44
Tabel 4 Koefisien Reliabilitas Kuesioner Gejala Kecemasan Sebelum Menghadapi
Ujian Nasional
Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan menggunakan kriteria Gulford Masidjo 1995:209 seperti yang disajikan dalam tabel 5.
Tabel 5 kriteria Gulford
No Koefisien Korelasi
Kualifikasi
1 0,91
– 1,00 Sangat tinggi
2 0,71
– 0,90 Tinggi
3 0,41
– 0,70 Cukup
4 0,21
– 0,40 Rendah
5 Negatif
– 0,20 Sangat rendah
Berdasarkan kriteria Gulford dapat diketahui bahwa koefisien realiabilitas yang valid masuk dalam kriteria sangat tinggi. Artinya
instrumen ini memiliki keajegan yang sangat tinggi.
E. Teknik Analisis Data
Sugiyono 2013 mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah.
Cronbachs Alpha
N of Items
.913 43
45
Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini:
1. Menentukan skor dan pengolahan data, Penentuan skor pada item
kuesioner dilakukan dengan cara memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan
favourable atau unfavourable, selanjutnya memasukannya ke dalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor subjek dan jumlah skor
item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data secara statistik menggunakan program aplikasi SPSS.
2. Membuat tabulasi data dan menghitung frekuensi jawaban pada setiap
item “Selalu”, “Sering”, “Kadang-kadang”, “Tidak Pernah”. 3.
Membuat kategori tingkat gejala kecemasan sebelum menghadapi ujian nasional pada siswa kelas IX SMPN 2 Cepu disusun berdasarkan model
distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu
kontinum berdasarkan atribut yang diukur Azwar, 2007. Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai sangat tinggi.
Adapun norma kategorisasinya adalah sebagai berikut:
46
Tabel 6 Norma Kategorisasi
Perhitungan Kategorisasi
X ≤ µ - 1,5 α Sangat rendah
µ - 1,5 α X ≤ µ - 0,5 α
Rendah µ -
0,5 α X ≤ µ + 0,5 α Sedang
µ + 0,5 α X ≤ µ + 1,5 α Tinggi
µ + 1,5 α X Sangat tinggi
Keterangan: Xmaksimal teoretik : Skor tertinggi yang mungkin diperoleh subjek
penelitian dalam skala. Xminimum teoretik : Skor terendah yang mungkin diperoleh subjek
penelitian dalam skala. Range
: Rentang skor skala. α Standar deviasi : Luas jarak rentang yang dibagi menjadi 6 satuan
deviasi standar. µ Mean teoretik
: Rata-rata teoretis dari skor maksimum dan minimum.
4. Mencari norma atau patokan yang akan digunakan dengan mencari
Xmaksimum teoretik , Xminimum teoretik, standar deviasi, dan mean teoretik. Kategori tinggi rendahnya gejala kecemasan sebelum menghadapi
ujian nasional pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Cepu secara keseluruhan dengan item total = 43 diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
47
Xmaksimum : 43 x 4 = 172 Xminimum
: 43 x 1 = 43 Range
: 172 – 43 = 129
α teoretik : 129 : 6 = 21,5 = dibulatkan menjadi 22
µ teoretik : 129 + 43 : 2 = 86
Tabel 7 Norma Kategorisasi Tingkat Gejala Kecemasan Sebelum Menghadapi
Ujian Nasional pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Cepu Tahun Ajaran 20162017
Norma Rentang Skor
Kategori
X ≤ µ - 1,5 α X ≤ 53
Sangat rendah µ -
1,5 α X ≤ µ - 0,5 α 53 X
≤ 75 Rendah
µ - 0,5 α X ≤ µ + 0,5 α
75 X ≤ 97 Sedang
µ + 0,5 α X ≤ µ + 1,5 α 97 X ≤ 119
Tinggi µ + 1,5 α X
119 X Sangat tinggi
Selanjutnya setiap skor subjek penelitian dikelompokkan berdasarkan skor item total yang mereka peroleh dalam kategori diatas, sehingga dapat dihitung
jumlah dan persentasi gejala kecemasan sebelum menghadapi ujian nasional pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Cepu secara umum mulai dari yang sangat
rendah sampai yang sangat tinggi. 5.
Setelah mengkategorisasikan secara umum, kemudian dikategorisasikan juga skor setiap item dalam skala. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
item-item skala yang nantinya akan dijadikan dasar penyusunan program bimbingan. Kategori skor setiap item itu berpedoman pada Azwar
2007:108 yang
mengelompokkan dalam
lima kategori
yaitu
48
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Adapun norma kategorisasi untuk item-item skala adalah sebagai berikut:
Tabel 8 Norma Kategorisasi Item
Perhitungan Kategorisasi
X ≤ µ - 1,5 α Sangat rendah
µ - 1,5 α X ≤ µ - 0,5 α
Rendah µ -
0,5 α X ≤ µ + 0,5 α Sedang
µ + 0,5 α X ≤ µ + 1,5 α Tinggi
µ + 1,5 α X Sangat tinggi
Keterangan: Xmaksimal teoretik : Skor tertinggi yang mungkin diperoleh subjek
penelitian dalam skala. Xminimum teoretik : Skor terendah yang mungkin diperoleh subjek
penelitian dalam skala. Range
: Rentang skor skala. α Standar deviasi : Luas jarak rentang yang dibagi menjadi 6 satuan
deviasi standar. µ Mean teoretik
: Rata-rata teoretis dari skor maksimum dan minimum.
6. Mencari kategorisasi tinggi rendahnya skor item-item secara keseluruhan
dengan menggunakan N = 141. Perhitungannya sebagai berikut: Xmaksimum teoretik
: 141 x 4 = 564 Xminimum teoretik
: 141 x 1 = 141
49
Range : 564
– 141 = 423 α Standar deviasi
: 423 : 6 = 70,5 = 71 µ Mean teoretik
: 564 + 141 : 2 = 352,5 = 353 Penentuan kategorisasi skor item dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 9 Norma Kategorisasi Skor Item Skala Gejala Kecemasan Sebelum
Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Cepu Tahun Ajaran 20162017
Norma Rentang Skor
Kategori
X ≤ µ - 1,5 α X ≤ 246,5
Sangat rendah µ -
1,5 α X ≤ µ - 0,5 α 246,5 X ≤ 317,5
Rendah µ -
0,5 α X ≤ µ + 0,5 α 317,5 X ≤ 388,5
Sedang µ + 0,5 α X ≤ µ + 1,5 α
388,5 X ≤ 459,5 Tinggi
µ + 1,5 α X 459,5 X
Sangat tinggi
7. Dari kategorisasi skor item tersebut, data kemudian dikelompokkan
berdasarkan norma yang ada. Setelah itu, item-item yang memiliki skor yang masuk dalam kategori tinggi sampai sangat tinggi selanjutnya dibahas dan
dikembangkan menjadi program bimbingan.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasi l penelitian mengenai “Tingkat Gejala Kecemasan
Sebelum Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Cepu Tahun Ajaran 20162017 dan Implikasinya terhadap Usulan Program
Bimbingan”.
A. Hasil Penelitian