Relasi Romantis Kasual dan Hubungan Seksual

miliknya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan berubah menjadi motif. Motif sendiri akan menjadi penyebab seseorang dalam melakukan segala sesuatu Handoko, 1992. Keadaan ketidakseimbangan dalam diri individu akan mendorong individu untuk bereaksi dalam rangka untuk mencapai keseimbangannya. Dorongan merupakan kecenderungan bereaksi dalam rangka pemenuhan kekurangan dan memotivasi untuk mengembalikan keseimbangan Matsumoto, 2009. Dengan adanya tuntutan menuju keseimbangan ini, maka tidak terpenuhinya kebutuhan frustrasi mendorong individu kembali pada kebutuhan yang belum terpenuhi ini regresi Aldeyfer, 1969. Pada perempuan yang menjalin relasi dengan pergantian pasangan yang cukup sering, dasar yang mendorong untuk membentuk pola perilaku ini masih menjadi pertanyaan. Apalagi, dalam kasus yang terjadi, pergantian pasangan disertai hubungan seksual ini berakibat perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa Sarwono, 2003. Akibat yang sering dirasakan pihak perempuan ini berdasarkan pada keadaan masyarakat bahwa isu soal kemurnian perempuan yang didasarkan pada keadaan kelaminnya sendiri. Kondisi ini tidak menguntungkan perempuan apabila melakukan hubungan seksual. Tak pelak lagi, istilah sexist se perti “bispak” hadir dalam dunia gaya maskulin ini. Pengalaman tidak menguntungkan dari para perempuan yang terlibat dalam hubungan seksual ini berimplikasi pada cara mereka menghadapi lingkungan yang demikian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Namun, batasan moral soal hubungan seksual ini pada kenyataannya tidak mampu menjadi patokan kaum perempuan untuk tidak terlibat dalam hubungan seksual. Kenyataan di lapangan yang melabeli perempuan yang sering berganti pasangan sebagai “bispak” mendatangkan pengalaman unik terkait dengan ketersingkirannya. Apa yang mereka lakukan bertentangan dengan norma sosial, budaya, dan agama yang berkembang di dalam masyarakat Indonesia, yang memegang kepercayaan bahwa seks hanya boleh dilakukan setelah adanya pernikahan. Dengan keberadaan norma sosial yang secara psikologis menekan press , motivasi untuk melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan tertentu yang perlu dilegakan, sekalipun perlu melanggar norma. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Secara umum, penelitian kualitatif bersifat eksploratif, atau lebih mengandalkan data berupa ungkapan yang diberikan oleh informan penelitian untuk mengeksplorasi fenomena atau permasalahan pokok yang terdapat dalam sebuah penelitian Supratiknya, 2015. Penelitian ini ditujukan untuk mencapai pemahaman mendalam mengenai organisasi ataupun peristiwa khusus daripada mendeskripsikan bagian permukaan dari sampel besar dari sebuah populasi Denzin Lincoln, dalam Herdiansyah, 2010. Menurut Creswell 2014, penelitian kualitatif merupakan penelitian ilmiah untuk memahami masalah-masalah manusia dalam konteks sosial dan budaya dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks. Menurut Moleong 2005 yang dicoba untuk dipahami dari informan penelitian kualitatif misalnya adalah perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, yang secara holistik dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks khusus yang alamiah dengan berbagai metode alamiah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus Case Study . Studi kasus adalah pemahaman sebuah kejadian khusus yang hadir dalam konteks yang terbatasi Poerwandari, 2005. Keistimewaan dari studi kasus adalah keterikatan kasus yang diangkat untuk menjadi bahan penelitian memiliki kekhususan terkait waktu, tempat kejadian dan informan penelitian. Keterikatan ini oleh Smith Merriam, 1998; Asmadi, 2004 disebut sebagai faktor istimewa yang membedakan studi kasus dengan penelitian kualitatif lainnya. Dengan pendekatan studi kasus seorang peneliti memungkinkan untuk mendapat pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai hubungan berbagai fakta terkait Poerwandari, 2005. Metode studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila digunakan pada pokok pertanyaan yang berkenaan dengan How atau Why , bila peneliti hanya mampu sedikit mengontrol serta konteks penelitiannya berada pada situasi nyata Yin, 2002. Dalam penelitian ini, studi kasus yang digunakan adalah studi kasus dengan single level analysis . Menurut Mooney 2008, studi kasus tunggal, single level analysis , adalah studi kasus yang menyoroti perilaku individu dengan satu masalah utama. Bentuk studi kasus ini yang dipakai dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini yang diteliti adalah pola motivasi perempuan yang dilabeli bispak dalam menjalin relasi romantis.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada menemukan serta memaparkan motivasi yang mendorong seorang wanita yang dicap sebagai bispak bisa dipakai dalam melakukan hubungan seksual-emosional. Motivasi diteliti dengan melihat dinamika antara kebutuhan, dorongan, motif yang ada pada