23
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Model
Yang Ying Ming dkk. Haryati, 2012:19 menyatakan bahwa model menggambarkan langkah atau prosedur
dalam mencapai suatu tujuan, sekaligus dapat digunakan sebagai tolok ukur pencapaian tujuan.
Kemudian Richey, dkk Suparman, 2014: 8 menyatakan bahwa
model menggambarkan
realitas dengan
menampilkan struktur
dan tingkatan
untuk menyatakan idealisasi dan pandangan tentang suatu
realitas. Sedangkan menurut Suparman 2014: 9 menyatakan bahwa model merupakan suatu gambaran
realitas struktur dan tatanan yang dapat ditampilkan dalam bentuk deskripsi verbal atau konseptual,
langkah-langkah kegiatan atau prosedur, replika fisik atau visual, persamaan atau rumus.Dalam kategori
model konseptual, model memberikan gambaran desain alur pikir dan arah pikiran tersebut sebagai aturan
dalam praktek. Hal ini merujuk pada pendapat Kauffman Haryati, 2012: 20 sebagai berikut:
“Conceptual model means the way we think about things, not the actual practices themselves.
In subsequent paragraphs when I refer to a structure or system I mean the conceptual model
24
that guided our thinking and provides rules for practice”
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dipahami bahwa istilah model digunakan untuk menjelaskan
konsep yang bervariasi karena perlu disesuaikan dengan konteks yang akan digambarkannya serta dapat
dikatakan bahwa model memiliki karakteristik: 1 deskriptif naratif; 2 ada prosedur atau langkah; 3 ada
tujuan khusus; 4 digunakan untuk mengukur ketercapaian; dan 5 merupakan menggambarkan suatu
sistem. Setiap model memiliki tujuan untuk menghasilkan
suatu sistem yang efektif dan efisien dalam memfasilitasi pencapaian tujuan. Menurut Marrelli, dkk. Haryati,
2012: 22, ciri model yang baik adalah: 1 simple, 2 applicable, 3 important, 4 controllable, 5 adaptable, dan
6 communicable. Sehingga kriteria penyusunan model berdasarkan
ciri-ciri tersebut
adalah: 1
mengidentifikasikan kerangka kunci, 2 setiap bagian atau tahapan dalam kerangka diperinci, 3 bagian proses
yang memerlukan perbaikan dimodifikasi atau diseleksi, 4 menyusun proses dalam model, dan 5 melakukan
perbaikan model
Draganidis, dkk.
2006: 51.
Perumusan model menurut Widodo Haryati, 2012: 20 memiliki tujuan, yaitu: 1 memberikan gambaran
tentang kerja sistem dengan menggambarkan aturan
25
untuk melaksanakan perubahan, atau prediksi cara sistem beroperasi di masa datang; 2 memberikan
gambaran tentang keadaan tertentu atau menghasilkan aturan-aturan yang bernilai agar tercipta keteraturan
sebuah sistem;
3 menghasilkan
model yang
menampilkan data dan format ringkas dengan tingkat kesulitan rendah.
Ahli lain, Harre Suparman, 2014: 8-9 menyatakan bahwa model itu terdiri dari dua kategori, yaitu
micromorphs and
paramorphs. Yang
dimaksud micromorphs adalah model yang berbentuk benda atau
fisik dan tiruan visual seperti suatu simulasi komputer atau suatu benda dengan skala kecil dari benda besar
yang sebenarnya. Di pihak lain, paramorphs adalah model simbolik yang biasanya menggunakan deskrispi
verbal. Lebih
lanjut, Harre
menyatakan bahwa
paramorphs dapat berbentuk: a model konseptual; b model prosedural; c model matematikal. Model
konseptual adalah deskripsi teoritis yang bersifat umum dan abstrak untuk menggambarkan pandangan tentang
realita, sintesis dari suatu penelitian yang didukung oleh pengalaman atau data terbatas. Model prosedural
menunjukkan langkah-langkah dalam suatu pekerjaan, misalnya langkah-langkah desain instruksional, siklus
penelitian dan pengembangan, sintaks pembelajaran inkuiri-transaksional, dan lainnya. Sedangkan model
26
matematikal berbentuk rumus yang mendeskripsikan hubungan antara berbagai komponen atau faktor,
misalnya rumus korelasi Alpha Cronbach, rumus Mastery Learning, atau rumus yang menunjukkan
produktivitas perusahaan. Lebih lanjut menurut Setyosari 2012: 221-223, beberapa model yang sering
digunakan dalam penelitian pengembangan antara lain adalah: a model konseptual, adalah model yang bersifat
analistis yang
menjelaskan komponen-komponen
produk yang akan dikembangkan dan berkaitan antar komponennya. Model ini memperlihatkan hubungan
antar konsep dan tidak memperlihatkan urutan secara bertahap. Urutan boleh diawali dari mana saja, dan b
model prosedural, adalah model deskriptif yang menggambarkan alur atau langkah-langkah prosedural
yang harus diikuti untuk menghasilkan produk tertentu. Adapun jenis model yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah jenis model prosedural dimana model akan menjelaskan setiap komponen dan
keterkaitan serta langkah-langkah pelaksanaan tiap komponen yang ada di dalam pembinaan, mulai dari
tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga tahap evaluasinya yang bersifat deskriptif.
27
2.2 Konsep Pengembangan Model