Profil Sosial Ekonomi

3.4 Profil Sosial Ekonomi

3.4.1 Ketenagakerjaan

Pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup masyarakat yang ditujukan untuk memperluas lapangan kerja produktif, baik jumlah maupun mutunya. Untuk itu, melalui pembangunan ketenagakerjaan diharapkan terjadinya penyerapan angkatan kerja baru, penurunan jumlah penganggur, pengurangan ketimpangan produktivitas antar sektor dan tranformasi tenaga kerja antar sektor serta peningkatan kesempatan kerja.

Salah satu persoalan pokok yang dihadapi dalam pembangunan kota selama periode 2007 – 2009 adalah relatif masih tingginya tingkat pengangguran terbuka. Pengangguran ini disebabkan oleh laju pertumbuhan angkatan kerja yang jauh melampaui laju pertumbuhan kesempatan kerja, sehingga mengakibatkan relatif masih tingginya angka pengangguran terbuka.

Selama periode 2007 – 2009, perkembangan angkatan kerja di Kota Medan menunjukkan kecenderungan yang meningkat, dari 853.562 jiwa tahun 2007 menjadi 961.410 jiwa pada tahun 2009 atau mengalami pertumbuhan sekitar 6,13 % per tahun.

Sedangkan untuk laju pertumbuhan orang yang bekerja, mengalami perkembangan yang berfluktuatif dari 729.892 jiwa pada tahun 2007 meningkat menjadi 833.832 jiwa di tahun 2008 namun mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 824.250 jiwa atau tumbuh sekitar 6,27% per tahun selama kurun waktu yang sama. Sementara itu, adanya peningkatan jumlah penduduk yang bekerja di Kota Medan secara langsung berdampak pada jumlah pencari kerja (pengangguran terbuka) yang cenderung mengalami peningkatan dari 123.670 jiwa pada tahun 2007 menjadi 137.160 jiwa di tahun 2009 atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,31% per tahun.

Tabel III-9. Indikator Ketenagakerjaan di Kota Medan Tahun 2007 – 2009

TAHUN

Jenis Indikator

1. Angkatan Kerja

2. Bukan Angkatan

Sumber : BPS Kota Medan, 2009 Keterangan : * ) Angka Sementara

Seiring dengan perkembangan jumlah angkatan kerja, maka perkembangan jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja di Kota Medan juga mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun 2007, jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja sebesar 602.648 jiwa dan mengalami penurunan pada tahun 2008 menjadi 573.562 jiwa. Namun pada tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja menjadi 593.726 jiwa. Hal ini dikarenakan Seiring dengan perkembangan jumlah angkatan kerja, maka perkembangan jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja di Kota Medan juga mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun 2007, jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja sebesar 602.648 jiwa dan mengalami penurunan pada tahun 2008 menjadi 573.562 jiwa. Namun pada tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja menjadi 593.726 jiwa. Hal ini dikarenakan

3.4.2 Kondisi Pendidikan

Sebagaimana yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional dan RPJM Nasional serta RPJMD Kota Medan, maka sasaran pembangunan pendidikan dititikberatkan pada peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar di semua jenjang pendidikan, yaitu mulai dari Taman Kanak- Kanak (TK) sampai dengan Perguruan Tinggi. Upaya peningkatan mutu pendidikan yang ingin dicapai tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan manusia seutuhnya. Sedangkan perluasan kesempatan belajar agar penduduk usia sekolah yang mengalami peningkatan setiap tahun sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk, memperoleh kesempatan pendidikan yang seluas- luasnya. Penyelenggaraan pembangunan pendidikan di Kota Medan selama periode 2007 – 2009 pada prinsipnya mengalami peningkatan kualitas dan akses dari tahun ke tahun. Perkembangan pembangunan pendidikan di Kota Medan didorong oleh berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan dan rehabilitasi prasarana dan sarana pendidikan, penataran kepada guru–guru sekolah, pengadaan peralatan belajar serta penyempurnaan kurikulum berbasis sekolah.

Tabel III-10. Angka Partisipasi Kasar (APK) Kota Medan Tahun 2007 – 2009

SD/MI

SLTP/MTS

SLTA/MA

Sumber : BPS Kota Medan Keterangan : *) Angka Sementara

Berdasarkan Tabel III-10 di atas diketahui bahwa tingkat partisipasi pendidikan di Kota Medan cenderung menunjukkan peningkatan akses pendidikan masyarakat yang ditandai dengan tingkat kesadaran masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang semakin meningkat. Kondisi ini dapat dilihat baik dari angka partisipasi kasar (APK) maupun angka partisipasi murni (APM). Berdasarkan data di atas diketahui bahwa angka partisipasi kasar (APK) di Kota Medan, baik SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/MA pada tahun 2007 – 2009 menunjukkan kecenderungan yang meningkat.

Untuk tahun 2007, APK SD/MI di Kota Medan mencapai 112,18% dan sedikit mengalami peningkatan pada tahun 2008 menjadi sekitar 112,85%. Sedangkan pada tahun 2009, nilai APK SD/MI memperlihatkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yakni menjadi sebesar 113,52%. Dilihat dari tingginya APK untuk SD/MI yang melewati angka 100% menunjukkan adanya penduduk dari kabupaten/kota di sekitar Kota Medan yang bersekolah di Medan dan tercatat sebagai siswa sekolah di Kota Medan. Sedangkan untuk APK SMP/MTs menunjukkan peningkatan dari 98,36% pada tahun 2007 meningkat menjadi 98,49% pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 sedikit mengalami Untuk tahun 2007, APK SD/MI di Kota Medan mencapai 112,18% dan sedikit mengalami peningkatan pada tahun 2008 menjadi sekitar 112,85%. Sedangkan pada tahun 2009, nilai APK SD/MI memperlihatkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yakni menjadi sebesar 113,52%. Dilihat dari tingginya APK untuk SD/MI yang melewati angka 100% menunjukkan adanya penduduk dari kabupaten/kota di sekitar Kota Medan yang bersekolah di Medan dan tercatat sebagai siswa sekolah di Kota Medan. Sedangkan untuk APK SMP/MTs menunjukkan peningkatan dari 98,36% pada tahun 2007 meningkat menjadi 98,49% pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 sedikit mengalami

Tabel III-11. Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Medan Tahun 2007 – 2009

SD/MI

SLTP/MTS

SLTA/MA

Sumber : BPS Kota Medan Keterangan : * ) Angka Sementara

Berdasarkan tabel III-11 di atas diketahui APM Kota Medan selama periode 2007 – 2009 juga menunjukkan kecenderungan yang meningkat untuk semua jenjang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari APM pada jenjang pendidikan SD/MI yang mencapai 91,79% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 92,54% pada tahun 2008. Untuk tahun 2009, APM Kota Medan menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 93,29% atau meningkat sebesar 0,75% dengan rata-rata peningkatan sebesar 0,75% per tahun. Sedangkan untuk APM pada jenjang pendidikan SMP/MTs juga mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebesar 76,18% menjadi 77,53% pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 78,88% atau meningkat rata-rata sebesar 1,68% per tahun. Begitupun, APM untuk jenjang pendidikan SMA/MA yang mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebesar 64,71% menjadi 65,51% pada tahun 2008 dan meningkat menjadi 66,31% pada tahun 2009 atau mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1,13% per tahun.

3.4.3 Kondisi Kesehatan

Pembangunan kesehatan diarahkan kepada upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia serta mutu kehidupan guna mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri, produktif, sejahtera lahir dan batin menuju peradaban yang madani dalam menghadapi persaingan global. Secara khusus, tujuan pembangunan bidang kesehatan di Kota Medan adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, tumbuhnya kesadaran dan keberdayaan masyarakat untuk hidup sehat serta meningkatnya sistem surveilans , monitoring dan informasi kesehatan.

Salah satu indikator kesehatan penduduk untuk mengukur derajat kesehatan adalah angka kelahiran total ( Total Fertility Rate = TFR). Angka ini menunjukkan banyaknya bayi lahir dalam keadaan hidup per 1000 penduduk. Tinggi rendahnya TFR angka ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kondisi kesehatan, perumahan, pendidikan, penghasilan, agama maupun sikap terhadap besarnya anggota keluarga. Besarnya angka kelahiran total di Kota Medan pada tahun 2007 adalah sebesar 2,13 per mil dan mengalami penurunan pada tahun 2008 menjadi 2,11 per mil serta menurun kembali menjadi 2,01 per mil pada tahun 2009. Kondisi ini mencerminkan bahwa pada tahun 2009 rata-rata terdapat 2 bayi yang dilahirkan oleh seorang wanita selama usia suburnya yaitu dari usia 15 – 49 tahun.

Sementara itu, indikator lain yang digunakan adalah angka kesakitan (morbidity rate ). Selama periode 2007 – 2009, angka kesakitan umum pada masyarakat Kota Medan mengalami peningkatan dari 20,13% pada tahun 2007 menjadi 20,15% pada tahun 2008 namun mengalami penurunan yang signifikan dalam tahun 2009 menjadi 18,00%. Angka ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan masyarakat Kota Medan yang mengalami keluhan kesehatan ringan dengan Sementara itu, indikator lain yang digunakan adalah angka kesakitan (morbidity rate ). Selama periode 2007 – 2009, angka kesakitan umum pada masyarakat Kota Medan mengalami peningkatan dari 20,13% pada tahun 2007 menjadi 20,15% pada tahun 2008 namun mengalami penurunan yang signifikan dalam tahun 2009 menjadi 18,00%. Angka ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan masyarakat Kota Medan yang mengalami keluhan kesehatan ringan dengan

Tabel III-12. Indikator Kesehatan Masyarakat Kota Medan Tahun 2007 – 2009

Tahun

No. Jenis Indikator 2007 * 2008 2009 )

1. Angka Kelahiran Total, TFR (%)

2. Angka Harapan Hidup (tahun)

3. Angka Kematian Bayi, IMR (%)

4. Rata-rata Anak Lahir Hidup (jiwa)

5. Rata-rata Anak Masih Hidup (jiwa)

18,00 Sumber : BPS Kota Medan

6. Angka Kesakitan Umum (%)

Keterangan : * ) Angka Sementara

Disamping itu, indikator makro untuk derajat kesehatan masyarakat Kota Medan lainnya dapat dilihat dari angka kematian bayi per 1000 kelahiran yang hidup. Berdasarkan data tahun 2007 – 2009 menunjukkan bahwa angka kematian bayi di Kota Medan semakin menurun dari 14 bayi pada tahun 2007 menjadi 10 bayi pada tahun 2009. Sedangkan untuk rata-rata angka anak lahir hidup selama periode yang sama semakin membaik, yaitu dari 1,34 jiwa pada tahun 2007 menjadi sebesar 1,31 jiwa tahun 2009.

Selanjutnya, untuk rata-rata angka anak masih hidup juga menunjukkan kondisi yang baik, yaitu dari 1,29 jiwa pada tahun 2007 menjadi 1,29 jiwa pada tahun 2009. Kondisi ini menunjukkan adanya perbaikan untuk taraf kesehatan masyarakat Kota Medan secara keseluruhan dan berdampak pada semakin Selanjutnya, untuk rata-rata angka anak masih hidup juga menunjukkan kondisi yang baik, yaitu dari 1,29 jiwa pada tahun 2007 menjadi 1,29 jiwa pada tahun 2009. Kondisi ini menunjukkan adanya perbaikan untuk taraf kesehatan masyarakat Kota Medan secara keseluruhan dan berdampak pada semakin

Derajat kesehatan masyarakat Kota Medan yang relatif semakin membaik, tentunya tidak terlepas dari upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang dijalankan. Dalam kaitan tersebut, Pemerintah Kota Medan dalam beberapa tahun terakhir telah melaksanakan kebijakan dan program-program yang mendukung pelayanan kesehatan masyarakat seperti rujukan, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pengembangan pembinaan lingkungan sehat, pembinaan pos pelayanan terpadu (posyandu), peningkatan quality assurance di puskesmas, imunisasi dan dukungan kelembagaan kesehatan yang dibentuk.

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kota Medan selama periode 2007 – 2009 juga diarahkan kepada peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar serta rujukan yang diberikan. Pelayanan dasar kesehatan ini diberikan oleh Puskesmas/Puskesmas Pembantu yang saat ini mencapai 39 unit dan 41 unit puskesmas Pembantu di samping Puskesmas Keliling sebanyak

27 unit, 2 unit Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta serta Praktek Dokter. Jangkauan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat berpengasilan rendah juga semakin meningkat seiring dengan adanya pelayanan kesehatan dasar tanpa bayar di tingkat Puskesmas yang ada di Kota Medan, di samping penambahan ruang rawat inap untuk pasien kurang mampu pada RSU Pirngadi Medan.

3.4.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan gambaran komprehensif mengenai tingkat pencapaian pembangunan manusia di suatu daerah sebagai

Perkembangan angka IPM memberikan indikasi peningkatan atau penurunan kinerja pembangunan manusia disuatu daerah. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah Kota Medan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM di wilayahnya, baik dari aspek fisik (kesehatan), aspek intelektualitas (pendidikan), aspek kesejahteraan ekonomi (daya beli), serta aspek moralitas (iman dan ketaqwaan).

Tabel III-13. Perkembangan IPM Kota Medan dan Sumatera Utara Periode 2007 – 2009

Tahun Medan

Sumatera Utara

Sumber : BPS Kota Medan Keterangan : * ) Angka Sementara

Tabel 10 III-13 di atas menunjukkan bahwa perkembangan IPM Kota Medan selama periode 2007 – 2009 cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan IPM ini seiring dengan tingkat perkembangan ekonomi masyarakat yang juga semakin membaik selama periode tersebut. Pada tahun 2007, IPM Kota Medan mencapai angka 75,60 dan meningkat menjadi 76,00 pada tahun 2008 atau mengalami peningkatan sebesar 0,40 poin. Sedangkan pada tahun 2009, IPM Kota Medan mengalami peningkatan hingga mencapai angka 76.60. Sementara itu, dibandingkan dengan angka capaian IPM Propinsi Sumatera Utara dan nasional, angka IPM Kota Medan masih lebih tinggi dibandingkan dengan angka capaian IPM Sumatera Utara dan nasional.

Peningkatan IPM Kota Medan mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan Peningkatan IPM Kota Medan mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan

BAB – IV KEBIJAKAN DAN PROGRAM TERPADU PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT BERBASIS IPM DI KOTA MEDAN (Kondisi Existing yang sudah dilaksanakan selama tahun 2005 – 2009)