yang penulis ajukan kepada para seniman tari di Yogyakarta adalah hal – hal yang berkaitan dengan: adanya hak eksklusif di dalam hak
cipta berkaitan adanya hak moral dan hak ekonomi, berkaitan dengan jangka waktu perlindungan hak cipta, berkaitan dengan
pendaftaran hak cipta dan pengalihan hak cipta, serta pengecualian – pengecualian yang diatur oleh hak cipta.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap beberapa seniman tari di Yogyakarta, maka berikut ini akan dipaparkan
pendapat beberapa seniman tari di Yogyakarta yang berhasil penulis wawancarai berkaitan dengan permasalahan tentang adanya
pengaturan perlindungan terhadap karya cipta seni tari di dalam UUHC 2002 adalah sebagai berikut:
1. Tari sebagai Objek Perlindungan Hak Cipta
Menurut Sugita, bahwa dimasukkannya karya cipta seni tari ke dalam UUHC 2002 baik itu yang termasuk ke dalam objek
perlindungan Pasal 10 dan 12 menurutnya adalah suatu hal yang sangat bagus. Karena menurutnya dengan diakuinya dan
dilindunginya karya cipta seni tari dari seorang seniman tari oleh UUHC 2002, maka berarti ada penghargaan dan penghormatan
terhadap karya cipta seorang seniman di Indonesia. Sugita berpendapat bahwa sudah selayaknya bahwa suatu karya cipta
seorang seniman itu diakui keberadaannya dan ia sepakat jika karya ciptanya dilindungi di dalam UUHC 2002. Menurut Sugita
dengan diakuinya karya cipta seni tari tersebut, maka seorang seniman merasa di ’wongke’, menurutnya hal ini juga terkait
dengan kepentingan ahli waris atau anak cucu dari si pencipta.
268
Hal yang sama juga disampaikan oleh Siti Sutiyah bahwa dengan diakui dan dilindunginya setiap karya cipta seni tari,
maka seorang seniman tari akan merasa aman dan nyaman
268
Sugita, Loc Cit.
dalam menghasilkan karya – karyanya.
269
Y Sumandyo Hadi berpendapat bahwa perlindungan terhadap karya cipta seni tari
yang diatur di dalam UUHC 2002 memang sangat diperlukan oleh seorang seniman apalagi menurutnya di era globalisasi
seperti sekarang ini, bahwa perlindungan terhadap karya cipta tari baik itu yang merupakan sebagai warisan budaya dan yang
merupakan hasil kreatifitas seniman tari yang sekarang atau biasa disebut dengan tari kreasi baru, menurutnya memang
sudah sepantasnyalah seorang seniman untuk diberikan perlindungan dan penghargaan terhadap setiap hasil karya cipta
mereka.
270
Sutopo Tedjo Baskoro dan MM Ngatini berpendapat bahwa dengan dimasukkannya karya cipta seni tari ke dalam UUHC
2002, merupakan suatu jaminan dan perlindungan bagi seorang seniman tari untuk selalu berkarya.
271
Sedangkan bagi Jiyu Wijayanti dan Supriyanti bahwa dilindunginya karya cipta seni
tari di dalam UUHC 2002 merupakan suatu penghormatan bagi seniman tari, dan menurutnya dengan adanya suatu
perlindungan hukum atas karya mereka maka akan terjaminlah hak – hak mereka atas karya ciptanya.
272
Menurut KRT Juwanjono Suryo Bronto dan Widaru Krefiyanto bahwa dengan dimasukannya karya cipta seni tari di
dalam UUHC 2002 merupakan wujud penghargaan dan penghormatan atas karya cipta seorang seniman, menurut
mereka dengan adanya perlindungan tersebut maka konsekuensinya orang lain harus menghargai dan menghormati
karya orang lain dan tidak boleh menjiplak atau meniru bahkan mengaku karya orang lain sebagai karya miliknya.
273
Ni Nyoman Seriati menambahkan bahwa pada intinya setiap orang harus
menghormati dan menghargai karya cipta orang lain, dan memang perlu diberikan perlindungan dan penghormatan
terhadap karya cipta orang lain.
274
Kuswarsantya berpendapat bahwa dengan diberikannya sebuah perlindungan hukum terhadap karya cipta seni tari yang
diatur di dalam UUHC 2002 adalah sebagai suatu
269
Siti Sutiyah, Loc Cit.
270
Y Sumandiyo Hadi, Loc Cit.
271
Sutopo dan MM Ngatini, Loc Cit.
272
Jiyu Wijayanti dan Supriyanti, Loc Cit.
273
KRT Juwanjono Suryo Bronto dan Widaru Krefiyanto, Loc Cit.
274
Ni Nyoman Seriati, Loc Cit.
penghormatan dan penghargaan terhadap karya cipta seorang seniman.
275
Penghargaan dan penghormatan terhadap setiap hasil karya cipta seseorang manusia merupakan suatu
keniscayaan yang harus dilakukan oleh orang lain bahkan oleh Negara, mengingat bahwa setiap hasil kreatifitas seseorang itu
pastinya memerlukan sebuah pengorban yang yang tidaklah sedikit, baik itu berupa pikiran, tenaga dan biaya. Sehingga
wajar ketika seorang pencipta ingin dihargai dan dihormati atas wujudhasil kreatifitasnya itu. Begitu juga dengan seorang
seniman tari, sebagai seorang pencipta tari maka mereka seniman tari juga ingin dihargai dan diakui atas setiap hasil
karyanya itu di masyarakat. Dengan adanya penghargaan dan penghormatan atas hasil kreatifitasnya itu, maka setiap hak –
hak yang melekat pada karya itu sudah barang tentu akan tercipta adanya suatu perlindungan terhadap setiap karya cipta
yang telah dihasilkan oleh seorang seniman tari. Dengan adanya penghargaan dan penghormatan dari orang serta
dengan adanya perlindungan dan pengakuan atas sebuah karya cipta oleh undang – undang, maka seorang pencipta
seniman tari akan merasa nyaman dan tenang dalam berkarya dan mengembangkan karyanya itu di dalam masyarakat.
275
Kuswarsantya, Loc Cit.
Sehingga dari pemaparan di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa pada prinsipnya seniman tari di Yogyakarta
setuju atau sepakat dengan adanya perlindungan karya cipta seni tari yang diatur di dalam UUHC 2002, karena bagi mereka
bahwa dengan diatur dan dilindunginya karya cipta seni tari tersebut adalah dalam rangka penghormatan dan penghargaan
atas karya cipta mereka dan diakuinya eksistensi mereka sebagai seorang seniman.
2. Hak Eksklusif di dalam Hak Cipta