E. Perbandingan Kulit Manusia dan Hewan Uji
Mencit sering digunakan dalam penelitian karena kemiripan struktur organnya dengan manusia, namun struktur kulit manusia berbeda dengan struktur
kulit mencit, perbedaan tersebut dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Perbandingan struktur kulit mencit dan manusia Pasparakis, dkk., 2014
Kulit mencit memiliki foliker rambut yang lebih rapat, sedangkan kulit manusia memiliki area interfolikular yang lebih luas dengan folikel rambut yang
lebih jarang. Kulit manusia epidermis yang lebih tebal dengan lapisan sel yang lebih banyak dan dermis yang lebih tebal dibanding mencit. Pada manusia dan
mencit, pada lapisan dermis terdapat makrofag, sel mast, sel T α konvensional
dan sedikit innate lymphoid cells ILCs. Sel imun yang paling umum pada epidermis manusia adalah sel Langerhans dan sel T CD8
+
. Sebagai tambahan sel T δ receptor-expressing δTCR
+
DETCs terdapat pada kulit mencit namun tidak pada manusia Pasparakis, dkk., 2014.
Penyebab utama terjadi perbedaan permeasi molekul secara transdermal antar satu spesies dengan spesies yang lain adalah karena adanya variasi ketebalan
kulit sub cutan. Jumlah asam lemak bebas free fatty acid, trigliserida, dan densitas folikel rambut merupakan faktor penting penyebab terjadinya perbedaan
barrier kulit antar spesies Godin, Touitou, 2007. Hewan pengerat merupakan hewan uji yang paling sering dipakai karena ukurannya yang kecil dan mudah
ditangani, tidak mahal, dan banyak data yang dapat diacu. Namun, kulit hewan pengerat menunjukkan permeasi yang lebih tinggi dibandingkan manusia.
Diantara hewan pengerat, kulit tikus memiliki kesamaan struktur yang paling mendekati kulit manusia. Perbandingan ketebalan kulit antara tikus, mencit, dan
manusia dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. perbandingan ketebalan SC, epidermis, keseluruhan kulit antara tikus, mencit, dan manusia Zendzian, 2000.
F. Inflamasi