Corpus Penelitian Di dalam penelitian kualitatif, diperlukan suatu pembahasan masalah yang

39

BAB III MATODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Menurut Kirk dan Miller, penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental, bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan langsung dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan istilahnya. Sedangkan analisis semiologi merupakan analisis mengenai tanda dan segala hubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungan dengan tanda-tanda lain, pengiriman dan penerimaannya untuk mereka yang menggunakan. Dengan menggunakan metode penelitian semiologi yang bersifat kualitatif, peneliti berusaha menggali realitas yang didapatkan melalui interpretasi simbol-simbol dan tanda-tanda yang ditampilkan sepanjang film. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi perempuan berpenampilam maskulin dalam film “Get Married” .

3.2 Kerangka Konseptual

3.2.1 Corpus Penelitian Di dalam penelitian kualitatif, diperlukan suatu pembahasan masalah yang

disebut dengan Corpus. Corpus adalah sekumpulan bahan terbatas yang ditentukan pada perkembangannya oleh analisis keesemenaan. Corpus haruslah cukup luas untuk memberi harapan yang beralasan bahwa unsur-unsur akan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. memelihara sebuah sistem kemiripan dan perbedaan yang lengkap, dan corpus juga bersifat sehomogen mungkin Kuriawan, 2000 : 70. Corpus dalam penelitian ini bersifat terbuka terhadap konteks yang beraneka ragam. Pada penelitian kualitatif ini memberikan peluang yang besar bagi dibuatnya interpretasi alternatif. Corpus dalam penelitian ini adalah tokoh Mae yang adalah sosok perempuan berpenampilan maskulin namun memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis dalam film yang berjudul “Get Married” yang ditonton dalam versi VCD Video Compect Disc. Film Get Married merupakan film layar lebar yang diproduksi secara khusus untuk dipertunjukan di gedung- gedung bioskop Indonesia. 3.2.2 Unit Analisis Unit anlisis pada penelitian ini adalah scene-scene yang ada dalam film “Get Married”. Total scene pada film ini sebanyak 105, namun yang diambil sebanyak 11 scene yang menunjukan adegan yang mengandung perempuan berpenampilan maskulin pada tokoh Mae. Keseluruhan tanda dan lambang berdasarkan pembagian level analisis dan representasi oleh John Fiske, yang menunjukan adanya unsur-unsur perempuan berpenampilan maskulin, kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan teori semiotika film Jhon Fiske. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Analisis semiotik pada sinema atau film layar lebar wide screen disertakan dengan analisis film yang ditayangkan di televisi. Fiske mengkategorikan dalam tiga level yakni level Realitas, level Representasi, dan level Ideologi. Hal ini untuk mengetahui representasi perempuan berpenampilan maskulin dalam film tersebut. 3.2.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam setiap penelitian harus melakukan kegiatan pengumpulan data. Dimana kegiatan pengumpulan data ini adalah prosedur yang sangat menentukan baik tidaknya suatu penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan instrument dalam setiap penelitian kuantitatif maupun kualitatif, sehingga jika kegiatan pengumpulan data ini tidak dirancang dengan baik, maka data yang diperoleh pun tidak sesuai dengan permasalahan penelitian. Dalam artian bahwa seorang peneliti harus memperoleh data-data yang relevan, artinya data yang ada kaitannya langsung dengan masalah yang diteliti Kriyanto, 2006 : 91. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini didapatkan dari data primer dan sekunder, antara lain : 1. Data primer berasal dari corpus penelitian yakni gambar dalam film Get Married. 2. Data sekunder yang diperoleh dari kumpulan-kumpulan literatur seperti buku baik primer maupun pengantar, berita-berita dari surat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kabar dan majalah serta artikel-artikel dari internet yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dalam penelitian ini. 3.2.4 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data secara kualitatif dengan menggunakan percetakan semiotik John Fiske. Sesuai dengan pendapat John Fiske, analisis semiotik pada film akan dibagi menjdai tiga level yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Pada level relaitas, dianalisis bebrapa kode-kode sosial yang merupakan realitas, dapat berupa penampilan, ekspresi kostum dan make-up yang digunakan oleh pemain dalam film “Get Married”, latar yang ditampilkan dari cerita pemeran serta gesture para pemain film “Get Married”. Pada level representasi, yang akan diamati meliputi kerja kamera yaitu Long Shot, Medium Shot, dan Close-Up. Pada teknik editing digunakan untuk memilih scene yang ada hubungannya dengan unsur-unsur dan pencahayaan untuk mengetahui karakter pemain yang ditransmisikan sebagai kode-kode representasi yang bersifat konvensional. Pada level Ideologi, yang akan diamati meliputi narasi naraative, konflik conflict, dialog dialogue, pemeran casting dari tiap scene yang mencakup pembahasan representasi perempuan berpenampilan maskulin dalam film “Get Married”. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN