Ali Sapriadi Kepala Dusun Siondop Julu

109

4.3.6 Ali Sapriadi Kepala Dusun Siondop Julu

Ali sapriadi adalah penduduk asli dusun siondop julu tuanya termasuk orang pertama yang membuka lahan di desa sikuik-huik. Jabatan Kepala Dusun siondop Julu diembannya sudah hampir dua puluh tahun lebih. Usianya sekarang sudah 59 tahun, memiliki seorang istri dan 4 orang anak dua diantaranya sudah berkeluarga. Pak Ali Sapriadi termasuk orang yang sangat dihormati di lingkungannya. Aktifitas beliau sehari-hari adalah bertani, selain itu beliau diberikan kepercayaan oleh pihak PT. Telkomsel untuk menjaga Tower telkomsel yang didirikan di dekat perkampungan dusun siondop julu. Kebetulan rumahnya juga berdekatan dengan tempat dibangunnya tower telkomsel di dusun siondop julu, makanya waktu beliau masih bisa disempatkannya untuk menjaga dan merawat tower tekomsel milik PT. Telkomsel tersebut. Ketika dijumpai pertama kali oleh peneliti, beliau sangat ramah dan bersedia membantu peneliti selama dalam penelitian. Namun dalam penelitian beliau tidak dapat mendampingi peneliti karena kesibukannya untuk mencari nafkah anak istrinya. Beliaulah banyak bercerita tentang pengetahuan beliau tentang pondok pesantren dan masyarakat desa sikuik-huik. Seperti kegiatan kemasyarakatan dusun siondop julu, beberapa kegiatan pesantren yang di ikuti beliau. Pada saat pembangunan pesantren beliau terlibat dan membantu mendirikan beberapa bangunan yang dibuat pada masa awal pembangunan pesantren tahun 1991 yang lalu. Seperti masyarakat pada umumnya di daerah angkola selatan peletakan batu pertama dalam mendirikan suatu bangunan itu biasanya mengundang anggota 110 masyarakat untuk bersama-sama menyaksikan dan berpartisipasi dalam pembangunan apapun itu. Begitu juga saat pembangunan pesantren masyarakat desa sikuik-huik khsusus dusun siondop julu itu diundang untuk sama-sama menyaksikan peletakan batu pertama waktu itu. Pada saat peneliti mewawancarai beliau soal hubungan interaksi beliau dengan pesantren, komentarnya ; “saya sering berjumpa dengan pimpinan pondok begitu juga dengan beberapa Ustaz-ustaz tua, kami sering bercerita dan berdiskusi soal agama dan masyarakat didusun siondop julu, hubungan saya dengan pihak pesantren sangat bagus, begitu juga dengan masyarakat dengan pesantren buktinya belum pernah ada kejadian dipesantren yang bersumber dari anggota masyarakat disini, selain itu saya juga sering mengikuti kegiatan pesantren seperti acara tahunan pondok, acara keagamaan seperti isra’ mi’raz yang diadakan pondok dan lain-lain”. Wawancara selanjutnya soal kegiatan masyarakat yang melibatkan pihak pesantren dan kegiatan bersama yang dilakukan oleh kedua belah pihak, “Kalau masalah itu kegiatan bersama yang sering dilakukan lebih kepada kegiatan keagamaan seperti acara-acara agama islam, klo kegiatan social kemasyarakatan jarang. Kegiatan masyaakat yang melibatkan pesantren selain guru-guru yang sudah menikah dan menjadi bagian dari anggota masyarakat kegiatannya kalau ada kemalanganlah santri-santrinya biasanya di undang untuk menshalatkan jenajah, selain itu kegiatan pernikahan 111 biasanya acara hiburannya diundang dari pihak pesantren seperti Rebana Alat music yang ada dipesantren. Terus kalaupun ada sekali-kali pada waktu pembukaan lubuk larangan milik desa sikuik-huik sepanjang sungai batang salai yang menjadi milik masyarakat desa sikuik-huik”. Wawancara tentang anak-anak masyarakat yang bersekolah dipesantren Al- abraar, “Hampir semua anak sekolah dasar itu sekolah di ibtidaiyah, sebagiannya lagi masuk sekolah dasar milik pemerintah, untuk tingkat selanjutnya bagi yang melanjutkan sekolahnya hampir 70 itu nyantri di Al-Abraar. Pegawai dan staf pengajar yang berasal dari desa kami ada. Seperti ustaz nasrun jambak, satpamnya juga dari sini, tukang masak dapur umum pesantren juga dari sini”. Begitulah komentar beliau saat dijumpai dan diwawancarai oleh peneliti. Wawancara dilakukan tanggal 8 Januari 2011 di dusun siondop julu

4.3.7 Irma Suryani Penduduk Dusun Aek Nadenggan