mengajari.  Siswa  juga  merasa  terkadang  memberikan  ide  atau pendapatnya  saat  diskusi.  Siswa  mengungkapkan  bahwa  setelah
siswa  menyelesaikan  penyelesaian  permasalahan,  siswa  kadang-kang tidak  meneliti  kembali  dikarenakan  terburu-buru  dan  jika  tidak
menemukan  penyelesaian,  maka  siswa  akan  melewati  soal  tersebut. Lebih lanjut siswa menyampaikan bahwa saat pembelajaran, kesulitan
siswa  adalah  saat  praktek  menghitung  keliling  lingkaran  dengan menggunakan benang dan kendalanya adalah lupa rumus dan suasana
kelas  kurang kondusif. Namun,  menurut siswa pembelajaran berbasis masalah sudah berjalan dengan baik karena menyenangkan.
C. Analisis Data
1. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah
Pengamatan  keterlaksanaan  pembelajaran  berbasis  masalah dilakukan  oleh  1  orang  observer  selama  proses  pembelajaran  di  kelas
VIIIA  semester  genap  tahun  ajaran  20162017  SMP  Pangudi  Luhur Moyudan.  Perhitungan  keterlaksanaan  proses  pelaksanaan  pembelajaran
dilihat pada kegiatan guru dan kegiatan siswa yang diberikan skor 1 pada pernyataan tanda cek
kolom “ya” untuk kegiatan yang terlaksana dan skor  0  apabila  yang  diberi  tanda  cek
kolom  “tidak”  untuk  kegiatan yang  tidak  terlaksana.  Selanjutnya  skor  seluruhnya  dijumlahkan  dan
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.11 Data Persentase Kegiatan Guru
Kegiatan Pembelajaran
Persentase Kegiatan Guru pada Pertemuan ke - 2
3 4
5
Pendahuluan 100,00
100,00 100,00
100,00 Inti
92,85 92,85
85,71 100,00
Penutup 100,00
100,00 100,00
100,00 Rata-rata
97,62 97,62
95,24 100,00
Berdasarkan  data  rincian  keterlaksanaan  kegiatan  guru  pada pembelajaran  berbasis  masalah  pada  Tabel  4.11  diperoleh  secara
keseluruhan adalah sebagai berikut: Keterlaksanaan keseluruhan   =
=
=
=
97,62
Tabel 4.12 Data Persentase Kegiatan Siswa
Kegiatan Pembelajaran
Persentase Kegiatan Siswa pada pertemuan ke - 2
3 4
5
Pendahuluan 100,00
100,00 100,00
100,00 Inti
71,42 85,71
71,42 92,86
Penutup 66,67
100,00 100,00
75,00 Rata-rata
79,36 95,24
90,47 89,29
Berdasarkan  data  rincian  kegiatan  siswa  pada  pembelajaran berbasis  masalah  pada  Tabel  4.12  diperoleh  secara  keseluruhan  adalah
sebagai berikut : Keterlaksanaan keseluruhan   =
=
=
=
88,59
Berdasarkan  Tabel  4.11  dan  Tabel  4.12,  diperoleh  hasil  bahwa persentase  keterlaksanaan  kegiatan  guru  sebesar  97,62  dan  persentase
keterlaksanaan kegiatan siswa sebesar 88,59. 2.
Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas  Siswa di dalam Kelompok a.
Pertemuan Kedua
Tabel 4.13 Distribusi Aktivitas Tiap Siswa pada Pertemuan Kedua
Nama Siswa
Jenis Aktivitas Jumlah  Persentase
1 2
3 4  5
6 7  8
9  10  11  12  13 S.2
0  1  1  1  1  0  1  1  0 1
1 1
9 69,23
S.4 0  1  1  1  1  0  1  1  1
1 1
1 10
76,92 S.12
0  1  1  1  1  0  1  1  1 1
1 1
10 76,92
S.21 1  1  1  1  1  0  1  1  1
1 1
1 11
92,3 Jumlah  1  4  4  4  4  0  4  4  3
4 1
1
Keterangan :
1 Jenis aktivitas nomor 1 sampai 13 mengacu pada Tabel 3.2
2 Kriteria  pemberian  skor  “0”  dan  “1”  pada  masing-masing  jenis
aktivitas mengacu pada halaman 52 Berdasarkan  Tabel  4.13,  jika  dilihat  aktivitas  siswa  secara
individu  maka  dapat  dikatakan  bahwa  siswa  yang  paling  aktif  di dalam  kelompok  pada  pertemuan  kedua  adalah  siswa  S.21  karena
siswa  tersebut  mendapatkan  skor  11  atau  92,3  dari  total  skor  13. Siswa S.4 dan S.12  mendapatkan skor 10 atau 76,92 dari total skor
13.  Sedangkan  siswa  S.2  merupakan  siswa  yang  kurang  aktif dibandingkan  dengan  teman  lain  dalam  kelompoknya  karena
mendapatkan skor 9 atau 69,23.
Berdasarkan  Tabel  4.8  dan  Tabel  4.13,  jika  dilihat  aktivitas siswa  secara  keseluruhan,  aktivitas  yang  telah  dilakukan  oleh  semua
anggota  kelompok  adalah  menentukan  datainformasi  yang  diketahui dalam  soal,  berdiskusi  dengan  teman  kelompok  berkaitan  dengan
permasalahan  dan  penyelesaian  permasalahan,  mencoba  melakukan penyelesaian  masalah,  bertanya  kepada  guru  sebagai  sumber
informasi, memberikan ide, dan menanggapi pertanyaan atau pendapat dari siswa lain. Aktivitas yang belum maksimal dilaksanakan di dalam
kelompok  karena  baru  beberapa  siswa  yang  melakukan  adalah aktivitas  membaca  soal  terlebih  dahulu,  mendengarkan  pertanyaan
atau  pendapat  siswa  lain,  mencari  kemungkinan  penyelesaian  lain, dan  mengulang-ulang  proses  pencarian  permasalahan.  Sedangkan
aktivitas  yang  belum  dilaksanakan  oleh  seluruh  anggota  kelompok pada  pertemuan  kedua  ini  adalah  membaca  referensibuku  dan
melakukan  pengecekan  kembali  terhadap  penyelesaian  yang diperoleh. Berdasarkan Tabel 4.8 juga dapat dilihat bahwa persentase
aktivitas  siswa  di  dalam  kelompok  untuk  pertemuan  kedua  adalah 65,4.
Jika  dilihat  berdasarkan  proses  pemecahan  masalah,  pada pertemuan  kedua  ini  langkah  memahami  masalah  telah  dilakukan
seluruh  siswa  di  dalam  kelompok,  meskipun  dari  4  siswa  di  dalam kelompok,  hanya  1  siswa  yang  membaca  soal.  Pada  langkah
merencanakan  penyelesaian,  semua  anggota  kelompok  dapat  terlibat
dan  seluruh  anggota  memberikan  ide  tentang  penyelesaian permasalahan.  Sedangkan  pada  langkah  menyelesaikan  rencana
penyelesaian,  seluruh  siswa  juga  sudah  mencoba  melakukan penyelesaian  masalah  dan  berdiskusi  dengan  kelompoknya  untuk
menyelesaikan  masalah  yang  ada.  Namun,  pada  langkah  memeriksa kembali  hasil  yang  diperoleh,  tidak  ada  satupun  siswa  yang
melakukan pengecekan kembali dan hanya ada 1 siswa yang mencari kemungkinan  penyelesaian  lain  jika  tidak  diperoleh  penyelesaian
masalah  dan  mengulang-ulang  proses  pencarian  penyelesaian  hingga mendapatkan hasil yang tepat.
b. Pertemuan Ketiga
Tabel 4.14 Distribusi Aktivitas Tiap  Siswa pada Pertemuan Ketiga
Nama Siswa
Jenis Aktivitas Jumlah  Persentase
1 2
3 4  5
6 7  8
9  10  11  12  13 S.2
1  1  0  0  0  1  1  0  1 1
1 7
53,84 S.4
1  1  1  1  1  1  1  0  1 1
1 1
11 84,61
S.12 1  1  1  1  1  1  1  1  1
1 1
1 1
13 100
S.21 1  1  1  1  1  1  1  1  1
1 1
1 1
13 100
Jumlah  4  4  3  3  3  4  4  2  4 3
2 4
4
Keterangan : 1
Jenis aktivitas nomor 1 sampai 13 mengacu pada Tabel 3.2 2
Kriteria  pemberian  skor  “0”  dan  “1”  pada  masing-masing  jenis aktivitas mengacu pada halaman 52
Berdasarkan  Tabel  4.14,  jika  dilihat  aktivitas  siswa  secara individu  maka  dapat  dikatakan  bahwa  siswa  yang  paling  aktif  di
dalam  kelompok  pada  pertemuan  ketiga  adalah  siswa  S.12  dan  S.21
karena siswa tersebut mendapatkan skor 13 atau 100 dari total skor 13.  Siswa  S.4  mendapatkan  skor  11  atau  84,61  dari  total  skor  13.
Sedangkan  siswa  S.2  merupakan  siswa  yang  kurang  aktif dibandingkan  dengan  teman  lain  dalam  kelompoknya  karena
mendapatkan skor 7 atau 53,84. Pada pertemuan ketiga ini, aktivitas siswa  S.4,  S.12,  dan,  S.21  mengalami  peningkatan  berdasarkan
aktivitas tiap individu dibandingkan dengan pertemuan kedua, namun siswa S.2 mengalami penurunan aktivitas.
Berdasarkan  Tabel  4.8  dan  Tabel  4.14,  jika  dilihat  aktivitas siswa  secara  keseluruhan,  aktivitas  yang  telah  dilakukan  oleh  semua
anggota kelompok adalah membaca soal terlebih dahulu, menentukan datainformasi  yang  diketahui  dalam  soal,  membaca  buku  referensi,
bertanya kepada guru, mendengarkan pertanyaan atau pendapat siswa lain,  mencari  kemungkinan  penyelesaian
permasalahan  jika penyelesaian  tidak  diperoleh,  dan  mengulang-ulang  proses  mencari
penyelesaian.  Aktivitas  yang  belum  maksimal  dilaksanakan  di  dalam kelompok  karena  baru  beberapa  siswa  yang  melakukan  adalah
aktivitas  berdiskusi  dengan  teman  kelompok,  mencoba  melakukan penyelesaian  masalah,  memberikan  ide  tentang  penyelesaian
permasalahan,  menanggapi  pertanyaan  atau  pendapat  teman,  dan melakukan  pengecekakan  kembali  terhadap  penyelesaian  yang
diperoleh.  Dan  tidak  ada  aktivitas  yang  tidak  dilaksanakan  minimal satu anggota kelompok pada pertemuan ketiga ini. Berdasarkan Tabel
4.8  juga  dapat  dilihat  bahwa  persentase  aktivitas  siswa  di  dalam kelompok  untuk  pertemuan  ketiga  adalah  84,6.  Sehingga,  pada
pertemuan  ketiga  ini,  aktivitas  siswa  mengalami  peningkatan dibandingkan pertemuan kedua yang hanya sebesar 65,4.
Jika  dilihat  dari  proses  pemecahan  masalah  pada  pertemuan ketiga  ini  langkah  memahami  masalah  telah  dilakukan  seluruh  siswa
di dalam kelompok, karena 4 siswa di dalam kelompok membaca soal dengan  cermat  dan  teliti.  Namun,  pada  langkah  merencanakan
penyelesaian,  terdapat  3  siswa  yang  terlibat  dalam  perumusan  dan hanya  2  siswa  yang  memberikan  ide  tentang  penyelesaian
permasalahan.  Sedangkan  pada  langkah  menyelesaikan  rencana penyelesaian,  juga  hanya  ada  3  siswa  yang  mencoba  melakukan
penyelesaian  masalah  dan  berdiskusi  dengan  kelompoknya  untuk menyelesaikan masalah yang ada. Terdapat satu siswa yang tidak mau
terlibat aktif di dalam kelompok. Begitu juga pada langkah memeriksa kembali  dan  menarik  kesimpulan,  hanya  terdapat  2  siswa  yang
melakukan pengecekan kembali dari hasil yang telah diperoleh. c.
Pertemuan Keempat
Tabel 4.15 Distribusi Aktivitas Tiap  Siswa pada Pertemuan Keempat
Nama Siswa
Jenis Aktivitas Jumlah  Persentase
1 2
3 4  5
6 7  8
9  10  11  12  13 S.2
1  1  0  1  1  0  1  0  1 6
46,15 S.4
1  1  1  1  1  0  1  1  1 1
1 1
1 12
92,23 S.12
1  1  1  1  1  0  1  1  1 1
1 1
1 12
92,23 S.21
1  1  1  1  1  0  1  1  1 1
1 1
1 12
92,23 Jumlah  4  4  3  4  4  0  1  3  4
3 3
3 3
Keterangan : 1
Jenis aktivitas nomor 1 sampai 13 mengacu pada Tabel 3.2 2
Kriteria  pemberian  skor  “0”  dan  “1”  pada  masing-masing  jenis aktivitas mengacu pada halaman 52
Berdasarkan  Tabel  4.15,  jika  dilihat  aktivitas  siswa  secara individu  maka  dapat  dikatakan  bahwa  siswa  yang  aktif  di  dalam
kelompok  pada  pertemuan  keempat  adalah  siswa  S.4,  S.12,  dan  S.21 karena  ketiga  siswa  tersebut  mendapatkan  skor  12  atau  92,23  dari
total  skor  13.  Sedangkan  siswa  S.2  merupakan  siswa  yang  kurang aktif  dibandingkan  dengan  ketiga  teman  lain  dalam  kelompoknya
seperti pada pertemuan  kedua dan ketiga  karena mendapatkan skor  6 atau  46,15.  Pada  pertemuan  ketiga  ini,  aktivitas  siswa  S.4
mengalami peningkatan
berdasarkan aktivitas
tiap individu
dibandingkan dengan pertemuan kedua dan ketiga, namun siswa S.12, dan  S.21  mengalami  penurunan  aktivitas  dibandingkan  pertemuan
kedua  dan  siswa  S.2  mengalami  penurunan  aktivitas  dibandingkan dengan pertemuan kedua dan ketiga.
Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.15, jika dilihat aktivitas siswa  secara  keseluruhan,  aktivitas  yang  telah  dilakukan  oleh  semua
anggota kelompok adalah membaca soal terlebih dahulu, menentukan datainformasi  yang  diketahui  dalam  soal,  melakukan  penyelesaian
permasalahan,  berdiskusi  untuk  penyelesaian  permasalahan,  dan mendengarkan pertanyaan atau epndapat teman. Aktivitas yang belum
maksimal  dilaksanakan  di  dalam  kelompok  karena  baru  beberapa siswa  yang  melakukan  adalah  aktivitas  berdiskusi  dnegan  teman
kelompok berkaitan dengan permasalahan  yang  ada, bertanya kepada guru,  menanggapi  pertanyaan  atau  pendapat  teman,  melakukan
pengecekan  kembali,  mencari  penyelesaian  lain  jika  penyelesaian tidak ditemukan, dan mengulang-ulang proses mencari permasalahan.
Sedangkan  aktivitas  yang  tidak  dilaksanakan  minimal  satu  anggota kelompok  pada  pertemuan  keempat  ini  adalah  aktivitas  membaca
referensibuku.  Berdasarkan  Tabel  4.8  juga  dapat  dilihat  bahwa persentase  aktivitas  siswa  di  dalam  kelompok  untuk  pertemuan
keempat  ini  adalah  75.  Sehingga,  pada  pertemuan  ketiga  ini, aktivitas  siswa  mengalami  peningkatan  dibandingkan  pertemuan
kedua  yang  hanya  sebesar  65,4  namun  mengalami  penurunan dibandingkan pertemuan ketiga yaitu 84,6.
Jika  dilihat  dari  proses  pemecahan  masalah  pada  pertemuan keempat  ini
langkah  memahami  masalah  telah  dilakukan  seluruh siswa  di  dalam  kelompok,  karena  4  siswa  tersebut  membaca  soal
terlebih  dahulu  untuk  memahami  permasalahan  yang  diberikan.  Pada langkah  merencanakan  penyelesaian,  hanya  terdapat  3      siswa  yang
terlibat  dengan  cara  berdiskusi  dan  memberikan  ide  tentang penyelesaian  permasalahan.  Namun  pada  langkah  menyelesaikan
rencana penyelesaian,
seluruh siswa
mencoba melakukan
penyelesaian  masalah  dan  berdiskusi  dengan  kelompoknya  untuk
menyelesaikan  masalah  yang  ada.  Sedangkan  pada  langkah memeriksa  kembali  hasil  yang  diperoleh  dan  menarik  kesimpulan,
hanya  3  siswa  yang  melakukan  pengecekan  kembali  dan  ke-3  siswa tersebut  mencari  kemungkinan  penyelesaian  lain  jika  tidak  diperoleh
penyelesaian  masalah  dan  mengulang-ulang  proses  pencarian penyelesaian hingga mendapatkan hasil yang tepat.
d. Pertemuan Kelima
Tabel 4.16 Distribusi Aktivitas Tiap Siswa pada Pertemuan Kelima
Nama Siswa
Jenis Aktivitas Jumlah  Persentase
1 2
3 4
5 6
7 8  9  10  11  12  13
S.2 -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
S.4 1
1 1
1 1
1 1
1  1 1
1 1
12 92,23
S.12 1
1 1
1 1
1 1
1  1 1
1 1
1 13
100 S.21
1 1
1 1
1 1
1 1  1
1 1
1 1
13 100
Jumlah  3 3
3 3
3 3
3 3  3
2 3
3 3
Keterangan : 1
Jenis aktivitas nomor 1 sampai 13 mengacu pada Tabel 3.2 2
Kriteria  pemberian  skor  “0”  dan  “1”  pada  masing-masing  jenis aktivitas mengacu pada halaman 52
Berdasarkan Tabel 4.16, jika dilihat aktivitas siswa secara individu maka  dapat  dikatakan  bahwa  siswa  yang  paling  aktif  di  dalam
kelompok  pada  pertemuan  kelima  adalah  siswa  S.12  dan  S.21  karena siswa tersebut mendapatkan skor 13 atau 100 dari total skor 13. Siswa
S.4  mendapatkan  skor  12  atau  92,23  dari  total  skor  13.  Sedangkan siswa  S.2  tidak  hadir  dikarenakan  sakit.  Pada  pertemuan  ketiga  ini,
aktivitas  siswa  S.12  dan  S.21  mengalami  peningkatan  berdasarkan
aktivitas  tiap  individu  dibandingkan  dengan  pertemuan  kedua  dan keempat.  Sedangkan  siswa  S.4  tidak  mengalami  peningkatan  maupun
penurunan  aktivitas  dibandingkan  pertemuan  keempat.  Namun  siswa S.4 selalu mengalami  peningkatan mulai  dari pertemuan kedua sampai
pertemuan keempat. Berdasarkan  Tabel  4.8  dan  Tabel  4.16,  jika  dilihat  aktivitas
siswa secara keseluruhan,  hampir semua  aktivitas telah dilakukan oleh semua  anggota  kelompok  selain  menangapi  pertanyaan  atau  pendapat
teman  terkait  permasalahan.  Dan  tidak  ada  aktivitas  yang  tidak dilaksanakan  minimal  satu  anggota  kelompok  pada  pertemuan  kelima
ini. Berdasarkan Tabel 4.8 juga dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa  di  dalam  kelompok  untuk  pertemuan  kelima  adalah  97,4.
Sehingga,  pada  pertemuan  kelima  ini,  aktivitas  siswa  mengalami peningkatan dibandingkan pertemuan kedua yang hanya sebesar 65,4,
dan pertemuan ketiga sebesar 84,6 maupun pertemuan keempat yang sebesar 75.
Jika  dilihat  dari  proses  pemecahan  masalah  pada  pertemuan kelima ini langkah memahami masalah telah dilakukan seluruh siswa di
dalam kelompok dan ke-3 anggota kelompok yang hadir membaca soal untuk  memahami  permasalahan  yang  diberikan  pada  LKS.  Pada
langkah  merencanakan  penyelesaian,  semua  anggota  kelompok  dapat terlibat  dan  seluruh  anggota  memberikan  ide  tentang  penyelesaian
permasalahan.  Begitu  juga  pada  langkah  melaksanakan  rencana
penyelesaian  seluruh  siswa  juga  sudah  mencoba  melakukan penyelesaian  masalah  dan  berdiskusi  dengan  kelompoknya  untuk
menyelesaikan  masalah  yang  ada.  Pada  langkah  memeriksa  kembali hasil  yang  diperoleh  dan  menarik  kesimpulan,  ke-3  siswa  melakukan
pengecekan  kembali  dan  mencari  kemungkinan  penyelesaian  lain  jika tidak  diperoleh  penyelesaian  masalah  dan  mengulang-ulang  proses
pencarian penyelesaian hingga mendapatkan hasil yang tepat. 3.
Analisis Hasil Belajar Siswa a.
Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Awal 1
Analisis Berdasarkan Jumlah Siswa yang Menyelesaikan Indikator Soal sesuai Langkah Pemecahan Masalah
Tingkat  kemampuan  pemecahan  masalah  siswa  dapat diukur dengan menganalisis
hasil pengerjaan tes kemampuan awal berdasarkan jumlah siswa yang menyelesaikan soal sesuai langkah-
langkah  pemecahan  masalah  yang  disajikan  dalam  Tabel  4.17
berikut ini :
Tabel 4.17 Distribusi Jumlah Siswa yang Menyelesaikan Indikator Soal sesuai
Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Awal
No Langkah
Soal No 1
Soal No 2
Soal No 3
Soal No 4
1 Memahami Masalah
28 siswa 21 siswa
30 siswa 11 siswa
2 Merencanakan
Penyelesaian 5 siswa
19 siswa 4 siswa
0 siswa 3
Menyelesaikan Rencana Penyelesaian
2 siswa 4 siswa
2 siswa 0 siswa
4 Memeriksa Kembali
1 siswa 3 siswa
1 siswa 0 siswa
Berdasarkan Tabel 4.17, dapat dilihat rincian data jumlah siswa yang menyelesaikan  soal  sesuai  kemampuan  pemecahan  masalah  sebagai
berikut : a
Soal nomor Satu Berikut  ini  adalah  soal  nomor  satu  yang  dikerjakan  oleh
siswa pada tes kemampuan awal : Agus  berangkat  dari  rumah  ke  sekolah  dengan
mengendarai  sepeda.  Jika  diameter  roda  adalah  50  cm dan  Agus  sampai  di  sekolah  setelah  roda  berputar
sebanyak 1600 putaran. Berapa km jarak Rumah Agus ke sekolah?
Dari  hasil  pengerjaan  soal  nomor  satu  tersebut  terdapat  28
siswa  yang  mampu  memahami  masalah,  dan  terdapat  7  siswa
belum  mampu  memahami  masalah.  Pada  tahap  merencanakan penyelesaian,  dari  28  siswa  yang  mampu  memahami  masalah,
terdapat  5  siswa  yang  mampu  merencanakan  penyelesaian  dan hanya  ada  1  siswa  yang  mampu  melaksanakan  rencana
penyelesaian  sampai  pada  langkah  memeriksa  kembali.  Siswa tersebut adalah S.8.
Kesalahan  siswa  terjadi  karena  siswa  tidak  bisa menggunakan  konsep  jarak  ketika  yang  diketahui  diameter  roda
dan  banyak  putaran  yang  terjadi  sehingga  banyak  siswa  yang mengkosongkan lembar jawab mereka pada langkah menyelesaikan
rencana  penyelesaian.  Ada  juga  siswa  yang  tidak  mengetahui  jika untuk mencari jarak tempuh, maka harus mencari  keliling terlebih
dahulu. Hal yang dilakukan siswa justru langsung membagi banyak putaran  dengan  diameter,  menuliskan  keliling  sebagai  jarak
tempuh,  dan  siswa  salah  dalam  menghitung  hasil  perkalian  dan menuliskan satuan. Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa :
Gambar 4.1 Hasil pengerjaan S.9
Berdasarkan  Gambar  4.1  dapat  dilihat  bahwa  S.9  salah dalam  menentukan  jarak  rumah  Agus.  Hal  ini  dikarenakan  S.9
tidak  mencari  dahulu  keliling  lingkaran  roda  melainkan  langsung membagi banyak putaran roda dengan diameter.
Gambar 4.2 Hasil pengerjaan S.10
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa S.10 salah dalam
menentukan  jarak  rumah  Agus.  Hal  ini  dikarenakan  S.10 menganggap bahwa jarak rumah agus adalah keliling dari roda.
b Soal nomor Dua
Berikut ini adalah soal nomor dua yang dikerjakan oleh siswa pada tes kemampuan awal :
Sebuah kandang sapi dibuat di atas tanah berukuran 4 m x  4  m.  Seekor  sapi  diikat  dengan  menggunakan  tali
sepanjang  4  m  pada  salah  satu  pojok  luar  kandang. Berapa luas daerah maksimum yang dapat dijelajahi oleh
sapi?    Buatlah  sketsa  untuk  mendukung  jawaban tersebut
Dari  hasil  pengerjaan  soal  nomor  dua  tersebut  terdapat  21
siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 14 siswa belum
mampu  memahami  masalah.  Pada  tahap  merencanakan  penyelesaian, dari  21  siswa  yang  mampu  memahami  masalah,  terdapat  13  siswa
yang mampu merencanakan penyelesaian dan hanya ada 3 siswa yang mampu  menyelesaikan  rencana  penyelesaian  sampai  pada  tahap
mengecek  kembali  dan  menarik  kesimpulan.  Ke-3  siswa  tersebut adalah S.16, S.25, dan S.23.
Kesalahan  siswa  banyak  terjadi  karena  siswa  kurang mendalami konsep dasar luas, sehingga siswa kesulitan mencari luas
lingkaran  berdasarkan  sketsa  yang  telah  siswa  buat  dan  ada  juga siswa yang justru mencari keliling lingkaran. Padahal hampir seluruh
siswa mampu membuat sketsa dari hal-hal yang diketahui dalam soal. Ada  juga  yang  masih  salah  dalam  membedakan  antara  jari-jari  dan
diameter lingkaran, salah dalam melakukan perhitungan dan penulisan
satuan. Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa :
Gambar 4.3 Hasil Pengerjaan S.18
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa S.18 salah dalam
menentukan luas  daerah  maksimum  karena  salah  dalam  menuliskan
rumus luas lingkaran. c
Soal nomor Tiga Berikut ini adalah soal nomor tiga yang dikerjakan oleh siswa
pada tes kemampuan awal : Sebuah  lingkaran  memiliki  luas  19,625
.  Berapakah keliling sebuah lingkaran tersebut?
Berdasarkan hasil pengerjaan soal nomor tiga tersebut terdapat
30  siswa  yang  mampu  memahami  masalah,  dan  terdapat  5  siswa
belum  mampu  memahami  masalah.  Pada  tahap  merencanakan penyelesaian, dari 30 siswa yang mampu memahami masalah, terdapat
4  siswa  yang  mampu  merencanakan  penyelesaian.  Pada  langkah menyelesaikan  rencana  penyelesaian,  dari  4  siswa  yang  mampu
merencanakan  penyelesaian,  hanya  ada  2  siswa  yang  mampu menyelesaikan  rencana  penyelesaian  dan  hanya  ada  1  siswa  sampai
pada langkah memeriksa kembali. Siswa tersebut adalah S.10.
Kesalahan  siswa  terjadi  karena  ada  sebagian  siswa  tidak mengetahui  jika  langkah  pertama  yang  harus  dilakukan  adalah
mencari  jari-jari  lingkaran  terlebih  dahulu  sehingga  ada  beberapa siswa  yang  langsung  mengalikan  luas  lingkaran  dengan
untuk mencari keliling lingkaran, namun ada juga siswa yang tidak mengisi
lembar  jawab  mereka  pada  langkah  menyelesaikan  rencana penyelesaian.  Terdapat  juga  siswa  yang  mengetahui  bahwa  harus
mencari  jari-jari  lingkaran  terlebih  dahulu  akan  tetapi  siswa  tersebut kesulitan  melakukan  perhitungan  dan  menemukan  hasil  perhitungan
yang tepat. Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa :
Gambar 4.4
Hasil Pengerjaan S.16 Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa S.16 salah dalam
melakukan  perhitungan  jari-jari,  padahal  S.16  sudah  mengetahui langkah-langkah untuk melakukan penyelesaian.
d Soal nomor Empat
Pak  Totok  memiliki  kebuh  berbentuk  lingkaran.  Tepat didalam  kebun  tersebut  akan  dibuat  kolam  ikan
berbentuk  persegi  dan  sisanya  akan  ditanami  kangkung seperti pada gambar berikut :
Jika  kolam  ikan  memiliki  panjang  sisi  14  m.  Berapakah keliling kebun dan luas kebun yang ditanami kangkung?
Terdapat  11  siswa  yang  mampu  memahami  masalah,  dan
terdapat 24 siswa belum mampu memahami masalah. Namun dari 11 siswa yang mampu memahami masalah, tidak ada satupun siswa yang
sampai  pada  langkah  merencanakan  penyelesaian,  menyelesaikan rencana  penyelesaian,  dan  memeriksa  kembali.  Hal  ini  disebabkan
karena banyak   siswa yang kehabisan waktu untuk mengerjakan soal. Selain  itu  banyak  siswa  yang  kesulitan  mencari  jari-jari  lingkaran
yang dicari menggunakan rumus Pythagoras dan ada juga siswa yang menganggap sisi persegi merupakan jari-jari lingkaran, padahal hal ini
salah.  Karena  semua  siswa  tidak  menemukan  jari-jari  lingkaran  yang diminta  maka  semua  siswa  salah  dalam  mencari  keliling  dan  luas
kebun. Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa :
Gambar 4.5 Hasil Pengerjaan S.26
Berdasarkan Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa S.26 salah dalam menentukan diameter lingkaran. S.26 menganggap bahwa sisi persegi
adalah  diameter  lingkaran  padahal  hal  tersebut  salah  karena  untuk mencari diameter harus menggunakan rumus Pythagoras.
Berdasarkan analisis kemampuan pemecahan masalah pada tes kemampuan  awal  berdasarkan  langkah-langkah  pemecahan  masalah,
jumlah  siswa  yang  dapat  menyelesaikan  soal  sesuai  dengan  langkah pemecahan masalah sebagai berikut :
Tabel  4.18
Daftar  Jumlah  Siswa  yang  Menyelesaikan  Permasalahan  Tes Kemampuan  Awal  sesuai  Langkah-langkah  Pemecahan  Masalah  dan  Indikator
Soal
No Soal Indikator Soal
Siswa Jumlah
1 Menentukan Jarak tempuh
S.8 1
2 Menentukan Luas sebuah
Lingkaran S.16, S.25, S.32
3 3
Menentukan Keliling sebuah Lingkaran
S.10 1
4 Menghitung Keliling dan Luas
Benda yang mengandung bentuk lingkaran
-
Berdasarkan  Tabel  4.18,  dapat  dilihat  bahwa  terdapat  1  siswa yang  mampu  menyelesaikan  permasalahan  sesuai  dengan  langkah-
langkah  pemecahan  masalah  pada  indikator  soal  menentukan  jarak tempuh  atau  penggunaan  konsep  jarak.  Pada  indikator  soal
menentukan  luas  sebuah  lingkaran  terdapat  3  siswa  yang  mampu menyelesaikan  menyelesaikan  permasalahan  sesuai  dengan  langkah
pemecahan  masalah.  Pada  indikator  menentukan  keliling  sebuah lingkaran terdapat 1 siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan
sesuai dengan langkah pemecahan masalah. Sedangkan pada indikator soal  menghitung  keliling  dan  luas  benda  yang  mengandung  bentuk
lingkaran, tidak ada siswa mampu menyelesaikan permasalahan sesuai dengan langkah pemecahan masalah.
2 Analisis Berdasarkan Rata-Rata tiap Langkah Pemecahan Masalah
Selain  dengan  melihat  kemampuan  pemecahan  masalah melalui  jumlah  siswa  yang  menyelesaikan  indikator  soal  sesuai
langkah  pemecahan  masalah,  kemampuan  pemecahan  masalah juga  dianalisis  berdasarkan  rata-rata  tiap  langkah  pemecahan
masalah seperti disajikan dalam Tabel 4.19 di bawah ini :
Tabel 4.19 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Tes kemampuan awal
Berdasarkan Rata-rata tiap Langkah Pemecahan Masalah
No Langkah
Soal No 1
Soal No 2
Soal No 3
Soal No 4
Rata- Rata
1 Memahami
Masalah 28 siswa
80,00 21 siswa
60,00 30 siswa
85,71 11 siswa
31,43 64,29
2 Merencanakan
Penyelesaian 5 siswa
14,28 19 siswa
54,28 4 siswa
11,43 0 siswa
19,99
No Langkah
Soal No 1
Soal No 2
Soal No 3
Soal No 4
Rata- Rata
3 Melaksanakan
Rencana Penyelesaian
2 siswa 5,71
4 siswa 11,43
2 siswa 5,71
0 siswa 5,71
4 Memeriksa
Kembali 1 siswa
2,86 3 siswa
8,57 1 siswa
2,86 0 siswa
3,57
Berdasarkan Tabel 4.19, dapat dilihat bahwa rata-rata untuk langkah  memahami  masalah  sebesar  64,29,  untuk  langkah
merencanakan  penyelesaian  sebesar  19,99,  untuk  langkah melaksanakan  rencana  penyelesaian  sebesar  5,71,  sedangkan
untuk  langkah  memeriksa  kembali  sebesar  3,57.  Dari  hasil tersebut  dapat  dilihat  bahwa  langkah  yang  paling  sedikit
dilaksanakan  oleh  siswa  adalah  mengecek  kembali  dan  menarik kesimpulan.  Namun  hal  ini  bisa  terjadi  karena  siswa  tidak  bisa
menyelesaikan  langkah  melaksanakan  rencana  penyelesaian sehingga  berdampak  pada  tidak  terlaksananya  langkah  memeriksa
kembali.  Dari  hasil  tersebut  juga  bisa  dilihat  bahwa  siswa  paling menguasai  dan  langkah  yang  dilaksanakan  oleh  siswa  adalah
langkah memahami masalah. 3
Analisis Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM Tingkat
kemampuan siswa
dapat diukur
dengan menganalisis  tes  kemampuan  awal  berdasarkan  KKM,  selain
menggunakan  jumlah siswa  yang menyelesaikan  permasalahan  tes kemampuan awal sesuai langkah pemecahan masalah dan rata-rata
tiap  langkah  pemecahan  masalah  yang  telah  dijelaskan  di  atas. Berikut  ini  adalah  tabel  nilai  hasil  tes  kemampuan  awal  dengan
range nilai setiap siswa 0
– 100. Dari  tabel  dapat  dianalisis  data  tes  kemampuan  awal
berdasarkan KKM  yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75, sebagai berikut :
Tabel 4.20 Ketercapaian Tes Kemampuan Awal berdasarkan KKM
Siswa Kemampuan Awal
Ketuntasan Tuntas
Tidak Tuntas
S.1 17
S.2
22
S.3 35
S.4
29
S.5
25
S.6 23
S.7
50
S.8 52
S.9
25
S.10
55
S.11 22
S.12
23
S.13
12
S.14 25
S.15
25
S.16 65
S.17
22
S.18
33
S.19 41
S.20
24
S.21 44
S.22 14
S.23
17
S.24 10
Siswa Kemampuan Awal
Ketuntasan Tuntas
Tidak Tuntas
S.25
43
S.26 39
S.27
38
S.28
14
S.29 35
S.30
27
S.31 20
S.32 29
S.33 -
- -
S.34
15
S.35 35
S.36
8 Rata-Rata
28,14
Berdasarkan  Tabel 4.20, dapat  dilihat bahwa  dari 35  siswa yang mengikuti tes kemampuan awal, tidak ada satupun siswa yang
mendapatkan  nilai  tuntas  atau  mendapatkan  nilai  lebih  dari  75. Sedangkan rata-rata nilai seluruh siswa pada tes kemampuan awal
ini adalah 28,14. b.
Analisis Data Tes Hasil Belajar 1
Analisis Berdasarkan Jumlah Siswa yang Menyelesaikan Indikator Soal sesuai Langkah Pemecahan Masalah
Tingkat  perkembangan  kemampuan  pemecahan  masalah siswa  dapat  diukur  dengan  menganalisis  hasil  pengerjaan  tes  hasil
belajar  berdasarkan  jumlah  siswa  yang  menyelesaikan  indikator
soal  sesuai  langkah  pemecahan  masalah  yang  disajikan  dalam
Tabel 4.21 berikut ini :
Tabel  4.21 Distribusi  Jumlah  Siswa  yang  Menyelesaikan  Indikator  Soal  sesuai
Langkah Pemecahan Masalah Pada Tes Hasil Belajar
No Langkah Pemecahan
Masalah Soal
No 1 Soal
No 2 Soal
No 3 Soal
No 4
1 Memahami Masalah
30 siswa 34 siswa
31 siswa 25 siswa
2 Merencanakan Penyelesaian
18 siswa 10 siswa
11 siswa 10 siswa
3 Menyelesaikan Rencana
Penyelesaian 8 siswa
10 siswa 4 siswa
2 siswa 4
Memeriksa Kembali 9 siswa
10 siswa 14 siswa
3 siswa
Berdasarkan  Tabel  4.21,  dapat  dilihat  rincian  data  jumlah  siswa yang  menyelesaikan  indikator  soal  sesuai  langkah  pemecahan  masalah
sebagai berikut : a
Soal nomor Satu Berikut ini adalah soal nomor satu  yang dikerjakan oleh
siswa pada tes hasil belajar : Icha  memiliki  sebuah  kolam  ikan  berbentuk
lingkaran  yang  memiliki  diameter  19,4  m.  Karena akan  ada  salju  yang  sangat  dingin  maka  kolam
tersebut  akan  diberikan  penutup.  Direncanakan penutup  tersebut  memiliki  lebar  30  cm  lebih  dari
bibir  kolam.  Berapakah  luas  penutup  yang diperlukan?
Dari  hasil  pengerjaan  soal  nomor  satu  tersebut  terdapat
30 siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 6 siswa
belum  mampu  memahami.  Pada  langkah  merencanakan penyelesaian,  dari  30  siswa  yang  mampu  memahami  masalah,
terdapat  18  siswa  yang  mampu  merencanakan  penyelesaian. Pada langkah menyelesaian rencana penyelesaian, dari 18 siswa
yang  mampu  merencanakan  penyelesaian,  hanya  ada  8  siswa yang  mampu  menyelesaikan  rencana  penyelesaian  sampai  pada
langkah  memeriksa  kembali.  Ke-8  siswa  tersebut  adalah  S.6, S.7, S.16, S.22, S.26, S.28, S.35, dan S.36.
Kesalahan  siswa  masih  terjadi  karena  siswa  masih kesulitan  dan  salah  dalam  menentukan  jari-jari  dari  penutup
sehingga  sebagian  besar  siswa  salah  dalam  menentukan  luas penutup. Terdapat juga siswa yang masih kurang teliti dan salah
dalam  penulisan  satuan.  Berikut  ini  contoh  hasil  pekerjaan
siswa:
Gambar 4.6 Hasil Pengerjaan S.19
Berdasarkan Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa S.19 salah dalam  menentukan  jari-jari  penutup  kolam.  Hal  ini  terjadi
karena  S.19  kurang  teliti  bahwa  yang  diketahui  adalah  19,4  m bukan 19,4 cm seperti yang dituliskan S.19 dalam sktesa.
b Soal nomor Dua
Berikut  ini  adalah  soal  nomor  dua  yang  dikerjakan  oleh siswa pada tes hasil belajar :
Alat  musik  bass  drum  memiliki  penampang berbentuk  lingkaran  dengan  luas  5024
. Berapakah
keliling penampang
bass drum
tersebut?
Dari  hasil  pengerjaan  soal  nomor  dua  tersebut  terdapat
34 siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 2 siswa
belum mampu memahami masalah. Pada langkah merencanakan penyelesaian,  dari  34  siswa  yang  mampu  memahami  masalah,
terdapat  10  siswa  yang  mampu  merencanakan  penyelesaian. Pada  langkah  menyelesaikan  rencana  penyelesaian,  10  siswa
tersebut  mampu  menyelesaikan  rencana  penyelesaian  sampai pada  langkah  memeriksa  kembali.  Ke-10  siswa  tersebut  adalah
S.6, S.8, S.9, S.15, S.16, S.22, S.27, S.28, S.31, dan S.36. Kesalahan siswa masih terjadi karena siswa salah dalam
melakukan  perhitungan,  padahal  sebagian  besar  siswa  sudah mengetahui  bahwa  langkah  pertama  yang  dilakukan  adalah
mencari jari-jari.  Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa :
Gambar 4.7 Hasil Pengerjaan S.7
Berdasarkan  Gambar  4.7  dapat  dilihat  bahwa  S.7  salah dalam  menentukan  jari-jari  bass  drum  karena  kurang  teliti
padahal  S.7  sudah  mengetahui  langkah-langkah  penyelesaian yang tepat.
c Soal nomor Tiga
Berikut ini adalah soal  nomor  tiga  yang dikerjakan oleh siswa pada tes hasil belajar :
Valentino  Rossi  akan  melakukan  uji  coba motornya  di  sirkuit  Internasional  Sentul  yang
memiliki  panjang  sirkuit  4,62  km.  Jika  diameter roda  adalah  49  cm.  Berapa  kali  putaran  roda  yang
terjadi?
Dari  hasil  pengerjaan  soal  nomor  tiga  tersebut  terdapat
31 siswa yang mampu memahami masalah, dan terdapat 5 siswa
belum mampu memahami masalah. Pada langkah merencanakan penyelesaian,  dari  31  siswa  yang  mampu  memahami  masalah,
terdapat 8 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian. Pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian, dari 8 siswa yang
mampu  merencanakan  penyelesaian,  hanya  ada  3  siswa  yang mampu  melaksanakan  rencana  penyelesaian  sampai  pada
langkah  memeriksa  kembali.  Ke-3  siswa  tersebut  adalah  S.10, S.21, dan S.27.
Kesalahan  siswa  masih  terjadi  karena  kurang  teliti  dan salah  dalam  perhitungan.  Kesalahan  siswa  juga  terjadi  karena
siswa  lupa  dalam  menggunakan  konsep  jarak  ketika  yang diketahui  jarak  tempuh  dan  diameter  roda,  namun  siswa  tidak
mengkosongkan lembar jawab mereka pada proses menerapkan strategi  untuk  menyelesaikan  masalah  melainkan  mengerjakan
sebisa mereka. Ada juga siswa yang lupa menuliskan rumusnya. Berikut ini contoh hasil pekerjaan siswa :
Gambar 4.8 Hasil Pengerjaan S.11
Berdasarkan Gambar 4.8 dapat  dilihat bahwa S.11 tidak teliti  dalam  menggunakan  hal-hal  yang  diketahui.    S.11
menganggap  diameter  roda  sebagai  jari-jari  roda,  sehingga mengakibatkan S.11 salah dalam menentukan keliling lingkaran.
Walaupun  S.11  juga  masih  mengalami  salah  konsep  karena menganggap  banyak  putaran  dicari  hanya  dengan  mencari
keliling roda.
d Soal nomor Empat
Berikut  ini  adalah  soal  nomor  empat  yang  dikerjakan oleh siswa pada tes hasil belajar :
Dinas  Pekerjaan  umum  memiliki  tanah  berbentuk persegi. Tepat di tengah persegi tersebut akan dibuat
kolam  air  mancur  berbentuk  lingkaran  dan  sisanya ditanami bunga seperti pada gambar berikut ini :
Jika  tanah  Dinas  Pekerjaan  Umum  memiliki panjang sisi 42 m. Hitunglah :
a. Keliling kolam air mancur b. Luas tanah yang ditanami bunga
Dari hasil pengerjaan soal nomor empat terdapat 25 siswa
yang  mampu  memahami  masalah,  dan  terdapat  10  siswa  belum
mampu  memahami  masalah.  Pada  tahap  merencanakan penyelesaian,  dari  25  siswa  yang  mampu  memahami  masalah,
terdapat  8  siswa  yang  mampu  merencanakan  penyelesaian.  Pada tahap  menyelesaikan  rencana  penyelesaian,  dari  8  siswa  yang
mampu  merencanakan  penyelesaian,  hanya  ada  2  siswa  yang mampu  menyelesaikan  rencana  penyelesaian  sampai  pada
langkah memeriksa kembali. Ke-2 siswa tersebut adalah S.25 dan S.27.
Pada  soal  ini  siswa  sudah  mengetahui  bahwa  jari-jari lingkaran  merupakan  sisi  dari  persegi,  sehingga  siswa  dapat
menentukan keliling dan luas kolam. Kesalahan siswa yang masih terjadi adalah siswa tidak mengurangkan luas persegi dengan luas
kolam,  sehingga  masih  banyak  siswa  yang  salah  ketika  mencari luas tanah yang ditanami bunga. Masih ada juga siswa yang salah
dalam  penulisan  satuan.  Berikut  ini  contoh  hasil  pengerjaan siswa:
Gambar 4.9 Hasil Pengerjaan S.35
Berdasarkan Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa S.35 kurang teliti dalam menuliskan satuan padahal perhitungan dan penggunaan rumus
sudah tepat. Berdasarkan analisis kemampuan pemecahan masalah pada tes
hasil belajar melalui langkah pemecahan masalah, jumlah siswa yang dapat  menyelesaikan soal  sesuai dengan  langkah pemecahan masalah
dan indikator soal adalah sebagai berikut :
Tabel  4.22 Daftar  Jumlah  Siswa  yang  Menyelesaikan  Permasalahan  Tes  Hasil
Belajar sesuai Langkah Pemecahan Masalah dan Indikator Soal
No Soal Indikator Soal
siswa Jumlah
3 Menentukan Banyak Putaran
S.10, S.21, S.27 3
1 Menentukan Luas sebuah
Lingkaran S.6, S.7, S.16, S.22,
S.26, S.28, S.35, S.36
8
2 Menentukan Keliling sebuah
Lingkaran S.6, S.8, S.9, S.15,
S.16, S.22, S.27, S.28, S.31, S.36
10
4 Menghitung Keliling dan Luas
Benda yang mengandung bentuk lingkaran
S.25, S.27 2
Berdasarkan Tabel 4.22, dapat dilihat bahwa pada indikator soal  menentukan  banyak  putaran  atau  penggunaan  konsep  jarak
terdapat 3 siswa  yang mampu menyelesaikan permasalahan sesuai dengan  langkah  pemecahan  masalah.  Pada  indikator  soal
menentukan  luas  sebuah  lingkaran  terdapat  8  siswa  yang  mampu menyelesaikan  menyelesaikan  permasalahan  sesuai  dengan
langkah  pemecahan  masalah.  Pada  indikator  menentukan  keliling sebuah  lingkaran  terdapat  10  siswa  yang  mampu  menyelesaikan
permasalahan  sesuai  dengan  langkah  pemecahan  masalah. Sedangkan pada indikator soal menghitung keliling dan luas benda
yang mengandung bentuk lingkaran sebanyak 2 siswa yang mampu menyelesaikan  permasalahan  sesuai  dengan  langkah  pemecahan
masalah. 2
Analisis Berdasarkan Rata-rata tiap Langkah Pemecahan Masalah Selain
dengan melihat
perkembangan kemampuan
pemecahan  masalah  melalui  jumlah  siswa  yang  menyelesaikan indikator  soal  sesuai  langkah  pemecahan  masalah,  perkembangan
pemecahan  masalah  juga  dianalisis  berdasarkan  rata-rata  tiap langkah pemecahan masalah seperti disajikan dalam Tabel 4.23 di
bawah ini.
Tabel  4.23 Persentase  Kemampuan  Pemecahan  Masalah  Tes  Hasil  Belajar
Berdasarkan Rata-rata Setiap Langkah Pemecahan Masalah
No Langkah
Pemecahan Masalah
Soal No 1
Soal No 2
Soal No 3
Soal No 4
Rata- Rata
1 Memahami Masalah
30 siswa 83,33
34 siswa 94,44
31 siswa 86,11
25 siswa 69,44
83,33 2
Merencanakan Penyelesaian
18 siswa 50,00
10 siswa 27,78
11 siswa 30,56
10 siswa 27,78
34,03 3
Menyelesaikan Rencana
Penyelesaian 8 siswa
22,22 10 siswa
27,78 4 siswa
11,11 2 siswa
5,55 16,67
4 Memeriksa Kembali
9 siswa 25,00
10 siswa 27,78
14 siswa 50,40
3 siswa 8,33
27,88
Berdasarkan Tabel 4.23, dapat dilihat bahwa rata-rata untuk langkah  memahami  masalah  sebesar  83,33,  untuk  langkah
merencanakan  penyelesaian  sebasar  34,03,  untuk  langkah menyelesaikan  rencana  penyelesaian  sebesar  16,67,  sedangkan
untuk langkah memeriksa kembali sebesar 27,88. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa langkah yang paling
rendah  dilaksanakan  oleh  siswa  adalah  langkah  menyelesaikan rencana penyelesaian. Hal ini berbeda dengan tes kemampuan awal
yang  menunjukkan  bahwa  langkah  yang  paling  rendah dilaksanakan oleh siswa adalah langkah memeriksa kembali. Yang
mengakibatkan  hal  ini  terjadi  pada  tes  hasil  belajar  adalah  siswa kurang  tepat  dalam  melakukan  langkah  menyelesaikan  rencana
penyelesaian seperti tidak menuliskan rumus. Berdasarkan  Tabel  4.23  juga  bisa  dilihat  bahwa  siswa
paling  banyak  melakukan  dan  menguasai  langkah  memahami
masalah.  Pada  indikator  ini  juga  terjadi  perkembangan dibandingkan tes kemampuan awal yang mulanya 64,29 menjadi
83,33. 3
Analisis Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM Tingkat  kemampuan  siswa  dapat  diukur  dengan
menganalisis  tes  hasil  belajar  berdasarkan  KKM,  selain menggunakan  jumlah  siswa  yang  menyelesaikan  permasalahan
tes hasil belajar sesuai  langkah pemecahan masalah dan rata-rata tiap  langkah  pemecahan  masalah  yang  telah  dijelaskan  di  atas.
Berikut ini adalah  tabel nilai  hasil tes  hasil belajar dengan  range nilai setiap siswa 0
– 100. Dari tabel dibawah ini dapat dianalisis data tes hasil belajar
berdasarkan KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75, sebagai berikut :
Tabel 4.24
Ketercapaian Tes Hasil Belajar berdasarkan KKM
Siswa Kemampuan Awal
Ketuntasan Tuntas
Tidak Tuntas
S.1 22
S.2
18
S.3
50
S.4 64
S.5
19
S.6 83
S.7
77
S.8
89
S.9 88
S.10
87
S.11
35
Siswa Kemampuan Awal
Ketuntasan Tuntas
Tidak Tuntas
S.12 59
S.13
20
S.14 40
S.15
83
S.16
96
S.17 30
S.18
64
S.19
51
S.20 48
S.21
68
S.22 68
S.23
65
S.24
24
S.25 79
S.26
64
S.27
98
S.28 93
S.29
40
S.30 38
S.31
53
S.32
46
S.33 35
S.34
7
S.35 75
S.36 49
Rata-Rata 56,25
Berdasarkan Tabel 4.24, dapat diketahui bahwa dari 36 siswa yang mengikuti  tes  hasil  belajar,  terdapat  11  siswa  yang  mendapatkan  nilai
tuntas  dan  terdapat  25  siswa  yang  mendapatkan  nilai  belum  tuntas dengan  rata-rata  nilai  seluruh  siswa  pada  tes  hasil  belajar  ini  adalah
56,25.
Hal  ini  menunjukkan  bahwa  telah  terjadi  peningakatan  jumlah siswa  yang  mendapatkan  nilai  tuntas  dibandingkan  dengan  tes
kemampuan  awal.  Begitu  juga  dengan  rata-rata  nilai  seluruh  siswa, telah terjadi peningkatan rata-rata nilai seluruh siswa dibandingkan nilai
tes kemampuan awal dari nilai 28,14 menjadi 56,25. 4.
Analisis Hasil Wawancara  Siswa Wawancara  yang  dilakukan  dari  5  siswa  yang  dipilih  berdasarkan
hasil  pengamatan  saat  pelaksanaan  pembelajaran  dan  hasil  belajar  siswa. Beberapa  pertanyaan  yang  diajukan  oleh  peneliti  kepada  siswa  adalah
berikut ini : a.
Perasaan Selama Mengikuti Pembelajaran Berbasis Masalah Pertanyaan  ini  diajukan  untuk  mengetahui  tentang  perasaan  yang
dialami  siswa  serta  antusias  siswa  selama  mengikuti  pembelajaran berbasis masalah yang telah dilaksanakan selama 6 kali pertemuan.
P : Bagaimana perasaanmu selama mengikuti pembelajaran
berbasis  masalah? Mengapa? S.4
: Senang, karena dapat memecahkan masalah bersama dengan teman.  Saya  juga  semangat  karena  bisa  mendapatkan  ilmu
yang baru. S.12  : Bingung, karena saat kerja kelompok hanya saya yang
mengerjakan. Tapi walaupun bingung saya tetap semangat mengikuti pembelajaran.
S.27`  : Pertama buyer karena tidak dong cara mengerjakannya
bagaimana,  tapi  lama-lama  setelah  dijelaskan  saya  merasa mengerjakannya oke
– oke saja, tidak buyer. S.28  : Kadang senang kadang sedih, sedih disaat saya tidak bisa
mengerjakan  soal-soal  yang  diberikan.  Senang  bila  bisa memecahkan  soal-soal  tersebut  dengan  baik.  Selain  itu  saya
semangat  mengikuti  pembelajaran  karena  saya  sekolah tujuannya adalah untuk belajar.
S.34   : Senang karena bisa santai dalam pembelajaran dan bisa menerapkan  materi  melalui  latihan  soal.  Saya  juga  semangat
karena pembelajaran menarik ada prakteknya. Berdasarkan  hasil  wawancara  tentang  perasaan  siswa  di  atas
dapat  dilihat  bahwa  siswa  merasa  senang  dan  semangat  dalam mengikuti  pembelajaran,  dikarenakan  siswa  mendapatkan  ilmu  yang
baru,  siswa  dapat  menerapkan  ilmu  melalui  latihan  soal,  dapat berdiskusi  menyelesaikan  masalah  bersama  kelompok,  dan  siswa
dapat  melakukan  praktek  langsung.  Walaupun  ada  juga  siswa  yang awalnya  pusing,  bingung  dan  sedih  ketika  tidak  bisa  mengerjakan
masalah  yang  diberikan  dan  karena  merasa  hanya  sendirian  dalam menyelesaikan permasalahan dalam kelompok.
b. Pemahaman Materi melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Pertanyaan  ini  diajukan  untuk  mengetahui  pendapat  siswa tentang  pemahaman  materi  yang  dipelajari  yaitu  keliling  dan  luas
lingkaran melalui pembelajaran berbasis masalah.
P : Apakah dengan pembelajaran berbasis masalah dapat
membantu  dan  mempermudah  kamu  dalam  mempelajari  dan memahami materi keliling dan luas lingkaran?
S.4 : Ya, saya menjadi lebih mudah memahami keliling lingkaran
melalui praktek. S.12  : Lebih mudah memahami ketika praktek.
S.27`  : Lebih membantu, karena bisa tau mencari nilai pi. Padahal awalnya saya tidak tahu nilai pi itu diperoleh dari mana.
S.28  : Bisa sih, karena masalah itu berkaitan dengan mencari keliling  dan  luas  lingkaran  sehingga  kita  lebih  mahir
menyelesaikan soal itu terlebih ada prakteknya. S.34   : Merasa terbantu, agak ada tambahannya.
Berdasarkan hasil wawancara tentang pemahaman materi yang dipelajari  yaitu  keliling  dan  luas  lingkaran  melalui  pembelajaran
berbasis  masalah  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  siswa  merasa  terbantu dan memudahkan siswa memahami materi keliling dan luas lingkaran
melalui pembelajaran berbasis masalah terlebih karena adanya praktek yang dilakukan.
c. Langkah-langkah dalam Melakukan Penyelesaian Permasalahan
Pertanyaan  ini  diajukan  untuk  mengetahui  caralangkah- langkah  yang  dilakukan  oleh  siswa  ketika  siswa  diberikan
permasalahan yang disajikan dalam LKS. P
: Ketika saya memberikan permasalahan dalam LKS, berapa
kali membaca soal untu memahaminya? bagaimana langkah- langkahmu  untuk  menyelesaikan  permasalahan  tersebut?
apakah  kamu  selalu  mengecek  dan  meneliti  kembali  hasil penyelesaianmu?
S.4 : Biasanya saya membaca soal berulang-ulang untuk
memahami  soal.  Caranya  adalah  memahami  soal  dan menuliskan  diketahui,  agar  lebih  mudah  dalam  mengerjakan
dan  memahaminya.  Saya  langsung  mengumpulkan  hasil tanpa saya teliti dahulu karena saya rasa sudah benar.
S.12  : Kalau saya  ya berulang-ulang untuk memahami soal. Caranya
menuliskan diketahui
karena diketahui
itu memudahkan  kita  mempercepat  memecahkan  masalah.  Saya
cek  hasilnya  setelah  saya  selesai  mengerjakan  semua  soal agar menghemat waktu.
S.27`  : Saya biasanya membaca soal 1-3 kali untuk memahaminya. Langkah  penyelesaiannya  menuliskan  diketahui,  ditanyakan,
melakukan  penyelesaian,  dan  menuliskan  kesimpulan. Bagaian  yang  paling  sulit  bagi  saya  adalah  bagian
pemahaman.  Kalau  saya  selesaian  semua  soal  baru  saya koreksi, bukan per nomor saya koreksi.
S.28  : Kemarin ada soal yang sulit dipahami tetapi ada juga soal yang  mudah  dipahami,  namun  biasanya  saya  berulang-ulang
untuk  memahami  soal.  Cara  menyelesaikan  masalah  yang
pertama  memahami  soal,  kemudian  kita  cari  yang  diketahui itu  apa  misal  jari-jari  atau  diameter,  kemudian  mencari
masalah yang mau dipeacahkan itu apa, setelah itu menjawab. Saya  melakukan  langkah  ini  karena  saya  sudah  terbiasa  dan
terlihat  rapi.  Diakhir  saya  menuliskan  jadi  yang  berisikan jawaban
dari permasalahan.
Kebanyakan langsung
mengumpulkan,  namun  kalau  saya  benar-benar  ragu  baru saya teliti lagi supaya jawabanya tepat.
S.34  :  Saya  harus  berulangkali  membaca  soal  agar  paham. Menuliskan
diketahui, ditanyakan,
dan jawab.
Saya menuliskan  itu  karena  biar  jelas.  Saya  tidak  menuliskan
kesimpulan  keran  saya  kan  orangnya  agak  bingung,  dulu  pas SD  sampai  kelas  VII  ajarannya  sampai  jawab.    Ya  kadang-
kadang  saya  teliti,  hanya  kadang-kadang  karena  lupa  dan kesusu.
Berdasarkan  hasil  wawancara  tentang  langkah-langkah  yang dilakukan untuk melakukan penyelesaian masalah di atas dapat dilihat
bahwa  semua  siswa  harus  berulang-ulang  dalam  membaca  soal  agar siswa  memahami  soal  yang  diberikan.  Semua  siswa  telah  melakukan
penyelesaian permasalahan sesuai dengan proses pemecahan masalah, meskipun  S.34  tidak  melakukan  kegiatan  menyimpulkan  karena
merasa  bingung  dan  sejak  SD  hanya  diajarkan  menuliskan  sampai tahap  penyelesaian.  Siswa  tidak  selalu  melakukan  pengecekan
jawaban  hasil  penyelesaian  karena  berbagai  alasan,  ada  yang  lupa, terburu-buru, dan merasa jawabannya telah benar.
d. Kendala dan Masukan untuk Pembelajaran Berbasis Masalah
Pertanyaan  ini  diajukan  untuk  mengetahui  kendala  yang dialami  siswa  selama  mengikuti  pembelajaran  berbasis  masalah  dan
untuk  mengetahui  pendapat  dan  masukan  siswa  terkait  perbaikan pembelajaran.
P : Apakah ada kendala atau kesulitan yang kamu alami selama
mengikuti  pembelajaran  berbasis  masalah  dan  apakah  ada masukan untuk pembelajaran?
S.4 : Ada sedikit kesulitan tentang luas lingkaran, lebih sulit
dipahami.  Kendalanya  rame  saat  pembelajaran.  Tidak  ada masukan karena pembelajaran sudah baik.
S.12  : Kendalanya adalah teman tidak bisa diajak bekerjasama, selain itu suasana kelas rame sehingga memecah konsentrasi.
Masukannya diperbaiki pengajarannya artinya lebih kondusif tidak rame.
S.27`  : Kendalanya ketika ada teman satu kelompok yang terlalu tidak  dong,  saya  bingung  sendiri  mengajarinya  dan  suasana
kelas gaduh sehingga agak lama memahaminya. Masukannya guru  langsung  saja  mengajari,  jika      siswa  tidak  bisa
langsungtanya  saja  kepada  guru  buka  ke  temannya  karena belum tentu temannya bisa mengajari.
S.28  : Kendalanya cuma mas sepnu nerangin pada rame. Kritiknya supaya  suasananya  lebih  kondusif,  sebelum  ada  tes
kemampuan awal dilandasi materi dahulu  agar   siswa punya dasar.
S.34     : Kesulitannya mencari keliling pakai benang, gak bisa kalau benangnya  tipis.  Kendalanya  biasanya  pas  mengerjakan
belum  kepikiran  kalau  itu  rumusnya  kemudian  pas mengerjakan  ada  temennya  manggil  terus  malah  lupa.  Tidak
ada  masukan  karena  pembelajaran  sudah  baik  dan menyenangkan.
Berdasarkan  hasil  wawancara  tentang  kendala  dan  masukan untuk  pembelajaran  berbasis  masalah  di  atas  dapat  dilihat  bahwa
kendala  yang paling banyak dialami  siswa adalah suasana kelas yang rame  dan  kurang  kondusif.  Hal  yang  menyebabkan  adalah  ada
beberapa  siswa  yang  membicarakan  hal  lain  di  luar  kontks pembelajaran  sehingga  siswa  memberikan  masukan  agar  manajemen
atau  pengaturan  kelas  lebih  baik  lagi  agar  suasananya  tenang  dan siswa dapat berkonsentrasi untuk belajar.
D. Pembahasan