adalah ideology ideologi, kode sosialnya antara lain, narrative narasi, conflict konflik, character karakter, action aksi, dialogue dialog, setting
latar, casting pemeran. Selain itu analisis semiotik yang dilakukan pada sinema atau film layar layar wide screen menurut Fiske disetarakan dengan
analisis film yang ditayangkan oleh televisi.
Film pada umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda itu termasuk sebagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik dalam film adalah gambar
dan suara, kata yang diucapkan, ditambah dengan suara-suara lain yang serentak mengiringi gambar-gambar dan musik film. Sistem semiotika yang lebih penting
dalam film adalah digunakannya tanda-tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu Sobur, 2004 : 128.
2.1 Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori yang telah disampaikan, maka dapat diketahui bahwa untuk mengerti dan memahami beberapa visual yang memrepresentasikan
perempuan berpenampilan maskulin dalam film “Get Married”, peneliti menggunakan teori analisis semiotik film oleh John Fiske, analisis semiotik pada
sinema atau film layar lebar wide screen disetarakan dengan analisis film yang ditayangkan di televisi yang dikemukakan oleh John Fiske. Analisis ini terbagi
menjadi level realitas, level representasi dan level ideology.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dalam pengembangan kerangka berpikir peneliti menggunakan analisis berupa representasi terhadap scene-scene yang menunjukan karakteristik
perempuan berpenampilan maskulin, dalam hal ini lebih khusus kepada pemeran utama yaitu Mae. Pertama film akan dipilah penanda-penandanya ke dalam
serangkaian fragmen ringkas dan beruntun. Pada tahap kedua film “Get Married” scene-scene yang telah dipilah tersebut akan dianalisa secara mendalam dan
dimaknai, yang menunjukan adegan menurut level realitas dan representasi menurut John Fiske.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
BAB III MATODE PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
Menurut Kirk dan Miller, penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental, bergantung pada pengamatan
terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan istilahnya. Sedangkan analisis semiologi
merupakan analisis mengenai tanda dan segala hubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungan dengan tanda-tanda lain, pengiriman dan penerimaannya
untuk mereka yang menggunakan.
Dengan menggunakan metode penelitian semiologi yang bersifat kualitatif, peneliti berusaha menggali realitas yang didapatkan melalui interpretasi
simbol-simbol dan tanda-tanda yang ditampilkan sepanjang film. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi perempuan berpenampilam
maskulin dalam film “Get Married” .
3.2 Kerangka Konseptual
3.2.1 Corpus Penelitian Di dalam penelitian kualitatif, diperlukan suatu pembahasan masalah yang
disebut dengan Corpus. Corpus adalah sekumpulan bahan terbatas yang ditentukan pada perkembangannya oleh analisis keesemenaan. Corpus haruslah
cukup luas untuk memberi harapan yang beralasan bahwa unsur-unsur akan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.