Tes SSCT Tes Psikologi

hadir tepat waktu, berprestasi, teliti, dan suka melakukan pekerjaan hingga tuntas. Dimensi keempat, Neuroticism sebagai lawan dari Emotional stability . Neuroticism sering disebut juga dengan ’sifat pencemas’ sedangkan emotional stability disebut dengan kestabilan emosi. Sifat neuroticism ini identik dengan kehadiran emosi negatif seperti rasa khawatir, tegang, dan takut. Seseorang yang dominan sifat pencemasnya mudah gugup dalam menghadapi masalah- masalah yang menurut orang kebanyakan hanya sepele. Mereka mudah menjadi marah bila berhadapan dengan situasi yang tidak sesuai dengan yang diinginkannya. Secara umum, mereka kurang mempunyai toleransi terhadap kekecewaan dan konflik. Dimensi terakhir yang kelima adalah Openness atau openness to experience, untuk selanjutnya disebut secara bergan- tian dengan ’keterbukaan’. Dimensi ini erat kaitannya dengan keterbukaan wawasan dan orisinalitas ide. Mereka yang terbuka siap menerima berbagai stimulus yang ada dengan sudut pandang yang terbuka karena wawasan mereka tidak hanya luas namun juga mendalam. Mereka senang dengan berbagai informasi baru, suka belajar sesuatu yang baru, dan pandai menciptakan aktivitas yang di luar kebiasaan. Tes ini berisi 44 aitem-aitem pertanyaan. Cara pengisian alat tes ini adalah mengisi setiap pertanyaan dengan skala 1 yang menunjukkan “Sangat Tidak Setuju” hingga 5 yang menunjukkan “Sangat Setuju”, sesuai dengan karakteristik yang cocok menurut informan.

D. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah 1 satu wanita yang dikriteriakan menjadi bispak atau bisa dipakai. Kriteria responden adalah wanita yang sering berganti pasangan, akan tetapi tidak mau dibayar untuk berhubungan seks. Penelitian ini hanya melibatkan satu orang informan. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan informan yang dipengaruhi oleh ketidak bersediaannya untuk diwawancara yang melihat bahwa menjadi bispak adalah aib untuk di umbar ke khalayak umum.

E. Analisis Data

Marshall dan Rossman dalam Poerwandari, 2005 menyampaikan bahwa data dari berbagai sumber berbeda dapat digunakan untuk mengelaborasi dan memperkaya hasil penelitian. Data dari sumber berbeda, dengan teknik pengumpulan yang berbeda akan menguatkan derajat manfaat studi pada setting yang berbeda. Sumber data penelitian ini terdiri dari 2 sumber yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada informan. Data sekunder diperoleh dari tes psikologi yaitu tes SSCT Saks Sentence Completion Test dan tes BFI Big Five Inventory . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Wawancara

Data-data diperoleh dari penelitian diorganisasikan secara rapi, lengkap dan sistematis. Organisasi data yang sistematis memungkinkan penelitian untuk memperoleh kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan, menyimpan data dan analisis yang berkaitan dengan penyelesaian penelitian Highlen dan Finley dalam Peorwandari, 1998. Data-data yang akan diorganisasikan dalam penelitian ini meliputi : a. Data-data mentah kaset atau hasil wawancara dan hasil catatan lapangan b. Data yang sudah diproses transkip wawancara dan catatan refleksi penulisan c. Data yang sudah ditandaidibubuhi kode-kode spesifik d. Penjabaran kode-kode dan kategori-kategori secara luas Setelah wawancara selesai dilaksanakan, proses selanjutnya adalah Koding. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan mensistemasikan data secara lengkap dan mendetil sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari Poerwandari, 1998. Teknik koding pada penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi kondisi psikologis yang dialami informan.