se buah stereotype, dan behavioral tindakan dalam bentuk diskriminasi. Secara umum dapat pula disimpulkan bahwa prasangka antar ras atau etnik merupakan
sikap negatif yang diarahkan kepada kelompok antar ras atau etnik tertentu dan difokuskan pada ciri-ciri negatif. Liliweri, 2005 : 203.
2.1.2. Karakteristik Psikologis Laki-Laki dan Perempuan
Aspek psikologis yang mencakup intelegensi dan emosi dalam proses perkembangannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Hal ini berbeda dengan
aspek biologis yang mengalami pertumbuhan secara otomatis-tanpa harus dipelajari. Kondisi intelegensi dasarnya memang biologis, yaitu pusat susunan
syaraf otak yang mengandung pusat-pusat kemampuan yang diperoleh individu sejak dalam Kandungan sampai tiga tahun pertama sesudah lahir. Ada
perkembangan selanjutnya tentang kondisi psikhis bagi lelaki dan perempuan sama hanya saja mana yang dominan satu dengan yang lain berbeda. Ini juga
dipengaruhi adanya perlakuan yang berbeda terhadap lelaki dan perempuan sesuai dengan keinginan orang tua masing-masing. Apabila anak lelaki dan perempuan
mempunyai potensi yang sama, diperlakukan dan diberi kesempatan yang sama, diperlukan dan diberi kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri
semaksimal mungkin akan mencapai yang sama. Nampaknya apa yang berkembang di masyarakat tidaklah demikian, perlu
disadari bahwa faktor budaya akan mempengaruhi pola pengasuhan orang tua terhadap anaknya. Misalnya: sistem partiarkhi yang telah berkembang dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kehidupan masyarakat bahwa laki-lakilah yang berkuasa sehingga muncullah pemikiran androgini. Kondisi ini dipolakan sejak bayi baru lahir dan dimapankan
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terkesan bahwa yang demikian itu tidak dapat ditolak akan tetapi harus diterima dan dilakukan.
2.1.3. Androgini
Kata androgini berasal dari bahasa Yunani, andras yang berarti laki-laki dan gyne berarti perempuan. Androgini berarti percampuran antara kedua gender
perempuan dan laki-laki atau dapat juga dijelaskan bahwa androgini adalah pribadi yang tidak sepenuhnya maskulin maupun feminin. Androgini dapat pula
dimaknai sebagai pertukaran nilai-nilai gender dan biasanya semua yang dikatakan androgini menunjukkan karakteristik atau melakukan aktivitas yang
secara tradisional diasosiasikan terhadap gender yang lain. Androgini adalah seseorang yang tidak selalu memenuhi tipe nilai gender
maskulin dan feminin
dalam masyarakat
http:en.wikipedia.org,wiki Androgyny. Androgini sendiri dimunculkan ketika nilai gender maskulin dan
feminin dirasakan tidak memiliki kecocokan dalam perkembangannya. Androgini dimaksudkan sebagai jalan tengah dimana ideologi maskulin dan feminin tidak
lagi dianggap sebagai kodrat melainkan sebagai dua bagian yang terpisah. Seseorang dapat menjadi salah satunya atau mempunyai keduanya bersamaan, dan
seseorang juga dapat mengkombinasikannya beragam komponen maskulin dan feminin dalam berbagai hal, tergantung pada keinginan, kebutuhan, dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
lingkungan individu tersebut. httn:,heirn.ifi.uio.no~thomasgndandrogyny- html. Androgini kemudian dianggap sebagai suatu Pemecahan untuk mengatasi
kegilaan budaya dan sosial menyangkut nilai-nilai gender yang berbeda. Perempuan androgini adalah mereka yang tidak takut pada tubuh mereka
yang feminin, tetapi feminitas yang mereka perlihatkan bukan lagi feminitas pasif. Perempuan tidak takut pada bidang yang distereotypekan sebagai dunia laki-laki.
Perempuan androgini seringkali disamakan dengan tomboy. Menurut Dra. Hasta, Dosen Psikologi Undip, tomboi adalah perempuan
yang mempunyai sifat, tingkah laku, cara berpakaian dan pola pikir seperti laki- laki. Walau begitu, tomboy tetaplah perempuan yang punya dasar, perasaan, dan
naluri seorang perempuan. http:hayamwuruk-online.blogspot.com200606ada- tomhoi-di-fakultas-sastra.html tomboy adalah rambut cepak, tidak dandan, cara
berjalan dan bersikap beda dari yang lain, sporti, maskulin, cuek, serta berpakaian seperti lakilaki.
Sebagai perempuan androgini, kecenderungan aspek maskulin yang sebenarnya melekat pada pria, terdapat pula pada dirinya. Seperti cara berpikir
logis, cara berbicara yang tegas, asertif atau memiliki kemampuan mengungkapkan perasaannya secara lugas, itulah ciri perempuan androgini.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.1.4. Homoseksualitas