mempunyai kedudukan yang sama. Individu merupakan pribadi tersendiri yang unik yang mempunyai hak untuk memandang segala
sesuatu dari sisi yang menguntungkan dirinya. Menurut Kurnanto 2013: 57, penghargaan positif itu mengangkat
upaya untuk mengkomunikasikan dan tidak disertai dengan penilaian terhadap perasaan dan pemikiran perhatian dan kasih sayang tanpa
syarat. Perhatian dan kehangatan itu adalah gagasan untuk mengembagkan suatu sikap penerimaan terhadap individu sebagai
keseluruhan. Menurut Geldard 2008: 44, sikap hormat berarti menghargai
orang lain sebagai manusia yang mampu menemukan solusi-solusi atas persoalan-persoalan sendiri, dan memandang positif kepadanya dengan
asumsi bahwa, terlepas dari apa yang dilakukannya, dia telah berbuat yang terbaik sesuai dengan kemampuannya. Sikap hormat
menyetarakan keyakinan bahwa orang yang dibantu memiliki kemampuan untuk menanggung beban kehidupannya, bertumbuh, dan
berpotensi menebarkan pengaruh positif di dunia ini. Sikap hormat adalah menghargai dan memperlakukan orang sebagaimana adanya
dan sebagai manusia yang layak dihargai.
5. Upaya untuk Meningkatkan Keterlaksanaan
Cura Personalis
Suparno 2004:4-5 menjelaskan upaya-upaya untuk meningkatkan keterlaksanaan cura personalis antara lain :
a. Memanggil nama seseorang secara pribadi. Kita diharapkan baik
sebagai, karyawan, dan mahasiswa, mulai mengembangkan menyebut nama orang dengan namanya dan bukan nomor. Dosen menyapa
mahasiswa di kuliahnya dengan nama, memanggil orang dengan nama, memanggil teman dengan nama. Model dengan angka dicoba
dikurangi, dan bila dipaksa dengan nomor pun perlu menyebut nama
orang itu.
b. Dosen diharapkan rela membuka diri terhadap para mahasiswa yang
datang ke kantor kerjanya, bahkan bersedia menjawab pertanyaan mahasiswa di gang. Kerelaan menerima mahasiswa secara pribadi
menjadi tanda pendekatan cura personalis.
c. Dosen diharapkan mendekati dan menyapa mahasiswa yang kelihatan
mempunyai persoalan dan hambatan pribadi. Dengan mendengarkan mereka, kita dapat mengajak mereka berbicara dan akhirnya membantu
mengatasi persolan mereka.
d. Universitas Sanata Dharma kiranya perlu membuka kesempatan
konseling atau pendampingan pribadi. Dosen dan karyawan yang mau menjadi volunteer diumumkan sehingga mahasiswa dapat memilih
kapan mau bertemu dengan volunteer konseling atau pendampingan
pribadi.
e. Ada baiknya mahasiswa membentuk kelompok-kelompok kecil
sehingga dapat saling memberikan sapaan pribadi pada rekan-rekan lain. Ada semacan peer group yang dapat saling membantu dan
menolong teman-teman lain secara lebih dekat, lebih personal sesuai dengan situasi masing-masing
f. Tugas pendamping akademik PA dapat dikembangkan menjadi
pendamping mahasiswa suatu angkatan. PA lebih mengerti situasi angkatan karena lebih kecil jumlahnya. Dengan sering bertemu
mahasiswa angkatan tersebut, beberapa mahasiswa yang mengalami persoalan pribadi maupun kuliah dapat dibantu lebih tepat buka hanya
secara klasikal. g.
Bimbingan skripsi pribadi adalah kesempatan paling baik untuk cura personalis mahasiswa. Dalam bimbingan skripsi, dosen diharapkan
tidak hanya membantu mahasiswa menyelesaikan skripsi, tapi dapat membantu mereka untuk semakin berkembang dan maju sebagai
pribadi. dalam suasana bimbingan itu, dosen dapat melakukan pendekatan cura personalis, membantu mahasiswa secara pribadi
bangkit dari persoalan hidupnya. Sejalan dengan pendapat Paul Suparno, Gordon 1997 : 23 dalam
konteks menjadi guru efektif mengatakan hubungan guru dan murid dapat dikatakan baik bila mempunyai 1 keterbukaan dan transparan, sehingga
memungkinkan terjalinnya keterusterangan dan kejujuran satu dengan lainnya; 2 penuh perhatian, bila tiap pihak mengetahui bahwa dirinya
dihargai oleh pihak lain; 3 saling ketergantungan lawannya ketergantungan dari pihak yang satu ke pihak yang lain; 4 keterpisahan,
untuk memungkinkan
guru dan
murid menumbuhkan
dan
mengembangkan keunikan, kreativitas, dan individualitas masing-masing; 5 pemenuhan kebutuhan bersama, sehingga tidak ada satu pihak yang
dikorbankan untuk memenuhi kebutuhan pihak yang lain. Rooijakkers 2005 : 43 menjelaskan beberapa cara yang digunakan
oleh pengajar agar pertanyaan dari murid mempunyai daya guna yaitu mengulangi pertanyaan yang diajukan oleh pihak murid, memuji atau
menghargai setap pertanyaan yang baik, memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh murid sedemikian rupa, sehingga seluruh
pendengar dapat mendengar dan mengertinya, kalau pertanyaan telah selesai dijawab, pelajaran dapat dilanjutkan. Kedua pendapat tersebut
sejalan dengan pendekatan cura personalis.
B. Konselor