Karakteristik Informan Analisis Peran Pengawas Minum Obat (PMO) Terhadap Kesembuhan Tuberculosis Paru di Puskesmas Medan Area Selatan Kecamatan Medan Area Tahun 2014

4.2 Karakteristik Informan

Karakteristik dari masing-masing informan pada penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.4 Karakteristik Informan No. Informan Jenis Kelamin Umur tahun Pendidikan Jabatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. dr. Lininiaty Daeli, M. Kes Rospida Silalahi Zein Piter Sri Wahyuni Ali Amru Rahman Selvia Suryanto Irwansyah Irmawati Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan 53 52 60 26 62 24 26 38 35 58 S2 SPK D3 SMP SMEA SMA SMA SMA SMA SMP Kepala Puskesmas Petugas TB Penderita TB MDR Penderita TB yang sedang menjalani pengobatan Penderita TB yang drop out Penderita yang sembuh PMO PMO PMO PMO Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah informan dalam penelitian ini adalah 9 informan, yang terdiri dari 1 informan Kepala Puskemas Medan Area Selatan yang berusia 53 tahun dengan pendidikan S2, 1 informan petugas TB Paru Medan Area Selatan yang berusia 52 tahun dengan pendidikan SPK, 1 informan penderia TB Paru MDR, 1 informan pederita TB Paru yang sedang menjalani pengobatan, 1 informan penderita TB Paru drop out, 1 informan penderita TB Paru yang sembuh, dan 3 informan Pengawas Minum Obat PMO. Universitas Sumatera Utara 4.3 Hasil Wawancara Kepada Informan 4.3.1 Pernyataan Informan tentang Kondisi Kasus TB Paru dan Kesembuhannya di Puskesmas Medan Area Selatan Tahun 2013 Tabel 4.5 Matriks Pernyataan Informan tentang Kondisi Kasus TB dan Kesembuhannya di Puskesmas Medan Area Selatan Tahun 2013 Informan Pernyataan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9 Informan 10 Eee.. peningkatannya ada ya, tapi gak, gak banyak kasusnya, gak terlalu banyak la peningkatannya, tapi ada la, jadi artinya memang penemuan kasus kami memang naik la dibanding tahun yang lalu. Eem… tau la. Ya memang kita meningkatkan pengawas minum obatnya gitu, menambah gitu, dan membuat apa namanya, eee… pegawai itu lebih, apa namanya, ya lebih eee… memberikan obatnya itu jangan terlalu sekaligus, memantaunya, memantaunya lebih ini lagi, lebih intensif. Kayak mana ku bilang ya, dibilang peningkatan, peningkatan maksudnya, peningkatan, eee...iya, iyalah ada peningkatan, karena sudah semakin sadar, tahun 2013: 22 orang, 2014: masih 10, sampai bulan ini, bulan mei, yang BTA + ya. Kalau sembuh, ya itu tergantung pasiennya karena kan kadang pasien ini kalau dah merasa ada kurangnya sedikit dah gak berobat lagi, ya terputus la obatnya. Kalau itu, kurang tau pulak aku. Kalau yang kenak TBC, urusan puskesmas la itu, cobak la tanya sama petugasnya. Eee… saya enggak tau jugak kak, tapi memang disini hari tu banyak yang kenak sakit paru-paru ini. Ini disini banyak yang kenak paru-paru dek, aaa… tu karena merokok tu. Begini dek, kalau sembuh itu tergantung kalau dia enggak merokok dek. Kalau yang kenak TBC ini, gak tau aku banyak atau sikit kak soalnya aku kan kerja jualan tiap hari, jadi kurang tau la kak. Emm… itu kurang tau saya kak. Setau saya, apa dibilang ya, istri saya aja la yang berobat ke puskesmas karena sakit ini. Kalau orang sini gak tau pulak saya kak. Enggak, enggak tau, karena kan saya kerjanya sif malam dan pulangya pagi. Kalo yang kenak paru-paru, apa TBC, ibuk kurang tau la nak, soalnya kan ibuk kan lebih seringan kerja daripada di rumah. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat dari 10 informan, hanya 3 informan yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan kasus TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Medan Area Selatan, 7 informan menyatakan tidak tahu mengenai hal tersebut. 4.3.2 Pernyataan Informan tentang Pengertian dan Penyebab TB Paru Tabel 4.6 Matriks Pernyataan Informan tentang Pengertian dan Penyebab TB Paru Informan Pernyataan Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9 Apa ya, gak ngerti bilangkannya apa TB Paru ini, penyakit yang ada di paru, penyebabnya adalah kuman. Tuberkulosis. Kuman, paling tau. Ntah, saya pun kurang ini jugak. Nggak tau, kata apa bakteri kuman itu kan disekitar kita. Akibat merokok la, batuk, terutama batuk la, mengeluarkan dahak, eee… itu aja lah. Penyebabnya merokok, banyak merokok itu aja la, eee…memang kalau aku gak merokok kurasa gak batuk, eee… kan penyakit tu kan dari batuk, trus dari rokok, eee… ada juga dari angin, alkohol, cumak kalau merokok baru dia batuk, eee… brarti merokok ini, eee… itu. Apa ya, penyakit yang kenak paru-paru la kak, TBC. Itu karena kuman ya kak. Penyakit yang menyerang paru-paru yang melalui apa, penyakit yang menyerang pernapasan melalui paru-paru. Bisa karena keturunan, itu karena merokok, suka bergadang. Apa ya dibilang, penyakit sejenis paru-paru juga, ya batuk. Penyebabnya bisa karena dari debu, bisa dari kuman, bisa juga dari asap-asap rokok atau pembakaran, pembakaran la. Kalau menurut saya, penyakit mematikan la itu, termasuk penyakit mematikan itu, kenapa saya bilang kayak gitu ya, paru- paru itu kan dasarnya bukan dari rokok aja, kan gitu, ayah saya kan bekerja malam, kerja di hotel, ya masuk malam saya kerja, aaa… itu kan bisa kenak paru-paru juga itu, paru-paru basah kalau kita bilang kan, makanya saya rajin minum susu, dah itu makan banyak, itu yang saya takuti. Yang pertama, ya sering kenak angin malam, yang kedua, kuat merokok, kan dasarnya pertama itu kan, kadang saya tanya ma dokternya apa dasar penyebab pertama dok membuat kenak paru-paru, kalau yang Universitas Sumatera Utara Informan 10 apakali rokok lah, yang nomor satu kali rokok lah. Katanya ini paru-paru, TBC. Kuman la ya. Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat, 6 informan menyatakan bahwa TB Paru adalah penyakit TBC yang menyerang dan ada di paru-paru yang disebabkan oleh kuman, 1 informan menyatakan bahwa TB adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh angin malam, 1 informan menyatakan bahwa TB adalah penyakit akibat merokok, 1 informan menyatakan tidak tahu mengenai hal tersebut. 4.3.3 Pernyataan Informan tentang Tanda-tanda TB Paru Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan tentang Tanda-tanda TB Paru Informan Pernyataan Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 Tanda-tanda penyakit TBC batuk, keringat dingin malam hari, sering demam, berat badan menurun. Saya sering-sering demam aja, hilang makan obat, terus sembuh. Tapi saya pun pertamanya gak tau kenaknya itu kekmana, tiba batuk gitu kan, dah, dah batuk cuman gak ngeluarkan dahak, makanya se…sempat jugak la 2 kali ronsen kan, dah 2 kali ronsen yang keduanya ketauan, pertama bronitis kan, kok mangkin batuk itu, dadaya makin sakit, dada sebelah kanan aja memang sakit, jadi kok jadi ya diantar suami la lagi kan, ini kok apa, apa saya yang kenak paru, eee… itu la diapai kan, rupanya iya, bronitis…eee… itunya memang bronitis juga cuman ada katanya ntah apa namanya saya pun lupa. Begini dek, tanda- tandanya badannya kurus, kurus, ooo…dulu gemuk, kenak paru-paru sakit la, kenak lah paru-paru, kurus la ini terus, tanda-tandanya dia kalau paru-paru ni, cemana ya merokok tu gak bisa dihilangkan i tu aja la, eee… gak bisa dihilangkan, macemmana la menghilangan merokok tu, kadang kawan-kawan bilang gak usah merokok lagi la pak, dah batuk nanti paru-parunya makin bahaya. Awalnya aku batu-batuk kak, abis tu gak selera makan, terus meriang sama demam, abis tu dironsen la ya kan kak, rupanya kenak peru-paru itu. Tanda-tandanya kayak suka batuk, batuk-batuk, suka kerigat dingin. Tanda-tandanya bisa batuk, sesak nafas, batuk la. Universitas Sumatera Utara Informan 9 Informan 10 Batuk mengeluarkan darah, itu berarti dah parah dia. Tadinya, keluhannya batuk-batuk, dah itu demam, gak selera makan, meriang, dah berobat, kirain demam apa, dah bekali-kali berobat, tau tau badannya kurus ya, menurun ininya, kondisinya, dia minta dironsen, rupanya kenak paru-paru, itu la. Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat 7 informan menyatakan tanda-tanda TB Paru adalah batuk, 1 informan menyatakan tanda-tandanya badan kurus, dan 1 informan menyatakan tanda-tandanya sering demam. 4.3.4 Pernyataan Informan tentang Penularan TB Paru Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan tentang Penularan TB Paru Informan Pernyataan Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9 Penularannya melalui batuk, apa namanya itu, do…do… droplet. Memang dapat, apalagi melalui udara, lebih cepat lagi melalui apa itu, kalau berhadap-hadapan begini, batuk. Saya pun gak tau katanya bisa tapi anak saya pun kenak juga. Itula katanya melalui ba… penularan, kan memang di rumah ada juga kakak kan, kakak ipar baru inilah dia pulang, apa, itu juga sakitnya batuk, penularan katanya gitu, dari eee… katanya air susu, terus kita minum itu, eee… lingkungan, itu la. Memang kata orang kalau kita paru-paru tidak makan obat, bisa menularkan orang, menular. Begini, sebab kalau kita kan minum, dah minum sama dia, minum, dia pun bisa menular, lantaran kita batuk tadi bisa menular, dari rokok aja bisa, dia pun ikut batuk itu, eee… itu, kontak badan itu pasti, namanya asap rokok awak, terhirup sama dia maka itu sakit TBC ini termasuk bisa menularkan ke orang lain, namanya TBC udah itu. Bisa kak, melalui sendok bekas makannya la kak. Bisa. Melalui kontak langsung ntahnya kayak ngomong secara dekat gitu, nanti virusnya menyebar, 1 alat makan atau satu makanan gitu. Bisa. Ya melalui kita berdekatan sama orang yang sakit atau kita bisa juga melalui bekas dari makanan dia atau bekas, pokoknya bekas-bekas dari makanan dia, minum dia. Bisa, melalui ini udara, makanya kan, itu kan saya tanya sama dokter, makanya kita kalau berbicara sama orang yang kenak berpenyakit, eee… TBC, kita kan pakai jarak itu sekitar, eee… gak sampai 1 meter la paling tidak berapa meter la kita bilang ya Universitas Sumatera Utara Informan 10 setengah meter la jarak kita sama mereka karena penularannya melalui itu tadi, udara kan, melalui udara, dia batuk, kenak sama kita kan, makanya kan disana dia kan ruangannnya kan sendiri dia kalau untuk TBC mana digabung sama yang lain, karena dia nular lah, dan setau saya yang paling mematikan kalau, kalau batuk kalau kenak yan g udah kenak TBC itu dia bukan lagi eee… apa, keluar dari dubur, itu yang paling parah, dia mengeluarkan cairan, eee.. itu yang paling cepat kenak sama kita, jangankan melalui udara, melalui tangan pun kenak langsung, kenapa saya bilang kayak gitu karena pada saat kejadian orang tua kami, ada yang lebih parah lagi dari orang tua kami, itu la dia, dan akhirnya memang meninggal orangnya, dah parah, bukan lagi batuk darah dia, dia udah ngeluarkan cairan dari duburnya, eee… itu yang paling parah saya rasa dan akhirnya memang meninggal. Bisa. Melalui ini, eee…sendok, ntah piring makannya, itu yang saya tau, jangan makan yang bekas-bekas. Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat 1 informan menyatakan bahwa TB dapat menular melalui droplet, 3 informan menyatakan TB dapat menular melalui udara atau lingkungan, 1 informan menyatakan TB dapat menular melalui berbicara secara berhadapan, 1 informan menyatakan TB dapat menular melalui kontak badan, 3 informan menyatakan TB dapat menular melalui bekas makanan maupun tempat makan si penderita. 4.3.5 Pernyataan Informan tentang Pemeriksaan TB Paru Tabel 4.9 Matriks Pernyataan Informan tentang Pemeriksaan TB Paru Informan Pernyataan Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Kita ambil dahak sewaktu, dah… terus kita kasi lagi tempat dahaknya mengambil untuk dahak pagi, dan sewaktu, SPS namanya, Sewaktu Pagi Sewaktu. Penyuntikan sama pemberian obat la. Ke rumah apa la, ke tempat apa, puskesmas, klniknya, klinik apa dalam itu la. Batuknya dek, iya, dahaknya, maka itu dahaknya kata dokter, cuma besok dahaknya pak yang sebelum makan ini, sesudah makan ini bawa ke sana, makanya dapat la aku obat yang merah Universitas Sumatera Utara Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9 Informan 10 itu, eee… dikasi la sama ibuk dokter obat yang merah itu dikasi, ini habiskan sampek 6 bulan, bapak gak boleh merokok. Diperiksa dulu, abis tu dikasi obat, baru dironsen kalau gak baek udah 3 kali. Pemeriksan melalui dokter tapi dari tes dahak dulu. Kalau pemeriksaan, kita ya pergi ke dokter la, suruh ronsen, suruh apa la, dikasi obat juga ya, supaya bisa mengetahui juga. Langsung dibawak ke rumah sakit la, gak diopname, dikasi obat dulu, dikasi obat, eee… sewaktu pertama kali kenak orang tua kami batuk darah itu, dikasi ini dulu, obat untuk mengehentikan pendarahannya. Pemeriksaannya ya gitulah kayak ya diperiksa ini, dikasitau ini, ini obatnya, dah enggak baek dah 2 kali 3 kali gak baek juga baru dironsen. Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat 3 informan menyatakan bahwa pemeriksaan TB Paru dilakukan dengan pemeriksaan dahak, 1 informan menyatakan pemeriksaan melalui penyuntikan, 3 informan menyatakan pemeriksaan melalui ronsen, 1 informan menyatakan langsung dibawa ke rumah sakit untuk diopname, 1 informan menyatakan pemeriksaan ke Puskesmas.

4.3.5 Pernyataan Informan tentang Lama Menjalani Pengobatan Tabel 4.10 Matriks

Pernyataan Informan tentang Lama Menjalani Pengobatan Informan Pernyataan Informan 3 Informan 4 Informan 5 Mulai kenak dari 2 tahun yang lalu, memang dulu pernah ke dokter tapi aku terus sepele aja, obatnya tu 60ribu satu kaplet, dokter Ong dokter yang dijalan bakti itu, siapa itu spesialis paru- paru, pernah juga dokter Prof. Suroto, hanya sepele sepele aja udah, udah ilang, tidak teraturannya, kalau di puskesmas udah 1 tahun la, aku udah 2 kali putus kalau yang biasa-biasa, jadi suntiknya ini yang udah 6 bulan. Dari mulai, saya pun baru ketauannya bulan 1 semalam. Seminggu eee… 2 ka…, eh seminggu sekali, untuk sebulan. Tahun semalam la dek mulai kenak, tapi aku berobat ke rumah sakit dulu, abis tu baru ke puskesmas, 4 hari saya gak merokok, saya makan obat itu, oyong saya, iya, gak tuntas, gak tuntas. Universitas Sumatera Utara Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9 Informan 10 Eee… begini sebab saya masih merokok, eee… tapi dibilang dokter itu, kalau bapak masih merokok bapak gak guna makan obat ini. Aku udah sembuh kak, minum obatnya 9 bulan dari tahun yang lalu. Kurang tau, cuma kata dokternya kalau dulu cuman minum obat aja sama suntik, suntiknya 3 bulan, tu gak berhasil, cuma ini yang untuk pengobatan yang udah habis-habisan, suntiknya enam, enam bulan minum obatnya minimal 2 tahun. Dari bulan berapa itu, bulan 1, awalnya puskesmas. Tahun semalam la itu, tahun semalam itu, tahun semalam itu. Dia sendiri, tanpa sepengatahuan saya, karena dia waktu kenak paru- paru dia dirujuk dari rumah sakit ini, dari rumah sakit puskesmas terus rumah sakit Pirngadi, tahun semalam jugak la itu kejadiannya. Enggak, dah abis berobat dari pulang dari sana kira- kira ntah berapa bulan merokok lagi dia mungkin, ntah keluar malam lagi dia mungkin ya kan, kambuh lagi batuknya, diam- diam dia berobat lagi ke puskemas tanpa sepengetahuan saya ini, kasi obat sama orang puskesmas katanya. Udah gak berobat lagi, udah sembuh setahun yang lalu, minum obatnya 9 bulan. Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat 2 informan menyatakan telah menjalani pengobatan selama 2 tahun dan telah mengalami 2 kali putus berobat, 2 informan menyatakan telah menjalani pengobatan selama 6 bulan, 2 informan menyatakan telah menjalani pengobatan selama 9 bulan dan telah sembuh, 1 informan menyatakan hanya menjalani pengobatan selama 4 hari dan kemudian tidak berobat lagi, 1 informan menyatakan telah menjalani pengobatan sejak tahun kemarin dan setelah itu tidak mengetahui lagi kelanjutannya. Universitas Sumatera Utara 4.3.6 Pernyataan Informan tentang Ketersediaan dan Jenis Obat TB Paru Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan tentang Ketersediaan dan Jenis Obat TB Paru Informan Pernyataan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9 Informan 10 Dia kita obatkan, eee.. gak pernah la, itu gak pernah ya , setau saya kayaknya gak pernah habis, itu karena kalu ada kasus yang sedang kita periksa kan itu kita terus langsung minta obatnya dari sana, dari gudang, dari bagian apa. Ada. Emm… itu ada 4 jenis, untuk tahap awal 4 jenis tapi digabungkan jadi 1 tablet, itu fase awal selama 2 bulan, eee… lanjut ke fase lanjutan selama 4 bulan 3 kali semingggu, gak, tinggal hanya 2 macam aja,tinggal 2 macam obatnya untuk fase lanjutan. Ada. Tidak pernah kehabisan. Dulu waktu pertama-tama waktu sebelum 6 bulan ini sekali minum banyak yang 12 macam sekarang 6. Ada, tersedia. 1, kadang 1 obat itu sama vitaminnya sama apanya, obat batuknya, 1 tablet gitu warna merah, aaa…obat dari puskesmas la, obat vitaminnya sama obat batuk utuk supaya jangan ini batuknya. Ada dek, eee… ada, lengkap dia lengkap. Satu, dua, 4 jenis, 4, yang satu merah, tapi kan saya komplikasi obat gula saya pun ada, obat magh saya pun ada, itu la yang merah itu, yang merah itu, 3 biji sekali minum. Ada. Diawal 4 macam kak, terus lanjut dah mau baek tinggal 2 jenis. Ada kak. 1 kali, tapi dia da 12 macam, dia harus minum langsung gak boleh setengah-setengah, sehabis suntik, ini nanti suntik, pulang langsung minum, sarapan dulu baru minum. Kalau dia ini kan sama buk rospida, kan kalo buk rospida seumpama gak masuk, ditelepon dia itu kapan masuk, misalnya ibuk tu masuk malam, malam diambil, karena memang gak selalu ibuk itu masuk, ya kalau buk rospida masuk malam ya besoknya lah. Kalau jenis obatnya saya kurang tau saya. Enggak tau jugak, enggak tau jugak, cuman ditunjukkannnya obat itu memang, dari puskesmas katanya, itu aja la. Tersedia. Kalau obatnya 4 macam kali ya, ibuk pun dah lupa berapa jenis obatnya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat, 4 informan menyatakan bahwa obat TB selalu tersedia dengan 4 jenis obat dalam 1 tablet di fase awal dan 2 jenis obat di fase lanjutan, 2 informan menyatakan bahwa obat TB selalu tersedia dengan 4 macam obat, 2 informan menyatakan bahwa obat TB selalu tersedia dengan 12 macam obat, 1 informan menyatakan bahwa obat TB selalu tersedia tapi tidak mengetahui berapa macam jenis obat, 1 informan menyatakan tidak tau mengenai ketersediaan obat. 4.3.7 Pernyataan Informan tentang Penjelasan Minum Obat oleh Petugas Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan tentang Penjelasan Minum Obat oleh Petugas Informan Pernyataan Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9 Iya, sebelumnya terus kita jelaskan kalau memang ada keluhan lain yang lebih berat, ya langsung komunikasikan atau datang ke puskesmas. Jelaskan. Ada, akibatnya nanti ngulang lagi, 1 hari aja, makanya gak boleh tinggal. Ada, pagi, eee… pagi udah minum air hangat kan sama itu, udah gitu aja, iya, jam 5 pagi, sebelum sarapan, sebelum, vitaminnya eee… inila setelah makan. Iya, kasitau, bapak, kalau bapak tidak menghilangkan rokok, alkohol saya gak minum lagi, bapak tidak menghilangkan rokok, bapak tidak ada gunanya minum obat ini, eee….apa gunanya bapak minum obat ini nanti bapak masih merokok, asapnya kan masuk ke paru-paru pak, katanya, itu ajanya. Iya la kak dijelaskan, kalau gak kan gak tau nanti aku kapan minum obatnya. Iya, dijelaskan. Ada, paling saya disuruh control dia makn obatnya la kak. Enggak, apa akibatnya, kalau misalnya obat 6 bulan itu terputus diminum gak ada dijelaskan, gak ada, tapi memang setau saya ada memang obat 6 bulan itu, dari dokter sana pun dia bilang juga, saya aja gak tau obat 6 bulan itu kayak mana, bentuknya gak tau, apa warna merah, warna kuning , warna ijo, warna apa saya gak tau obatnya, apa besar apa kecil, saya gak tau. Universitas Sumatera Utara Informan 10 Ibuk tu baek orangnya, ramah, langsung ditanganin sama dia. Iya la. Jelaskan, iya lah. Sehari sekali, bangun tidur aja jam, jam setengah 5 gitu. Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat, 8 informan menyatakan bahwa petugas menjelaskan cara minum obat kepada pasien, 1 informan menyatakan bahwa petugas tidak menjelaskan cara minum obat. 4.3.8 Pernyataan Informan tentang Efek Samping Obat Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan tentang Efek Samping Obat Informan Pernyataan Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Itu tergantung pasien, kadang-kadang ada pasien ada efek sampingnya, mungkin dia gatal, ada mual, ada pening, tapi ada sebagian pasien gak mengalami apa-apa. Kadang kan mau makan semua sekarang ini, rasanya udah kepikir ke otak, makan ini, jadi itu gak boleh sekali semua makan, makan dulu 6 bijik, dah makan, abis itu, terus nanti terasa di sini, pertama-tama aja masih selera kali makan 12 biji, 12 biji, takutnya nanti muntah. Waktu pertama minum itu kan kak pusing terus muntah, muntah- muntah la gitu, setiap minum obat itu ini terus badan kita lemas, lemas, terus macam mau muntah gitu, kepala pusing, karena kan minum obatnya pagi , eee…siap subuh itu jadikan masih ni. Itu la tadi yang saya bilang, kepala pertama pusing terus mual gitu kan macam mau muntah, badan lemas kalau jalan, siap itu udah ilang la gitu. Dibilangnya gini, pak nanti kalau bapak makan ini, aaa… bapak masih batuk juga terus jangan merokok pak, saya rasa bapak gak batuk lagi, yang kedua air seni bapak nanti berubah katanya merah, yang ketiga bapak jangan banyak dulu zat teh manis, gula dikurangi pak, kopi jangan pak, sebab bapak kalau kenak paru- paru jantung pun bedebar . Gak ada, paling abis makan obat itu agak ngantuk-ngantuk aja la kak. Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat, 3 informan menyatakan bahwa efek samping obat adalah muntah, 1 informan menyatakan bahwa air seni yang Universitas Sumatera Utara berwarna kemerahan setelah meminum obat, 1 informan menyatakan mengantuk setelah minum obat. 4.3.9 Pernyataan Informan tentang Keteraturan Minum Obat Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan tentang Keteraturan Minum Obat Informan Pernyataan Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9 Informan 10 Sekali, dua kali lah, dulu waktu pertama-tama waktu sebelum 6 bulan ini sekali minum banyak yang 12 macam sekarang 6, nanti siap sarapan pagi, makan. Iya la, cuman pagi tok aja minumnya. Jarang, jarang, eee… ini la magh, nanti kalau ditanya cemana batuknya, jarang batuknya. Tiap hari, setiap bangun tidur, jam, jam 5. Kalau gak diingati gak teratur, pernah sekali tu sampek jam 9 malam baru minum obat. 1 kali tiap hari, tapi dia da 12 macam, dia harus minum langsung gak boleh setengah-setengah, sehabis suntik, ini nanti suntik, pulang langsung minum, sarapan dulu baru minum. Teratur minum, bahkan dari puskesmas bilang sekitar jam 5 pagi atau jam 6 pagi diminum. 1 kali sebelum sarapan, begitu bangun langsung minum obat. Kurang tau saya ntah teratur dia minum obatnya ntah enggak, kalok pengakuannya diminum sapek habis memang. Iya, kan kepengen sehat orang dia kerja sama orang kan kalau lama- lama nanti gak kerja, dia kan kerjasama orang, eee… dia itu mau tidur minum obat karna kalau pagi minum obatnya dia katanya ngantu-ngantuk, waktu tu kan dari dokter cara minum obatanya, karena dia dah agak mendingan, dia kan mau kerja, jadi apa, mau tidur aja diminum. Sehari sekali, bangun tidur aja jam, jam setengah 5 gitu. Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat 5 informan menyatakan penderita TB teratur minum obat, 2 informan menyatakan bahwa penderita tidak teratur minum obat jika tidak diingatkan, 1 informan menyatakan tidak tahu mengenai hal tersebut. Universitas Sumatera Utara 4.3.11 Pernyataan Informan tentang Penentuan PMO Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan tentang Penentuan PMO Informan Pernyataan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9 Informan 10 Ada la. Ya memang kita meningkatkan pengawas minum obatnya gitu, menambah gitu, biasanya memang orang yang dekat, ya keluarganya lebih baik, yang mengetahui penyakitnya. Penanggungjawab TB. Ada. Keluarganya, yang paling dekat dengan penderita, sama mereka mungkin si istri, si suami atau si mamak. Petugas. Ada. Anak ku semua, Anak ku semua ngawas-ngawasi, istriku ngawas-ngawasi, dah makan, kalau udah mau dekat waktu sore, udah. Apa PMO? Enggak ada. Suami la, ya suami la paling yang menginiin, mengontrol obat itu kan, kalau saya lupa atau apa dia la yang ini ngingatkan. Gak ada, apa yang kata apa, apa yang kata bilang orang puskesmas saya laksanakan la, saya minum, gak ada, saya sendiri, macem ini kan gak diawasi. Ada, ya namanya anak, bapaknya gak sembuh bingung dia, terkadang ada anak perempuan ku tu satu itu itu nengok-nengok, sakit apalagi yah katanya gitu. Apa PMO kak? Ooo… mamak saya la paling yang mengingatkan kak, yang jadi PMO kak bilang. Kurang tau. Harusnya kan mamak, cumak mamak kan jualan jadi ya anak-anaknya aja la yang bantu ngingatin gitu. Ada la mungkin. Enggak, inisiatif saya sendiri, jadi saya tau dari kapan dia minum obatnya. Enggak, mana ada puskesmas itu, nyuruh mau datang berobat, berobat, enggak, enggak gitu aja puskesmas itu, mana ada kesitu puskesmas tu, orang tu mengingatkan sama itu ajanya, mungkin apa mungkin karena dia cuman datang sendiri gak sama saya, gak tau la ya mungin gitu la kalo saya rasa, mungkin mereka jugak gak tau siapa keluarga dekatnya karena datang sendiri dia kan, pada saat itu kan saya kerja mungkin apa makanya dia gak, gak, gak tau saya kalau dia berobat sendiri, kenak lagi terasa lagi diparu- parunya pun saya gak tau, mungkin dia untuk menghindari ini tadi mungkin supaya jangan anak-anak ku ni jangan ini la mungkin, kan gitu la, kalau apa saya ya, ya. Ada, ya itu aja, eee… sekali satu hari ibuk diingatkan, gak pun disuruh ibuk juga dah ini, dah kerjaannnya la, namanya anak, kita perhatikan. Sama buk Pida. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat 2 informan menyatakan bahwa PMO sebaiknya berasal dari keluarga penderita TB, 2 informan menyatakan bahwa mereka memiliki PMO yang masing-masing adalah keluarganya, 2 informan menyatakan tidak memiliki PMO, 2 informan menyatakan bahwa mereka ditunjuk sebagai PMO, 2 informan menyatakan bahwa mereka tidak ada ditunjuk sebagai PMO oleh petugas. 4.3.12 Pernyataan Informan tentang Kriteria PMO Tabel 4.16 Matriks Pernyataan Informan tentang Kriteria PMO Informan Pernyataan Informan 1 Informan 2 Ooo… enggak, dia enggak ada kriteria khusus kecuali dia memang orang yang dekat ya biasanya kriterianya itu kan orang yang dekat ya keluarganya, terus eee… yang mengetahui ya, yang mengetahui tentang penyakit itu gitu, orang yang dia eee… hormati, ya palingan itu. Lihat kondisi pasien, kalau kondisi pasiennya masih apa, ya mungkin yang datang sendiri, ya kalau memang apa mungkin diantar sambil menemani, iya, keluarganya yang paling dekat dengan penderita, sama mereka mungkin si istri, si suami atau si mamak, tetangganya atau kader yang kita arahkan untuk jadi PMO. Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat kedua informan menyatakan bahwa tidak ada kriteria khusus dalam penentuan PMO dan PMO sebaiknya berasal dari keluarga penderita TB. Universitas Sumatera Utara 4.3.13 Pernyataan Informan tentang Pernyataan Tertulis PMO Tabel 4.17 Matriks Pernyataan Informan tentang Pernyataan Tertulis PMO Informan Pernyataan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9 Informan 10 Pasti, iya, eee… itu ada, sudah pernah ada dilakukan gitu, cuman masalahnya kan kadang-kadang orang penderita ini pindah, ya tidak ber… tidak eee…. apa namanya, tidak disiplin ya atau kebanyakan keberhasilan, eee… ketidakberhasilaan pengobatan itu karena ketidakdisiplinan daripada apanya, pasiennya untuk minum obat, ya bisa misalnya dia pigi ke luar kota dia gak sediakan obatnya gitu, atau dia pergi misalnya satu minggu ke.. ke tempat keluarga, nginap di tempat keluarga dia gak sediakan obatnya, kira-kira itu. Emm… ada, ada. Ke istri saya, eee… enggak ada. Kalau itu enggak tau saya la kak, soalnya suami saya jugak jarang ke puskesmas. Aaa… begini dek, saya kan berobatnya sendiri ke puskesmas, jadi saya kurang tau iu. Eee… setau saya gak ada kak, yang ada cumak kartu ngambil obat. Kalau itu kurang tau saya kak. Eee… enggak ada kayaknya. Enggak ada. Setau ibuk, gak ada dek Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat 2 informan menyatakan bahwa ada pernyataan tertulis dari penderita maupun PMO, 5 informan menyatakan bahwa tidak ada pernyataan tertulis dari penderita maupun PMO, 3 informan menyatakan tidak tahu mengenai hal tersebut. Universitas Sumatera Utara 4.3.14 Pernyataan Informan tentang Penyuluhan Oleh petugas Tabel 4.18 Matriks Pernyataan Informan tentang Penyuluhan Oleh Petugas Informan Pernyataan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9 Informan 10 Tetap, eem… tetap ada la. Ya kita jelaskan sama dia kan itu, apalagi kalau dia orang terdekatnya, kalau gak ngingatkan lagi siapa lagi la, kan kalau dia gak teratur, keluarganya gak teratur ngigatkan, itu kan berbahaya juga untuk dia dan dia sebagai PMO karena dia kita kasi juga dia pengetahuan tentang TB ini, penyakit TB ini, dengan kita beritahu informasi itu dia pun kan bisa jadi lebih mengerti, lebih siap untuk menjadi PMO. Jelaskan. Ada, akibatnya nanti ngulang lagi, 1 hari aja, makanya gak boleh tinggal. Udah, control dia minum obat, terus jaga makanannya biar lekas sembuh. Iya, kasitau, bapak, kalau bapak tidak menghilangkan rokok, alkohol saya gak minum lagi, bapak tidak menghilangkan rokok, bapak tidak ada gunanya minum obat ini, eee….apa gunanya bapak minum obat ini nanti bapak masih merokok, asapnya kan masuk ke paru-paru pak, katanya, itu ajanya. Ada, katanya kalau putus nanti ngulang dari awal lagi, terus penyakitnya tambah parah. Tau, juga kan dah dikasitau dokter gitu kalau minnum obatnya pun juga gak boleh sembarangan, pas disitu suntik gak lamanya harus minum obat biar gak apa, jadi komplit gitu, gak, gak, suntiknya misalnya jam 8, makan, minum obatnya jam 5 sore gitu. Tau, ya harus ngulang lagi dari awal. Kalau itu setau saya enggak ada, karenakan saya lebih sering kerja. Enggak, apa akibatnya, kalau misalnya obat 6 bulan itu terputus diminum gak ada dijelaskan, gak ada, tapi memang setau saya ada memang obat 6 bulan itu, dari dokter sana pun dia bilang juga, saya aja gak tau obat 6 bulan itu kayak mana, bentuknya gak tau, apa warna merah, warna kuning , warna ijo, warna apa saya gak tau obatnya, apa besar apa kecil, saya gak tau. Jelaskan, iya lah. Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat 8 informan menyatakan bahwa kegiatan penyuluhan ada dilaksanakan, 2 informan menyatakan bahwa kegiatan penyuluhan tidak ada dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara 4.3.15 Pernyataan Informan tentang Tugas dan Fungsi PMO Tabel 4.19 Matriks Pernyataan Informan tentang Tugas dan Fungsi PMO Informan Pernyataan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 Informan 9 Informan 10 Gunanya PMO itu ya untuk eee… bukan hanya mengawasi, mereka juga kan berperan untuk memotivasi orang jangan sempat putus gitu, dan fungsi pengawasan itu bukan hanya eee… secara tertulis tapi nyata gitu memang mereka itu. Ya harus tau, ya harus kita jelaskan, iya, kita jelaskan sama keluarga atau PMO apa peran dia, eee… kayak mengawasinya, mereka sebenarnya mengingatkan makan obat juga. Ya ngawas-ngawasi la mungkin. Menginiin la paling kak, mengontrol obat. Eee… kalau itu kurang tau pulak saya dek. Enggak tau aku kak. Kurang tau. Apa ya, mungkin lihat-lihat dia kapan minum obatnya Ya paling ngingatkan biar jangan lupa minum obatnya. Diingatkan sambil diperhatikan la, namanya juga anak. Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat 1 informan menyatakan bahwa tugas PMO bukan hanya sekedar mengawasi penderita, melainkan juga berperan untuk memotivasi penderita supaya tidak putus berobat, 1 informan menyatakan bahwa tugas PMO adalah mengingatkan dan mengawasi penderita untuk minum obat, 2 informan menyatakan bahwa tugas PMO adalah mengingatkan penderita untuk minum obat, 1 informan menyatakan bahwa tugas PMO adalah mengingatkan penderita untuk minum obat 1 informan menyatakan bahwa tugas PMO adalah melihat penderita minum obat, 1 informan menyatakan bahwa tugas PMO adalah mengontrol obat, 3 informan menyatakan tidak mengetahui tugas maupun fungsi PMO. Universitas Sumatera Utara 4.3.16 Pernyataan Informan tentang Kegiatan PMO Tabel 4.20 Matriks Pernyataan Informan tentang Kegiatan PMO Informan Pernyataan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 5 Informan 6 Informan 7 Informan 8 Kalau misalnya pasiennya malas, itu la eee…, apa membantu untuk menyediakan obatnya jika pasiennya lupa atau malas, karena eee… menerangkan sedikit kalau memang efek samping itu ada misalnya mungkin itu hal yang biasa gitu, itu peran-peran PMO itu kan juga kuat dalam hal itu, gitu. Sebagian iya, sebagian tidak, iya beberapa, beragam la pasien itu. Cara mengawasinya, mereka sebenarnya mengingatkan makan obat jadi merekalah yang mengingatkan, jangan sampai dia telat makan obat. Diawasi juga. Anak ku semua, Anak ku semua ngawas-ngawasi, istriku ngawas-ngawasi, dah makan, kalau udah mau dekat waktu sore, udah. Iya, dialah yang istilahnya mengingatkan betul. Pagi, ya bilang dah minum obatnya. Kalau dibilang, gak perlu juga karena kan eee… itu kan kemauan awak sendiri apa, apa awak sendri la , kalau kita diawasin terlalu apakali pun rasanya gak enak juga karena terapa dalam inilah, kadang suami cerewet juga, disuruhnya, disuruhnya, kadang pun awak bosan karena digituin kan ya saya minum juga, minum, minum teratur lah. Ada, ya namanya anak, bapaknya gak sembuh bingung dia, terkadang ada anak perempuan ku tu satu itu itu nengok-nengok, sakit apalagi yah katanya gitu. Ya paling emak saya yang nanyak dah diminum obatnya gitu, tapi sebelum ditanyak pun dah saya minumnya, soalnya kan pengen sembuh, gak mau gagal lagi lah kak berobatnya. Ngingatkan sambil ngawasi. Ya tunggui lah sampek obatnya diminum semua gitu, kadang kan nanti setengah aja diminum, setengah lagi bentar lagi. Pernah jugak, kalo lagi repot ya gak bisa. Ya sering la kalau untuk mengingatkan, namanya istri kan, kadang dia lupa ntah dia telat bangun ya saya bangunin,kalau dia lupa ya saya ingatkan. Ya hanya mengingatkan la, mengingatkan, memang ya kalau dia memang kalau dah diminum ya diminumnya, ya kadang kalau saya tebangun duluan, saya ingatkan tapi kalau enggak ya dia sendiri la gitu ya tapi saya lihat di tempat obatnya itu bekurang memang, karena saya lihat di tempat obat dia, di apa namanya, pokoknya tempat obatnya itu la, misalnya ini hari 10 kan, eee….besok saya tengok kalau memang tetap 10 berarti kan Universitas Sumatera Utara Informan 9 Informan 10 gak diminum, eee…tapi kalau dah bekurang, berarti diminum. Pernah, memang gak ingat, apanya kan gak selalu ingat ya karena bangun jam 6 pagi tu kadang ntah kesianngan bangunnya, yang pastinya kesiangan la. Ada la, kalau jangan sampek lupa minum obatnya, tetap merokok jugak dia. Ada, yaitu sekali satu hari ibuk ingatkan, gak pun disuruh ibuk juga dah ini, dah kerjaannnya la, namanya anak, kita perhatikan. Enggak, karena kadang-kadang bangun tidur kan dia dah duluan bangun tu, dah diminum obatnya? Ya mungkin ada juga lah gitu, kadang-kadang kan kita banyak kerjaan, tapi dia dah agak agak sehat gitu, kalau yang masih parahnya memang udah sehat paling ibuk ngingatin, tadi dah minum obat belum, ada diminum obatnya. Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat 1 informan menyatakan bahwa kegiatan PMO adalah membantu menyediakan obat dan menerangkan efek samping obat kepada penderita, 3 informan menyatakan bahwa kegiatan PMO adalah mengingatkan dan mengawasi penderita untuk minum obat, 5 informan menyatakan bahwa kegiatan PMO hanya mengingatkan penderita untuk minum obat, 1 informan menyatakan bahwa kegiatan PMO hanya melihat keadaan penderita. Universitas Sumatera Utara 67 BAB V PEMBAHASAN Kesembuhan penyakit TB yaitu suatu kondisi dimana individu telah menunjukan peningkatan kesehatan dan memiliki salah satu indikator kesembuhan penyakit TB, diantaranya: menyelesaikan pengobatan secara lengkap dan pemeriksaan ulang dahak follow up hasilnya negatif pada akhir pengobatan dan minimal satu pemeriksaan follow up sebelumnya negatif. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, 2010. Selain itu, kesembuhan TB juga dapat dilihat dari perubahan berat badan penderita dan telah dilakukan tes BTA terhadap sputum. Dalam mencapai kesembuhan, penderita TB sangat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak terkait. Diantaranya adalah dukungan dari pihak keluarga untuk mengingatkan dan mengawasi penderita dalam meminum obat atau yang lebih dikenal dengan Pengawas Minum Obat PMO. Keefektifan peran PMO menurut penelitian Salim 2002 menyatakan bahwa persepsi penderita TB paru terhadap pelaksanaan tugas-tugas PMO selama penderita menjalani pengobatan dari awal sampai akhir yaitu mengawasi penderita setiap kali menelan obat, mendorong penderita agar berobat teratur, mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak, serta memberi penyuluhan kepada penderita tentang penyakit TB paru. Dari keempat persepsi tersebut maka akan menimbulkan kepatuhan berobat bagi penderita TB. Dengan adanya kepatuhan berobat bagi penderita TB, maka diharapkan kesembuhan TB nantinya akan tercapai. Universitas Sumatera Utara

5.1 Mengawasi Penderita Setiap Kali Menelan Obat