Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V 112
Kini Aku Tahu
Romusha adalah kerja paksa pada zaman Jepang guna membangun lapangan terbang, pelabuhan, jalan kereta api, dan benteng.
Para romusha bekerja tanpa upah dan makanan yang memadai, sehingga banyak yang meninggal di tempat kerja.
Gambar 6.4 Sultan Agung.
C Perlawanan terhadap Belanda dan Jepang
Berkuasanya Belanda dan Jepang di Indonesia menimbulkan penderitaan bagi rakyat. Mereka pada dasarnya hanya memanfaatkan tenaga dan kekayaan alam
Indonesia. Dari sinilah timbul perlawanan-perlawanan dari berbagai daerah mengusir para penjajah.
1. Perlawanan terhadap VOC
Perlawanan terhadap VOC dilakukan di berbagai daerah. Berikut ini perlawanan daerah-daerah yang merasa dirugikan oleh kebijakan VOC.
a. Perlawanan Rakyat Mataram
Sultan Agung memerintah Mataram pada tahun 1623–1645. Kerajaan Mataram
mengalami masa kejayaan saat dipimpin Sultan Agung Hanyokrokusumo. Cita-cita
besar Sultan Agung yaitu mempersatukan Nusantara di bawah Kerajaan Mataram.
Keberadaan VOC di Batavia meng- halang-halangi cita-cita Sultan Agung
tersebut.
Pada tahun 1628, Mataram mengadakan serangan pertama ke Batavia dipimpin
Tumenggung Baureksa. Usaha pasukan Mataram mendirikan benteng diketahui
oleh VOC. Terjadilah pertempuran antara pasukan Mataram dengan VOC. Dalam
pertempuran itu, Tumenggung Baureksa gugur. Kemudian tentara Mataram
menggunakan taktik baru. Mereka membendung Sungai Ciliwung supaya pasukan VOC di dalam benteng kekurangan air. Namun sebelum berhasil,
Mataram terpaksa menarik pasukannya. Banyak prajurit yang terkena penyakit dan kekurangan bahan makanan. Akhirnya serangan Mataram yang pertama
ini gagal.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Perjuangan Bangsa Indonesia pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang 113
Pada tahun 1629, Sultan Agung kembali mengirim pasukan ke Batavia. Serangan kedua ini dilengkapi persenjataan. Mereka juga mendirikan lumbung-
lumbung persediaan makanan. Akan tetapi hal ini kembali diketahui VOC. Lumbung-lumbung persediaan makanandibakar. Akibatnya pasukan Mataram
kekurangan makanan. Akhirnya, Sultan Agung memutuskan menarik kembali pasukannya.
Setelah penyerangan kedua juga gagal, Sultan Agung tidak mengadakan penyerangan lagi ke Batavia. Namun bukan berarti perlawanan Mataram
berhenti. Mereka terus mengadakan perlawanan terhadap VOC.
b. Perlawanan Trunojoyo
Pada tahun 1645, Sultan Agung wafat. Tahta Kerajaan Mataram jatuh ke tangan putranya, Amangkurat I. Selama memerintah, Amangkurat I lebih suka
bersahabat dengan VOC. Akibat politik devide et impera yang diterapkan Belanda, Mataram terpecah menjadi wilayah-wilayah kecil.
Trunojoyo adalah bupati Madura yang berkuasa di bawah Kerajaan Mataram. Beliau sangat tidak setuju dengan sikap Amangkurat I. Mulai tahun 1647,
Trunojoyo menyusun kekuatan untuk menyerang VOC. Ia dibantu Karaeng Galesung dan Pangeran Adipati Anom putra Amangkurat I.
Tahun 1667, Trunojoyo menyerang Mataram dan berhasil mendudukinya. Tronojoyo memindahkan pusat pemerintahan dari Plered Jogjakarta ke Kediri.
Amangkurat I ditemani Adipati Anom melarikan diri ke Batavia meminta bantuan VOC. Dalam perjalanan kembali ke Mataram, Amangkurat I meninggal. Adipati
Anom menduduki tahta selanjutnya dengan gelar Amangkurat II. Pada saat yang sama, tahta kerajaan yang kosong diduduki Pangeran Puger.
Amangkurat II yang merasa berhak atas tahta kerajaan meminta bantuan VOC. Pangeran Puger menyerah dan menempuh jalan damai. Sementara Trunojoyo
dihukum mati. Dengan bantuan VOC juga, Amangkurat II memindahkan pusat pemerintahan Mataram ke Kartasura. VOC bersedia membantu Amangkurat II
dengan perjanjian sebagai berikut.
1 VOC mengakui Amangkurat II sebagai raja Mataram.
2 VOC mendapat monopoli dagang.
3 Biaya perang ditanggung VOC.
4 Sebagai jaminan biaya perang, Mataram menyerahkan pantai utara Jawa
dari Karawang–Semarang kepada VOC.
Kini Aku Tahu
Amangkurat I dikenal dengan nama Sunan Tegal Arum karena meninggal di Desa Tegal Arum.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V 114
c. Perlawanan Rakyat Banten