à à à à à Gambar 5.2 Adanya tindakan revolusioner dari rakyat berupa

à à à à à Gambar 5.2 Adanya tindakan revolusioner dari rakyat berupa

tuntutan agar terjadi pergantian pimpinan dalam pemerintah merupakan wujud ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah.

Sebagai contoh, kasus Indonesia yang sejak merdeka hingga sekarang setidaknya telah terjadi tiga kali revolusi sosial, yaitu perubahan sosial yang mendasar dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat terjadi di awal kemerdekaan, pada masa peralihan Orde Lama ke Orde Baru, dan di mana peralihan antara Orde Baru ke Orde Reformasi.

a. Revolusi Sosial pada Awal Kemerdekaan

Pada masa ini terjadi perubahan sosial yang sangat mendasar pada struktur pemerintahan, yaitu dari sistem kolonialis menjadi sistem demokrasi di bawah pemerintahan bangsa sendiri. Ketika terjadi perubahan secara cepat, terjadi struktur- struktur budaya lama yang masih muncul pada masa sekarang. Perilaku ini merupakan contoh perilaku menyimpang akibat perubahan sosial budaya pada masa itu. Contoh: x penggunaan bahasa Belanda dan bahasa Jepang yang merupakan peninggalan

bangsa penjajah, dan x gaya kepemimpinan yang otoriter.

b. Revolusi Sosial pada Masa Peralihan Orde Lama ke Orde Baru

Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1965/1966 pada saat pemerintahan Orde Lama lengser dari panggung kekuasaan dan diganti dengan pemerintahan Orde Baru. Pada masa ini terjadi perombakan susunan kabinet 100 menteri dengan pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada masa berikutnya, perilaku-perilaku dan ajaran komunis masih muncul yang selanjutnya dapat disebut perilaku menyimpang akibat perubahan sosial pada masa itu. Contoh: sikap-sikap ajaran komunis sosialis seperti

Sosiologi SMA/MA Kelas X Sosiologi SMA/MA Kelas X

c. Revolusi Sosial pada Masa Peralihan antara Orde Baru ke Orde Reformasi

Masa peralihan ini terjadi sekitar tahun 1998 dan 1999, yaitu ketika kekuasaan Orde Baru turun dari panggung politik di Indonesia yang dilanjutkan dengan Pemilihan Umum pada tahun 1999. Hingga saat ini kita masih berada pada Orde Reformasi. Sesuatu yang dianggap baik dan dipedomani pada masa pemerintahan Orde Baru menjadi sesuatu yang menyimpang pada masa sekarang. Ini terjadi karena adanya perubahan struktur budaya pada masa peralihan tersebut. Contoh: sikap mengekang kebebasan dan sikap sentralistik.

Secara umum, penyimpangan-penyimpangan sosial dalam masyarakat itu dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis penyimpangan besar, antara lain sebagai berikut.

a. Penyimpangan gaya hidup

Penyimpangan gaya hidup merupakan salah satu bentuk penyimpangan ringan, yaitu apabila seseorang dalam menyelenggarakan kehidupannya tidak seperti yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya. Penyimpangan gaya hidup ini bisa berupa cara berpakaian, cara berbicara, solidaritas sosial yang sangat terbatas, dan lain-lain. Secara hukum, penyimpangan jenis ini belum melanggar norma, tetapi berdasarkan adat dan kebiasaan, penyimpangan gaya hidup sudah termasuk penyimpangan yang sangat mendasar terutama bagi masyarakat tradisional.

b. Penyimpangan pemakaian barang-barang konsumsi yang berlebihan

Penyimpangan pemakaian barang konsumsi ini merupakan bentuk pe- nyimpangan terhadap norma agama dan norma kebiasaan. Secara hukum perilaku- perilaku tersebut belum dianggap salah, tetapi oleh para alim ulama melalui khotbah- khotbahnya perilaku ini telah dinyatakan sebagai perilaku yang kurang terpuji sehingga perlu untuk dihindari. Contohnya, ada kalanya kelompok orang-orang kaya memenuhi kebutuhan secara mewah dan berlebihan. Hal ini juga membuat perilaku tersebut berbeda dengan apa yang dilakukan oleh warga masyarakat pada umumnya.

c. Penyimpangan seksual

Pada dasarnya, penyimpangan seksual adalah penyimpangan perilaku seksual yang dilakukan di luar ikatan pernikahan antara pria dan wanita. Sebagai contoh penyimpangan seksual antara lain: kumpul kebo, pelacuran, pelecehan seks, dan pemerkosaan. Penyimpangan seksual ini merupakan penyimpangan terhadap norma kesusilaan dan kesopanan, terhadap norma adat dan kebiasaan, dan terhadap norma agama dan norma hukum.

Bab 5 Perilaku Menyimpang

Penyimpangan kriminalitas merupakan perilaku warga masyarakat yang telah dewasa hukum yang bertentangan dengan norma-norma hukum, terutama hukum pidana. Perilaku-perilaku kriminal yang bertentangan dengan norma hukum pidana misalnya: penipuan dan pemerasan, pemalsuan dokumen, penganiayaan, pembunuhan, perusakan, pencurian, dan perampokan.

Berdasarkan esensi berat-ringannya pelanggaran, penyimpangan sosial dapat diklasifikasikan menjadi dua tingkatan, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder.

a. Penyimpangan primer

Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan sekali dan untuk yang pertama kali. Setelah itu, penyimpangan tidak akan terulang lagi. Penyimpangan ini merupakan penyimpangan dalam kategori yang ringan dan sering kali disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan atau ketidaktahuan dari orang yang melakukannya.

b. Penyimpangan sekunder

Penyimpangan sekunder adalah penyimpangan atau pelanggaran yang dilakukan berkali-kali, bahkan pelakunya memiliki kecakapan khusus atau ter- spesialis dengan jenis pelanggaran yang dilakukannya. Jenis pelanggaran ini merupakan pelanggaran yang mempunyai esensi berat dan perlu mendapatkan sanksi maksimal berdasarkan hukum yang berlaku. Contoh: pencopet, pencuri sepeda motor, dan lain-lain.

Berdasarkan jumlah pelakunya, penyimpangan sosial dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan perorangan dan penyimpangan kelompok.

a. Penyimpangan perorangan

Penyimpangan perorangan adalah penyimpangan atau pelanggaran yang dilakukan orang perorangan. Penyimpangan ini dapat meliputi penyimpangan seks, penyimpangan kriminal, atau penyimpangan gaya hidup. Penyimpangan jenis ini sering kali terjadi di lingkungan birokrasi berupa penyimpangan penyalahgunaan kekuasaan pada jabatan tertentu.

b. Penyimpangan kelompok

Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan secara bersama-sama dan terkoordinir, serta melembaga yang disebut pula sebagai kolusi. Kolusi dapat terjadi di kalangan pemerintah maupun di kalangan swasta. Yang pasti kolusi akan mengakibatkan korban yang lebih banyak dan sering kali berlangsung dalam waktu yang sangat panjang.

Beberapa jenis penyimpangan sosial yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut.

a. Pemalsuan uang dan dokumen

Hampir setiap dekade di Indonesia ada saja pihak-pihak yang memalsukan uang pemerintah RI. Oleh karena itu, PERURI (Perusahaan Uang Republik Indonesia) senantiasa secara berkala mengganti jenis-jenis uang yang beredar untuk menghindari adanya pemalsuan terhadap jenis uang tertentu. Di samping itu, kepolisian dan intelejen selalu berusaha untuk menangkap dan mengadili pihak-pihak yang telah memalsukan uang pemerintah RI.

Pemalsuan dokumen meliputi pemalsuan materai, perangko, surat-surat berharga seperti ijazah, cek, perjanjian-perjanjian, dan lain sebagainya. Pelanggaran tipe ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang justru ahli dalam bidangnya dan sering kali membentuk suatu sindikat yang justru melibatkan orang-orang pandai bahkan aparat. Oleh karena itu, informasi dari masyarakat terhadap semua bentuk pelanggaran merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi kepolisian untuk memberantas tindakan penyimpangan tersebut.

Sumber: Garuda, September 2003

à à à à à Gambar 5.3 Penggantian jenis-jenis uang yang beredar secara berkala

oleh Peruri dimaksudkan untuk menghindari pemalsuan uang.

b. Korupsi, kolusi, dan nepotisme

Korupsi dapat dipahami sebagai suatu sikap untuk memperkaya diri dengan cara mengambil atau memanfaatkan uang negara. Korupsi bisa dilakukan di lingkungan pemerintah maupun di lingkungan swasta, sedangkan kolusi merupakan korupsi yang dilakukan secara bersama-sama dan melembaga.

Nepotisme merupakan suatu bentuk kejahatan berbentuk memberikan toleransi yang lebih kepada keluarga dan kerabatnya dalam kaitan dengan birokrasi

Bab 5 Perilaku Menyimpang

c. Pembobolan bank

Sistem komputerisasi perbankan yang bersifat terbuka (on line) sering kali menjadi incaran para pembobolan bank. Pelaku umumnya orang-orang dalam di lingkungan bank yang bersekongkol dengan orang-orang tertentu selaku nasabah. Kasus pembobolan bank sering terjadi karena lemahnya pengawasan dan canggihnya sistem transfer dana dari bank yang satu ke bank yang lain. Pembobolan bank biasanya melalui transaksi kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah fiktif.

d. Aksi perkelahian massal dan tindakan anarkis

Aksi perkelahian massal merupakan bentuk solidaritas sosial yang negatif dari suatu kelompok terhadap kelompok yang lain. Dalam suatu perkelahian massal, sering kali berbuntut penganiayaan, pembunuhan, atau tindakan anarkis yang merusak seperti membakar rumah dan fasilitas-fasilitas tertentu. Penyimpangan perilaku tipe ini penyelesaiannya harus lebih hati-hati, yaitu dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat serta kedua belah pihak.

e. Perampokan, penganiayaan, dan pembunuhan

Perampokan pada umumnya dilakukan dengan mengancam, baik dengan senjata tajam maupun senjata api. Rangkaian tindakan perampokan sering kali berkaitan dengan tindak penganiayaan dan bahkan pembunuhan.

f. Pencurian

Pencurian merupakan suatu tindak pelanggaran kriminal dengan mengambil barang-barang milik orang lain secara tidak sah. Ada banyak jenis pencurian yang biasa terjadi di dalam masyarakat, antara lain: pencurian sepeda motor dan mobil (curanmor), pencurian barang-barang elektronik, pencurian perhiasan dan uang, dan pencurian ternak.

g. Penyimpangan seks

Penyimpangan seks merupakan penyimpangan sosial pada aktivitas seks yang dilakukan antara laki-laki dan perempuan yang menyimpang dari norma- norma agama atau pun norma hukum. Ada beberapa macam penyim-pangan seks, antara lain: pelacuran (prostitusi), homoseksual, lesbian, dan perkosaan.

h. Alkoholisme (miras)

Minum-minuman beralkohol yang melebihi ambang batas dilarang oleh hukum karena dapat mendorong terjadinya tindak kriminal yang lain. Selain itu,

Sosiologi SMA/MA Kelas X Sosiologi SMA/MA Kelas X

i. Narkotika

Penyimpangan sosial jenis ini merupakan penyimpangan yang bertendensi ekonomi, yaitu dilakukan oleh orang-orang mampu dan disalurkan oleh orang- orang dalam suatu bentuk kegiatan bisnis. Adapun barang-barang yang dapat tergolong narkotika antara lain: ekstasi, putaw, heroin, sabu-sabu, dan ganja.

j. Perkelahian pelajar

Kasus perkelahian pelajar merupakan kasus-kasus kenakalan remaja yang marak di kalangan pelajar. Perkelahian pelajar atau tawuran pada umumnya berlangsung di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Ujung-pandang, Semarang, dan lain-lain. Hal-hal yang dapat menyebabkan perkelahian pelajar antara lain: pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah yang tidak terisi sesuai dengan jadwal, kurangnya pengawasan orang tua siswa, kurangnya pengawasan dari pihak sekolah, dan lain-lain.

1. Coba jelaskan bagaimana urut-urutan penyelesaian kasus pelanggaran hukum dari awal sampai dengan vonis hakim!

2. Pengendalian sosial seperti apa yang dilakukan untuk mengatasi tawuran? Jelaskan pendapatmu!

3. Mengapa undang-undang perlu dibuat dengan melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat?

4. Apa yang dimaksud dengan pengendalian korupsi, kolusi, dan nepotisme?