Berdasarkan sifat di atas, banyak suplemen makanan atau produk herbal yang mengandung flavonoid dapat diterima secara komersial pada saat ini Zhang dan
Morris, 2003. Ekstraksi flavonoid dari dalam simplisia tumbuhan dapat dilakukan
dengan menggunakan pelarut polar, semi polar, maupun non polar sesuai dengan kelarutan flavonoid yang diekstraksi. Kelarutan flavonoid berbeda-beda sesuai
dengan golongan dan substitusinya Robinson, 1995. Pelarut yang kurang polar digunakan untuk mengekstraksi aglikon flavonoid, sedangkan pelarut yang lebih
polar digunakan untuk glikosida flavonoid atau antosianin. Flavonoid merupakan senyawa polar karena mempunyai sejumlah gugus hidroksi yang tidak
tersubstitusi, atau suatu gula. Oleh karena itu, umumnya flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida,
dimetilformamid dan air Markham, 1988.
H. Alkaloid
Istilah alkaloid pada umumnya mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai
bagian dari sistem siklik Harborne, 1987. Alkaloid sebagai golongan dibedakan dari sebagian besar komponen tumbuhan lain berdasarkan sifat basanya kation.
Senyawa ini biasanya terdapat dalam tumbuhan sebagai garam berbagai asam organik Robinson, 1995.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I. Landasan teori
Dalam pengobatan di masyarakat, daun sirih merah banyak digunakan untuk menyembuhkan beberapa jenis kanker, antara lain kanker payudara, kanker rahim
dan leukemia. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa daun sirih merah mengandung flavanoid, alkaloid, senyawa polifenolat, tanin dan minyak atsiri.
Flavanoid merupakan suatu senyawa polifenol yang strukturnya merupakan turunan dari inti aromatik flavon atau 2-fenilbenzopiran dan memiliki
aktivitas sebagai antioksidan, antikarsinogenik, antiproliferatif, antiangiogenik, antiinflamasi dan antiestrogenik dengan tidak ada atau sedikit efek samping atau
toksik. Flavonoid umumnya cukup larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamid dan air
Hal tersebut yang mendasari dilakukannya penelitian dengan mengekstraksi daun sirih merah dengan menggunakan etanol 70 terhadap kultur
sel HeLa ini, untuk melihat seberapa besar sitotoksisitas yang dihasilkan pada masing-masing konsentrasi dan mengetahui apakah ekstrak etanolik daun sirih
merah berpotensi untuk dikembangkan sebagai senyawa antikanker.
J. Hipotesis
Ekstrak etanolik daun sirih merah memiliki efek sitotoksik terhadap kultur sel HeLa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Berdasarkan atas proses bagaimana cara pengendalian variabel pengacau, randomisasi, sampel dan cara variabel penelitian diamati maka
penelitian sitotoksisitas ekstrak etanolik daun sirih merah terhadap kultur sel HeLa ini termasuk penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak
lengkap pola satu arah .
B. Variabel penelitian dan Definisi operasional 1.Variabel bebas
Kadar ekstrak etanolik daun sirih merah yang ditambahkan pada biakan sel HeLa yaitu kadar 1000 µgml; 1250 µgml; 1500 µgml; 1750 µgml; 2000 µgml
2.Variabel tergantung
Aktivitas sitotoksik yang ditunjukkan dengan persen kematian sel HeLa oleh ekstrak etanolik daun sirih merah.
3. Variabel pengacau terkendali
a. Medium tumbuh sel dikendalikan dengan menggunakan medium
RPMI 1640-serum b.
Tempat tumbuh dan waktu pemanenan daun sirih merah dikendalikan dengan memanen daun pada tempat dan waktu yang
sama.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI