dan bermultiplikasi, selanjutnya terjadi invasi bakteri pada lapisan epitel intestin. Bakteri akan berkembang biak secara intraseluler dan masuk ke
dalam kelenjar getah bening, kemudian masuk ke dalam peredaran darah dan menyebar ke dalam organ-organ tubuh Radji, 2010.
Demam tifoid merupakan penyakit endemik di Indonesia. Penyakit tifoid banyak ditemukan di negara berkembang di mana kebersihan
pribadi dan sanitasi lingkungannya kurang baik. Prevalensi kasus bervariasi tergantung lokasi, kondisi lingkungan setempat, dan perilaku
masyarakat. Diperkirakan terdapat 800 penderita per 100.000 penduduk Indonesia setiap tahun yang ditemukan sepanjang tahun Widoyono,
2011.
C. Daya Hambat
Uji daya hambat dapat dilakukan dengan metode difusi dan pengenceran. Disc diffusion test atau uji difusi disk dilakukan dengan
mengukur zona bening clear zone yang merupakan petunjuk adanya respon penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam
ekstrak. Syarat jumlah bakteri untuk uji kepekaansensitivitas yaitu 10
5
-10
8
cfuml Carter dan Cole, 1990. Penentuan zona beninghambat yang dibentuk oleh aktivitas antibakteri pada zat tertentu yaitu dapat menggunakan
metode Kirby-Bauer.
Metode Kirby-Bauer adalah metode difusi dengan menggunakan paper disc
atau cakram yang disterilkan. Paper disc steril direndam selama kurun waktu tertentu dalam ekstrak konsentrasi yang telah ditentukan, juga
pada larutan yang sebagai kontrol positif dan negatif, kemudian paper disc diletakkan di atas permukaan media yang sudah diinokululasi bakteri aktif
menggunakan pinset steril secara aseptis. Selanjutnya media tersebut diinkubasi dalam inkubator dengan suhu 37
C selama 24 jam, setelah itu diamati zona hambatzona bening disekitar paper disc.
Zona hambatzona bening yang terbentuk dari masing-masing paper disc
diukur menggunakan penggaris atau jangka sorong dengan satuan mm sebagai data penelitian. Zona bening tersebut merupakan daerah difusi
ekstrak yang menunjukkan daerah hambatan pertumbuhan bakteri Yudha, 2013. Menurut Davis dan Stout 1971, kemampuan suatu zat dalam
menghambat pertumbuhan bakteri memiliki beberapa kriteria seperti dalam tabel berikut :
Tabel 2.1 Kriteria Kekuatan Antibakteri Berdasarkan Diameter Zona Hambat
Diameter mm Kriteria Hambat
20 Sangat Kuat
10 – 20
Kuat 5
– 9 Sedang
5 Lemah
Konsentrasi minimal yang didapatkan dari uji aktivitas anti bakteri digunakan sebagai acuan dalam menentukan konsentrasi sampel pada
pengujian nilai Kadar Hambat Minimun KHM. Penentuan nilai KHM dilihat dari konsentrasi terendah pada media yang tidak ditumbuhi bakteri.
Pengujian Kadar Hambat Minimal KHM bertujuan untuk mengetahui besarnya konsentrasi zat antibakteri yang diperlukan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri Brooks, 2004. Setelah diperoleh hasil dari uji KHM dilanjutkan dengan uji Kadar Bunuh Minimal KBM. Untuk mengetahui
Kadar Bunuh Minimum KBM dilakukan dengan uji menggunakan metode streak plate
. Media kultur NA yang tetap terlihat jernih setelah diinkubasi ditetapkan sebagai Kadar Bunuh Minimum KBM.
D. Penelitian yang Relevan