penciptanya atau pencipta yang memakai nama samaran dalam hal ciptaan itu belum diterbitkan maupun telah diterbitkan.
Adapun lebih jelasnya bunyi Pasal 11 adalah sebagai berikut; Pasal 11 ayat 1
Jika suatu ciptaan tidak diketahui penciptanya dan ciptaan itu belum diterbitkan, negara memegang hak cipta atas ciptaan
tersebut untuk kepentingan penciptanya. Pasal 11 ayat 2
Jika suatu ciptaan telah diterbitkan tetapi tidak diketahui penciptanya atau pada ciptaan tersebut hanya tertera nama
samaran penciptanya, penerbit memegang hak cipta atas ciptaan tersebut untuk kepentingan penciptanya.
Pasal 11 ayat 3 Jika suatu ciptaan telah diterbitkan tetapi tidak diketahui
penciptanya danatau penerbitnya, negara memegang hak cipta atas ciptaan tersebut untuk kepentingan penciptanya.
2. Lingkup Hak Cipta
Adapun yang menjadi ruang lingkup hak cipta adalah berkaitan dengan Pengumuman dan Perbanyakan, disebutkan
di dalam Pasal 1 point 5 dan 6, definisi dari pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan,
pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun, termasuk media internet, atau
melakukan dengan cara apa pun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang lain. Sedangkan
perbanyakan merupakan penambahan jumlah suatu ciptaan baik secara keseluruhan maupun bagian yang sangat
substansial dengan menggunakan bahan – bahan yang sama ataupun tidak sama, termasuk pengalihwujudan secara
permanen atau temporer.
3. Jangka Waktu Perlindungan
UUHC 2002 mengatur tentang jangka waktu perlindungan terhadap semua hasil kreatifitas manusia, pengaturan tentang
jangka waktu perlindungan tersebut diatur di dalam beberapa pasal, pasal – pasal tersebut antara lain Pasal 29, Pasal 30,
Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33 dan Pasal 34. Ada 2 dua hal yang menjadi inti dari pasal – pasal tersebut, pertama bahwa
jangka waktu perlindungan berlaku selama hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 lima puluh tahun setelah pencipta
meninggal dunia, kedua bahwa hak cipta yang dikuasai oleh Negara dan hak moral atas suatu ciptaan seseorang berlaku
tanpa batas.
4. Hak yang terdapat di dalam Hak Cipta
Berbeda dengan hak kekayaan perindustrian pada umumnya, dalam hak cipta terkandung pula hak ekonomi
economic right dan hak moral moral right dari pemegang
hak cipta, hak moral ini diatur di dalam Pasal 24 UUHC 2002. Adapun yang dimaksud dengan hak ekonomi economi right
adalah hak untuk memperoleh keuntungan ekonomi atas hak cipta, hak ekonomi ini disebutkan di dalam Pasal 49 UUHC
2002. Hak ekonomi tersebut berupa keuntungan sejumlah uang yang diperoleh karena penggunaan hak ciptanya
tersebut oleh dirinya sendiri, atau karena penggunaan oleh pihak lain berdasarkan lisensi.
215
Ada 8 delapan jenis hak ekonomi yang melekat pada hak cipta, yaitu:
216
i. Hak reproduksi reproduction right, yaitu hak untuk menggandakan ciptaan. Dalam UUHC 2002 menggunakan
istilah perbanyakan. j. Hak adaptasi adaptation right, yaitu hak untuk
mengadakan adaptasi terhadap hak cipta yang sudah ada. Hak ini diatur dalam Bern Convention.
k. Hak distribusi distribution right, yaitu hak untuk menyebarkan kepada masyarakat setiap hasil ciptaan
dalam bentuk penjualan atau penyewaan. Dalam UUHC 2002, hal ini dimasukkan dalam hak mengumumkan.
l. Hak pertunjukan performance right, yaitu hak untuk mengungkapkan karya seni dalam bentuk pertunjukan
215
Loc Cit.
216
Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teori Dan Prakteknya Di Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997, hal 65-72
atau penampilan oleh pemusik, dramawan, seniman, peragawati. Hak ini diatur dalam Bern Convention.
m. Hak penyiaran broadcasting right, yaitu hak untuk menyiarkan ciptaan melalui transmisi dan transmisi ulang.
Dalam UUHC, hak ini dimasukkan dalam hal mengumumkan.
n. Hak program kabel cablecasting right, yaitu hak untuk menyiarkan ciptaan melalui kabel. Hak ini hampir sama
dengan hak penyiaran, tetapi tidak melalui transmisi melainkan kabel.
o. Droit de suit, yaitu hak tambahan pencipta yang bersifat kebendaan.
p. Hak pinjam masyarakat public lending right, yaitu hak pencipta atas pembayaran ciptaan yang tersimpan di
perpustakaan umum yang dipinjam oleh masyarakat. Hak ini berlaku di Inggris dan diatur dalam Public Lending Right Act
1979, The Public Lending Right Scheme 1982.
Selanjutnya yang dimaksud dengan hak moral moral right adalah hak yang melindungi kepentingan pribadi atau reputasi
pencipta atau penemu. Hak moral melekat pada pribadi pencipta. Hak moral tidak dapat dipisahkan dari pencipta karena
bersifat pribadi dan kekal. Sifat pribadi menunjukkan ciri khas
yang berkenaan dengan nama baik, kemampuan, dan integritas yang hanya dimiliki pencipta. Kekal artinya melekat pada
pencipta selama hidup bahkan setelah meninggal dunia. Termasuk dalam hak moral adalah hak – hak yang berikut ini:
217
1. Hak untuk menuntut kepada pemegang hak cipta supaya namanya tetap dicantumkan pada ciptaannya.
2. Hak untuk tidak melakukan perubahan pada ciptaan tanpa persetujuan pencipta atau ahli warisnya.
3. Hak pencipta untuk mengadakan perubahan pada ciptaan sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kepatutan dalam
masyarakat. Hak Moral itu sendiri terbagi ke dalam 2 dua hal, yaitu;
218
a. Integrity Right Merupakan hak untuk tetap dijaga keutuhan suatu
ciptaan, pengubahan suatu ciptaan harus mendapat izin atau persetujuan pencipta atau ahli warisnya mutilasi
karya sastralagu b. Paternity Right
Hak untuk tetap dicantumkan nama si pencipta dimanapun ciptaan itu berada.
217
Loc Cit.
218
Budi Santoso, Hand Out Mata Kuliah Hak Cipta: Pengenalan Royalty Ciptaan LaguMusik, Magister Hukum Undip Kelas HET-HKI, tahun 2008.
5. Pengecualian di dalam Hak Cipta