PROSES SOSIALISASI
B. PROSES SOSIALISASI
Proses sosialisasi pada hakikatnya adalah proses belajar berinteraksi bagi individu di tengah-tengah masyarakat. Dalam arti sempit, proses sosialisasi merupakan proses mengenal lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan fisik. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan persiapan dalam melaksanakan proses pergaulan lebih lanjut dan menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi di lingkungan kehidupan yang baru tersebut. Dalam arti luas, proses sosialisasi adalah proses komunikasi dan proses interaksi yang dilakukan oleh seorang individu selama hidupnya sejak lahir sampai dengan meninggal. Proses ini berupa proses alamiah yang dilakukan oleh semua individu sebagai makhluk sosial yang tidak dapat terlepas dari tata pergaulan dengan manusia yang lain. Pada proses ini, seorang individu mula-mula mengenal lingkungan sosial terdekatnya seperti anggota keluarga dan kerabatnya. Kemudian, proses sosialisasi meluas ke lingkungan masyarakat setempat seperti dengan lingkungan sepermainan dan lingkungan komunitas setempat. Dalam proses perkembangannya, proses sosialisasi berlangsung dalam lingkungan yang lebih luas seperti lingkungan sekolah dan lingkungan kerja yang akhirnya memasuki lingkungan masyarakat luas. Keberhasilan suatu proses sosialisasi akan ditandai dengan adanya keterampilan atau kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai macam lingkungan yang dibatasi dengan sistem tata nilai dan norma yang berbeda-beda.
Untuk mendalami hal-hal yang berkaitan dengan sosialisasi, ikutilah uraian berikut ini.
1. Tujuan Sosialisasi
Pada dasarnya, proses sosialisasi pasti dilakukan oleh semua orang dalam bentuk sosialisasi primer maupun proses sosialisasi sekunder. Proses sosialisasi primer berlangsung sejak lahir hingga dewasa di lingkungan setempat. Proses sosialisasi sekunder dilakukan ketika orang mengalami perpindahan tempat tinggal, baik alasan pekerjaan, perkawinan, atau menempati perumahan yang baru. Sosialisasi sesungguhnya merupakan proses yang bersifat kodrati, artinya dengan sendirinya setiap orang secara naluriah akan melaksanakan proses ini dan sering kali tujuan itu sangat tidak disadari. Akan tetapi, bagi seorang pejabat baru yang memasuki medan tugas yang baru sangat disadari bahwa untuk mengawali tugas kedinasannya, seorang pejabat baru harus melakukan sosialisasi dengan lingkungan sosial yang
Sosiologi SMA/MA Kelas X Sosiologi SMA/MA Kelas X
Sumber: Ayahbunda, 10–23 Maret 2001
à à à à à Gambar 4.3 Proses sosialisasi dalam keluarga
dimulai semenjak anak masih kecil.
Hal-hal yang diperoleh dalam proses sosialisasi adalah pengetahuan-pengetahuan untuk membekali seorang individu dalam melaksanakan pergaulan di tengah-tengah masyarakat antara lain sebagai berikut. x Untuk mengetahui lingkungan sosial, baik lingkungan sosial tempat individu
tinggal termasuk lingkungan sosial yang baru. Lingkungan sosial ini meliputi pihak-pihak yang mempunyai keterkaitan dengan aktivitas individu tersebut.
x Untuk mengetahui lingkungan fisik yang baru. Dengan mengetahui lingkungan fisik dari suatu daerah, seseorang akan mengenali arah, posisi, kedudukan, skema, dan sub-sub area yang berada di lingkungan yang baru tersebut. Pengetahuan seperti ini akan sangat berguna bagi seseorang yang baru untuk mendukung kelancaran proses menjalankan kedudukan dalam tugas kedinasan yang baru.
Bab 4 Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
x Untuk mengetahui lingkungan tipe sosial budaya suatu masyarakat. Dalam suatu proses sosialisasi, akhirnya sosial budaya suatu masyarakat dapat diketahui. Hal ini akan membekali seorang individu dalam proses pergaulan dan proses penyesuaian diri dengan lingkungan masyarakat tersebut. Artinya, proses sosialisasi telah membekali seorang individu dengan berbagai pengetahuan yang ada di dalam lingkungan masyarakat sehingga seseorang dapat sukses melaksanakan pergaulan hidup di tengah-tengah masyarakat.
Suatu proses sosialisasi dikatakan berhasil apabila ditandai oleh hal-hal berikut. x Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial maupun lingkungan fisiknya.
x Memiliki banyak teman atau relasi usaha yang akan mengakibatkan ketenteraman dalam pergaulan dan keberhasilan dalam karir dan usaha. x Meningkatnya status yang sering kali diikuti dengan meningkatnya kepercayaan dan meningkatnya peranan sosial di lingkungan sosial yang baru. x Terintegrasi secara kuat dengan masyarakat setempat dalam setiap aktivitas yang ditandai dengan keakraban dan persaudaraan di antara individu tersebut dengan warga masyarakat yang lain.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi
Setiap orang mempunyai warisan biologis yang berbeda-beda. Warisan biologis inilah yang dimaksud dengan faktor intrinsik, sedangkan pengaruh-pengaruh lingkungan seperti lingkungan keluarga, lingkungan sepermainan, lingkungan pekerjaan, dan lingkungan pendidikan merupakan faktor ekstrinsik, yaitu faktor yang berada di luar diri seorang individu. Adapun penjelasan dari faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik tersebut di atas adalah sebagai berikut.
a. Faktor Intrinsik
Sejak lahir, manusia itu sesungguhnya telah memiliki pembawaan-pembawaan yang berupa bakat, ciri-ciri fisik, dan kemampuan-kemampuan khusus warisan orang tuanya. Pada hakikatnya, faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang melakukan proses sosialisasi. Wujud nyata faktor intrinsik antara lain dapat berupa pembawaan-pembawaan atau pun warisan biologis termasuk
Sosiologi SMA/MA Kelas X Sosiologi SMA/MA Kelas X
b. Faktor Ekstrinsik
Sejak manusia dilahirkan, manusia telah mendapat pengaruh dari lingkungan di sekitarnya yang disebut faktor ekstrinsik. Faktor ekstrinsik dapat berupa norma- norma, sistem sosial, sistem budaya, dan sistem mata pencarian yang ada di dalam masyarakat. Untuk melakukan proses sosialisasi, seorang individu akan dibatasi dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada di dalam masyarakat. Nilai-nilai ini akan menjadi pedoman bagi seseorang untuk melakukan berbagai aktivitas. Di samping itu juga dapat dipengaruhi oleh struktur sosial dan budaya masyarakat yang menyangkut struktur pemerintahannya, struktur budaya dan seninya, struktur mata pencariannya, dan lain-lain. Perpaduan antara faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik akan berakumulasi pada diri seseorang dalam melaksanakan proses sosialisasi.
3. Media Sosialisasi
Media sosialiasi adalah sarana seorang individu belajar berinteraksi untuk mengenal sistem tata kelakuan dan hubungan di lingkungan masyarakatnya. Adapun media sosialisasi itu setidaknya terdiri dari empat macam, yaitu sebagai berikut.
a. Keluarga
Keluarga merupakan lembaga sosial yang mempunyai tugas dalam proses pembudayaan, terutama kepada generasi muda yang menjadi anak keturunannya. Proses pembentukan budaya baru pada masyarakat sangat tergantung pada keluarga, terutama melalui proses sosialisasi anak-anak ke masa dewasa. Keluarga merupakan kelompok primer yang pertama dikenal seorang anak. Ketika anak sudah cukup umur untuk memasuki kelompok primer lain di luar keluarga, pondasi dasar kepribadiannya sudah ditanamkan secara kuat, jenis kepribadiannya pun mudah diarahkan dan terbentuk.
Dalam kehidupan sosial, tentu saja keluarga tidak terlepas dari kondisi-kondisi yang ada dalam masyarakat, baik norma maupun nilai-nilai yang berlaku. Oleh
Bab 4 Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Jadi, keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat dan perantara pertama dalam transmisi kebudayaan. Masyarakat berbicara melalui mulut orang tua dan masyarakat bertindak melalui tindakan orang tua.
b. Lingkungan Sekolah
Setelah seorang anak belajar berinteraksi di lingkungan keluarga, selanjutnya ia akan memasuki lingkungan yang lebih luas, yaitu lingkungan sekolah. Pada lingkungan ini, seorang anak akan mendapatkan pengetahuan-pengetahuan yang praktis yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lembaga sekolah mendidik dan mengajarkan pengetahuan yang dianggap perlu dan tidak mungkin lagi ditangani oleh lingkungan keluarga. Lembaga pendidikan primer adalah sekolah formal yang dimulai dari jenjang sekolah taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
Dengan adanya lingkungan sekolah yang baik memungkinkan proses pembentukan kepribadian anak dapat berlangsung dengan baik. Pengaruh-pengaruh ini berasal dari program pendidikan yang dilaksanakan melalui guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta pengaruh kondisi siswa pada umumnya sehingga tercipta suatu iklim belajar yang kondusif. Berikut adalah proses sosialisasi di lingkungan sekolah. x Membantu orang agar siap mencari nafkah hidup bila telah tiba waktunya. x Menolong orang dalam mengembangkan potensi pribadi dan pengembangan
masyarakat. x Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. x Membentuk kepribadian.
c. Media Massa
Media massa merupakan media sosialisasi yang sangat luas dan cukup efektif pengaruhnya dalam proses sosialisasi bagi seorang individu. Dengan perkembangan teknologi informasi, baik media suara, media cetak, maupun media gambar dapat memberikan pengaruh perkembangan anak. Keberadaan media tersebut mempengaruhi sikap dan tindakan anggota masyarakat pada umumnya. Akibatnya, nilai-nilai dan norma-norma yang disampaikan tertanam dalam diri si anak melalui penglihatan atau pendengaran. Dengan demikian, jelaslah bahwa media massa dapat menjadi media atau alat sosialisasi untuk menyampaikan berbagai informasi yang bisa mempengaruhi kepribadian seseorang. Di masa informasi ini, justru media massa yang mempunyai kedudukan sangat strategis dalam mempengaruhi
Sosiologi SMA/MA Kelas X Sosiologi SMA/MA Kelas X
Beberapa media massa yang mempunyai peranan strategis dalam pembentukan kepribadian seorang anak antara lain sebagai berikut. x Televisi, baik swasta maupun televisi pemerintah. x Radio, baik RRI (Radio Republik Indonesia) maupun radio-radio swasta.
x Majalah, buletin, buku-buku bacaan lainnya seperti novel, cerita bergambar, komik remaja, dan lain-lain. x Surat kabar.
x Internet.
d. Teman Sepermainan (Play Group)
Teman sepermainan atau play group adalah lingkungan pergaulan anak yang mempunyai usia relatif sebaya. Lingkungan ini berlangsung di sela-sela pendidikan dan pergaulan rumah tangga. Lingkungan ini cukup efektif mengisi pengetahuan- pengetahuan dalam proses seorang individu. Dalam kelompok teman sepermainan, anak mematuhi aturan yang berlaku jika ingin diterima menjadi anggota kelompoknya. Melalui anggota kelompok sepermainan, anak belajar hidup bersosial.
Kelompok teman sepermainan di tingkat remaja pada umumnya mempunyai keterikatan yang kuat dengan kelompoknya. Sosialisasi di lingkungan teman sepermainan yang baik bisa mendukung terbentuknya kepribadian seseorang menjadi baik atau sebaliknya. Beberapa contoh lingkungan sepermainan yang cukup efektif mempengaruhi kepribadian seorang anak antara lain sebagai berikut. x Perkumpulan bermain musik. x Perkumpulan bermain sepak bola. x Perkumpulan bermain sepeda santai.
x Perkumpulan kelompok belajar (les).
e. Lingkungan Kerja
Bagi orang dewasa, lingkungan kerja merupakan lingkungan yang relatif baik untuk mengembangkan dan mematangkan pribadi seorang individu. Hal ini terjadi karena lingkungan kerja mempunyai norma-norma yang lebih kuat serta pengawasan yang ketat sehingga dapat membentuk kepribadian menjadi sempurna. Lingkungan kerja bisa menjadi media sosialisasi bagi orang yang bekerja di lingkungan itu. Seseorang dapat belajar dari teman-teman di lingkungan kerjanya tentang berbagai nilai dan norma kehidupan. Ia pun akan berusaha mematuhi nilai dan norma yang berlaku agar dapat diterima sebagai anggota di tempat kerja tersebut. Melalui lingkungan kerja inilah, prakarsa, tanggung jawab, kerja sama, kegemaran, dan hal lainnya akan lebih berkembang membentuk kepribadian yang relatif stabil.
Bab 4 Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian