AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 BODEH KABUPATEN PEMALANG

(1)

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN

OUTDOOR STUDY

PADA MATA

PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 BODEH

KABUPATEN PEMALANG

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Geografi pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Iis Setyowati

3201406504

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :

Hari : Senin

Tanggal : 31 Januari 2011

 

Disetujui Oleh: Pembimbing I

Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si NIP. 19620811 198803 2 001

Pembimbing II

Drs. Suroso, M.Si

NIP. 19600402 198601 1 001

Mengetahui : Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si NIP. 19620904 198901 1 001


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Selasa Tanggal : 8 Februari 2011

Penguji Utama

Drs. Sriyono, M.Si

NIP. 19631217 198803 1 002

Penguji I

Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si NIP. 19620811 198803 2 001

Penguji II

Drs. Suroso, M.Si

NIP. 19600402 198601 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Drs. Subagyo M.Pd


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Januari 2011 Iis Setyowati


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

- Before I reach I must believe (sebelum aku mencapainya, aku harus benar-benar yakin)

- Alangkah lebih baiknya hidup di jalan yang diridhoi Allah SWT

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Orang tua saya, Bapak Sobirin dan Ibu Taruni, terima kasih atas segala doa, kasih sayang, dan bimbingannya.

2. Kakak-Kakakku (Casriatun dan Duriatun) serta adikku Meylinda yang telah memberikan semangat untuk terus berusaha.

3. Teman-teman Pendidikan Geografi angkatan 2006 terimakasih atas kebersamaan dan dukungannya.


(6)

vi

PRAKATA

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Outdoor Study pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bodeh Kabupaten Pemalang”. Penyusunan skripsi ini sebagai syarat akhir untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka penulisan skripsi ini tidak dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmojo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk saya menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

3. Drs. Apik Budi Santoso M.Si., Ketua Jurusan Geografi yang telah memberi ijin untuk menyelesaikan Skripsi ini.

4. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si., dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Suroso, M.Si., dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Sukardi, SPd., Kepala Sekolah SMP N 1 Bodeh-Pemalang yang telah memberikan ijin penelitian.

7. Bapak Joko Siswanto, SPd., guru IPS, atas bantuan, dukungan dan kerjasamanya dalam memperoleh data.

8. Semua teman-teman pendidikan geografi 2006 Universitas Negeri Semarang yang telah memotivasi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan baik materiil dan moril sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.


(7)

vii

Semoga bantuan, doa, waktu dan jasa yang telah diberikan tersebut mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, peneliti berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat untuk penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, Januari 2011 Penulis


(8)

viii

SARI

Iis Setyowati. 2011. “Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Outdoor Study pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bodeh Kabupaten Pemalang”. Skripsi. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si, Pembimbing II: Drs. Suroso, M. Si.

Kata kunci : Aktivitas Belajar, Metode Outdoor Study

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diharapkan para siswa terbantu untuk lebih kritis, menjadikan siswa lebih semangat dalam belajar, lebih berkonsentrasi pada materi, membuat daya pikir siswa lebih berkembang, suasana belajar akan lebih nyaman, siswa lebih dapat memahami materi pelajaran, siswa lebih berani mengemukakan pendapat dan membuat siswa lebih aktif. Metode outdoor study menjadi alternatif dalam pembelajaran IPS karena pembelajaran tersebut memberi contoh konkrit yang ada di sekitar. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: seberapa besar tingkat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bodeh Kabupaten Pemalang. Tujuan penelitian ini mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bodeh Kabupaten Pemalang.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMP N 1 Bodeh, Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 814 siswa yang terdiri dari 20 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII A dan VII B sebanyak 71 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Variabel yang diteliti adalah aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study yang terdiri dari empat sub variabel yaitu persiapan, pengumpulan data, analisis data pengamatan outdoor study, dan presentasi hasil laporan. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskritif persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study pada mata pelajaran IPS di SMP N 1 Bodeh dalam kriteria “aktif”, hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai skor yang mencapai 29,54. Dikatakan aktif karena mayoritas siswa bersungguh-sungguh dalam pembelajaran outdoor study seperti serius dalam pembelajaran, dapat bekerjasama dengan kelompoknya untuk mengumpulkan data, berani mempresentasikan hasil laporannya, berani bertanya dan menyampaikan pendapat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru yaitu dapat menjadi masukan bagi guru IPS dalam meningkatkan pembelajaran outdoor study agar lebih efektif, sedangkan bagi siswa adalah menumbuhkan aktivitas dan minat siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kerjasama dan kemampuan bersosialisasi siswa. Saran yang diajukan sebagai berikut: guru hendaknya lebih meningkatkan metode outdoor study sebagai variasi pengajaran agar siswa tidak jenuh dalam kelas. Untuk siswa hendaknya setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode outdoor study siswa lebih aktif dan mandiri serta dalam pembelajaran.


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA... ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Penegasan Istilah ... 5

F. Sistematika Skripsi ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar……….. 7

B. Pembelajaran……… 10

C. Aktivitas Belajar Siswa... 12

D. Pembelajaran Outdoor Study... 13

E. Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Outdoor Study.. 18

F. IlmuPengetahuan Sosial……….... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian……… 30


(10)

x

C. Sampel dan Teknik Pengambilan……… 32

D. Variabel Penelitian……….. 32

E. Metode Pengumpulan Data……… 34

F. Teknik analisis Data...……… 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Daerah Penelitian……… 43

B. Hasil Penelitian………... 46

1. Aktivitas siswa dalam Persiapan Pembelajaran Outdoor Study... 49

2. Aktivitas Siswa dalam Pengumpulan Data Pembelajaran Outdoor Study... 51

3. Aktivitas Siswa dalam Analisis Data Pengamatan Outdoor Study... 54

4. Aktivitas Siswa dalam Presentasi Hasil Laporan... 57

C. Pembahasan………... 63

BAB V PENUTUP A. Simpulan………... 66

B. Saran………. 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah siswa dalam populasi...………..…... 31 2. Jumlah sampel penelitian……….. 32 3. Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Outdoor Study……… 47 4. Aktivitas dalam Persiapan Outdoor Study………. 49 5. Aktivitas dalam Pengumpulan Data Pembelajaran Outdoor Study… 51 6. Aktivitas dalam Analisis Data Pembelajaran Outdoor Study………. 54 7. Aktivitas Presentasi Hasil Laporan dalam Outdoor Study………….. 57


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Alir Penelitian...….……….. 42

2. Peta Lokasi Penelitian………. 44

3. Peta Lokasi SMP N 1 Bodeh.……….…..………... 45

4. Diagram Aktivitas Belajar Siswa dalam Outdoor Study………. 48

5. Diagram Aktivitas Persiapan dalam Outdoor Study………………….. 50

6. Siswa membawa lembar kerja, buku sumber dan alat tulis………….. 51

7. Diagram Aktivitas Pengumpulan Data dalam Outdoor Study……... 52

8. Siswa serius mengumpulkan data (jenis-jenis batuan)………. 53

9. Siswa kurang serius dalam mengumpulkan data……….. 54

10. Diagram Aktivitas Analisis Data dalam Outdoor Study……..………. 56

11. Siswa sedang menganalisis jenis-jenis batuan……….. 57

12. Diagram Aktivitas Presentasi Hasil Laporan dalam Outdoor Study…. 59 13. Siswa sedang mengajukan pertanyaan……….. 60

14. Siswa sedang memberikan tanggapan………... 61

15. Siswa sedang mengungkapkan pendapat……….. 61


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi instrumen.……….………..…………... 71

2. Lembar observasi……….……… 73

3. Rubrik Lembar Penilaian Aktivitas Belajar Siswa……….. 75

4. Silabus……….………. 80

5. RPP……….………. 89

6. Data observasi 1………... 100

7. Data observasi 2………..………. 103

8. Data aktivitas belajar siswa………..……….... 105

9. Data hasil penelitian aktivitas tahap persiapan……….... 108

10.Data hasil penelitian aktivitas tahap pengumpulan data ………. 111

11.Data hasil penelitian aktivitas tahap analisis data……… 114

12.Data hasil penelitian aktiviatas tahap presentasi hasil laporan…………. 117

13.Daftar siswa kelas VII A………..…… 120

14.Daftar siswa kelas VII B……….………... 121

15.Foto-foto pembelajaran outdoor study... 123

16.Surat ijin penelitian dari UNNES……….……… 129


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan berusaha untuk memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana informasi yang dapat diperoleh dapat diproses dalam pikiran peserta didik sehingga menjadi milik peserta didik serta bertahan lama dalam pikiran peserta didik. Dengan kata lain, perlu disadari bahwa peserta didik merupakan sumber daya manusia sebagai aset bangsa yang sangat berharga. Oleh sebab itu, perlu diupayakan penerapan iklim belajar yang tepat untuk menciptakan peserta didik yang kreatif, inovatif dan berkeinginan maju melalui pemanfaatan sumber belajar untuk mengembangkan potensi secara utuh dan optimal.

Kegiatan belajar mengajar harus dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life skill) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan peserta didik. Hal ini juga dikemukakan oleh Unesco dalam Mulyasa (2004: 5) yang mengungkapkan bahwa prinsip pendidikan yang relevan dengan Pancasila adalah pendidikan harus terletak pada empat pilar, yaitu belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to live together), belajar menjadi diri sendiri (learning to be), danbelajar seumur hidup (life long learning).

Aktivitas merupakan suatu kegiatan/tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang. Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran


(15)

dinamakan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar di sekolah bisa berlangsung di dalam kelas maupun di luar kelas, dan yang akan diteliti adalah aktivitas belajar di luar kelas (outdoor study). Dengan metode outdoor study siswa akan terbantu untuk lebih kritis, menjadikan siswa lebih semangat dalam belajar, lebih berkonsentrasi pada materi, membuat daya pikir siswa lebih berkembang, suasana belajar akan lebih nyaman, siswa lebih dapat memahami materi pelajaran, siswa lebih berani mengemukakan pendapat dan membuat siswa lebih aktif.

Belajar IPS tidak hanya dengan membaca, menulis dan menghafal saja, tetapi memerlukan pengamatan, pemahaman dan praktek langsung. Maka dari itu diperlukan banyak latihan, ketekunan, dan kesungguhan dalam mempelajarinya. Siswa dituntut untuk selalu aktif dalam proses pembelajarannya. Aktif disini maksudnya aktif secara fisik, intelektual dan emosional. Belajar IPS memerlukan pengamatan, pemahaman dan praktek langsung, karena IPS erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa menguasai konsep-konsep IPS dan saling keterkaitannya. Untuk itu pembelajaran IPS harus menarik dan mudah dipahami. Oleh karena itu pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dan penguasaan konsep materi salah satunya adalah dengan pembelajaran outdoor study. Pembelajaran outdoor study adalah pembelajaran dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya, sehingga siswa memahami dan menemukan konsep yang harus dikuasai.


(16)

Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada sekolah yang bersangkutan yaitu SMP Negeri 1 Bodeh menentukan batas nilai KKM mata pelajaran IPS 73. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditentukan oleh beberapa faktor, salah satu faktor penting adalah bagaimana siswa melakukan aktivitas belajar atau cara belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Belajar merupakan kebutuhan pokok setiap individu untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, perubahan dalam sikap, kebiasaan dan ketrampilan. Sehingga untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa maka diterapkan pembelajaran outdoor study.

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Bodeh Kabupaten Pemalang karena di SMP tersebut sudah menerapkan pembelajaran outdoor study dalam pengajarannya, hal ini dibuktikan dengan silabus terdapat 15% pada mata pelajaran IPS menggunakan pembelajaran outdoor study dalam satu semester yaitu semester gasal tahun pelajaran 2010/2011 serta wawancara guru dan siswa yang menyatakan bahwa pembelajaran outdoor study di SMP N 1 Bodeh dilaksanakan 5 kali per semester dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah. Disamping itu juga dibuktikan dengan foto-foto pembelajaran outdoor study yang telah dilaksankan (lihat pada Lampiran silabus 4 dan foto-foto kegiatan outdoor study pada Lampiran 15).

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul: Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Outdoor Study pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bodeh Kabupaten Pemalang.


(17)

B.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana tingkat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bodeh Kabupaten Pemalang?

C.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bodeh Kabupaten Pemalang.

D.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai dasar bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Diharapkan menumbuhkan aktivitas dan minat siswa dalam pembelajaran, dapat meningkatkan kerjasama dan kemampuan bersosialisasi siswa.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru IPS dalam meningkatkan pembelajaran outdoor study agar lebih efektif.


(18)

E.

Penegasan Istilah

Penegasan istilah ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul skripsi. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan yang berkaitan dengan judul skripsi adalah sebagi berikut:

1. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar siswa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja (Sardiman, 2005:94). Aktivitas belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa dalam melakukan pembelajaran outdoor study di SMP Negeri 1 Bodeh yang meliputi aktivitas persiapan, aktivitas pengumpulan data, aktivitas analisis data dan aktivitas presentasi hasil laporan.

2. Pembelajaran Outdoor Study

Kajarwati (1995) menyatakan bahwa metode outdoor study adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Pembelajaran outdoor study dalam penelitian ini adalah guru mengajak siswa untuk melakukan pembelajaran di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.

F.

Sistematika Penulisan

Sistematika yang akan digunakan dalam skripsi berjudul “Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Outdoor Study pada Mata Pelajaran IPS di


(19)

SMP Negeri 1 Bodeh Kabupaten Pemalang”. Terdiri atas dua bagian yaitu bagian pendahuluan dan bagian isi.

1. Bagian Pendahuluan Skripsi

Bagian ini terdiri dari judul, pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian Isi Skripsi Bagian isi skripsi terdiri dari:

Bab I Pendahuluan, yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori, yang berisi teori-teori yang dapat digunakan sebagai dasar penelitian. Teori-teori yang dikemukakan disini adalah teori yang berkaitan dengan penelitian ini.

Bab III Metode Penelitian, yang berisi tentang metode-metode yang mendukung dan digunakan dalam menganalisis hasil penelitian, yang meliputi populasi, sampel dan teknik sampling, variabel penelitian, metode pengumpulan data, penyusunan instrumen penelitian, serta analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini berisikan hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian dan pembahasan.

Bab V Penutup, berisi kesimpulan hasil dan saran.

Bagian akhir skripsi memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang memdukung isi skripsi ini.


(20)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Sedangkan Hamalik (1980: 28) mengemukakan belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

Belajar pada hakekatnya mengandung makna terjadinya perubahan tingkah laku pada diri anak berkat pengalaman dan latihan. Pengertian tingkah laku mencakup yang nampak seperti misalnya menghafal istilah-istilah secara benar, akan tetapi termasuk juga tingkah laku yang tidak nampak seperti halnya kemampuan menghargai orang lain, kerjasama, teloransi dan lain-lain (Suharyo, dkk, 1991:4).

Berdasarkan uraian di atas, maka belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman, sehingga terjadi perubahan sikap, perilaku maupun kecakapan yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain ada perbedaan


(21)

perilaku antara sebelum dengan setelah belajar, berupa perubahan menuju kearah yang positif.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah kondisi internal dan eksternal siswa. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional dan kondisi sosial seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Sedangkan faktor eksternalnya seperti variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus) yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana belajar dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses dan hasil belajar (Anni, 2004: 11).

3. Prinsip-Prinsip Belajar

Proses belajar sangatlah kompleks tetapi dapat juga diperinci dan dianalisis dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Hal ini perlu kita ketahui agar memiliki pedoman belajar secara efesien prinsip-prinsip belajar di atas adalah sebagai berikut:

a. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya.

b. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa.

c. Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan berasal dari dirimya sendiri.

d. Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar karena itu siswa harus sanggup menggantinya secara cepat.


(22)

e. Belajar memerlukan bimbingan, bimbingan itu baik dari guru ataupun tuntunan dari buku pelajaran sendiri.

f. Jenis belajar paling utama adalah belajar untuk berpikir kritis, lebih baik dari pada pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis.

g. Cara belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk pemecahan masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah-masalah tersebut telah disadari bersama.

h. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian.

i. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar semua yang telah dipahami dapat dikuasai.

j. Belajar harus disertai dengan keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan atau hasil.

k. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sanggup mentransferkan atau menerapkannya ke dalam bidang praktek sehari-hari (Anni, 2004: 4).

B.

Pembelajaran

Secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Pembelajaran menurut aliran Gestalt adalah suatu usaha guna memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga lebih mudah menggorganisasikan dan mengaturnya menjadi pola bermakna (Darsono, 2001:24).


(23)

Dari pengertian pembelajaran tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dikoordinasi oleh guru sedemikian rupa membentuk pola yang bermakna sehingga tingkah laku siswa akan berubah kearah yang lebih baik. Dimana pada penelitian ini pembelajaran yang dimaksudkan disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yakni pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran ini difokuskan pada aktivitas yang dilihat dari aspek pengetahuan, keterampilan, sikap. Sehingga pembelajaran pembelajaran yang berlangsung dapat memberikan makna tersendiri bagi siswa yang akibatnya mempengaruhi tingkah laku siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Bagaimana suatu proses pembelajaran berhasil? Manurut Sanjaya (2006) faktor-faktor yang berpengaruh dalam sistem pembelajaran adalah: (a) faktor-faktor guru, guru yang menganggap mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran akan berbeda dengan guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada peserta didik. Masing-masing perbedaan tersebut dapat mempengaruhi baik dalam penyusunan strategi atau implementasi pembelajaran. Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru, karena keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas dan kemampuan guru. (b) faktor siswa, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yang dilihat dari aspek siswa meliputi latar belakang siswa yang terdiri dari jenis kelamin, tempat kelahiran, tempat tinggal siswa, dan lain-lain. Sedangkan dilihat dari sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar, pengetahuan dan sikap. (c) faktor sarana dan prasarana, sarana adalah segala sesuatu yang memdukung


(24)

secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran. Keuntungan lengkapnya sarana dan prasarana terhadap proses pembelajaran adalah dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru dalam mengajar, dapat member pilihan pada siswa untuk belajar, jika mengajar dipandang sebagai proses penyampaian materi maka dibutuhkan sarana pembelajaran berupa alat dan bahan yang dapat menyalurkan pesan secara efektif dan efisien, sedangkan jika mengajar dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar maka dibutuhkan sarana yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk belajar. (d) faktor lingkungan, faktor organisasi siswa merupakan faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Faktor pengorganisasian siswa yang baik maka akan efektif dalam pencapian tujuan pembelajaran.

C.

Aktivitas Belajar Siswa

1. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja (Sardiman, 2005: 94). Aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik maupun mental didalam belajar yang selalu berkaitan.

Pengalaman belajar akan diperoleh jika peserta didik itu melakukan aktivitas sendiri. Peserta didik dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual dan emosional. Dari uraian di atas sangatlah jelas bahwa aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar karena pada prinsipnya belajar


(25)

adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, sehingga harus ada kegiatan yang dilakukan. Selain itu dikatakan juga bahwa aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam proses interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2005: 95).

2. Hubungan Aktivitas Belajar Dengan Outdoor Study

Hubungan aktivitas belajar dengan outdoor study sangatlah erat, dimana didalam outdoor study sangat dituntut keaktifan siswa. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam, karena mereka dapat mengetahui secara real di lapangan, tidak hanya secara abstrak dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa.

D.

Pembelajaran

Outdoor Study

Pembelajaran outdoor study dimana lingkungan sebagai sumber belajar merupakan interaksi lingkungan kehidupan dengan siswa. Praktek pembelajaran outdoor study hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat (Sudjana dan Rivai, 1989: 132).

Menurut Sudjana dan Rivai (2002:212-214) lingkungan sebagai sumber belajar yang dimaksud yaitu pertama, lingkungan sosial, lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintah, agama dan system


(26)

nilai. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Kedua, lingkungan alam, lingkungan alam berkenaan dengan sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora, fauna, sumber daya alam, dan lain sebagainya. Lingkungan alam tepat digunakan untuk bidang studi ilmu pengetahuan alam. Ketiga, lingkungan buatan, disamping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lain irigasi/pengairan, museum, bendungan, kebun binatang, perkebunan, dab lain sebagainya.

Mata pelajaran IPS merupakan ilmu yang sangat erat hubunganya dengan lingkungan sekitar. Salah satu usaha yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran IPS adalah dengan metode outdoor study dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah dan tempat tinggal siswa sebagai sumber belajar. Dalam pelajaran IPS seorang guru dituntut untuk mengajak siswa agar dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar yang nyata dan tidak pernah habis. Belajar dengan metode outdoor study dimana lingkungan sebagai sumber belajar berarti menggunakan pendekatan lingkungan. Pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang dilakukan dengan cara memanfaatkan lingkungan sebagai sumber dan bahan pelajaran (Rustaman, dalam Supriyono, 1997:53).


(27)

Menurut Sudjana dan Rivai (1989: 28) pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:

1. kegiatan belajar lebih menarik, dan tidak membosankan siswa, sehingga motivasi siswa akan lebih baik,

2. hakekat belajar akan lebih bermakna sebab dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya dan bersifat alami,

3. bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih banyak dan lebih aktual sehingga kebenarannya lebih akurat,

4. kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan, mendemontrasikan, menguji fakta dan lain-lain,

5. sumber belajar menjadi lebih banyak, sebab lingkungan dapat dipelajari beraneka ragam seperti lingkungan alam, lingkungan buatan dan lain-lain,

6. siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungan, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitar serta dapat memupuk cinta lingkungan. Menurut Ronald (1987: 121) lingkungan sekitar dapat digunakan sebagai fasilitas belajar. Peranan lingkungan sekitar antara lain:

1) dapat memberikan semaksimal mungkin pada diri siswa untuk melaksanakan tugas nyata,


(28)

2) dapat memperhatikan atau sebagian besar rangsangan yang relevan dalam lingkungan,

3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami latihan dan ketermpilan menggunakan indra,

4) mengamati kenyataan yang beragam dari dekat dengan pengalaman baru,

5) menjawab masalah-masalah dengan melihat, mendengar dan membuktikan secara langsung.

Pembelajaran outdoor study sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman murid mengenai materi yang telah diajarkan di kelas. Murid di ajak ke sebuah tempat yang mampu mewakili materi yang sedang diajarkan. Misalnya ke sebuah museum, kebun, sawah, pasar, toserba, taman reptil dan masih banyak lagi. Di tempat tersebut, murid dapat melihat dan menemukan hal-hal baru. Guru sebagai fasilitator dapat memberikan workshet kepada murid untuk melatih tanggung jawabnya. Guru hendaknya membuat agenda untuk kegiatan disana. Sehingga murid terarah dan mudah untuk dikondisikan. Murid diusahakan untuk terjun langsung berhubungan dengan objek outdoor study, hal ini akan semakin mempermudah murid dalam belajar. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan kegiatan outdoor study, antara lain:

1) Keamanan murid, keamanan menjadi salah satu faktor yang sangat penting sebelum melakukan kegiatan outdoor study. Guru sebaiknya melakukan survey terlebih dahulu ke objek outdoor study. Objek outdoor study harus disesuaikan dengan tingkatan murid.


(29)

2) Waktu, penggunaan waktu perlu diperhatikan. Guru hendaknya membuat agenda apa saja yang akan dilaksanakan di objek outdoor study tersebut. 3) Objek, hal ini harus dusesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan ke

siswa. Jangan sampai objeknya bertentangan dengan materi yang ada.

4) Penugasan, diperbanyak dalam aspek praktek langsung di lapangan. Sehingga siswa akan semakin senang dalam kegiatan outdoor study.

Pembelajaran outdoor study ini selain memprioritaskan pada pengamatan dalam pembelajaran tersebut juga melatih kerjasama dalam kelompok sehingga dapat mencegah timbulnya agresivitas dalam sistem kompetensi dan keterasingan dalam individu tanpa mengorbankan aspek kognitif. Dengan adanya kerjasama, bagi siswa yang merasa mampu akan memberikan masukan yang berarti bagi teman kelompoknya pada saat melakukan diskusi maupun mengemukakan pendapat.

Keberhasilan yang tercapai karena hubungan antarpersonil yang saling mendukung, saling membantu dan peduli disamping itu siswa mempunyai keterampilan berpikir kritis dan kerjasama, hubungan antara pribadi yang positif dari latar belakang yang berbeda, menerapkan bimbingan antar teman, dan tercipta lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah yang dapat membangun motivasi belajar pada siswa.

Menurut Dale dalam Wina Sanjaya (2006) bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya pengalaman langsung, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh


(30)

siswa. Melalui pembelajaran outdoor study siswa lebih mendapatkan pengalaman langsung daripada pembelajaran di dalam kelas. Dalam pembelajaran ini siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan pengamatan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Metode outdoor study akan mendorong terjadinya proses belajar, saling membelajarkan dan “sharing” pengalaman. Dalam kelompok belajar, siswa belajar mengungkapkan bagaimana mengkaji persoalan, menganalisis dan mencari pemecahan masalah yang dikaji. Dengan cara ini siswa akan terbantu untuk lebih kritis dan dapat melihat kekurangan, inkonsistensi pemikirannya. Dengan demikian siswa akan mampu mengembangkan dan membentuk pengetahuan secara benar. Oleh karena itu dalam menerapkan konstruktivitas pembelajaran dalam kelompok penggunaan pengalaman untuk membentuk konsep dan kemampuan analisis sangat berperan dalam proses belajar.

E.

Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran

Outdoor Study

Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas merupakan asas terpenting dalam belajar, belajar itu sendiri merupakan suatu kegiatan, tanpa kegiatan tidak mungkin seseorang dikatakan belajar (Nasution,2004:80). Montessori dalam Sadirman (2005) juga menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri


(31)

dan pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati perkembangan siswanya. Hal ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedangkan pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik. Aktivitas yang dimaksud di sini menekankan pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas (2005: 31).

Menurut Hamalik (2008:91) manfaat aktivitas dalam proses pembelajaran memiliki manfaat tertentu, antara lain:

1) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri, 2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa,

3) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok,

4) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual, 5) Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan

kekeluargaan, musyawarah dan mufakat,

6) Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa,


(32)

7) Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistic dan konkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindari terjadinya verbalisme,

8) Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

Menurut Hamalik (2008:100-101) aktivitas siswa pada pembelajaran outdoor study yaitu meliputi tahap persiapan, tahap ppengumpulan data, tahap analisis data, tahap presentasi hasil laporan.

Tahapan-tahapan kegiatan: 1. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan ini, siswa melakukan persiapan yang akan dilakukan selama pembelajaran outdoor study.

Aktivitas siswa dalam tahap persiapan antara lain:

a) Aktivitas siswa dalam membawa perlengkapan outdoor sesuai dengan materi, siswa membawa perlengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan outdoor sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Misalnya alat tulis, wadah untuk tempat batuan, lembar kerja.

b) Aktivitas siswa dalam membawa bahan ajar/buku sumber yang relevan, siswa membawa bahan ajar/buku sumber sebagai panduan untuk memahami konsep yang relevan dengan materi kegiatan outdoor.

2. Tahap pengumpulan data

Dalam tahap pengumpulan data, siswa terjun langsung ke lapangan (outdoor) untuk mengumpulkan data sesuai dengan materi yang diajarkan.


(33)

Aktivitas siswa dalam tahap pengumpulan data antara lain:

a) aktivitas kerjasama siswa dalam kelompok, siswa aktif berkerjasama dengan semua kelompoknya, melalui interaksi antar kelompok, komunikasi antar kelompok.

b) aktivitas siswa dalam mengumpulkan data sesuai dengan lembar kerja siswa, siswa dalam mengumpulkan data sesuai dengan lembar kerja yang diberikan secara cepat, lengkap dan tepat.

3. Tahap Analisis Data Pengamatan Outdoor Study

Dalam tahap analisis data, setelah data-data dari lapangan terkumpul semua, maka setelah itu dilakukan analisis.

Aktivitas siswa dalam tahap analisis data antara lain:

a) Aktivitas siswa dalam mengklasifikasikan data, siswa dapat mengklasifikasikan data dengan benar dan sesuai jenis datanya.

b) Aktivitas siswa dalam menggeneralisasikan hasil analisis data, siswa dapat menggeneralisasikan hasil analisis data dengan baik, relevan dan logis.

4. Tahap presentasi hasil laporan

Dalam tahap presentasi hasil laporan, siswa mempresentasikan laporan dari hasil pembelajaran outdoor study.

Aktivitas siswa dalam tahap presentasi hasil laporan antara lain:

a) Aktivitas siswa bertanya dalam diskusi kelompok, siswa bertanya dengan jelas, mudah dipahami, menggunakan bahasa Indonesia yang baku, sesuai dengan materi yang masih dibahas.


(34)

b) Aktivitas siswa memberi tanggapan dalam diskusi kelompok, siswa memberi tanggapan sesuai dengan yang ditanyakan, tidak menyimpang dari pokok bahasan, disertai contoh yang relevan dan mudah dipahami. c) Siswa mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok, siswa

berpendapat terkait materi, jelas, logis, menggunakan gaya bahasa yang mudah di pahami.

d) Siswa menghargai pendapat orang lain dalam diskusi kelompok, siswa mendengarkan pendapat dengan diam, sungguh-sungguh memperhatikan, tidak berbicara sendiri dengan teman, dan tidak bermain sendiri dengan teman.

Berdasarkan uraian aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study, peneliti berpendapat bahwa dalam belajar sangat dituntut keaktifan siswa. Siswa yang lebih banyak melakukan kegiatan sedangkan guru hanya membimbing dan mengarahkan. Dalam rangka membentuk manusia yang kreatif dan bertanggungjawab ini peneliti ingin manggali sejauh mana tingkat aktivitas siswa dalam pembelajaran outdoor study, sebab dalam pembelajaran outdoor study siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran.

F.

Pelajaran IPS

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SMP secara correlated atau saling


(35)

berhubungan. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Wiyono dalam Tasrif (2008) mengemukakan, IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat. Materi pendidikan IPS di SMP terdiri dari (1) fakta, konsep, generalisasi dan teori, (2) metode penyelidikan dari masing-masing disiplin ilmu social, (3) ketrampilan intelektual yang diperlukan dalam metodelogi penyelidikan ilmu-ilmu sosial.

Ruang lingkup IPS adalah menyangkut kegiatan dasar manusia, maka bahan-bahannya tidak hanya mencakup imlu-ilmu social dan humaniora melainkan juga segala segala gerak kegiatan dasar manusia seperti agama, sains, teknologi, seni, budaya ekonomi dan sebagainya yang bisa memperkaya pendidikan IPS. Pembelajaran IPS di SMP dilaksanakan secara gabungan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu social, yang terdiri dari geografi, sejarah, sosiologi, kewarganegaraan dan ekonomi (Tasrif, 2008).

2. Karakteristik Mata Pelajaran IPS

Tasrif (2006) mengemukakan karakteristik mata pelajaran IPS SMP/MTs antara lain sebagai berikut:

a. Ilmu pengetahuan social merupakan gabungan dari unsure-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum, politik kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, penduduk dan agama.


(36)

b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari stuktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosialogi yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok/topik (tema) tertentu.

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipiner.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi, dan pengolahan lingkungan. Stuktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan, dan jaminan keamanan.

e. Standar Kompentesi dan Kompentesi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena.

3. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan utama IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah social yang terjadi dimasyarakat memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa diri sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pembelajaran IPS di sekolah diorganisir secara baik (Tasrif, 2008).


(37)

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS 1) Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar mapel IPS kelas VII

semester Gasal

(a) Standar Kompetensi : Memahami lingkungan kehidupan manusia Kompetensi dasar :

i. Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan.

ii. Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra aksara di Indonesia. (b) Standar Kompetensi : Memahami kehidupan sosial manusia.

Kompetensi dasar :

i. Mendeskripsikan interaksi sebagai proses sosial

ii. Mendeskripsikan sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian

iii. Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial iv. Menguraikan proses interaksi sosial

(c) Standar Kompetensi : Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan

Kompetensi dasar :

i. Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan

ii. Mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari hari.


(38)

2) Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar mapel IPS kelas VIII semester Gasal

(a) Standar Kompetensi : memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

Kompetensi dasar :

i. Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk

ii. Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya

iii. Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan

iv. Mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan

(b) Standar Kompetensi : Memahami proses kebangkitan nasional. Kompetensi dasar :

i. Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah

ii. Menguraikan proses terbentuknya kesadaran nasional, identitas Indonesia, dan perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia

(c) Standar Kompetensi : Memahami masalah penyimpangan sosial. Kompetensi dasar :


(39)

i. Mengidentifikasi berbagai penyakit sosial (miras, judi, narkoba, HIV/Aids, PSK, dan sebagainya) sebagai akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat

ii. Mengidentifikasi berbagai usaha pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat

(d) Standar Kompetensi : Memahami kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat

Kompetensi dasar :

i. Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas

ii. Mendistribusikan pelakuku ekonomi: rumah tangga, masyarakat, perusahaan, koperasi, dan negara

iii. Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi masyarakat.

3) Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar mapel IPS kelas XI semester Gasal

(a) Standar Kompetensi : Memahami kondisi perkembangan negara di dunia

Kompetensi Dasar :

i. Mengidentifikasi ciri-ciri negara berkembang dan negara maju ii. Mendeskripsikan Perang Dunia II (termasuk pendudukan

Jepang) serta pengaruhnya terhadap keadaan sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia


(40)

(b) Standar Kompetensi : Memahami usaha mempertahankan kemerdekaan.

Kompetensi Dasar :

i. Mengidentifikasi usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

ii. Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi Indonesia pasca pengakuan kedaulatan

(c) Standar Kompetensi : Memahami perubahan sosial budaya Kompetensi Dasar :

i. Mendeskripsikan perubahan sosial-budaya pada masyarakat ii. Menguraikan tipe-tipe perilaku masyarakat dalam menyikapi

perubahan

(d) Standar Kompetensi : Memahami Lembaga Keuangan dan Perdagangan.

Kompetensi Dasar :

i. Mendeskripsikan uang dan lembaga keuangan

ii. Mendeskripsikan perdagangan internasional dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.

5. Hubungan Mata Pelajaran IPS dengan Outdoor Study

Pengajaran IPS yang utama tentu saja berasal dari buku sumber yang menjadi pegangan siswa, tetapi untuk memperkuat pengetahuan dan pemahaman, maka diperlukan adanya contoh konkrit yang ada di sekitar mereka. Pendapat ini didukung oleh oleh Nursid Sumaatmadja (1981 :


(41)

247) dalam kaitannya dengan metode outdoor study yang tidak lepas dari observasi lapangan secara langsung yaitu : “Mata pelajaran IPS merupakan suatu penelaahan dan pengkajian gejala kehidupan yang nyata. Mata pelajaran IPS tanpa kerja lapangan tidak akan menghasilkan suatu kesimpulan tentang hakikat gejala dan masalah kehidupan yang sebenarnya. Oleh karena itu metode pendekatan yang terutama pada mata pelajaran IPS adalah observasi lapangan”.


(42)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini di sekitar sungai kaliwadas, Desa Jatiroyom, Kecamatan Bodeh. Semester gasal pada materi jenis-jenis batuan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan alokasi waktu 21 November 2010. Tahap pelaksanaan penelitian adalah pembelajaran outdoor study yang meliputi tahap persiapan pembelajaran, tahap pengumpulan data, tahap analisis data outdoor study, dan tahap presentasi hasil laporan.

B.

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMP Negeri 1 Bodeh yang pernah menerapkan pembelajaran outdoor study sebanyak 814 siswa yang terbagi menjadi 20 kelas dengan rincian sebagai berikut:


(43)

Tabel 1. Jumlah Siswa SMP N 1 Bodeh

No Kelas Jumlah

1 VII A 30

2 VII B 41

3 VII C 42

4 VII D 42

5 VII E 42

6 VII F 42

7 VII G 42

8 VIII A 34

9 VIII B 40

10 VIII C 40

11 VIII D 40

12 VIII E 39

13 VIII F 41

14 VIII G 40

15 IX A 42

16 IX B 44

17 IX C 44

18 IX D 42

19 IX E 44

20 IX F 43

Jumlah 814 Sumber: Dokumentasi Kesiswaan SMP N 1 Bodeh, Tahun 2010

20 kelas ini dipandang sebagai satu kesatuan populasi. Alasan dipilihnya populasi di atas adalah sebagi berikut:

a) Seluruh siswa tersebut memperoleh materi pelajaran IPS berdasarkan kurikulum yang sama.

b) Seluruh siswa diajar menggunakan metode outdoor study.

C.

Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sampel merupakan


(44)

bagian dari populasi yang memenuhi syarat tertentu untuk diambil sebagai sumber data.

Dalam penelitian ini untuk menentukan sampel digunakan teknik pengambilan random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara acak terhadap siswa. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri relatif sama yang dimiliki. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 814 siswa yang terbagi dalam 20 kelas. Kelas-kelas tersebut dianggap homogen, sehingga penulis secara acak mengambil dua kelas sebagai sampel dengan menggunakan teknik lotre (undian) dan diambil dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas VII A dan VII B karena dianggap sudah mewakili 5%-10% dari populasi.

Tabel 2. Jumlah Sampel Penelitian

No Kelas Sampel Jumlah Sampel

1 VII A 30

2 VII B 41

Sumber: Dokumentasi Kesiswaan SMP N 1 Bodeh, Tahun 2010

D.

Variabel

Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006: 118). Sesuai dengan permasalahan yang sudah dirumuskan, maka variabel dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran outdoor study pada mata pelajaran IPS, yang terdiri dari sub-sub variabel sebagai berikut.

a. Aktivitas siswa dalam persiapan

Indikator aktivitas siswa dalam tahap persiapan antara lain:

1. Aktivitas siswa dalam membawa perlengkapan outdoor sesuai dengan materi 2. Aktivitas siswa dalam membawa bahan ajar/buku sumber yang relevan.


(45)

b. Aktivitas siswa dalam pengumpulan data

Indikator siswa dalam pengumpulan data antar lain: 1. Aktivitas kerjasama siswa dalam kelompok

2. Aktivitas siswa dalam mengumpulkan data sesuai dengan lembar kerja siswa

c. Aktivitas siswa dalam analisis data pengamatan outdoor study

Indikator aktivitas siswa dalam analisis data antara lain: 1. Aktivitas siswa dalam mengklasifikasikan data

2. Aktivitas siswa dalam menggeneralisasikan hasil analisis data d. Aktivitas siswa dalam presentasi hasil laporan

Indikator aktivitas siswa dalam tahap presentasi hasil laporan antara lain: 1. Aktivitas siswa bertanya dalam diskusi kelompok.

2. Aktivitas siswa memberi tanggapan dalam diskusi kelompok. 3. Siswa mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok. 4. Siswa menghargai pendapat orang lain dalam diskusi

kelompok.

E.

Metode Pengumpulan Data

1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Mengumpulkan data merupakan kegiatan penting dalam sebuah penelitian, dengan adanya data itulah peneliti menganalisisnya untuk kemudian dibahas dan


(46)

disimpulkan. Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat, foto (Arikunto, 1998: 235). Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama siswa yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian dan foto-foto kegiatan pembelajaran outdoor study yang sudah dilakukan.

b. Metode Observasi

Pengumpulan data dengan metode observasi langsung atau pengamatan langsung adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan mata tanpa adanya pertolongan standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir, 2005:175).

Observasi yang dilakukan melalui pengamatan yang tidak berperan serta, artinya peneliti hanya mengadakan pengamatan saja tanpa menjadi anggota kelompok yang diamatinya. Metode observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung aspek-aspek aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study, aktivitas tersebut meliputi:

1) Aktivitas siswa dalam persiapan dalam pembelajaran outdoor study


(47)

2) Aktivitas siswa dalam pengumpulan data dalam pembelajaran outdoor study

3) Aktivitas siswa dalam analisis data pengamatan outdoor study

4) Aktivitas siswa dalam peresentasi hasil laporan.

Dengan menggunakan instrumen rating scale yaitu suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala.

F.

Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif persentase untuk mendeskripsikan hasil pengamatan dan mengalami seberapa besar tingkat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study, maka setiap indikator diungkap dalam skor untuk selanjutnya dideskripsikan. Adapun langkah-langkah analisis data yaitu sebagai berikut:

1) Tahap skoring

Tahap ini dilakukan untuk mempermudah dalam menganalisis data. Caranya yaitu dengan memberikan skor terhadap pengamatan oleh observer sesuai panduan pengamatan. Kriteria pemberian skor yaitu: Untuk hasil observasi kriteria sangat aktif diberi skor 4

Untuk hasil observasi kriteria aktif diberi skor 3 Untuk hasil observasi kriteria cukup aktif diberi skor 2 Untuk hasil observasi kriteria kurang aktif diberi skor 1 2) Menentukan Parameter


(48)

Menentukan kriteria dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Kriteria Aktivitas Belajar

a. Menentukan skor maksimal, dengan rumus:

Skor maksimal = ∑ item indikator x skor tertinggi = 10 x 4 = 40

b. Menentukan skor minimal, dengan rumus:

Skor minimal = ∑ item indikator x skor terendah = 10 x 1 = 10

c. Menghitung rentang skor, dengan rumus:

Range = skor maksimal – skor minimal = 40 – 10 = 30

d. Menghitung interval skor, dengan rumus: Interval =

Kriteria Banyak

Rentang

= 4 30

= 7,5

e. Menyusun parameter aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study

Kriteria dibagi menjadi 4 yaitu: sangat aktif, aktif, cukup aktif, dan kurang aktif, dengan penyebaran sebagai berikut:

No. Skor Kriteria

1. 2.

40,00 − 32,50 32,50 − 25,00

Sangat Aktif Aktif


(49)

3. 4.

25,00 − 17,50 17,50 − 10,00

Cukup Aktif Kurang aktif

f. Menyusun tabel frekuensi aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study

Tabel frekuensi disusun untuk mempermudah dalam menghitung jumlah frekuensi berdasarkan indikator dan kriteria yang ada dalam penelitian ini.

No Skor Kriteria f % *)

1 40,00 – 32,50 Sangat aktif - - 2 32,50 – 25,00 Aktif - - 3 25,00 – 17,50 Cukup Aktif - - 4 17,50 – 10,00 Kurang Aktif - -

f

Mean

*)%= ×100%

f

f

Keterangan:

f : frekuensi masing-masing kriteria

∑f : jumlah seluruh frekuensi (Ali, 1987:189). g. Deskripsi

Data yang ditabulasikan, kemudian dideskripsikan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini yaitu: seberapa besar tingkat aktivitas belajar siswa dalam generalisasi pembelajaran outdoor study digunakan acuan dari nilai mean yang terdapat dalam tabel distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa.


(50)

a) Aktivitas siswa dalam persiapan dalam pembelajaran outdoor study, aktivitas siswa dalam pengumpulan data dalam pembelajaran outdoor study, aktivitas siswa dalam analisis data pengamatan outdoor study.

a. Menentukan skor maksimal, dengan rumus:

Skor maksimal = ∑ item indikator x skor tertinggi = 2 x 4 = 8

b. Menentukan skor minimal, dengan rumus:

Skor minimal = ∑ item indikator x skor terendah = 2 x 1 = 2

c. Menghitung rentang skor, dengan rumus:

Range = skor maksimal – skor minimal = 8 – 2 = 6

d. Menghitung interval skor, dengan rumus: Interval =

Kriteria Banyak

Rentang

=

4 6

= 1,5

e. Menentukan kriteria parameter

Kriteria dibagi menjadi 4 yaitu: sangat aktif, aktif, cukup aktif, dan kurang aktif dengan penyebaran sebagai berikut:


(51)

1. 2. 3. 4.

6,50 – 8,00 5,00 – 6,50 3,50 – 5,00 2,00 – 3,50

Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif

f. Menyusun tabel frekuensi aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study

Tabel frekuensi disusun untuk mempermudah dalam menghitung jumlah frekuensi berdasarkan indikator dan kriteria yang ada dalam penelitian ini.

No Skor Kriteria f % *)

1 6,50 – 8,00 Sangat aktif - -

2 5,00 – 6,50 Aktif - -

3 3,50 – 5,00 Cukup Aktif - - 4 2,00 – 3,50 Kurang Aktif - -

f

Mean

*)%= ×100%

f

f

Keterangan:

f : frekuensi masing-masing kriteria

∑f : jumlah seluruh frekuensi (Ali, 1987:189). b)Tahap Presentasi Hasil Laporan

a. Menentukan skor maksimal, dengan rumus:

Skor maksimal = ∑ item indikator x skor tertinggi = 4 x 4 = 16

b. Menentukan skor minimal, dengan rumus:


(52)

= 4 x 1 = 4

c. Menghitung rentang skor, dengan rumus:

Range = skor maksimal – skor minimal = 16 – 4 = 12

d. Menghitung interval skor, dengan rumus: Interval =

Kriteria Banyak

Rentang

=

4 12

= 3

e. Menentukan kriteria parameter

Kriteria dibagi menjadi 4 yaitu: sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah, dengan penyebaran sebagai berikut:

No. Skor Kriteria

1. 2. 3. 4.

13,00 – 16,00 10,00 – 13,00 7,00 – 10,00 4,00 – 7,00

Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif

f. Menyusun tabel frekuensi aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study

Tabel frekuensi disusun untuk mempermudah dalam menghitung jumlah frekuensi berdasarkan indikator dan kriteria yang ada dalam penelitian ini.

No Skor Kriteria f % *)

1 13,00 – 16,00 Sangat aktif - - 2 10,00 – 13,00 Aktif - - 3 7,00 – 10,00 Cukup Aktif - -


(53)

4 4,00 – 7,00 Kurang Aktif - -

f

Mean

*)% = ×100%

f

f

Keterangan:

f : frekuensi masing-masing kriteria

∑f : jumlah seluruh frekuensi (Ali, 1987:189). g. Deskripsi

Data yang ditabulasikan, kemudian dideskripsikan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini yaitu: seberapa besar tingkat aktivitas belajar siswa dalam tahap presentasi hasil laporan dalam pembelajaran outdoor study digunakan acuan dari nilai mean yang terdapat dalam tabel distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa dalam Aktivitas siswa dalam persiapan dalam pembelajaran outdoor study, aktivitas siswa dalam pengumpulan data dalam pembelajaran outdoor study, aktivitas siswa dalam analisis data pengamatan outdoor study,aktivitas siswa dalam presentasi hasil laporan.

Proses Belajar Mengajar (PBM)

•Kurikulum sekolah •Metode


(54)

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Hasil Belajar Siswa Optimal


(55)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Keadaan Umum Daerah Penelitian

Secara astronomi, SMP Negeri 1 Bodeh yang terletak di Kecamatan Bodeh terletak pada 109°29’40” BT dan 6°58’30” LS. Sedangkan secara administrasi, memiliki batas-batas sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan pemukiman penduduk, sebelah timur berbatasan dengan jalan raya Kebandaran, sebelah selatan berbatasan dengan jalan desa, dan sebelah barat berbatasan dengan sawah.

SMP Negeri 1 Bodeh berada di jalan raya Bandaran, Bodeh, Pemalang. Letak sekolah ini strategis karena berada di tepi jalan raya sehingga memudahkan akses dengan kendaraan umum. Luas area sekolah adalah 14.815 m2 dengan luas bangunan 1.726 m2 yang terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang TU, ruang BK, ruang UKS, perpustakaan, koperasi, ruang multimedia, laboratorium IPA, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, mushola, lapangan basket, lapangan volly, lapangan bulu tangkis, parkir dan area hotspot. Adapun ruang kelas berjumlah 20 kelas yang terdiri dari 7 kelas VII A sampai VII G, 7 kelas VIII A sampai VIII G, 6 kelas IX A sampai IX F. Selain itu juga terdapat kebun sekolah dan taman yang digunakan siswa untuk menunjang kegiatan outdoor study. Sekolah ini terus mengembangkan pembangunan fisik guna mendukung proses belajar mengajar.


(56)

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian


(57)

Pembelajaran dalam outdoor study dimana pembelajaran dilakukan di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar dengan cara membagi siswa dalam beberapa kelompok. Selama proses belajar mengajar guru memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa yang mengalami kesulitan atau kurang memahami materi. Pada akhir pertemuan guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tahap terakhir dari penelitian diadakan ulangan harian. Ulangan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan.

B.

Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis deskritif frekuensi untuk menguji dan mencari jawaban dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana tingkat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bodeh Kabupaten Pemalang. Instrumen observasi dalam penelitian terdiri dari empat sub variabel, yaitu persiapan, pengumpulan data, analisis data pengamatan outdoor study dan presentasi hasil laporan.

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bodeh. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study pada mata pelajaran IPS secara umum dikategorikan tinggi, hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor yang menunjukan jumlah 29,54. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.


(58)

Tabel 3. Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Outdoor Study

No Skor Kriteria f %

1 40,00 – 32,50 Sangat Aktif 4 5,63%

2 32,50 – 25,00 Aktif 65 91,55%

3 25,00 – 17,50 Cukup Aktif 2 2,82% 4 17,50 – 10,00 Kurang Aktif 0 0,00%

Jumlah 71 100%

Mean 29,54 Sumber: Data penelitian, 2010

Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat diketahui dari 71 siswa diperoleh keterangan tentang tingkat aktivitas belajar sebagai berikut. 4 siswa (5,63%) memiliki aktivitas belajar dengan kriteria sangat aktif, kategori tersebut menunjukan bahwa dalam pembelajaran siswa belajar dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan, bersemangat dalam mengumpulkan data, teliti dalam menganalisis data pengamatan outdoor study, dan berani mempresentasikan hasil laporan, 65 siswa (91,55%) memiliki aktivitas belajar dengan kriteria aktif, karegori tersebut menunjukan bahwa dalam pembelajaran siswa belajar dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan, bersemangat dalam mengumpulkan data, teliti dalam menganalisis data pengamatan outdoor study, tetapi masih ragu-ragu dalam mempresntasikan hasil laporan, 2 siswa (2,82%) memiliki aktivitas belajar dengan kriteria cukup aktif, kategori tersebut menunjukan bahwa pembelajaran siswa belajar dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas, bersemangat dalam mengumpulkan data, masih kurang tepat dalam analisis data pengamatan outdoor study, dan dalam presentasi hasil laporan masih ragu-ragu. Dan tidak ada siswa yang memiliki aktivitas belajar dengan kriteria kurang aktif. Secara klasikal aktivitas belajar


(59)

siswa sebesar 29,54 dan termasuk dalam kriteria aktif. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram tentang aktivitas belajar siswa.

Gambar 4. Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Outdoor Study

Berikut ini adalah deskripsi dari aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study.

1. Aktivitas Siswa dalam Persiapan Pembelajaran Outdoor Study

Aktivitas siswa dalam tahap persiapan dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam membawa perlengkapan outdoor sesuai materi dan aktivitas siswa dalam membawa bahan ajar/buku sumber yang relevan. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa aktivitas dalam persiapan dikategorikan aktif. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Aktivitas dalam Persiapan Pembelajaran Outdoor Study

No Skor Kriteria f %

1 6,50 - 8,00 Sangat Aktif 19 26,76%

2 5,00 - 6,50 Aktif 49 69,01%

3 3,50 - 5,00 Cukup Aktif 3 4,23% 4 2,00 - 3,50 Kurang Aktif 0 0,00%

Jumlah 71 100

Mean 6,34 Sumber: Data penelitian, 2010


(60)

Berdasarkan Tabel 4 di atas, 19 siswa (26,76%) memiliki aktivitas persiapan dengan kriteria sangat aktif, kategori tersebut menunjukan bahwa dalam mempersiapkan pembelajaran siswa membawa perlengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan outdoor (buku tulis, buku sumber, alat tulis dan lembar kerja), 49 siswa (69,01%) memiliki aktivitas persiapan dengan kriteria aktif, kategori tersebut menunjukan bahwa dalam pembelajaran siswa kurang lengkap membawa perlengkapan outdoor, 3 siswa (4,23%) memiliki aktivitas persiapan dengan kriteria cukup aktif, kategori tersebut menunjukan bahwa dalam pembelajaran siswa hanya membawa lembar kerja saja atau bolpoin saja. Dan tidak ada siswa yang memiliki aktivitas persiapan dengan kriteria kurang aktif. Secara klasikal aktivitas persiapan sebesar 6,34 dan termasuk dalam kriteria aktif. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata siswa dalam persiapan pembelajaran aktif. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram tentang aktivitas persiapan siswa.

Gambar 5. Aktivitas Belajar Siswa dalam Persiapan pada Pembelajaran Outdoor Study


(61)

Aktivitas belajar siswa dalam persiapan pada pembelajaran outdoor study sebagian siswa sudah membawa perlengkapan atau hal-hal yang dibutuhkan dalam kegiatan outdoor study tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang persiapan, ada yang tidak membawa alat tulis, tidak membawa buku sumber atau bahan ajar. Terlihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Siswa membawa lembar kerja, buku dan alat tulis

2. Aktivitas Siswa dalam Pengumpulan Data Pembelajaran

Outdoor Study

Aktivitas siswa dalam pengumpulan data terdiri dari berbagai indikator antara lain: kerjasama siswa dalam kelompok, aktivitas mengumpulkan data. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Aktivitas dalam Pengumpulan Data Pembelajaran Outdoor Study

No Skor Kriteria f %

1 6,50 - 8,00 Sangat Aktif 5 7,04%

2 5,00 - 6,50 Aktif 57 80,28%

3 3,50 - 5,00 Cukup Aktif 9 12,68% 4 2,00 - 3,50 Kurang Aktif 0 0,00%

Jumlah 71 100

Mean 5,89 Sumber : Data penelitian, 2010


(62)

Berdasarkan Tabel 5 di atas, 5 siswa (7,04%) memiliki aktivitas pengumpulan data dengan kriteria sangat aktif, kategori tersebut menunjukan bahwa pembelajaran siswa bekerjasama dalam mengumpulkan data sesuai lembar kerja secara cepat, lengkap dan tepat, 57 siswa (80,28%) memiliki aktivitas pengumpulan data dengan kriteria aktif, kategori tersebut menunjukan bahwa pembelajaran siswa bekerjasama da lam mengumpulkan data secara cepat, lengkap tetapi kurang tepat, 9 siswa (12,68%) memiliki aktivitas pengumpulan data dengan kriteria cukup aktif, kategori tersebut menunjukan bahwa pembelajaran siswa kurang bekerjasama dengan kelompoknya dalam pengumpulan data sehingga data yang diperoleh tidak lengkap dan kurang tepat. Tidak ada yang memiliki aktivitas pengumpulan data dengan kriteria kurang aktif. Secara klasikal aktivitas pengumpulan data sebesar 5,89 dan termasuk dalam kriteria aktif. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata siswa dalam pengumpulan data sangat aktif. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram tentang aktivitas pengumpulan data.

Gambar 7. Aktivitas Belajar Siswa dalam Pengumpulan Data pada Pembelajaran Outdoor Study


(63)

Aktivitas siswa dalam pengumpulan data, siswa terlihat serius bekerjasama dengan kelompoknya untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan, tetapi ada juga yang tidak serius mengamati/ mengumpulkan data, terlihat hanya duduk-duduk dan bermain sendiri. Lihat Gambar 8, siswa serius bekerjasama dan mengamati jenis-jenis batuan yang ada di pinggiran sungai dengan kelompoknya masing-masing dan sesekali mendiskusikannya.

Gambar 8. Siswa serius mengumpulkan data

Terlihat pada Gambar 9 siswa hanya duduk-duduk, bercerita dengan temannya dan bermain sendiri, tidak melaksanakan pengamatan yang telah ditugaskan. Hal ini terjadi karena guru tidak dapat memantau siswa satu per satu.


(64)

Gambar 9. Siswa kurang serius dalam mengumpulan data

3. Aktivitas Siswa dalam Analisis Data Pengamatan Outdoor Study

Aktivitas analisis data terdiri dari berbagi indikator antara lain: mengklasifikasikan data dan menggeneralisasikan hasil analisis data. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut :

Tabel 6. Aktivitas Analisis Data Pengamatan Outdoor Study

No Skor Kriteria f %

1 6,50 - 8,00 Sangat Aktif 6 8,45%

2 5,00 - 6,50 Aktif 46 64,79%

3 3,50 - 5,00 Cukup Aktif 19 26,76% 4 2,00 - 3,50 Kurang Aktif 0 0,00%

Jumlah 71 100

Mean 5,78 Sumber : Data penelitian, 2010

Berdasarkan Tabel 6 di atas, 6 siswa (8,45%) memiliki aktivitas analisis data dengan kriteria sangat aktif, kategori tersebut menunjukan bahwa dalam menganalisis data hasil pengamatan outdoor siswa dapat mengklasifikasikan data dengan benar dan sesuai dengan jenis datanya


(65)

dan siswa mampu menggeneralisasikan hasil analisis data dengan benar, logis dan relevan, 46 siswa (64,79%) memiliki aktivitas analisis data dengan kriteria aktif, kategori tersebut menunjukan bahwa dalam analisis data pengamatan outdoor siswa dapat mengklasifikasikan data dengan benar, siswa dapat menggeneralisasikan hasil analisis data dengan benar, logis tetapi kurang relevan, 19 siswa (26,76%) memiliki aktivitas analisis data dengan kriteria cukup aktif, kategori tersebut menunjukan bahwa dalam analisis data pengamatan outdoor siswa kurang dapat mengklasifikasikan data dan dalam menggeneralisasikan hasil analisis data kurang tepat. Dan tidak ada siswa yang memiliki aktivitas analisis data dengan kriteria kurang aktif. Secara klasikal aktivitas analisis data sebesar 5,78 dan termasuk dalam kriteria aktif. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata siswa dalam analisis data sangat aktif. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram tentang aktivitas analisis data pengamatan outdoor study.

Gambar 10. Aktivitas Belajar Siswa dalam Analisis Data pada Pembelajaran Outdoor Study


(66)

Aktivitas siswa dalam analisis data, setelah siswa mengumpulkan jenis-jenis batuan kemudian diklasifikasikan menurut jenisnya dan proses pembentukannya, dan dibuat generalisasinya/ kesimpulannya. Dalam mengklasifikasikan jenis-jenis batuan siswa mencocokan batuan yang ditemukan di sekitar sungai dengan gambar yang ada dalam buku sumber atau maket batuan yang dibawa siswa. Beberapa siswa masih mengalami kesulitan, mereka masih bingung membedakan jenis-jenis batuan. Tetapi secara keseluruhan siswa sudah dapat mengklasifikasikan dengan benar. Lihat Gambar 11.

Gambar 11. Siswa sedang menganalisis jenis batuan 4. Aktivitas Siswa dalam Presentasi Hasil Laporan

Aktivitas siswa dalam penyusunan laporan terdiri dari empat indikator yaitu Aktivitas siswa bertanya dalam diskusi kelompok, aktivitas siswa memberi tanggapan dalam diskusi kelompok, siswa mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok, siswa menghargai


(67)

pendapat orang lain dalam diskusi kelompok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Aktivitas Presentasi Hasil Laporan Outdoor Study

No Skor Kriteria f %

1 13,00 - 16,00 Sangat Aktif 2 2,82%

2 10,00 - 13,00 Aktif 59 83,10%

3 7,00 - 10,00 Cukup Aktif 10 14,08% 4 4,00 - 7,00 Kurang Aktif 0 0,00%

Jumlah 71 100

Mean 11,52

Sumber : Data penelitian, 2010

Berdasarkan Tabel 7 di atas, 2 siswa (2,82%) memiliki aktivitas presentasi hasil laporan dengan kriteria sangat aktif, kategori tersebut menunjukan bahwa siswa bertanya dengan jelas, mudah dipahami, sesuai dengan materi yang masih dibahas, siswa memberi tanggapan sesuai yang ditanyakan, mudah dipahami, disertai contoh yang relevan, siswa mengungkapkan pendapat secara sistematis dan dengan bahasa yang mudah dipahami, mendengarkan pendapat teman dengan responsif, 59 siswa (83,10%) memiliki aktivitas presentasi hasil laporan dengan kriteria aktif, kategori tersebut menunjukan bahwa siswa bertanya dengan jelas tetapi kurang sesuai dengan materi yang sedang dibahas, siswa memberi tanggapan kurang sesuai dengan apa yang ditanyakan, siswa mengungkapkan pendapat terkait dengan materi tetapi ragu-ragu, siswa mendengarkan pendapat teman kurang responsif, 10 siswa (14,08%) memiliki aktivitas presentasi hasil laporan dengan kriteria cukup aktif, kategori tersebut menunjukan bahwa siswa bertanya tidak sesuai materi, susah dipahami, siswa membari tanggapan


(68)

tidak sesuai yang ditanyakan, siswa mengungkapkan pendapat tidak terkait materi, siswa mendengarkan pendapat teman dengan kurang serius dan tidak responsif. Tidak ada siswa yang memiliki aktivitas presentasi hasil laporan dengan kriteria kurang aktif. Secara klasikal aktivitas presentasi hasil laporan sebesar 11,52 dan termasuk dalam kriteria aktif. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram tentang aktivitas presentasi hasil laporan.

Gambar 12. Aktivitas Belajar Siswa dalam Presentasi Hasil Laporan pada Pembelajaran Outdoor Study

Aktivitas presentasi hasil laporan, setelah melakukan pengamatan dan menganalisis data yang diperoleh selanjutnya siswa mempresentasikan hasil laporan. Dalam presentasi hasil laporan siswa terlihat sudah cukup persiapan, lantang dalam mempresentasikan dan isinya tidak menyimpang dari materi yang sedang dibahas. Siswa yang lain juga sangat antusias dan bersemangat, terlihat dari respon mereka, berlomba-lomba mengajukan pertanyaan, dan siswa yang lain memberikan tanggapan atau menjawab pertanyaan, siswa juga


(69)

mengungkapkan pendapat apabila terjadi perbedaan pendapat dari penyaji (kelompok yang presentasi), dan siswa yang lain menghargai pendapat tersebut dengan menerima dan mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan tidak bermain sendiri.

Gambar 13. Siswa sedang mengajukan pertanyaan Terlihat pada Gambar 13 siswa berebut mengacungkan jari untuk mengajukan pertanyaan, pertanyaan yang diajukan tidak menyimpang dari pembahasan, menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan pemikiran mereka sangat kritis. Tetapi ada juga sebagian siswa yang masih berbicara sendiri atau belum serius mendengarkan pada saat temannya sedang mengajukan pertanyaan.


(70)

Gambar 14. Siswa sedang memberikan tanggapan

Terlihat pada Gambar 14, siswa sedang memberikan tanggapan dari salah satu pertanyaan atau pernyataan yang diajukan oleh siswa lain, hal ini menunjukan bahwa siswa serius mendengarkan pendapat, pertanyaan maupun pernyataan teman lain sehingga menberikan balikan atau feedback mengenai pendapat teman yang masih kurang lengkap.

Gambar 15. Siswa sedang mengungkapkan pendapat

Pada Gambar 15, terlihat bahwa siswa yang aktif lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya tanpa harus ditunjuk untuk


(71)

berpendapat dan dalam berpendapat juga tidak keluar dari pokok bahasan serta menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

Gambar 16. Siswa menghargai pendapat orang lain

Pada Gambar 16, terlihat salah satu siswa sedang berpendapat sedangkan siswa yang lain mendengarkan pendapat teman dengan responsif dan tidak menyalahkan pendapat temannya. Tetapi ada juga sebagian siswa yang masih berbicara dan bermain atau belum serius mendengarkan dan menghargai pada saat temannya sedang berpendapat.

C.

Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study. Metode outdoor study merupakan metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Bersadarkan hasil penelitian menunjukan bahwa


(72)

mayoritas siswa SMP Negeri 1 Bodeh Kebupaten Pemalang memiliki aktivitas belajar dalam metode outdoor study pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang tergolong tinggi dengan skor rata-rata 29,54. Terbukti 5,63% (4 siswa) memiliki aktivitas belajar sangat aktif, 91,55% (65 siswa) memiliki aktivitas belajar aktif, 2,82% (2 siswa) memiliki aktivitas belajar cukup aktif, dan tidak ada siswa yang memiliki aktivitas belajar kurang aktif.

Metode outdoor study adalah salah satu metode pembelajaran yang membawa siswa ke lingkungan sekitar untuk meningkatkan pemahaman tentang materi yang di ajarkan sehingga lebih kongkrit.

Dimana Penulis berasumsi bahwa tingkat aktivitas belajar siswa yaitu sebesar 91,55% atau 65 siswa dari 71 siswa dipengaruhi oleh:

1. Adanya semangat dari luar seperti teman dan guru mata pelajaran yang mendorong untuk mengikuti pembelajaran outdoor study .

2. Faktor emosi yaitu semua aktifitas yang dilakukan dengan perasaan senang akan membuahkan hasil yang maksimal. Penulis berasumsi siswa secara emosi melakukan kegiatan pembelajaran dengan senang karena setiap hari pembelajaran dilakukan di dalam kelas sehingga untuk menghilangkan kejenuhan salah satunya dengan metode outdoor study. 3. Faktor dari dalam yaitu dorongan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan

jasmani dan rohani yang berasal dari dalam diri seseorang (minat). Penulis menyimpulkan dimana siswa yang semula kurang berminat dengan materi pelajaran yang biasanya disampaikan dengan metode konvensional, sekarang bisa melakukan pengamatan langsung sehingga


(73)

terdapat dorongan dan mempunyai faktor emosi maka akhirnya mendorong dirinya sendiri untuk tertarik pada materi yang di ajarkan. Dalam belajar ilmu sosial ada berbagai macam faktor yang mendukung hasil belajar yang optimal, salah satu diantaranya adalah aktivitas belajar siswa. Proses belajar siswa dikatakan berhasil apabila siswa tersebut mempunyai hasil belajar yang optimal. Dalam proses belajar, aktivitas memegang peranan yang penting. Pengalaman belajar akan diperoleh jika peserta didik itu melakukan aktivitas sendiri. Untuk memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif, pembelajar dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan emosional. Dengan demikian, belajar yang berhasil pasti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Dari uaraian di atas maka sangatlah jelas bahwa aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, sehingga harus ada kegiatan yang dilakukan. Selain itu dikatakan juga bahwa aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam proses interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2005 : 95).

Montessori dalam Sardiman (2005 :96) menegaskan bahwa peserta didik memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak didiknya. Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak didik itu sendiri, sedang pendidikmemberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh peserta didik. Dengan mengemukakan


(74)

beberapa pandangan dari berbagai ahli tersebut di atas, jelas bahwa kegiatan belajar, subjek didik harus aktif. Kadar tingginya keaktifan belajar dapat dilihat dari aktifnya peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Dan kadar aktivitas tinggi akan memberikan dampak yang baik terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar dan hasil belajar peserta didik.


(75)

62

BAB V

PENUTUP

A.

Simpulan

Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran outdoor study pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP N 1 Bodeh termasuk dalam kriteria aktif, hal ini dapat dilihat dari pencapaian skor rata-rata sebesar 29,54. Dikatakan aktif karena mayoritas siswa SMP N 1 Bodeh bersungguh-sungguh dalam pembelajaran outdoor study seperti serius dalam mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pembelajaran outdoor study, semangat dalam mengumpulkan data, serius dalam menganalisis data pengamatan outdoor study, berani mempresentasikan hasil laporan. Siswa yang aktivitas belajar dalam pembelajaran outdoor study termasuk kriteria aktif, siswa tersebut lebih kritis, lebih semangat dalam belajar, lebih berkonsentrasi pada materi, membuat daya pikir siswa lebih berkembang, siswa lebih dapat memahami materi pelajaran, siswa lebih berani mengemukakan pendapat dan membuat siswa lebih aktif.

B.

Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guru hendaknya meningkatkan pembelajaran outdoor study agar lebih efektif, sehingga aktivitas belajar siswa lebih aktif.


(76)

2. Untuk siswa hendaknya setelah melakukan pembelajaran outdoor study, siswa lebih memahami materi pelajaran karena lebih kongkrit.


(77)

64

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Tri Catharina. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Rineka Cipta.

Darsono, Max, dkk. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press

Http://pakguruonline.pendidikan.net

Karjawati. 1995. Hubungan antara penggunaan metode mengajar, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dan pengamatan mengajar guru dengan tingkat motivasi belajar geografi siswa SMA Negeri di Kotamadya Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang. Program Sarjana IKIP Malang

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara Hamalik, Oemar. 2001. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar.

Bandung: Tasito

Nasution. 2004. Diktaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran (berorentasi standar proses proserdur penelitian). Jakarta : Kencana Prenada Media

Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2001. Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT. Falah Production.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2005. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugandi, Ahmad dan Haryanto. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT. UNNES.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta


(78)

Sumaatmadja, Nursid. 1997. Metode Pengajaran Geografi. Bandung: Bina Aksara.

Tasrif. 2008. Pengantar Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial. Yogyakarta: Genta Press


(1)

38 Wahyu Risqi Andrean L

39 Wahyudi Aribowo L

40 Wiwi Sutanto L


(2)

116

Lampiran 14


(3)

(4)

(5)

(6)