Profil Ekonomi
3.3 Profil Ekonomi
3.3.1 Kondisi Ekonomi Makro Daerah
Pada hakekatnya pembangunan ekonomi daerah adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, Pada hakekatnya pembangunan ekonomi daerah adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
1. Potensi Unggulan Daerah
Dibalik keberhasilan yang dapat diraih maka tidak dapat dipungkiri bahwa perekonomian kota masih menghadapi berbagai kendala dan tantangan yang patut mendapat perhatian terutama dalam rangka peningkatan kapasitas ekonomi daerah. Untuk itu, salah satu komponen utama yang perlu diketahui yaitu potensi unggulan daerah. Melalui pengamatan potensi unggulan daerah, dapat diperoleh sektor basis (sektor unggulan) guna mendorong pembangunan ekonomi daerah.
Berdasarkan sektor ekonomi, potensi unggulan Kota Medan didominasi sektor sekunder dan tersier yang terdiri dari berbagai sektor usaha, yaitu :
1. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum ; Pada umumnya usaha sektor listrik, gas dan air minum menyebar merata di Kota Medan. Dilihat dari laju pertumbuhannya, pada tahun 2009 sektor listrik, gas dan air minum hanya mampu tumbuh sebesar 4,01% dengan kontribusinya terhadap pembentukan PDRB Kota Medan sebesar 1,79%. Sementara itu, dari kemampuannya untuk menyerap tenaga kerja relatif kecil, yakni sebesar 0,71% terhadap total penyerapan tenaga kerja disektor ekonomi. Namun demikian, sektor ini tetap menjadi potensi dan akselerator pertumbuhan ekonomi dimasa depan mengingat sektor ini sangat penting dan tingkat kebutuhannya sangat besar bagi masyarakat Kota Medan.
2. Sektor Bangunan (Konstruksi) ; Sektor bangunan memiliki kontribusi yang cukup besar sekitar 9,63% terhadap pembentukan PDRB Kota Medan 2. Sektor Bangunan (Konstruksi) ; Sektor bangunan memiliki kontribusi yang cukup besar sekitar 9,63% terhadap pembentukan PDRB Kota Medan
3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ; Untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki kontribusi sebesar 25,80% pada tahun 2009 dengan laju pertumbuhan sektoral sebesar 5,04% dan kemampuannya menyerap tenaga kerja sekitar 34,14% dari total tenaga kerja yang bekerja pada sektor ekonomi.
4. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ; Sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kota Medan sebesar 19,47% dengan laju pertumbuhan sektoral sekitar 7,83% pada tahun 2009. Walaupun kontribusi dan laju pertumbuhannya relatif cukup besar, tetapi kemampuannya menciptakan lapangan kerja relatif masih terbatas sekitar 12,01% dari total tenaga kerja yang bekerja.
5. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ; Untuk sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami laju pertumbuhan sektoral sekitar 8,15% dengan memberikan kontribusi sebesar 14,73% terhadap pembentukan PDRB Kota Medan pada tahun 2009. Sedangkan kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja di Kota Medan hanya sekitar 4,84% dari total tenaga kerja yang bekerja pada sektor ekonomi.
6. Sektor Jasa-Jasa ; Untuk tahun 2009, sektor jasa-jasa memberikan kontribusi sekitar 10,77% terhadap pembentukan PDRB Kota Medan dengan laju pertumbuhan sektoral sebesar 7,42% dan kemampuannya menyerap tenaga kerja sekitar 19,62% dari total tenaga kerja yang bekerja pada sektor ekonomi.
Tabel III-4. Sektor Unggulan Kota Medan Tahun 2005 – 2008
Location Quotient (LQ) N0
Lapangan Usaha
2. Pertambangan & Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Minum
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
7. Pengangkutan & Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
1.030 Sumber : BPS Kota Medan Keterangan : *) Angka Sementara
Berdasarkan nilai LQ tahun 2007, dari kesembilan sektor ekonomi menunjukkan bahwa sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor yang paling unggul dibandingkan dengan sektor ekonomi yang lain dengan nilai LQ sebesar 2,218 dan 2,026 pada tahun 2008 serta 2,213 pada tahun 2009. Nilai tersebut menggambarkan bahwa nilai produksi pada sektor tersebut di Kota Medan memiliki nilai 2,218 kali lebih besar dari produksi untuk sektor yang sama bila dibandingkan dengan beberapa daerah lainnya di Sumatera Utara pada tahun 2007 dan 2,026 kali lebih besar dengan produksi untuk sektor yang sama pada tahun 2008 serta 2,213 kali lebih besar untuk tahun 2009.
Sedangkan untuk sektor unggulan kedua di Kota Medan adalah sektor Sedangkan untuk sektor unggulan kedua di Kota Medan adalah sektor
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Besaran PDRB sering digunakan sebagai indikator untuk menilai kinerja perekonomian suatu daerah, terutama yang dikaitkan dengan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Besaran nilai PDRB ini secara nyata mampu memberikan gambaran mengenai nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit produksi pada suatu daerah dalam periode tertentu.
Berdasarkan data BPS Kota Medan, secara umum PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) selama periode 2007 – 2009 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 nilai PDRB ADHB Kota Medan sebesar Rp. 55,46 triliun dan nilai ini terus meningkat hingga mencapai Rp. 71,97 triliun pada tahun 2009. Perkembangan PDRB Kota Medan berdasarkan harga berlaku selama periode tersebut tumbuh dengan rata-rata 13,92 % per tahun. Dengan demikian, selama periode 2007 – 2009, secara keseluruhan sektor ekonomi Kota Medan menunjukkan peningkatan dan menjadi penggerak perekonomian Kota Medan walaupun besaran tersebut masih mengandung perubahan kenaikan harga barang dan jasa (inflasi).
Tabel III-5. Produk Domestik Regional Bruto Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 – 2009 (milyar Rp.)
Sektor/Lapangan Usaha
1.965,66 Pertambangan dan Penggalian
2,98 Industri Pengolahan
9.029,33 10.253,01 10.860,50 Listrik, Gas dan Air
1.285,37 Konstruksi
6.927,19 Perdagangan, Hotel dan Restoran 14.106,44 15.086,21 18.563,58 Transportasi dan Telekomunikasi
10.548,09 14.284,59 14.012,65 Keuangan dan Jasa Perusahaan
55.455,58 64.421,79 71.966,97 Sumber : BPS Kota Medan Keterangan : * ) Angka Sementara
Sejalan dengan perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku, perkembangan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 selama periode 2007 – 2009 juga mengindikasikan adanya peningkatan. Pada tahun 2007, PDRB Kota Medan atas dasar harga konstan sebesar Rp. 29,35 triliun dan meningkat menjadi Rp. 33,26 triliun pada tahun 2009 atau mengalami peningkatan secara rata-rata per tahun sebesar 6,45 %. Peningkatan PDRB atas dasar harga konstan selama periode tersebut terjadi pada hampir semua sektor ekonomi kecuali sektor listrik, gas dan air minum, sektor transportasi dan telekomunikasi yang mengalami penurunan pada tahun 2009.
Tabel III-6. Produk Domestik Regional Bruto Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007 – 2009 (milyar Rp.)
Sektor/Lapangan Usaha
767,99 Pertambangan dan Penggalian
0,57 Industri Pengolahan
4.438,71 4.591,60 Listrik, Gas dan Air
3.424,17 3.748,68 Perdagangan, Hotel dan Restoran
7.831,99 8.544,86 Transportasi dan Telekomunikasi
6.992,84 6.779,81 Keuangan dan Jasa Perusahaan
31.322,87 33.260,96 Sumber : BPS Kota Medan Keterangan : * ) Angka Sementara
3. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan gambaran dari aktifitas perekonomian masyarakat di suatu daerah, disamping juga dapat digunakan sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Berdasarkan indikator PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode 2007 – 2009 menunjukkan perlambatan yang berarti. Pada tahun 2007, pertumbuhan ekonomi Kota Medan mencapai 7,78% namun seiring dengan kecenderungan global/regional yang mempengaruhinya pada tahun 2008 terjadi penurunan menjadi 6,75% dan 6,15% pada tahun 2009. Namun demikian, selama periode tersebut, rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan sebesar 6,89% per tahun dan relatif masih Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan gambaran dari aktifitas perekonomian masyarakat di suatu daerah, disamping juga dapat digunakan sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Berdasarkan indikator PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode 2007 – 2009 menunjukkan perlambatan yang berarti. Pada tahun 2007, pertumbuhan ekonomi Kota Medan mencapai 7,78% namun seiring dengan kecenderungan global/regional yang mempengaruhinya pada tahun 2008 terjadi penurunan menjadi 6,75% dan 6,15% pada tahun 2009. Namun demikian, selama periode tersebut, rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan sebesar 6,89% per tahun dan relatif masih
Gambar III-4. Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan Tahun 2007 – 2009 (%)
Sumber : BPS Kota Medan Keterangan : * ) Angka Sementara
Selanjutnya apabila dianalisis secara sektoral, perlambatan ekonomi Kota Medan umumnya terjadi pada kelompok sektor tersier yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran yang turun dari 5,94% pada tahun 2007 menjadi 5,04% pada tahun 2009, diikuti sektor transportasi dan telekomunikasi yang turun dari 10,61% menjadi 7,83% pada tahun 2009 serta penurunan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dari 12,82% tahun 2007 menjadi 8,15% pada tahun 2009. Walaupun terjadi perlambatan ekonomi pada sektor tersier tersebut, akan tetapi untuk penyerapan tenaga kerja pada tahun 2009 terjadi peningkatan dari 70,61% pada tahun 2008 menjadi 73,72% di tahun 2009 atau mengalami peningkatan
Sedangkan untuk kelompok sektor sekunder, yang mengalami perlambatan adalah sektor industri pengolahan yang turun dari 6,08% pada tahun 2007 menjadi 1,71% pada tahun 2009. Penurunan ini umumnya terjadi dihampir semua daerah yang mengandalkan sektor industri pengolahan dengan produk-produk yang berorientasi ekspor ke negara-negara maju. Seiring dengan menurunnya sektor tersebut, kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja juga menurun dari 24,35% pada tahun 2008 menjadi 22,25% dari total kesempatan kerja yang tercipta pada tahun 2009.
Tabel III-7. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kota Medan Tahun 2007 – 2009
Pertumbuhan (%)
N0 Lapangan Usaha
2. Pertambangan & Penggalian
-10,30 -13,49
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Minum
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
7. Pengangkutan & Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
6,15 Sumber : BPS Kota Medan
Keterangan : * ) Angka Sementara
Sementara itu, sektor ekonomi yang tumbuh secara signifikan dari kelompok
10,30% pada tahun 2007 menjadi 0,46% tahun 2009. Sedangkan dari kelompok sektor sekunder adalah sektor listrik, gas dan air minum yang tumbuh dari -2,81% menjadi 4,01% pada tahun 2009 dan sektor konstruksi yang tumbuh dari 6,43% pada tahun 2007 menjadi 8,22% pada tahun 2009. Selanjutnya, dari kelompok sektor tersier adalah sektor jasa-jasa yang tumbuh dari 6,83% menjadi 7,42% pada tahun 2009 atau rata-rata tumbuh sebesar 4,23% per tahun. Meningkatnya sektor ekonomi tersebut terutama didorong oleh kebutuhan masyarakat akan perumahan (kontruksi) dan kebutuhan utama sehari-hari seperti listrik, gas dan air minum.
3.3.2 Investasi
Kota Medan memiliki letak geografis yang strategis dan merupakan pintu gerbang utama di kawasan Indonesia Barat sehingga memiliki potensi besar untuk penanaman modal bagi para investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini didukung oleh ketersediaan tenaga kerja dan infrastruktur yang memadai, seperti pelabuhan Belawan dan bandara Polonia Medan di samping kemudahan dan insentif yang lain. Berdasarkan data realisasi total investasi baik investasi dalam negeri (PMDN) maupun investasi asing (PMA) di Kota Medan selama periode 2007 – 2009 memperlihatkan kecenderungan yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Secara umum investasi di Kota Medan selama tahun 2007 – 2009 mengalami perkembangan yang meningkat seiring dengan terus bergeraknya faktor-faktor produksi. Total investasi di Kota Medan cenderung meningkat dari Rp. 13,43 triliun pada tahun 2007 menjadi Rp. 13,57 triliun tahun 2008 dan tahun 2009 meningkat menjadi Rp. 14,44 triliun. Peningkatan total investasi tersebut umumnya didorong oleh meningkatnya investasi pada sektor-sektor tertentu, seperti sektor listrik, gas dan air minum, sektor industri pengolahan, sektor Secara umum investasi di Kota Medan selama tahun 2007 – 2009 mengalami perkembangan yang meningkat seiring dengan terus bergeraknya faktor-faktor produksi. Total investasi di Kota Medan cenderung meningkat dari Rp. 13,43 triliun pada tahun 2007 menjadi Rp. 13,57 triliun tahun 2008 dan tahun 2009 meningkat menjadi Rp. 14,44 triliun. Peningkatan total investasi tersebut umumnya didorong oleh meningkatnya investasi pada sektor-sektor tertentu, seperti sektor listrik, gas dan air minum, sektor industri pengolahan, sektor
Tabel III-8. Nilai Investasi Menurut Lapangan Usaha Kota Medan Tahun 2007 – 2009 (Rp. Miliar)
Sektor 2007 2008 2009 *) Pertanian
429,19 Pertambangan dan Penggalian
0,04 Industri Pengolahan
3.061,22 Listrik, Gas dan Air Bersih
1.970,45 Perdagangan, Hotel dan
Pengangkutan dan Komunikasi
1.725,82 Keuangan, Persewaan dan Jasa
Sumber : BPS Kota Medan Keterangan : * ) Angka Sementara
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang paling banyak diminati oleh investor selama tiga tahun terakhir, diikuti sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi. Namun demikian, dibandingkan tahun 2008, peningkatan investasi terbesar pada tahun 2009 terjadi pada sektor listrik, gas dan air minum sebesar 123,48% diikuti sektor industri pengolahan sebesar 65,36% dan sektor pertanian yang meningkat sebesar 36,20% dari tahun sebelumnya.
Sedangkan penurunan investasi pada tahun 2009 terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 96,58% diikuti sektor jasa-jasa sebesar 84,48%, sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 26,98% serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang menurun sebesar 2,82% dari tahun 2008.