BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi, telah menjadi perhatian khusus dari masyarakat. Perkembangan perekonomian selalu dikaitkan
dengan pasar modal. Jogiyanto 2003 menyatakan bahwa perkembangan pasar modal akan memberikan dukungan kepada perkembangan perekonomian suatu
negara. Hal ini yang kemudian membuat banyak pihak yang menginginkan perkembangan pasar modal yang signifikan. Kebutuhannya selain untuk
mendukung perekonomian nasional, juga mengingatkan aktivitas perputaran keuangan masyarakat secara luas. Pasar modal menjadi sarana investasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat sebagai suatu calon investor ataupun investor perusahaan. Melalui pasar modal, masyarakat mendapatkan informasi tentang
kinerja perusahaan. Informasi tersebut sangat dibutuhkan dalam menentukan strategi dan keputusan investasinya.
Informasi tentang perkembangan kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting karena berkaitan langsung dengan keinginan pemilik perusahaan
bahwa perusahaan harus mampu meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan Investor wealth. Manajemen perusahaan akan didorong oleh pemilik untuk dapat
bekerja dengan kebijakan sebaik mungkin dalam meningkatkan keuntungan perusahaan. Isu untuk peningkatan kemakmuran pemilik perusahaan. Sejak
dahulu konsep komersialisasi bisnis sudah menjadi hal yang harus dilakukan. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya konflik kepentingan diantara pemilik
1
Universitas Sumatera Utara
perusahaan sebagai principal dan manajemen yang dipilih oleh pemilik sebagai agent. Konflik ini menimbulkan rasa tidak saling percaya diantara kedua belah
pihak yang berkepentingan di dalam perusahaan. Keputusan investasi sangat penting bagi perusahaan. Tujuan dari
perusahaan berinvestasi adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dalam rangka kegiatan investasi perusahaan, perlu dipikirkan juga penggunaan dana
yang dipakai. Keputusan investasi dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain likuiditas, kesempatan bertumbuh dan sensitivitas arus kas. Jika perusahaan
memiliki likuiditas yang cukup maka kemungkinan perusahaan akan melakukan investasi, sebaliknya jika perusahaan tidak memiliki dana yang cukup maka
kemungkinan perusahaan untuk melakukan investasi akan semakin kecil. Kesempatan bertumbuh juga memiliki kontribusi untuk mempengaruhi keputusan
investasi. Jika kesempatan bertumbuh perusahaan cukup tinggi maka perusahaan akan cenderung melakukan investasi untuk mencapai kemajuan yang lebih
optimal. Fazzari et al. 1998 menyatakan bahwa sensitivitas arus kas terhadap investasi dipengaruhi oleh kendala keuangan yang disebabkan oleh adanya
masalah asimetri informasi di pasar modal. Degryse dan De Jong 2005 menyatakan bahwa perusahaan dengan prospek yang buruk Tobin
’s Q yang rendah dalam hal menentukan keputusan investasi perusahaan mengalami
masalah dalam kebijakan manajerial sedangkan pada perusahaan yang berprospek baik dengan Tobins Q yang tinggi dalam hal menentukan keputusan investasinya
perusahaan mengalami masalah asimetri informasi. Hasil penelitian yang mereka lakukan kemudian mendapatkan hasil bahwa perusahaan dengan nilai perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Tobin ’s Q yang rendah cenderung memiliki sensitivitas arus kas investasi yang
lebih besar. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh likuiditas,
kesempatan bertumbuh dan sensitivitas arus terhadap keputusan investasi pada perusahaan memiliki masalah asimetri informasi dan perusahaan memiliki
masalah deskresi manajerial. Pada suatu kondisi, pemilik perusahaan tidak perduli dengan kondisi apapun asalkan manajemen perusahaan dapat menghasilkan
keuntungan bagi pemilik perusahaan. Hal ini membuat manajemen harus melakukan berbagai kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Salah satu kebijakan diantara begitu banyak kebijakan yang harus dilakukan manajemen adalah kebijakan keuangan perusahaan. Dalam konteks kebijakan
keuangan perusahaan, kebijakan penetapan sumber pendanaan investasi atau proyek yang dilakukan perusahaan menjadi faktor yang harus dan sangat penting
diperhatikan oleh perusahaan. Pada dasarnya sumber pendanaan atas proyek-proyek yang dilakukan oleh
perusahaan terbagi atas dua bagian, yaitu sumber pendanaan internal dan sumber pendanaan eksternal perusahaan. Pecking Order Theory oleh Myers and Majluf
1984 menekankan lebih diutamakannya penggunaan pendanaan yang berasal dari internal perusahaan yaitu laba ditahan atau tambahan investasi yang
dilakukan oleh pemilik perusahaan. Sedangkan, Trade off Theory menyatakan bahwa keberanian manajemen dalam melakukan pendanaan perusahaan yang
berasal dari dana eksternal seperti memberikan jaminan bahwa proyek yang dijalankan perusahaan dapat menguntungkan diatas biaya hutangnya.
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan pendanaan pelaksanaan proyek perusahaan atau yang sering disebut sebagai keputusan investasi perusahaan akan tergantung kepada kebijakan
manajemen dan asimetri informasi yang terjadi diantara pemilik perusahaan dengan manajemen yang dipilihnya. Hasil penelitian yang didapatkan oleh
Degryse dan De Jong 2005, kemudian menjadi pemikiran utama ketika penelitian ini akan dilakukan. Yaitu, bagaimana kebijakan manajerial dan asimetri
informasi dapat mempengaruhi keputusan pendanaan investasi perusahaan. Yakni, keputusan pendanaan dinilai berdasarkan besarnya pengeluaran perusahaan
terhadap aset tetap. Dan, variabel karakteristik perusahaan sebagai pengujinya. Penelitian dengan topik seperti ini, sebelumnya telah pernah diteliti oleh
Moyen 2004, Hoshi 1991, Kadapakkam 1998, dan Hubbard 1995. Sedangkan di Indonesia telah pernah diteliti oleh Anjani 2012, Kurniati 2012
dan Hidayat 2010. Setiap hasil penelitian tersebut memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan investasi
di perusahaan tanpa mempergunakan variabel Tobin’s Q sebagai variabel
pemoderasi. Setiap penelitian tersebut yang berasal dari jurnal internasional menggunakan cara dan metode penelitian yang berbeda-beda dan cenderung
sangat sulit untuk dilakukan secara matematis dan metode statistik. Penelitian kemudian mengikuti mekanisme penelitian yang digunakan di beberapa penelitian
yang terdapat di Indonesia dengan menambahkan variabel independen sensitivitas arus kas dan memasukkan Tobin’Q sebagai variabel pemoderasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Anjani 2012 menguji pengaruh dari likuiditas, profitabilitas, kesempatan bertumbuh, dan hutang terhadap keputusan
investasi perusahaan. Likuiditas, Kesempatan Bertumbuh, dan Hutang tidak
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh terhadap Keputusan Investasi Perusahaan. Profitabilitas berpengaruh terhadap Keputusan Investasi Perusahaan. Kesempatan bertumbuh sebagai
pemoderasi berpengaruh terhadap keputusan investasi. Sedangkan, Kurniati 2012 hanya melakukan pengujian likuiditas perusahan terhadap keputusan
investasi sensitivitas arus kas sebagai pemoderasi. Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap arus kas. Sensitivitas arus kas memoderasi hubungan
likuiditas dan keputusan investasi. Dalam penelitian ini terdapat 3 tiga variabel independent yaitu
Likuiditas, Kesempatan Bertumbuh dan Sensitivitas Arus Kas, 1 satu variabel pemoderasi yaitu
Tobin’s Q dan 1 satu variabel dependen yaitu Keputusan Investasi. Dimana dalam penelitian ini akan menguji pengaruh likuiditas,
kesempatan bertumbuh dan sensitivitas arus terhadap keputusan investasi dengan Tobin’s Q sebagai variabel moderating. Perusahaan yang memiliki nilai Tobin’s Q
rendah maka mengalami diskresi manajerial dan perusahaan yang memiliki Tobin’s Q tinggi mengalami asimetri informasi.
Berdasarkan latar belakang diatas kemudian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan Judul:
“Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Kesempatan Bertumbuh dan Sensitivitas Arus Kas terhadap Keputusan
Investasi Perusahaan dengan Tobin’s Q sebagai variabel Moderating” Studi
Empiris pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah