Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian sebagai Hasil Sosialisasi
3. Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian sebagai Hasil Sosialisasi
a. Fase Pertama
Kepribadian terbentuk melalui proses yang sangat panjang, yaitu sejak lahir hingga dewasa. Fase pertama dimulai sejak anak berusia 1 – 2 tahun ketika anak mulai mengenal dirinya sendiri. Kita dapat membedakan kepribadian seseorang menjadi dua bagian penting, yaitu sebagai berikut. x Bagian yang pertama adalah unsur-unsur dasar atas berbagai sikap yang disebut
attitudes yang kurang lebih bersifat permanen dan tidak mudah berubah di kemudian hari. Unsur yang pertama juga disebut struktur dasar kepribadian (basic personality structure), sedangkan unsur yang kedua disebut capital personality.
x Bagian yang kedua adalah unsur-unsur yang terdiri atas keyakinan-keyakinan atau anggapan-anggapan yang lebih fleksibel yang sifatnya mudah berubah atau dapat ditinjau kembali di kemudian hari. Anggapan-anggapan ini diperoleh berdasarkan pengalaman melalui pergaulan dengan orang lain.
b. Fase Kedua
Fase kedua merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk dan mengembangkan bakat-bakat yang ada pada diri seorang anak. Fase ini diawali dari
Bab 4 Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Proses ini berlangsung relatif panjang pada anak hingga menjelang masa pendewasaan, kepribadiannya tersebut mulai nampak dengan tipe-tipe perilaku yang khas. Hal tersebut yang tampak dari perangai, kegemaran, IQ, serta bakat yang dimiliki oleh anak tersebut. Adapun bagian-bagian dari kepribadian secara umum terdiri dari uraian berikut.
x Dorongan-dorongan (drivers) Unsur drivers merupakan pusat dari kehendak manusia untuk melakukan
suatu aktivitas yang selanjutnya akan membentuk motif-motif tertentu untuk mewujudkan suatu keinginan. Drivers dibedakan menjadi kehendak dan nafsu-nafsu. Kehendak merupakan dorongan-dorongan yang bersifat kultural, artinya sesuai dengan tingkat peradaban dan tingkat perekonomian seseorang. Jika tingkat perekonomiannya berbeda, maka kehendak-kehendaknya pun akan berbeda pula. Makin tinggi tingkat perekonomian dan peradabannya, kehendak seseorang akan semakin banyak pula jumlah dan jenisnya. Bagian yang kedua adalah nafsu-nafsu. Nafsu-nafsu ini merupakan kehendak yang terdorong oleh kebutuhan biologis, misalnya nafsu makan, tidur, birahi, amarah, dan lain- lain.
x Naluri (insting) Naluri atau insting merupakan suatu dorongan yang bersifat kodrati yang
melekat dengan hakikat hidup sebagai makhluk. Misalnya, seorang ibu mempunyai naluri yang kuat untuk mempunyai anak, mengasuh, dan membesarkan anak hingga dewasa. Naluri ini akan dapat dilakukan pada setiap makhluk hidup tanpa harus belajar terlebih dahulu seolah-olah telah menyatu dengan hakikat hidupnya sebagai makhluk hidup.
x Getaran Hati (emosi) Emosi atau getaran hati merupakan sesuatu yang abstrak yang menjadi
sumber perasaan manusia. Emosi dapat menjadi pengukur segala sesuatu yang ada pada jiwa manusia seperti senang, sedih, indah, serasi, dan seterusnya.
x Perangai Perangai merupakan perwujudan dari perpaduan antara hati dan pikiran
manusia yang nampak dari raut muka maupun gerak-gerik seseorang. Perangai ini merupakan salah satu unsur dari kepribadian yang mulai riil, dapat dilihat, dan diidentifikasi oleh orang lain.
Sosiologi SMA/MA Kelas X Sosiologi SMA/MA Kelas X
Intelegensi ini termasuk di dalamnya adalah IQ, memori-memori pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh seseorang selama proses sosialisasi. Intelegensi merupakan dasar kecakapan seseorang secara umum.
x Bakat Bakat pada hakikatnya merupakan seseuatu yang abstrak yang diperoleh
seseorang karena warisan biologis yang diturunkan oleh leluhurnya, seperti bakat seni, berdagang, berpolitik, dan lain-lain. Bakat tersebut merupakan sesuatu yang sangat mendasar dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan yang ada pada seseorang. Pada dasarnya, setiap orang memiliki bakat yang berbeda- beda walaupun berasal dari ayah dan ibu yang sama.
c. Fase Ketiga
Pada proses perkembangan kepribadian, fase ketiga merupakan fase akhir yang ditandai dengan makin stabilnya perilaku-perilaku yang khas atau sifat-sifat khas dari seorang individu. Pada fase ketiga, terjadi perkembangan yang relatif tetap, yaitu dengan terbentuknya perilaku-perilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian yang bersifat abstrak. Fase ketiga disebut fase kedewasaan, yaitu ketika seseorang telah berusia antara 25 – 28 tahun.
Setelah kepribadian terbentuk secara permanen, kepribadian dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe, yaitu sebagai berikut.
x Kepribadian Normatif Kepribadian normatif merupakan kepribadian yang ideal, yaitu seseorang
mempunyai prinsip-prinsip yang kuat untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam dirinya sebagai hasil proses sosialisasi pada masa sebelumnya. Seseorang memiliki kepribadian normatif apabila terjadi proses sosialisasi antara perlakuan terhadap dirinya dan perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan tata nilai yang ada di dalam masyarakat. Tipe kepribadian ini ditandai dengan kemampuan menyesuaikan diri yang sangat tinggi dan dapat menampung banyak aspirasi dari orang lain.
x Kepribadian Otoriter Tipe kepribadian otoriter terbentuk melalui proses sosialisasi individu yang
lebih memenangkan kepentingan-kepentingan terhadap dirinya daripada kepentingan-kepentingan orang lain. Situasi ini terjadi pada anak-anak tunggal, yaitu anak yang sejak kecil mendapat dukungan dan perlindungan yang lebih dari lingkungan orang-orang di sekitarnya, dan anak yang sejak kecil memimpin di kelompoknya. Salah satu ciri dari kepribadian otoriter adalah menonjolnya
Bab 4 Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
x Kepribadian Perbatasan Kepribadian perbatasan merupakan kepribadian yang relatif labil, di mana
ciri-ciri khas dari prinsip-prinsip dan perilakunya sering kali mengalami perubahan-perubahan sehingga seolah-olah seseorang mempunyai lebih dari satu corak kepribadian. Seseorang dikatakan memiliki kepribadian perbatasan apabila orang ini memiliki dualisme budaya karena proses perkawinan atau karena situasi tertentu hingga mereka harus mengabdi pada dua struktur budaya masyarakat berbeda.
Kepribadian demikian sering kali terdapat pada orang-orang campuran antara dua golongan etnis, pada orang-orang yang berdiri pada dua kelas masyarakat, atau pun seorang yang mendapat dua jenis pendidikan yang latar belakangnya berbeda.
1. Kemukakan dengan bahasamu sendiri bagaimana kaitan antara kepribadian dan kebudayaan setempat!
2. Jelaskan bagaimana proses terbentuknya norma sosial!
3. Menurutmu fase apa yang paling mempengaruhi kepribadian seseorang? Mengapa? Jelaskan pendapat kalian!
4. Jelaskan bahwa norma sosial dapat menjamin kelangsungan hidup masyarakat!