Pembahasan ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

otonomi dan umpan balik dengan kepuasan kerja. Hasil perhitungan dengan komputer juga menunjukkan nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,722 ini menunjukkan bahwa hubungan dari variabel-variabel dalam karakteristik pekerjaan dengan kepuasan kerja karyawan sebesar 72,2. Dari hasil uji signifikansi koefisien korelasi berganda diperoleh harga F 30,700 lihat lampiran pada tabel Anova yang lebih besar dari F tabel sebesar 2,36. Hal ini menujukkan bahwa hubungan tersebut signifikan.

G. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik pekerjaan dengan kepuasan kerja karyawan Hotel Baron Indah Solo. Berbagai pekerjaan yang ada memiliki jenis dan sifat yang berbeda, namun setiap pekerjaan mempunyai dimensi inti yang merupakan ciri kesamaan dari berbagai pekerjaan tersebut. Dimensi inti dari pekerjaan yang dimaksud adalah karakteristik pekerjaan. Hackman dan Oldham dalam Kreitner dan Kinici, 2005: 264 berpendapat, bahwa organisasi yang memiliki kebutuhan untuk berkembang yang tinggi akan lebih responsif terhadap pekerjaan dengan karakteristik pekerjaan tertentu. 1. Hubungan Keragaman Keterampilan dengan Kepuasan Kerja Karyawan Dari hasil penelitian menujukkan bahwa keragaman ketrampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi, dan umpan balik berhubungan kuat dengan kepuasan kerja. Menurut Hackman dan Oldham dalam Kreitner dan Kinici, 2005: 266 karakteristik pekerjaan dapat menyebabkan kondisi psikis yang dapat menimbulkan motivasi kerja internal yang tinggi, kepuasan pekerjaan yang tinggi, kepuasan pertumbuhan yang tinggi, dan keefektifan pekerjaan yang tinggi pula. Kondisi psikis tersebut yaitu, pertama, pengakuan memberi arti; yaitu individu harus merasakan pekerjaannya berarti atau penting dengan suatu sistem nilai yang diterima, kedua, pengalaman bertanggung jawab; yaitu individu harus yakin bahwa secara pribadi dirinya dapat diperhitungkan untuk dari usaha yang dilakukanya, ketiga, pengetahuan tetang hasil kerja; yaitu individu harus mampu menentukan, pada suatu dasar yang cukup teratur, apakah hasil dari pekerjaanya memuaskan atau tidak. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa nilai r hitung sebesar 0,696; nilai r tabel sebesar 0,244; dengan signifikansi sebesar p lebih kecil dari 0,05 p 0,05. Oleh karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel 0,696 0,244 dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 p 0,05, maka ada hubungan antara keragaman keterampilan dengan kepuasan kerja karyawan Hotel Baron Indah Solo, artinya semakin banyak keragaman keterampilan karyawan maka akan semakin puas kerja karyawan. Apabila seorang karyawan menggunakan seluruh keterampilan yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaan, maka akan merasa bahwa keterampilan yang dimiliki mempunyai manfaat bagi pekerjaan dan perusahaan serta memberikan kesempatan untuk lebih berkembang sehingga karyawan akan merasakan bahwa pekerjaan itu berarti. Menurut Hackman dan Oldham dalam Kreitner dan Kinici, 2005: 266 setiap pekerjaan dapat dideskripsikan dalam lima inti yang disebut model karakteristik pekerjaan, dimensi inti yang pertama, keragaman ketrampilan yaitu tingkat sejauh mana pekerjaan itu memerlukan seorang pekerja yang mampu melakukan berbagai tugas yang mengharuskannya menggunakan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan, menyelesaikan pekerjaan dengan keterampilan yang dimiliki dan menggunakan variasi keterampilan meskipun tugas pekerjaan sederhana. 2. Hubungan Identitas Tugas dengan Kepuasan Kerja Karyawan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan analisis korelasi product moment menunjukkan bahwa identitas tugas berhubungan positif dengan kepuasan kerja karyawan Hotel Baron Indah Solo. Hal ini dibuktikan dengan nilai r hitung sebesar 0,641; nilai r tabel sebesar 0,244; dengan signifikansi sebesar p lebih kecil dari 0,05 p0,05. Oleh karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel 0,6410,244 dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 p0,05. Penyelesaian pekerjaan secara utuh berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan. Apabila karyawan mampu menyelesaikan pekerjaannya dari awal sampai akhir dengan hasil yang nyata, maka karyawan akan mengalami perasaan kelengkapan dalam menyelesaikan pekerjaan, akan merasa mampu menyelesaikan seluruh potongan pekerjaan secara utuh. Sehingga karyawan merasa bahwa pekerjaannya itu berarti dan akan timbul kepuasan pada karyawan. Menurut Wekley dan Yukl dalam Mangkunegara, 2000: 117 tentang kepuasan kerja yaitu sebagai karyawan merasakan dirinya atas pekerjaannya. Identitas tugas merupakan tingkat sejauh mana pekerjaan itu mengharuskan seorang pekerja untuk melaksanakan seluruh pekerjaan secara lengkap yang dapat diidentifikasi. Dengan kata lain sejauh mana penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan dapat dilihat hasilnya dan dapat dikenali sebagai hasil kinerja seseorang. 3. Hubungan Signifikansi Tugas dengan Kepuasan Kerja Karyawan Signifikansi tugas merupakan tingkat sejauh mana pekerjaan mempunyai dampak yang berarti bagi kehidupan orang lain, baik orang tersebut merupakan rekan sekerja dalam suatu perusahaan yang sama maupun orang lain di lingkungan sekitar. Jika tugas dirasakan penting dan berarti oleh tenaga kerja, hasil pekerjaan mempunyai manfaat, berguna bagi orang lain maupun rekan kerja, maka ia cenderung mempunyai kepuasan kerja. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai r hitung sebesar 0,638; nilai r tabel sebesar 0,244; dengan signifikansi sebesar p lebih kecil dari 0,05 p 0,05. Oleh karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel 0,638 0,244 dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 p 0,05, artinya terdapat hubungan positif antara signifikansi tugas dengan kepuasan kerja karyawan Hotel Baron Indah Solo. Apabila pekerjaan yang dilakukan memiliki dampak yang besar bagi orang lain maka karyawan akan merasa bahwa apa yang sudah dilakukan berarti bagi rekan-rekan sekerja yang lain dan dapat membantu kelancaran pekerjaan karyawan lain sehingga akan timbul kepuasan bekerja. Menurut Blum dalam Anoraga, 1992: 82 mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja. Salah satu faktor yang menimbulkan kepuasan kerja yaitu faktor Sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial, baik antara sesama karyawan, dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya. 4. Hubungan Otonomi Tugas dengan Kepuasan Kerja Karyawan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan analisis korelasi product moment menunjukkan bahwa otonomi tugas berhubungan secara positif dengan kepuasan kerja karyawan Hotel Baron Indah Solo, hal ini dibuktikan dengan hasil analisis nilai r hitung sebesar 0,539; nilai r tabel sebesar 0,244; dengan signifikansi sebesar p lebih kecil dari 0,05 p0,05. Oleh karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel 0,5390,244 dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 p0,05. Karyawan yang bebas dan leluasa dalam menetapkan langkah kerja dan mengerjakan pekerjaan menurut cara yang sesuai dengan kemampuannya, maka karyawan akan merasa bahwa diberi kesempatan untuk menggunakan pemikiran dan kemampuannya sendiri tanpa perintah dari pimpinan. Karyawan akan merasa diberi kepercayaan dan tanggung jawab. Dengan diberikan kepercayaan untuk menyelesaikan pekerjaan tanpa perintah maka akan timbul kepuasan kerja. Otonomi tugas merupakan tingkat kebebasan pemegang kerja, yang mempunyai pengertian ketidaktergantungan dan keleluasaan yang diperlukan untuk menjadwalkan pekerjaan dan memutuskan prosedur apa yang akan digunakan untuk menyelesaikannya. Pekerjaan yang memberi kebebasan, ketidaktergantungan dan peluang mengambil keputusan akan lebih cepat menimbulkan kepuasan kerja. Menurut Tiffin dalam Anoraga, 1992: 82 mengemukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, kerja sama antara pimpinan dan sesama karyawan. Sikap karyawan dalam menyelesaikan secara bebas setiap pekerjaan yang harus dilakukan, sehingga dapat leluasa dalam menjadwalkan pekerjaan dan tidak ada rasa ketergantungan dalam menyelesaikan pekerjaan yang dihadapi. 5. Hubungan Umpan Balik dengan Kepuasan Kerja Karyawan Karakteristik pekerjaan yang berupa umpan balik merupakan tingkat kinerja kegiatan kerja dalam memperoleh informasi tentang keefektifan kegiatannya. Dimana seorang individu menerima informasi secara langsung dan jelas mengenai seberapa efektif ia melakasanakan pekerjaan. Pemberian balikan pada pekerjaan berhubungan dengan kepuasan kerja.. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara umpan balik dengan kepuasan kerja karyawan Hotel Baron Indah Solo, hal ini dibuktikan dengan nilai r hitung sebesar 0,592; nilai r tabel sebesar 0,244; dengan signifikansi sebesar p lebih kecil dari 0,05 p 0,05. Oleh karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel 0,592 ≥ 0,244 dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 p0,05. Apabila karyawan diberikan informasi mengenai keefektifan kerjanya maka karyawan tersebut dapat melihat mengenai keefektifan kerjanya. Sehingga karyawan mempunyai pedoman atau motivasi untuk melaksanakan dengan lebih baik.. Menurut teori kepuasan Herzberg dalam Suwarto, 1999: 85 mengenai kondisi yang berhubungan kepuasan kerja, yaitu kondisi ekstrinsik. Kondisi kerja ekstrinsik dapat dijelaskan seperti upah dan kondisi kerja yang bersifat ekstern terhadap pekerjaan seperti jaminan kerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu supervisi dan mutu hubungan antar pribadi diantara rekan kerja, atasan dengan bawahan. Hubungan antara pribadi diantara rekan kerja atau atasan dengan bawahan sebagai umpam balik dalam menginformasikan sesuatu hal penting terkait dengan informasi kerja akan menimbulkan kepuasan kerja karyawan. Selain respon dari rekan kerja, atasan juga berperan penuh untuk memberitahu kekurangan atau kelebihan terkait dengan pekerjaan. 6. Hubungan Keragaman Keterampilan, Identitas Tugas, Signifikansi Tugas, Otonomi Dan Umpan Balik dengan Kepuasan Kerja Karyawan Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan pula bahwa keragaman keterampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik secara simultan berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan Hotel Baron Indah Solo. Peningkatan yang besar dari variabel-variabel tersebut menimbulkan rasa kepuasan kerja yang semakin tinggi pula. Selain faktor karakteristik pekerjaan berhubungan dengan kepuasan kerja, melihat R 2 sebesar 72,2, ini berarti bahwa ada 27,8 faktor lain yang berhubungan dengan terwujudnya kepuasan karyawan dalam menjalankan suatu pekerjaan. Faktor lain yang berhubungan kepuasan kerja karyawan meliputi faktor pemenuhan kebutuhan Need fulfillment, perbedaan Discrepancies antara apa yang diharapkan dan apa yang diperoleh individu dari pekerjaannya, pencapaian nilai Value attainment, keadilan Equity, komponen genetik Genetic components. Menurut Siagian 1993: 295 banyak faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam menganalisis kerja seseorang, misalnya, sifat pekerjaan seseorang mempunyai dampak tertentu pada kepuasan kerjanya. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa apabila dalam pekerjaannya seseorang mempunyai otonomi untuk bertindak, terdapat variasi, dan karyawan memperoleh umpan balik tentang hasil pekerjaan yang dilakukannya maka yang bersangkutan akan merasa puas. Kepuasan kerja merupakan hal yang penting yang dimiliki karyawan di dalam bekerja. Setiap karyawan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, maka tingkat kepuasan kerjanya berbeda-beda pula. Tinggi rendahnya kepuasan kerja tersebut dapat memberikan dampak yang tidak sama. Kepuasan kerja yang tinggi sangat memungkinkan untuk mendorong terwujudnya tujuan perusahaan. Sementara kepuasan kerja yang rendah merupakan ancaman yang akan membawa kehancuran bagi perusahaan. Kepuasan kerja merupakan sekumpulan perasaan seorang karyawan terhadap pekerjaannya, apakah senangsuka atau tidak senangtidak suka sebagai hasil interaksi seseorang dengan lingkungan pekerjaannya atau sebagai persepsi ataupun hasil penilaian seorang karyawan terhadap pekerjannya. Perasaan seorang karyawan terhadap pekerjaan sesunguhnya sekaligus merupakan pencerminan dari sikapnya terhadap pekerjaan. Berdasarkan Model Karakteristik Pekerjaan menurut Hackman dan Oldham dalam Kreitner dan Kinici, 2005: 266; karakteristik dapat menyebabkan kondisi psikis yang dapat menimbulkan motivasi, kinerja dan kepuasan karyawan. Selain itu, penelitian yang pernah dilakukan oleh Arief Subyantoro 2009, Agung Panudju 2003 dan Sugiarto, Alhabsji, dan Al- Musadieq 2001 juga berhubungan dengan kepuasan kerja. Artinya, semakin tinggi pemahaman tentang karakteristik pekerjaan maka kepuasan karyawan juga cenderung akan semakin tinggi pula. Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Paulina Pipit Yunika., 2005. Analisis Hubungan antara Karakteristik Pekerjaan dengan Kepuasan Kerja Karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik dengan kepuasan kerja karyawan. Karakteristik pekerjaan yang dimaksud adalah keragaman keterampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik. Studi kasus dilakukan terhadap karyawan Departemen Instalasi pabrik gula dan pabrik spiritus Madukismo. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sugiarto, Alhabsji, dan Al-Musadieq 2001 pada karyawan Hotel Patra Jasa Semarang dalam Agung Panuju, 2003: 7 menunjukkan bahwa variable-variabel dalam karakteristik pekerjaan: variasi pekerjaan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi, dan umpan balik secara parsial dan simultan berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan Hotel Patra Jasa Semarang. 86

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN