Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V 10
7 Prasasti Muara Cianten
Ditemukan di Muara Cianten, Bogor, Jawa Barat. Seperti Prasasti Pasir Awi, prasasti ini juga belum bisa terbaca.
8 Selain prasasti juga ditemukan arca-arca. Misalnya arca Rajarsi ditemukan
di Jakarta. Di Desa Cibuaya ditemukan arca Wisnu Cibuaya I dan arca Wisnu Cibuaya II.
c. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno berdiri sekitar abad ke-8 M. Kerajaan ini terletak di pedalaman Jawa Tengah. Bukti keberadaan kerajaan ini tertulis dalam Prasasti
Canggal dan Prasasti Balitung Mantyasih. Berdasarkan catatan pada prasasti, kerajaan bermula sejak pemerintahan Raja Sanjaya yang bergelar Rakai
Mataram Sang Ratu Sanjaya. Prasasti Canggal juga mengungkapkan pendirian lingga di Desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya.
Sebelumnya, Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh seorang raja bernama Sanna. Raja Sanna memerintah rakyat dengan bijaksana. Kerajaannya kaya
padi dan emas. Oleh karena itu, Pulau Jawa mendapat sebutan Jawadwipa.
Peninggalan sejarah Kerajaan Mataram sangat banyak. Di antaranya berupa Candi Gedong Songo, kompleks Dieng, dan komplek Candi Prambanan.
Kehidupan rakyat cukup makmur terbukti banyaknya candi-candi.
Kini Aku Tahu
Nama Tarumanegara berasal dari kata tarum yang artinya nila. Nama Taruma dihubungkan dengan nama Citarum. Beberapa prasasti dari Kerajaan Tarumanegara
ditemukan di sekitar Sungai Citarum, Jawa Barat.
Gambar 1.5 Tempat penemuan prasasti Kerajaan Tarumanegara.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Peninggalan Sejarah Hindu dan Buddha di Indonesia 11
Bencana alam karena letusan Gunung Merapi mengakibatkan berakhirnya Kerajaan Mataram Kuno. Bencana ini dianggap sebagai pralaya atau kehancuran dunia.
Kini Aku Tahu
d. Kerajaan Kediri
Pada tahun 1019 M terdapat Kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh Raja Airlangga. Ia mempunyai tiga orang anak yaitu Sanggramawijaya,
Samarawijaya, dan Mapanji Garasakan.
Awalnya, Airlangga menurunkan tahta kepada Sanggramawijaya. Namun, Sanggramawijaya tidak bersedia. Ia memilih jalan hidupnya sebagai pertapa.
Sanggramawijaya mendapat julukan Raja Sucian atau Dyah Kili Suci. Namun, Airlangga masih mempunyai dua anak lainnya. Kemudian Airlangga membagi
kerajaan menjadi dua bagian. Hal ini untuk menghindari perang saudara.
Pada tahun 1041 M, Mpu Bharada membagi Kerajaan Kahuripan atas perintah Airlangga. Kerajaan Panjalu atau Kediri yang beribu kota di Daha diserahkan
Samarawijaya. Kerajaan Jenggala atau Kahuripan yang beribu kota di Kahuripan diserahkan Mapanji Garasakan.
Airlangga selanjutnya mengasingkan diri menjadi pertapa dengan nama Resi Gentayu. Pada tahun 1049, Airlangga wafat dan dimakamkan di Candi Belahan.
Berikut ini raja-raja yang pernah memerintah Kediri.
Gambar 1.6 Kompleks Candi Dieng di Wonosobo, Jawa Tengah.
Sumber: www.srv.fotopages.com
Di unduh dari : Bukupaket.com
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V 12
• Bameswara Kameswara I tahun
1115–1130 M •
Jayabaya 1130–1160 M •
Sarweswara 1160–1170 M •
Aryyeswara •
Gandra •
Srungga •
Kertajaya 1200–1222 M Kertajaya merupakan raja terakhir
Kerajaan Kediri. Ia mendapat sebutan Dandhang Gendhis. Akhirnya,
Kertajaya dengan terpaksa menye- rahkan kerajaannya kepada Singasari
Ken Arok. Peristiwa itu menandai berakhirnya riwayat Kerajaan Kediri.
Sekarang, mari melihat peninggalan sejarah pada zaman Kerajaan Kediri.
Peninggalan berupa prasasti di antaranya sebagai berikut.
Kini Aku Tahu
Menurut cerita rakyat, pembagian Kerajaan Kediri dilakukan Mpu Bharada dengan cara terbang di udara. Ia membawa kendi berisi air yang dituangkan ke kawah. Air
yang dituangkan tersebut kemudian mengalir menjadi Sungai Brantas.
Gambar 1.7 Patung Airlangga diwujud-
kan sebagai Wisnu yang sedang menunggang garuda.
Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar
• Prasasti Penumbangan 1120
• Prasasti Hantang 1135
• Prasasti Talan 1136
• Prasasti Jepun 1144
• Prasasti Weleri 1169
• Prasasti Angin 1161
• Prasasti Padlegan 1170
• Prasasti Jaring 1181
• Prasasti Semandhing 1182
• Prasasti Ceker 1185
Peninggalan dalam bidang kesusastraan di antaranya sebagai berikut. •
Kakawin Arjuna Wiwaha oleh Mpu Kanwa •
Kresnayana oleh Mpu Triguna •
Samanasantaka oleh Mpu Managuna •
Smaradahana oleh Mpu Darmaja •
Hariwangsa oleh Mpu Panuluh •
Gathotkaca Sraya oleh Mpu Panuluh •
Bharatayuda oleh Mpu Panuluh dan Mpu Sedah •
Wrestasancaya dan kidung Lubdhaka oleh Mpu Tanakung.
e. Kerajaan Singasari