BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis penelitian ini, maka dapat dinyatakan kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Likuiditas adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam memenuhi kebutuhan perusahaan baik jangka panjang maupun jangka
pendek. Likuiditas mengukur apakah ketersediaan kas untuk mendanai investasinya. Perusahaan dikatakan tidak mengalami kesulitan dalam mendanai
investasinya apabila perusahaan mampu menghasilkan kas dalam membiayai investasi. Semakin besar likuiditas perusahaan struktur modalnyahutangnya akan
semakin berkurang karena dengan likuiditas yang tinggi, perusahaan memiliki dana tersedia yang dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan
LIKUIDITAS X
1
KESEMPATAN BERTUMBUH X
2
SENSIVITAS ARUS KAS X
3
KEPUTUSAN INVESTASI Y
TOBIN’S Q Z
23
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dengan modal sendiri dalam pengambilan keputusan investasi biaya modal sendiri justru diperhitungkan daripada menanggung resiko.
Fazzari et all 1988 menyelidiki hubungan likuiditas arus kas dengan keputusan investasi dengan mengklasifikasikan perusahaan sampel menjadi tiga
kelas berdasarkan rasio pembayaran deviden. Pengaruh likuiditas terhadap investasi lebih tinggi daripada pengaruh kesempatan investasi terhadap
keputusan investasi. Hidayat 2009 menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Likuiditas lebih sensitif terhadap keputusan
investasi pada perusahaan dengan kendala keuangan tinggi dibanding pada perusahaan dengan kendala keuangan rendah. Kesempatan investasi lebih
berpengaruh terhadap keputusan investasi pada perusahaan dengan kendala keuangan rendah dibanding perusahaan dengan kendala keuangan tinggi.
Perusahaan yang
mengalami pertumbuhan
menunjukkan bahwa
perusahaan sedang berada dalam kondisi yang berpotensi memberikan keuntungan di masa depan. Di sisi lain perusahaan yang tumbuh akan
memerlukan lebih banyak sumber pendanaan sehingga perusahaan yang tumbuh akan membuka kesempatan bagi investor untuk berinvestasi. Penelitian Christian
2013 menunjukkan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi dapat meningkatkan keputusan investasi. Dengan kata lain, jika perusahaan mengalami
kondisi kesempatan bertumbuh yang tinggi maka akan meningkatkan keputusan investasi dan sebaliknya jika perusahaan mengalami kondisi kesempatan
bertumbuh yang rendah maka akan mengurangi keputusan investasi.
Universitas Sumatera Utara
Sensitivitas arus kas terhadap investasi menggambarkan bahwa biaya relatif lebih tinggi dari pendanaan eksternal dibandingkan dengan pendanaan internal
karena adanya informasi yang asimetris atau diskresi manajerial. Penelitian Hovakimian 2009 membahas mengenai pengaruh sensitivitas
cash flow terhadap investasi berbeda pada tingkat sensitivitas yang berbeda. Penelitian Fazzari et al. 1998 menemukan bahwa tingkat sensitivitas arus kas
merefleksikan tingginya biaya modal eksternal dibandingkan biaya modal internal, yang menyebabkan terjadinya informasi asimetris seperti yang juga
pernah diteliti oleh Mayers dan Majluf 1984 dan Greenwald, Stiglitz, dan Weiss 1984 serta masalah keagenan.
Penelitian ini mengharapkan bahwa Tobin’s Q dapat memperkuat
hubungan antara likuiditas, kesempatan bertumbuh dan sensitivitas arus kas terhadap keputusan investasi. Perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi,
kesempatan bertumbuh yang tinggi, sensitivitas arus kas yang tinggi cenderung akan melakukan investasi jika perusahaan dalam kondisi Q yang tinggi.
Dengan pemikiran bahwa Tobin’s Q akan mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan peluang keuntungan yang baru atau yang sering dinyatakan sebagai bentuk nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan menunjukkan
prospek kemampuan perusahaan dimasa yang akan datang. Sehingga, dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi nilai
Tobin’s maka Q perusahaan akan semakin meningkatkan hubungan likuiditas, kesempatan bertumbuh dan sesitivitas arus kas
perusahaan dalam melakukan tindakan investasi.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Hipotesis