55
ujian nasional adalah banyak siswa yang merasa khawatir saat ujian nasional, siswa mengalami kesulitan untuk menjawab soal ujian nasional.
Selain itu, banyak siswa yang merasa waktu yang diberikan dalam ujian nasional masih kurang untuk menjawab soal ujian nasional yang banyak.
Dari dua faktor yang menyebabkan masih tingginya gejala kecemasan yang dialami oleh siswa kelas IX SMP Negeri 2 Cepu sebelum
menghadapi ujian nasional ini, dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang mengalami “krisis” kepercayaan diri yang artinya masih banyak
siswa yang kurang percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki dalam mengerjakan soal ujian nasional, sehingga mengakibatkan perubahan pola
pikir siswa terhadap soal ujian nasional menjadi sulit. Masalah keterbatasan waktu dalam mengerjakan soal ujian nasional yang banyak
juga menjadi kendala yang dialami oleh banyak siswa kelas IX SMP Negeri 2 Cepu sebelum menghadapi ujian nasional. Masih banyak siswa
yang belum menerapkan strategi dalam mengerjakan soal ujian nasional untuk mengatasi masalah keterbatasan waktu, sehingga mengakibatkan
banyak waktu yang terbuang sia-sia untuk mengerjakan soal ujian nasional yang menurut mereka sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk mengerjakannya.
2. Indikasi Gejala Kecemasan yang Intens Dialami oleh Siswa Kelas IX
SMP Negeri 2 Cepu Tahun Ajaran 20162017 Sebelum Menghadapi Ujian Nasional
Item-item yang memiliki skor tertinggi sebelum menghadapi ujian nasional dapat dilihat pada tabel 12.
56
a. Indikator pertama adalah Perasaan akan adanya bahaya, pikiran kacau,
kurang percaya diri, dan kurang bertenaga. Dalam indikator tersebut terdapat 1 item yang memiliki skor tinggi yaitu Saya takut
mendapatkan nilai rendah ketika mengerjakan salah satu mata pelajaran yang paling sulit dalam ujian nasional menurut saya. Dalam
item tersebut masih banyak siswa yang merasa khawatir jika pada saat ujian nasional berlangsung mereka mengalami kesulitan dalam
menjawab soal ujian, sehingga membuat mereka mengalami gejala kecemasan sebelum menghadapi ujian nasional.
Gejala kecemasan yang dialami oleh siswa kelas IX SMP Negeri 2 Cepu semakin bertambah ketika mereka mendapatkan kesempatan
untuk melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer UNBK yang baru tahun 2017 ini dilaksanakan di sekolah mereka, dengan kata lain
siswa kelas IX angkatan 20162017 menjadi generasi pertama yang melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer di SMP Negeri 2
Cepu. Siswa merasa fasilitas komputer yang tersedia di sekolah ini masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah peserta UNBK. Untuk
mengatasi masalah komputer yang masih kurang, pihak sekolah meminta ketersediaan dari sebagian siswa untuk membawa laptop
sendiri untuk digunakan dalam pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer. Selain masalah kurangnya komputer yang akan digunakan
untuk pelaksanaan UNBK, siswa juga mengalami gejala kecemasan yang disebabkan oleh kekhawatiran siswa mengenai ketersediaan
57
jaringan dalam UNBK. Siswa takut apabila sedang mengerjakan soal ujian nasional, tiba-tiba ketersediaan jaringan mengalami masalah atau
terputus. Banyak siswa mengalami kekhawatiran terhadap waktu yang
diberikan dalam ujian nasional yang terbatas dan cenderung kurang lama untuk menjawab soal ujian yang banyak dan cenderung sulit.
Siswa terlalu fokus untuk mengerjakan soal ujian yang sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam mengerjakannya, daripada
mencoba untuk mengerjakan soal ujian yang mudah dan relatif membutuhkan waktu yang lebih singkat sehingga waktu yang
digunakan dalam mengerjakan soal ujian nasional dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien.
Ketika ujian nasional tiba, pastinya siswa berkonsentrasi secara penuh untuk mengerjakan soal-soal ujian nasional dan kurang
memperhatikan ketersediaan waktu ujian nasional yang terbatas. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal-soal ujian nasional
sangat terbatas sehingga siswa membutuhkan latihan dalam mengelola waktu. Banyak siswa yang mengalami kegelisahan saat menghadapi
ujian nasional, meskipun mereka sudah mempersiapkan diri dengan baik. Banyak siswa yang tergesa-gesa dalam mengerjakan soal-soal
ujian nasional yang mengakibatkan hasil atau nilai yang didapatkan dalam ujian nasional kurang memuaskan atau tidak sesuai dengan
harapan mereka.
58
b. Indikator kedua yaitu Perasaan khawatir, rendah diri, tegang, tidak bisa
konsentrasi, ketakutan, dan kegelisahan. Dalam indikator tersebut terdapat 2 item yang memiliki skor tinggi dan terdapat 1 item yang
memiliki skor sangat tinggi yaitu Saya takut hasil ujian nasional saya kurang memuaskan. Dalam item tersebut masih banyak siswa yang
merasa khawatir jika pada saat ujian nasional berlangsung mereka mengalami kesulitan dalam menjawab soal ujian, sehingga membuat
mereka mengalami gejala kecemasan sebelum menghadapi ujian nasional.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan siswa kelas IX di SMP 2 Cepu yang bernama AL, AL mengatakan bahwa Dia
mengalami gejala kecemasan ketika ujian nasional akan tiba. AL sulit untuk konsentrasi ketika belajar di rumah maupun di sekolah karena
rasa ketakutan yang begitu besar sehingga dapat menghambat AL untuk fokus mempersiapkan ujian nasional. AL juga mengatakan
bahwa tingginya tuntutan nilai ujian nasional dari orang tua AL maupun dari tempat AL bersekolah membuat gejala kecemasan AL
semakin bertambah besar. AL mengatakan bahwa banyak siswa yang berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai ujian nasional yang tinggi
dengan harapan bisa masuk di SMA Negeri 1 Cepu yang merupakan sekolah favorit di Cepu. SMA ini diperebutkan oleh siswa-siswi dari 5
SMP yang terdapat di Cepu, bagi siswa yang nilainya pas-pasan tentu
59
tidak bisa masuk di SMA 1 Cepu karena kuota untuk masuk di SMA ini sangat terbatas.
Cara guru dalam mengajar, juga bisa berpengaruh terhadap tingkat gejala kecemasan siswa. Guru diharapkan untuk bisa menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan, bukan menciptakan suasana pembelajaran yang menakutkan. Melakukan kegiatan selingan
melalui berbagai kegiatan “game” atau “ice break” tertentu, terutama dilakukan pada saat suasana kelas sedang tidak kondusif. Sewaktu-
waktu mengajak siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas, sehingga siswa tidak merasa bosan. Memberikan materi dan
tugas-tugas yang cukup dan tidak terlalu berlebihan untuk persiapan ujian nasional sehingga tidak menambah beban siswa. Menggunakan
pendekatan humanistik dalam mengelola kelas sehingga guru dan siswa dapat mengembangkan pola hubungan yang baik. Guru
menanamkan kesan positif dalam diri siswa, dengan sosok yang menyenangkan, ramah, cerdas, penuh empati, dan dapat memberikan
teladan, bukan menjadi sumber ketakutan. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri self assessment atas
tugas dan pekerjaan yang telah dilakukannya. Mengoptimalkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Cara orang tua dalam mendidik, juga bisa berpengaruh terhadap tingkat gejala kecemasan anak. Untuk membantu anak mengelola
kondisi psikologisnya sebelum menghadapi ujian nasional, orang tua
60
dapat melakukan beberapa hal, yaitu: tidak berlebihan menekan anak saat belajar. Hal ini dapat dilakukan agar anak tidak semakin takut dan
tegang ketika mempersiapkan ujian. Mengajak anak berpikir: “ini sulit, tapi mungkin” daripada “ini mungkin tapi sulit”. Membantu anak
untuk berpikir bahwa ujian nasional adalah hal yang terpenting tapi bukan tidak mungkin dapat dilewati. Pemikiran anak yang berlebihan
terhdap ujian nasional adalah salah satu penyebab anak merasa tegang sehingga pelajaran yang semula dipahami hilang secara tiba-tiba saat
berada di ruang ujian. Berikan dukungan sosial pada anak dan tanamkan pemikiran positif pada anak bahwa ia dapat menghadapi
ujian nasional dengan baik tanpa harus merasa khawatir berlebihan. Mengajak anak untuk beribadah dan berdoa bersama agar semakin
tenang ketika sebelum menghadapi ujian nasional.
3. Usulan Topik Bimbingan Belajar Berdasarkan Item-item Gejala