Perang Jagaraga 1846–1849 Perang Banjar 1859–1863 Perlawanan Sisingamangaraja XII 1878 –1907

Perjuangan Bangsa Indonesia pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang 119 “Teuku Johan Pahlawan”. Teuku Umar diizinkan memimpin pasukan dan diberi senjata lengkap. Begitu Belanda lengah, Teuku Umar beserta pasukannya pergi dengan membawa senjata. Hal ini membuat Belanda kembali terpukul. Akhirnya, Belanda menggunakan siasat kekerasan untuk mengalahkan gerilyawan Aceh. Gerilyawan-gerilyawan Aceh banyak yang gugur termasuk Teuku Umar. Namun, perjuangannya tetap dilanjutkan oleh Cut Nyak Dien dibantu Cut Meutia. Gambar 6.11 I Gusti Ketut Jelantik. Gambar 6.10 a Cut Nyak Dien dan b Cut Meutia. a b Pada tahun 1903, Sultan Muh. Daudsyah dan Panglima Polim menyerah. Kemudian 1904, para pemimpin Aceh dipaksa menandatangani perjanjian singkat atau Plakat Pendek. Isinya Aceh mengakui kekuasaan Belanda.

e. Perang Jagaraga 1846–1849

Di Bali berlaku hukum tawan karang di mana raja-raja berhak atas muatan kapal yang terdampar di pantai wilayah Kerajaan Buleleng. Hukum tawan karang berlaku untuk seluruh kerajaan yang ada di Bali, misalnya Gianyar, Badung, Karangasem, Klungkung, Jembrana, Bangli, dan Mengwi. Belanda tidak mau mengakui adanya hukum tawan karang. Alasannya Belanda sudah lama berdagang dengan kerajaan- kerajaan di Bali. Belanda menuntut hukum tawan karang dihapus. Belanda juga memaksa raja-raja Bali mengakui kekuasaannya. Tuntutan itu ditolak oleh I Gusti Ketut Jelantik. Mereka mengobarkan perang yang terkenal dengan Puputan atau berperang sampai titik darah penghabisan. Benteng Jagaraga menjadi pertahanan rakyat Bali. Persenjataan Belanda yang lengkap tidak dapat ditandingi rakyat Bali. Benteng Jagaraga dapat diduduki Belanda. Bali berhasil dikuasai Belanda tanggal 17 Juni 1900. Di unduh dari : Bukupaket.com Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V 120

f. Perang Banjar 1859–1863

Awalnya, rakyat Banjar kecewa terhadap Belanda dengan dibukanya tambang batu bara dan perkebunan di Kalimantan Selatan. Rakyat semakin tidak suka karena Belanda ikut campur dalam penggantian raja di Kesultanan Banjar. Belanda mengangkat Pangeran Tanjidullah sebagai sultan. Kedua peristiwa tersebut menyebabkan berkobarnya Perang Banjar. Rakyat Banjar dipimpin oleh Pangeran Hidayat dan Pangeran Antasari dibantu oleh Tumenggung Suropati serta para ulama. Pertempuran besar berkobar di tepi Sungai Barito. Dalam pertempuran, rakyat berhasil menenggelamkan kapal “Onrust” milik Belanda. Pertempuran berhenti setelah Pengeran Antasari wafat akibat terkena penyakit. Pemimpin yang lain berhasil ditangkap dan diasingkan oleh Belanda.

g. Perlawanan Sisingamangaraja XII 1878 –1907

Sisingamangaraja XII adalah Raja Bakara Tapanuli Tengah. Pertempuran berawal ketika Sisingamangaraja menentang penyebaran agama Nasrani Kristen. Para pendeta Nasrani yang meminta per- lindungan kepada Belanda, dimanfaatkan Belanda untuk menguasai Tapanuli. Pada tahun 1878, Belanda menda- tangkan pasukannya ke Tapanuli. Terjadilah pertempuran sengit selama 29 tahun. Pada pertempuran di Pakpak, Sisingamangaraja XII gugur dan dimakamkan di Tarutung. Sejak itu, Belanda berkuasa di Tapanuli.

3. Perlawanan terhadap Jepang