Kesempatan Bertumbuh Sensitivitas Arus Kas

2.5. Kesempatan Bertumbuh

Masing-masing perusahaan mempunyai tingkat kesempatan bertumbuh yang berbeda, tergantung pada struktur modal yang dimiliki perusahaan tersebut. Menurut pecking order theory, perusahaan yang memiliki kesempatan bertumbuh pertama-tama akan memilih sumber dana internal dan kemudian dana eksternal yang berisiko rendah untuk membiayai proyek. Kesempatan bertumbuh dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengelola uang dengan cara menanamkan uang tersebut pada bidang-bidang tertentu dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa mendatang Benito 2003. Namun, kesempatan bertumbuh dapat juga diartikan sebagai pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Kesempatan bertumbuh yang identik dengan pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan size perusahaan, yang dapat diproksikan dengan peningkatan aktiva, ekuitas, laba dan penjualan Buferna et al, 2005. Dalam perilaku pecking order, kesempatan bertumbuh memiliki pengaruh terhadap penentuan pengeluaran pendanaan. Adanya asymmetric information antara manajer dan pemegang saham memberi penjelasan tentang perlu adanya financial intermediaries. Tidak semua perusahaan yang memiliki kesempatan bertumbuh yang bagus nilai NPV-nya positif memiliki finansial slack yang cukup untuk mendanai proyek. Perusahaan baru dan perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi biasanya tidak memiliki cukup dana internal untuk membiayai proyek-proyeknya. Dengan hal diatas, perusahaan akan mencari sumber pendanaan dari luar untuk menjalankan proyek-proyeknya. Buferna et al, Universitas Sumatera Utara 2005. Besarnya leverage tergantung pada seberapa besar kesempatan bertumbuh yang dimiliki oleh perusahaan.

2.6. Sensitivitas Arus Kas

Sensitivitas arus kas terhadap investasi menggambarkan bahwa biaya relatif lebih tinggi dari pendanaan eksternal dibandingkan dengan pendanaan internal karena adanya informasi yang asimetris atau masalah keagenan. Hovakimian dan Hovakimian 2005 mengatakan bahwa ada hubungan yang positif antara pendanaan internal terhadap keputusan investasi karena adanya keterbatasan likuiditas yang dihadapi perusahaan sebagai akibat dari perbedaan biaya external financing dan internal financing. Hovakimian 2009 menjelaskan bahwa perusahaan dengan sensivitas arus kas positif akan menghadapi biaya modal eksternal yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan dengan arus kas tidak sensitif. Almeida et al. 2004 menemukan bahwa level ketersediaan kas berhubungan dengan kesempatan investasi di masa depan serta resiko bisnis yang akan dihadapi perusahaan, tetapi berhubungan negative dengan tingkat kewaspadaan outside investor. Penelitian dari Soumaya 2012 merumuskan perhitungan sensitivitas Arus Kas dengan menjumlahkan nilai dari Laba bersih yang dihasilkan perusahaan dengan Depresiasi dan Amortisasi aset yang terjadi sepanjang tahun tersebut. Perhitungan ini menunjukkan bagaimana perusahaan lebih condong dalam penggunaan dana internal untuk melakukan atau mengambil tindakan keputusan atas investasi di perusahaan. Universitas Sumatera Utara

2.7. Tobin’s Q