25. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningakatan jumlah siswa yang mendapatkan nilai tuntas dibandingkan dengan tes kemampuan awal. Begitu juga dengan rata-rata nilai seluruh siswa, telah terjadi peningkatan rata-rata nilai seluruh siswa dibandingkan nilai tes kemampuan awal dari nilai 28,14 menjadi 56,25. 4. Analisis Hasil Wawancara Siswa Wawancara yang dilakukan dari 5 siswa yang dipilih berdasarkan hasil pengamatan saat pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada siswa adalah berikut ini : a. Perasaan Selama Mengikuti Pembelajaran Berbasis Masalah Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui tentang perasaan yang dialami siswa serta antusias siswa selama mengikuti pembelajaran berbasis masalah yang telah dilaksanakan selama 6 kali pertemuan. P : Bagaimana perasaanmu selama mengikuti pembelajaran berbasis masalah? Mengapa? S.4 : Senang, karena dapat memecahkan masalah bersama dengan teman. Saya juga semangat karena bisa mendapatkan ilmu yang baru. S.12 : Bingung, karena saat kerja kelompok hanya saya yang mengerjakan. Tapi walaupun bingung saya tetap semangat mengikuti pembelajaran. S.27` : Pertama buyer karena tidak dong cara mengerjakannya bagaimana, tapi lama-lama setelah dijelaskan saya merasa mengerjakannya oke – oke saja, tidak buyer. S.28 : Kadang senang kadang sedih, sedih disaat saya tidak bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan. Senang bila bisa memecahkan soal-soal tersebut dengan baik. Selain itu saya semangat mengikuti pembelajaran karena saya sekolah tujuannya adalah untuk belajar. S.34 : Senang karena bisa santai dalam pembelajaran dan bisa menerapkan materi melalui latihan soal. Saya juga semangat karena pembelajaran menarik ada prakteknya. Berdasarkan hasil wawancara tentang perasaan siswa di atas dapat dilihat bahwa siswa merasa senang dan semangat dalam mengikuti pembelajaran, dikarenakan siswa mendapatkan ilmu yang baru, siswa dapat menerapkan ilmu melalui latihan soal, dapat berdiskusi menyelesaikan masalah bersama kelompok, dan siswa dapat melakukan praktek langsung. Walaupun ada juga siswa yang awalnya pusing, bingung dan sedih ketika tidak bisa mengerjakan masalah yang diberikan dan karena merasa hanya sendirian dalam menyelesaikan permasalahan dalam kelompok. b. Pemahaman Materi melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pemahaman materi yang dipelajari yaitu keliling dan luas lingkaran melalui pembelajaran berbasis masalah. P : Apakah dengan pembelajaran berbasis masalah dapat membantu dan mempermudah kamu dalam mempelajari dan memahami materi keliling dan luas lingkaran? S.4 : Ya, saya menjadi lebih mudah memahami keliling lingkaran melalui praktek. S.12 : Lebih mudah memahami ketika praktek. S.27` : Lebih membantu, karena bisa tau mencari nilai pi. Padahal awalnya saya tidak tahu nilai pi itu diperoleh dari mana. S.28 : Bisa sih, karena masalah itu berkaitan dengan mencari keliling dan luas lingkaran sehingga kita lebih mahir menyelesaikan soal itu terlebih ada prakteknya. S.34 : Merasa terbantu, agak ada tambahannya. Berdasarkan hasil wawancara tentang pemahaman materi yang dipelajari yaitu keliling dan luas lingkaran melalui pembelajaran berbasis masalah di atas dapat dilihat bahwa siswa merasa terbantu dan memudahkan siswa memahami materi keliling dan luas lingkaran melalui pembelajaran berbasis masalah terlebih karena adanya praktek yang dilakukan. c. Langkah-langkah dalam Melakukan Penyelesaian Permasalahan Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui caralangkah- langkah yang dilakukan oleh siswa ketika siswa diberikan permasalahan yang disajikan dalam LKS. P : Ketika saya memberikan permasalahan dalam LKS, berapa kali membaca soal untu memahaminya? bagaimana langkah- langkahmu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut? apakah kamu selalu mengecek dan meneliti kembali hasil penyelesaianmu? S.4 : Biasanya saya membaca soal berulang-ulang untuk memahami soal. Caranya adalah memahami soal dan menuliskan diketahui, agar lebih mudah dalam mengerjakan dan memahaminya. Saya langsung mengumpulkan hasil tanpa saya teliti dahulu karena saya rasa sudah benar. S.12 : Kalau saya ya berulang-ulang untuk memahami soal. Caranya menuliskan diketahui karena diketahui itu memudahkan kita mempercepat memecahkan masalah. Saya cek hasilnya setelah saya selesai mengerjakan semua soal agar menghemat waktu. S.27` : Saya biasanya membaca soal 1-3 kali untuk memahaminya. Langkah penyelesaiannya menuliskan diketahui, ditanyakan, melakukan penyelesaian, dan menuliskan kesimpulan. Bagaian yang paling sulit bagi saya adalah bagian pemahaman. Kalau saya selesaian semua soal baru saya koreksi, bukan per nomor saya koreksi. S.28 : Kemarin ada soal yang sulit dipahami tetapi ada juga soal yang mudah dipahami, namun biasanya saya berulang-ulang untuk memahami soal. Cara menyelesaikan masalah yang pertama memahami soal, kemudian kita cari yang diketahui itu apa misal jari-jari atau diameter, kemudian mencari masalah yang mau dipeacahkan itu apa, setelah itu menjawab. Saya melakukan langkah ini karena saya sudah terbiasa dan terlihat rapi. Diakhir saya menuliskan jadi yang berisikan jawaban dari permasalahan. Kebanyakan langsung mengumpulkan, namun kalau saya benar-benar ragu baru saya teliti lagi supaya jawabanya tepat. S.34 : Saya harus berulangkali membaca soal agar paham. Menuliskan diketahui, ditanyakan, dan jawab. Saya menuliskan itu karena biar jelas. Saya tidak menuliskan kesimpulan keran saya kan orangnya agak bingung, dulu pas SD sampai kelas VII ajarannya sampai jawab. Ya kadang- kadang saya teliti, hanya kadang-kadang karena lupa dan kesusu. Berdasarkan hasil wawancara tentang langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan penyelesaian masalah di atas dapat dilihat bahwa semua siswa harus berulang-ulang dalam membaca soal agar siswa memahami soal yang diberikan. Semua siswa telah melakukan penyelesaian permasalahan sesuai dengan proses pemecahan masalah, meskipun S.34 tidak melakukan kegiatan menyimpulkan karena merasa bingung dan sejak SD hanya diajarkan menuliskan sampai tahap penyelesaian. Siswa tidak selalu melakukan pengecekan jawaban hasil penyelesaian karena berbagai alasan, ada yang lupa, terburu-buru, dan merasa jawabannya telah benar. d. Kendala dan Masukan untuk Pembelajaran Berbasis Masalah Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui kendala yang dialami siswa selama mengikuti pembelajaran berbasis masalah dan untuk mengetahui pendapat dan masukan siswa terkait perbaikan pembelajaran. P : Apakah ada kendala atau kesulitan yang kamu alami selama mengikuti pembelajaran berbasis masalah dan apakah ada masukan untuk pembelajaran? S.4 : Ada sedikit kesulitan tentang luas lingkaran, lebih sulit dipahami. Kendalanya rame saat pembelajaran. Tidak ada masukan karena pembelajaran sudah baik. S.12 : Kendalanya adalah teman tidak bisa diajak bekerjasama, selain itu suasana kelas rame sehingga memecah konsentrasi. Masukannya diperbaiki pengajarannya artinya lebih kondusif tidak rame. S.27` : Kendalanya ketika ada teman satu kelompok yang terlalu tidak dong, saya bingung sendiri mengajarinya dan suasana kelas gaduh sehingga agak lama memahaminya. Masukannya guru langsung saja mengajari, jika siswa tidak bisa langsungtanya saja kepada guru buka ke temannya karena belum tentu temannya bisa mengajari. S.28 : Kendalanya cuma mas sepnu nerangin pada rame. Kritiknya supaya suasananya lebih kondusif, sebelum ada tes kemampuan awal dilandasi materi dahulu agar siswa punya dasar. S.34 : Kesulitannya mencari keliling pakai benang, gak bisa kalau benangnya tipis. Kendalanya biasanya pas mengerjakan belum kepikiran kalau itu rumusnya kemudian pas mengerjakan ada temennya manggil terus malah lupa. Tidak ada masukan karena pembelajaran sudah baik dan menyenangkan. Berdasarkan hasil wawancara tentang kendala dan masukan untuk pembelajaran berbasis masalah di atas dapat dilihat bahwa kendala yang paling banyak dialami siswa adalah suasana kelas yang rame dan kurang kondusif. Hal yang menyebabkan adalah ada beberapa siswa yang membicarakan hal lain di luar kontks pembelajaran sehingga siswa memberikan masukan agar manajemen atau pengaturan kelas lebih baik lagi agar suasananya tenang dan siswa dapat berkonsentrasi untuk belajar.

D. Pembahasan